Korea Selatan
G. Output dan Dampak Pengembangan KEK
Sektor Manfaat yang Diterima Investor
• Bantuan keuangan untuk pembangunan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah untuk
keperluan orang asing. Penghapusan Kebijakan
(Deregulasi) • Peraturan(sekarang inipenggunaan dapat dilaksanakan lahan untukminimal kawasan mengatur metropolitan). pembangunan pabrik dan perluasan
• Mengangkat pembatasan tentang masuknya pelaku bisnis UKM.
• Pembayaran mata uang asing dalam transaksi sehari‐hari dibawah US $ 10.000 diijinkan. Manajemen Usaha dan
Ketenagakerjaaan •
Dibebaskan atau diijinkan tidak membayar secara mingguan
• Bebas dari kewajiban tenaga kerja veteran, tidak terampil, dan tua. Rumah sakit dan
Apoteker Internasional
Rumah sakit yang dibiayai pihak asing dan apoteker untuk pekerja asing diijinkan Dukungan
Administratif
Bahasa inggris diijinkan untuk memproses dokumen publik investasi luar negeri Penyiaran Saluran Luar
Negeri
Perbandingan jaringan siaran luar negeri pengembangan saluran dari 10 arus menjadi 20 %.
Pengembangan pendidikan
• Sekolah‐sekolah dapat didirikan oleh investor luar negeri
• Pemukiman dalam negeri dapat disertai dengan pembangunan sekolah‐sekolah asing Sumber : FTZ and Port Hinterland Development, Korea Maritime Institute and United Nations ESCAP
Struktur dan peran kelembagaan pengelola kawasan termasuk regulasi insentif fiskal dan non fiskal
1. Struktur Pengelola
2. Peran kelembagaan pengelola
3. Bentuk Fasilitas yang disediakan pemerintah
Singapura
Strategi pemerintah Singapura dalam mengembangkan ekonomi :
1. Sadar akan kekurangan sumberdaya alam dan pasar domestik, maka Singapore mengadopsi pendekatan pro‐bisnis, pro investasi luar negeri, orientasi ekspor, dan memfokuskan investasi pada infrastruktur.
2. Pengembangan SDM, dimana Pemerintah memberikan anggaran yang besar (21 %) untuk sektor pendidikan dan teknologi melebihi AS yang hanya 4 % (UNESCAP, 2005)
3. Terletak di lokasi strategis yakni berada pada jalur pelayaran internasional
4. Fokus pada pengembangan bsisnis di bidang pelayanan jasa ekonomi bagi Negara‐negara di Asia Tenggara, meskipun luas wilayahnya sangat kecil.
5. Tahun 1965‐1980 : menekankan pada industri padat karya yang dikendalikan oleh faktor produksi.
6. Tahun 1980 ‐1990 : penekanan pada industry padat modal yang dikendalikan oleh faktor investasi.
7. Tahun 2000 : penekanan pada sector jasa berbasis padat iptek yang dikendalikan oleh faktor inovasi.
G.
Output dan Dampak Pengembangan KEK
China
Salah satu contoh perkembangan output SEZ Shenzen
Total GDP Shenzen 676,54 milyar yuan Tahun 2007, baik dari 14 ,7 % melebihi tahun sebelumnya. Shenzen adalah peringkat teratas diantara kota dataran China dalam konteks kekuatan ekonomi. Tahun 2001, Shenzen menduduki peringkat ke ‐ 4 kontribusi terhadap GDP China dan peringkat teratas dalam GDP per kapita tahun 2001, dan peringkat ke ‐ 3 dalam penggunaan dana asing (PMA).
36 Bab IV
Penyerapan tenaga kerja : Tahun 2001 jumlah pekerja meningkat menjadi 3,3 juta orang dibanding tahun sebelumnya.
Kontribusi sektor industri sekunder Shenzen merupakan jumlah kontribusi terbesar se ‐ China mulai Tahun 2001 sebesar 1,85 juta yuan meningkat 5,5 %, dan di sektor industri tersier yang tumbuh cepat sebesar US$ 1,44 juta tahun 2001 meningkat 11,6 %. Namun, di sisi lain kontribusi industri primer terhadap GDP Shenzen turun 17,3 % sedangkan kontribusi industri tersier meningkat 15 %.
Dalam Bursa Saham Shenzen terdapat 35 juta investor yang teregistrasi. Sejak tahun 1990 Bursa saham Shenzen tumbuh menjadi pasar modal sekitar 1 Trilyun yuan (US $ 122 milyar). Terkait dengan prinsip‐prinsip regulasi, inovasi, pengusahaan dan pelayanan, Bursa saham Shenzen telah fokus pada pengembangan usaha kecil menengah ketika mencari strata pasar yang tidak terhubungkan dengan UKM.
Dukungan SDM tenaga kerja, terdapat 20 % para PhD China bekerja di Shenzen (Tahun 2007).
Shenzen merupakan markas beberapa perusahaan berteknologi tinggi tersukses di China, seperti Huawei, Tencent, ZTE. Perusahaan terbesar Taiwan seperti Hon Hai Group memiliki lahan industri manufaktur/elektronik di Shenzen. Banyak perusahaan asing berteknologi tinggi memiliki kawasan teknologi dan iptek di Nanshan Distric atau di luar distrik utama dimana upah tenaga kerja dan lahan lebih murah.
Dalam sektor perbankan, bank yang terbesar di China juga terdapat di Shenzen.
Permukiman : saat ini Shenzen memperlihatkan perkembangan populasi (9 juta penduduk) dan perkembangan aktifitas pembangunan tercepat selama 30 tahun setelah dibentuk SEZ. Kawasan permukiman untuk pekerja cukup jauh sehingga pekerja umumnya pulang pergi sebagai komuter karena banyak yang berasal dari Dongguan.
Shenzen merupakan pusat gedung‐gedung tertinggi ke sembilan di dunia, dimana ada 23 gedung dengan ketinggian diatas 200 m di Luohu dan Futian. Shenzen sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis (seperti SEG Plaza) di Shenzen memiliki ketinggian gedung 356 m dengan 292 lantai merupakan gedung tertinggi ke dua di dunia. Shenzen memiliki banyak proyek‐proyek fasilitasi publik terbesar di China, seperti Internasional Trade Centre yang dibangun tahun 1985. Dan sekarang sedang dibangun menara Kingkey finance setinggi 439 m yang akan rampung tahun 2010.
Mekanisme perintah pembelian dan penjualan produk telah direncanakan sejalan dengan program pekan raya pasar terbuka melalui sistem otomatis, untuk membuat peluang harga terbaik berdasarkan harga berlaku, dan di sini ketahanan volume perdagangan sudah sangat kuat.
Dampak positif
a. Terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cepat.
b. Peningkatan jumlah lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja dalam skala besar. c. Peningkatan pendapatan /devisa.
d. Pengembangan penerapan teknologi modern.
e. Efisien dalam berproduksi yang mengarah pada kluster.
f. Turut berkembangnya sektor lain sebagai respon dari perkembangan aktifitas ekonomi di Shenzen seperti sektor jasa perdagangan, pusat‐pusat perbelanjaan, dan lain‐lain.
Dampak negatif :
1. Terjadinya peningkatan konversi lahan pertanian atau perdesaan menjadi kawasan industri seperti di SEZ Shenzen (Guangdong) yang memperlihatkan keajaiban ekonomi China menghasilkan pertumbuhan ekonomi meningkat 28 % selama 25 tahun. Namun di sisi lain terdapat banyak masalah :
a. Shenzen saat ini harus membayar mahal atas terjadinya kerusakan lingkungan, tingkat kejahatan yang melonjak tinggi dibandingkan dengan Shanghai, eksploitasi kelas buruh terutama buruh pendatang dimana tingkat upah hanya US $ 80 per bulan.
Bab IV 37 b. Investor yang dibujuk dengan harga lahan yang murah, memenuhi peraturan
ketenagakerjaan dan kelemahan atau ketidak‐efektifan peraturan lingkungan.
c. Kurangnya pertimbangan dalam mengejar pertumbuhan, menuju model input yang tinggi, konsumsi yang tinggi dan output yang rendah sangat berdampak pada lingkungan. Tahun 2004, China menghabiskan 4,3 kali batu bara dan listrik seperti AS dan 11,5 kali Jepang untuk mendorong setiap peningkatan US $ 1 nilai GNP. Selain itu 20 % penduduk tinggal di area yang tingkat polusinya tinggi.
d. Menurut Bank Dunia, masalah lingkungan adalah penyebab kematian 300.000 orang setiap tahun. Pemerintah China mengakui bahwa biaya polusi di nagaranya sangat mengejutkan sekitar US $ 200 billion per tahun atau sekitar 10 % dari GDP China.
2. Tidak terkendalinya peningkatan jumlah penduduk, sehinga terjadi peningkatan 70 % jumlah perumahan tidak permanen. Karena hampir semua masyarakat lokal Shenzen merasa bahwa jika membuat rumah di perkotaan mereka tidak dapat bersaing dengan penduduk kota China lainnya, dengan alasan karena upah buruh di Shenzen lebih rendah daripada di upah buruh di Hongkong. Rata‐rata penduduk Shenzen berumur kurang dari 30 tahun, dimana 8,49 % berumur 0 ‐ 14 tahun, 88,41 % berumur 15‐59 Tahun, 1,5 % berumur 20‐24 dan 1,22 % berumur di atas 65 tahun.
India
Output pengembangan SEZ di India dilihat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekspor, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.17 Tingkat Pertumbuhan Ekspor dari SEZ di India
Tahun Nilai Ekspor (Rs. Crore) Pertumbuhan
2003‐2004 13,854 39 %
2004‐2005 18,314 32 %
2005‐2006 22,840 25 %
2006‐2007 34,615 52 %
2007‐2008 66,638 92 %
Sumber : Background Note Special Economic Zones in India, Ministry a Commerse and Industry Derpartmen Of Commerse dalam http://sezindia.gov.in/HTMLS/about.htm
Keterangan 1 crore = 10 juta rupees
SEZ ada yang dikembangkan atas inisiasi pemerintah dan ada yang dikembangkan oleh pihak swasta :
SEZ yang dikembangkan oleh pemerintah (EPZ) yang diconvert menjadi SEZ) sebanyak 7 SEZ yang terdiri dari 862 perusahaan, jumlah tenaga kerja yang terserap 158.197 orang, investasi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Rs 527,77 crores (keterangan 1 crore = 10 juta rupees), dan PMA sebanyak Rs 2823,08 crores
SEZ yang dikembangkan/diinisiasi oleh swasta adalah 12 SEZ, dengan total unit perusahaan sebanyak 154 perusahaan, menyerap tenaga kerja sebanyak 20.566, jumlah pengembang sebanyak 204, nilai total ekspor SEZ tahun 2005‐2006 adalah 3182,86 dan meningkat pada Tahun 2006‐2007 sebesar 9301,89 atau meningkat sebesar 192,25 %.
Total nilai ekspor dari SEZ pada tahun 2005 ‐ 2006 : Rs. 22839,53 crores dan terus meningkat tahun 2006‐2007 menjadi 34787,47 crores (meningkat 52 %) (sumber :
http://www.propertyvertical.com/SEZ_Report_May_07.pdf). Sementara itu menurut Export
Promotion Council for EOUs and SEZs (Badan Pengembangan Ekspor dan SEZ di Departemen
Perdagangan dan Industri India) versi Oktober 2008 bahwa total tenaga kerja di seluruh SEZ mencapai 349.203 dibandingkan dengan tahun 2006 yang berjumlah 214.499, dan total investasi di SEZ tahun 2008 adalah Rs 81.093 crore dibandingkan Tahun 2006 sebanyak Rs 73348 crore (keterangan 1 crore = 10 juta rupees)
38 Bab IV
Data dari Badan Promosi Ekspor dan SEZs yang menghitung dari 84 % SEZ terjadi peningkatan jumlah ekspor sebanyak 381 % selama empat tahun (2003‐2007).
Perkembangan ketersediaan infrastruktur :
1. Salah satu SEZ di India yang memiliki fasilitas kelas dunia/internasional adalah SEZ AMRL yaitu suatu SEZ yang dibangun dengan standar kelas dunia untuk mempercepat perkembangan bisnis secara pesat. AMRL SEZ adalah SEZ pertama yang menerapkan multiproduk di India atas kerjasama perusahaan AMRL internasional Tech City limited od AMRL group dengan Tamil Nadu Industrial development coorporation.
2. Lokasi SEZ AMRL berbatasan dengan jalan tol nasional, luasnya 2500 acres (1 acre = 4.046,8 m2) yakni lebih dari 10.000.000 m2.
3. Keterkaitan aksessibilitas :
SEZ AMRL memiliki akses sangat memadai terhadap 7 pusat bisnis utama di India, jalan tol nasional 7 (NH‐7) yang terletak di batas timur menghubungkan SEZ dengan semua semua pusat kota utama.
Cabang dari jalan tol nasional NH 7 (NH – 7 A) terhubungkan dengan bandar udara dan pelabuhan Tuticorin (termasuk 10 pelabuhan utama di India) dimana jarak SEZ AMRL ke palabuhan Tuticorin 82 km).
Akses ke jalur kereta api : terdapat jalur kereta api dari utara ke selatan memotong batas sebelah timur dekat SEZ yang tersambungkan dengan semua pusat kota utama, dan dekat dengan gudang container dan pelabuhan utama negara.
Akses ke pelabuhan laut : posisi strategis yakni sangat dekat dengan jalur pelayaran internasional East–West, 35 feet draught, pelabuhan ini mendapat penghargaan ISO 9001 : 2000 dan ISO 14001 : 2004, memiliki akses memadai terhadap jalur kereta api dan jalan menuju kota‐kota utama, kedalam pelabuhan 14 mts, kapasitas pelabuhan 20,55 juta ton, container terminal operated of Singapore Authority, hanya di selatan India yang langusng menawarkan pelayanan petikemas mingguan untuk USA, Eropa, laut merah, dll, petikemas setiap hari memberikan pelayanan untuk Colombo.
Akses ke bandar udara : lokasi SEZ AMRL sangar dekat dengan beberapa bandar udara seperti Tuticorin sekitar 74 km, bandar udara Madurai sekitar 180 km, bandar udara internasional trivandum sekitar 3 jam via jalan tol NH‐7 atau sekitar 650 km, dan bandar udara internasional Chennai via jalan tol NH‐7 dan NH 45.
4. Jaringan telkom kelas dunia dengan kecepatan besar dan volume data transfer 13 tbps bandwith tersedia melalui 2 kabel bawah laut, dan serat jaringan nilai tambah layanan komunikasi tersedia pada 7 penyedia layanan.
5. Listrik dan air : ketersediaan listrik dan air sangat terjamin dari berbagai sumber pengairan, sementara kapasitas listrik tersedia lebih dari 13.500 MW.
6. Akses terhadap lahan dan tenaga kerja : SEZ menyediakan tenaga kerja murah dan sewa / harga lahan yang murah.
7. Pusat kesehatan : tersedia 22 rumah sakit, 17 lembaga medis, dan sistem yang sangat baik dalam pelayanan kesehatan.
Singapura
Perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Singapura sejak tahun 1980 hingga 2008, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.18 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan PDB Singapura Tahun 1980 – 2008
Tahun PDB ($ juta) NIlai Tukar Tingkat Pertumbuhan Ekonomi per 5 Tahun
1980 25,117 2.14 Singapore Dollars
Bab IV 39
Tahun PDB ($ juta) NIlai Tukar Tingkat Pertumbuhan Ekonomi per 5 Tahun
1990 66,778 1.81 Singapore Dollars 71 % 1995 119,470 1.41 Singapore Dollars 78 % 2000 159,840 1.72 Singapore Dollars 33 % 2005 194,360 1.64 Singapore Dollars 21 % 2007 224,412 1.42 Singapore Dollars 2008 235,632 1.37 Singapore Dollars
4.1.3.
Pengalaman
Indonesia
dalam
Pengembangan
Kawasan
Strategis
Ekonomi
Terjadinya pergantian Undang‐undang Penataan Ruang yang baru (Undang 26/2007) menyebutkan Kawasan Strategis adalah kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya, dan/atau peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Sebagai bentuk implementasi dari UU Penataan Ruang, terbit Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), diantaranya menyebutkan bahwa penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan yaitu dari sudut kepntingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi, serta kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Penetapan KSN dari sudut kepentingan ekonomi memenuhi kriteria sebagai berikut :
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh
Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional
Memiliki potensi ekspor
Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal
Berdasarkan kriteria tersebut dan Lampiran X PP 26 tahun 2008 tentang RTRWN, terdapat 76 kawasan strategis nasional yang kalau dikelompokkan akan terbagi ke dalam beberapa pendekatan seperti : Kawasan industri, KAPET, KPBPB, Kawasan Ekosistem, Kawasan Hutan Lindung, Konservasi
dan Taman Nasional, Kawasan Perbatasan, dan Kawasan Perkotaan. Namun kajian ini, pembahasan
difokuskan pada kawasan‐kawasan yang berpengaruh dalam percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi nasional, diantaranya melalui pendekatan konsep pengembangan :
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) mulai Tahun 1996
Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas (KPBPB / FTZ) mulai Tahun 2007
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK / SEZ), saat ini dalam tahap pembahasan RUU di DPR
Meskipun ada juga Kawasan Strategis Nasional yang tidak termasuk ke dalam PP 26 tahun 2008 seperti Kawasan Industri dan Kawasan Berikat. Namun dalam Bab ini tetap akan dijelaskan tentang kebijakan Kawasan Industri dan Kawasan Berikat sebagai bagian substansi penggerak ektiiftas ekonomi kawasan di KAPET, KPBPB ataupun KEK. Dalam kajian ini, masing‐masing kawasan di bahas mengenai : latar belakang, dasar hukum, definisi, tujuan dan sasaran, fasilitas/kemudahan, regulasi insentif yang ditawarkan di setiap kawasan, bentuk dan fungsi kelembagaan, sumber pendanaan, kendala, output dan lain sebagainya. Untuk Kawasan Industri dan Kawasan Berikat tidak dibahas
40 Bab IV
secara khusus atau terpisah per sub Bab, namun kedua kawasan tersebut secara otomatis sudah masuk menjadi penggerak aktifitas yang ada di kawasan KAPET, atau KPBPB ataupun KEK.
Berikut penjelasan mengenai karakteristik konsep pendekatan pengembangan Kawasan Strategis Bidang Ekonomi pengalaman implementasi di Indonesia :