• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

Dalam dokumen jilid3 komoditas peternakan lainnya (Halaman 128-134)

Keywords: Beef cattle, Lokal Feed, palm kernel cake (PKC)

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sleman meliputi tiga Desa yakni: (1) Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan; (2) Desa Margo Agung Kecamatan Seyegan dan Desa Wukirharjo Kecamatan Prambanan. Ke tiga desa tersebut merupakan desa pendampingan kawasan rumah pangan lestari di Kabupaten Sleman oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta Tahun 2015. Metode yang digunakan adalah suvei dengan menggunakan kuiseoner terstruktur yang melibatkan 3 kelompok Wanita Tani. Petani dipilih secara sengaja yaitu ke tigaanggota kelompok wanita, Pengamatan yang dilakukan terhadap pendapatan petani dari program kawasan rumah pangan lestari meliputi berapa jumlah rumah tangga yang mengikuti program KRPL, pendapatan dari kebun bibit desa (KBD): data produksi komoditas sayuran dan buah yang ditanam responden, harga jual, pengeluaran untuk usahatani komoditas yang ditanam, dan pendapatan rumah tangga tangga. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi lapangan dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Data dianalisis menggunakan diskriptif dan analisis usahatani secara sederhana (Rusastro, I.W, 2004); wwwicalpolekegi.blogspot.co.id/2011/12/ilmu-usahatani.htm; dengan rumus sebagai berikut :

Penerimaan usaha tani (Revinue)= P X HP dimana P = Produksi

HP = Harga Produksi

113

Pendapatan usaha tani yaitu selisih antara total penerimaan dengan total biaya, dengan rumus sebagai berikut :r = TR – TC

dimana r = Pendapatan

TR= Total Revenue (Total penerimaan) diperoleh dari P X HP TC = Total cost (Total biaya) dari semua biaya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan analisis pendapatan, perlu diketahui karakteristik wilayah lokasi kegiatan, nama kelompok, perkembaqngan jumlah Rumah pangan lestari (RPL) yang terlibat

1. Karakteristik wilayah lokasi pengkajian :

Luas wilayah Kabupaten Sleman 574,82 km2 dan memiliki luas pekarangan lebih dari 18 ribu hektar yang tersebar di 17 kecamatan (BPS Kabupaten Sleman, 2008). Berdasarkan data statistik Kabupaten Sleman, 2008 bahwa wilayah Kabupaten Sleman terletak pada ketinggian tempat 100 mdpl – 2500 m dari permukaan laut (dpl), dengan rata-rata curah hujan 22,8 mm/bulan, kelembaban 73,0 – 86,0 % dan temperatur udara 25,50 C – 27,50 C.

Nama kelompok tani, wilayah dan Koordinat lokasi pendampingan tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Nama kelompok tani, wilayah dan Koordinat Lokasi Pendampingan di

Kabupaten Sleman 2015

No Kecamatan/ Desa/ Kelurahan Tinggi Tempat (m dpl)

Letak geografis Garis Bujur Garis Lintang

Selatan 1. KWT Tani Mulyo Raharjo dan Kelompok

Tani Margo Mulyo di Dusun Cancangan, Desa Wukirsari,

Kec. Cangkringan, Sleman

567 110º 26´ 7º 39´

2 KWT “Makmur Lestari”, Dusun Watukangsi, Desa Margo Agung

Kec.seyegan, Sleman

196 110º 25.6´ 7 º 45.1´

3 KWT Sekar Arum, Dusun Watukangsi, Desa Wukirharjo

Kec. Prambanan, Sleman

227 110º 32´ 7 º 49´

Sumber analisis data primer 2015

Pada Tabel 1. Menunjukkan bahwa Letak wilayah dan kebun bibit desa di Wukirharjo dan Margo Agung termasuk dataran rendah < 400 m dpl dan di Desa Wukirsari termasuk wilayah dataran medium (567 m dpl). Menurut (Sohat, 2004) bahwa wilayah yang memiliki ketinggian tempat 0 – <400 m dpl digolongkan dataran rendah; 400 - 750 m dpl digolongkan dataran medium dan wilayah yang memiliki ketinggian tempat > 750 m dpl digolongkan dataran tinggi. Sayuran yang tumbuh baik pada dataran rendah sampai datatan tinggi (bayam, cabai merah, cabai rawit, kangkung, slada, sledri, terong, timun dan tomat). Sayuran yang tumbuh baik pada dataran medium sampai tinggi (bawang putih, brokoli, bunga kol, kobis). Tanaman empon-empon (jahe emprit, jahe gajah dan jahe merah) tumbuh baik pada ketinggian tempat rendah sampai medium (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2009) 2. Perkembangan KRPL

Perkembangan KRPL meningkat dari awal kegiatan Perkembangan keluarga yang mengikuti kegiatan KRPL tertera pada Tabel 2. Pada tabel 2 menunjukan bahwa jumlah keluarga yang mengikuti KRPL betambah, setiap desa pada awal kegiatan hanya 20 KK, pada akhir kegiatan menjadi 65 KK (Desa Wukirsari), 50 KK (Desa Margo Agung) dan 35 KK (Desa Wukirharjo). Pada tahun 2016 ini, meskipun sudah tidak kami dampingi, kegiatan KRPL tersebut masih berjalan. Kegiatan apabila dirasakan oleh masyarakat itu bermanfaat dan meningkatkan pendapatan kegiatan tersebut akan tetap berjalan. Peningkatan jumlah KK diindikasikan bahwa kegiatan tersebut mampu memberikan manfaat bagi petani sehingga kegiatan KRPLdapat berjalan. Menurut (BB2TP, 2014) meliputi tiga aspek yaitu kebun bibit desa, kawasan rumah pangan dan kelembagaan. Jika penilaian dari ke tiga aspek (KBD, kawasan pangan dan kelembagaan) total nilai > 250 (program KRPL berlanjut). Jika total nilai 150-250 (program KRPL berlanjut tetapi tersendat) dan total nilai 100 – 150 (program KRPL tidak berlanjut). Selanjutnya Murwati dan Wiendarti Indri Werdhany (2016) menyatakan bahwa kegiatan KRPL di Desa Wukirsari mempunyai total nilai 253, Desa Margo Agung total nilai 272 dan Desa

114

Wukirharjo total nilai 274. Dengan total nilai > 250 berarti kegiatan ke tiga desa tersebut masih berlanjut/ masih berjalan.

Tabel 2. Perkembangan keluarga yang mengikuti KRPL 2015

No Lokasi/ Desa Jumlah KK/awal Jumlah KK akhir kegiatan

1. Wukirsari 20 65

2. Margo Agung 20 50

3. Wukirharjo 20 35

Jumlah 60 150

Sumber analisis data primer2015

3. Pendapatan KRPL

Pendapatan KRPL diperoleh dari tanaman sayuran seperti tomat, cabai, terong, dan lain-lain. Disamping sayuran ada buah pepaya, jahe tergantung spesifik lokasi. Tanaman yang merupakan wajib ditanam adalah tanaman terong, tomat dan cabai. Pendapatan ini didukung juga oleh pendapatan dari kebun bibit desa (KBD). Petani yang menanam cabai di sawah, sebagian besar membeli bibit di KBD, karena tahu bahwa bibit di KBD itu merupakan bibit sehat, yang ditandai bahwa bibit jika ditanam di lahan sawah kurang terserang penyakit.

3.1. Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Analisis pendapatan KRPL di Desa Wukirsari tertera pada Tabel 3 dan Analisis Pendapatan KBD tertera Tabel 4.

Pada tabel 3. Menunjukkan bahwa analisis pendapatan di kawasan Rumah

pangan lestari (KRPL) di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman pada

tahun 2015 sebesar Rp 21.532-500,-

Tabel 3. Analisis pendapatan KRPLdi Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman Tahun2015

No Komoditas Hsl/kg Jumlah RPL Jml prod (kg) Harga satuan (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Tomat 6 65 390 7.500 2.925.000 130.000 2795.000 2 Cabai Merah 5 65 325 12.500 4.0625.00 325.000 3.737.500 3 Terong 16 65 1040 4.000 4.160.000 325.000 3.835.000 4 Bawang daun 10 65 650 8.000 5.200.000 195.000 5.005.000 5 Stroberi phn 1 60 15.000 900.000 150.000 750.000 6 Sawi 5 65 325 5.000 1.625.000 325.000 1300.000. 7 Sledri 2 65 130 12.000 1.560.000 325/000 1.235.000 8 Bawang putih 2 1 2 20.000 40.000 5000 35.000 9 Cabe Rawit 6 65 390 7.500 2.925.000 325.000 2.600.000 10 Kobis 3 30 90 3.500 315.000 75.000 240.000 Total 23..712500 218000 21.532.500

Sumber analisis data primer 2015

Masing-masing tanaman mempunyai umur yang berbeda seperti tomat, cabai, terong, loncang, bawang putih, kobis dalam satu tahun ditanam 2-3 kali, karena umur tanaman 3-5 bulan. Jika Sawi yang ditanam dalam satu tahun 7-8 kali tanam, karena umur tanaman hanya 1 bulan, tanaman sudah dipanen. Selain pendapatan yang berasal dari tanaman sekitar, petani juga memperoleh pendapatan dari KBD yang tertera pada Tabel 4.Pendapatan di KBD Desa Wukirsari sebesar Rp 2.927.500 ,-Pendapatan tertinggi dari hasil penjualan buah pepaya dan diikuti hasil penjualan bibit cabai. Komoditas kangkung juga disenangi oleh masyarakat yang rasanya manis, dan jika digigit itu renyah apabila masaknya optimal. Tanaman kangkung Varietas Sutera dari Badan litbang Pertanian memberikan hasil yang baik bagi petani

115

Tabel 4. Analisis pendapatan KBD di Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman 2015

No Jenis Komoditas Hasil (kg/ikat) Harga satuan (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Cabe Rawit 10 7500 75.0000 20.000 55.000 2 Bawang Merah 2 15000 30.000 5.000 25.000 3 Jahe 12 20000 240.000 30,000 210.000 4 Bayam 75 ikt 1500 112.500 5.000 107.500 .5 Cabe Merah 15 12.500 187.500 75.000 112.500 6 Kacang panjang 7 5000 35000 10.000 25.000 7 Kangkung 50 ikt 500 25000 10.000 15.000 8 Terong 4 15000 60000 10.000 50.000 9 Tomat 7 7500 52500 35.000 17.500 10 Pepaya 104 15000/bh 1.560.000 50.000 1.510.000 11 Penjualan Bibit/benih cabai 10.000 120 1.200.000 400.000 800.000 Total 3.5775.00 650.000 2.927.500

Sumber analisis data primer2015

3.2. Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Margo Agung, Kecamatan Seyegan , Kabupaten Sleman

Analisis pendapatan KRPL di Desa Margo Agung tertera pada Tabel 5 dan Analisis pendapatan dari KBD tertera Tabel 6.

Tabel 5. Analisis pendapatan KRPL di Desa Margo Agung, Sleman 2015

No Jenis Komoditas Hasil /kg Jumlah RPL Produksi (kg) Harga satuan (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Tomat 1 50 50 3500 175.000 125.000 50.000 2 Cabe 1 50 50 7500 375.000 125.000 250.000 3 Terung 6 50 300 3000 900.000 100000 800.000 4 Bawang daun 2 50 100 8000 800.000 125.000 675.000 5 Sawi 6 50 300 3000 900.000 50.000 850.000 6 Cabe rawit 4 50 200 4500 900.000 50.000 850.000 Total 4.050.000 575.000 3.475.000

Sumber analisis data primer2015

Pada Tabel 5. Menunjukkan bahwa analisis pendapatan KRPL di Desa Margo Agung Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman sebesar Rp 3.475.000,. -Hasil penjualan terbesar diperoleh dari komoditas cabai rawit dan sawi.

Tabel 6. Analisis pendapatan KBD di Desa Margo Agung, Sleman.2015

No Jenis komoditas Hasil (kg/ikt) Harga (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Cabe Rawit 10 7500 75000 10.000 65.000 2 Bawang Merah 4 15000 60000 10.000 50.000 3 Jahe 12 10000 120000 15,000 105.000 4 Bayam 120 ikat 1500 180.000 10,000 170.000 5 Cabe Merah 12 7500 90000 15,000 75.000 6 Kacang panjang 10 3500 35000 10.000 25.000 7 Kangkung 50/ikt 1000 50000 10.000 40.000 8 Terong 30 5000 150000 15,000 135.000 9 Tomat 7 2500 17500 15.000 2500

10 Jual Bibit 3000 bibit 120 36000 100.000 260.000

Total 1.137.500 210.000 927.500

116

Tabel 6 menunjukkan bahwa analisis pendapatan dari KBD di Desa Margo Agung, Kecamatan Seyegan, Sleman sebesar Rp 927.500,-

3.3. Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman

Analisis pendapatan KRPL di Desa Wukirharjo tertera pada Tabel 7 dan Analisis pendapatani KBD tertera Tabel 8. Pada Tabel 7. Menunjukkan bahwa, pendapatan terbesar pada tanaman jahe. Lokasi ini pada tahun 2015 mendapat juara pertama tingkat propinsi Daerah istimewa Yogyakarta (DIY), dalam mengembangkan tanaman toga, khususnya tanaman jahe.

Tabel 7. Analisis pendapatan KRPLdi Desa Wukirharjo dari komoditas, produksi, jumlah, harga tahun 2015 No Komoditas Rata2 Hasil (Kg) Jumlah RPl/ KK Jumlah produksi Harga satuan (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Bayam 8 35 280 3000 840.000 175.000 665.000 2 Kangkung 10 35 350 3000 1.050.000 175.000 875.000 3 Cabai 1 35 35 16000 560.000 175.000 385.000 4 Terong 12 35 420 4000 1.680.000 175.000 1505.000 5 Bawang daun 4 35 140 8000 1.120.000 175.000 945.000 6 Tomat 2 35 70 5000 350.000 175.000 175.000 7 Jahe 10 35 350 15000 5.250.000 1.050.000 4,200.000 8 Kunyit 2 35 70 5000 350.000 175.000 175.000 9 Kencur 1,5 35 52,5 10000 525.000 175.000 350.000 Total 11.725.000 2.450.000 9.275.000

Sumber analisis data primer2015

Hasil analisis KBD di Desa Wukirharjo terbesar dari hasil penjualan Timun.. Jenis timun yang ditanaman Varietas Timun Mars yang merupakan varietas dari Badan Litbang Pertanian yang memberikan pendapatan dari KBD 21% dari total pendapatan KBD

Tabel 8. Analisis pendapatan KBD Desa WukirharjoTahun 2015

No Komoditas Produksi (Kg/Ikat) Harga (Rp) Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Jumlah Pendapatan (Rp) 1 Kangkung 500 500 250000 25.000 225.,000 2 Cabe merah 4 16000 64000 50.000 14.000 3 Kacang panjang 5 3000 15000 5.000 10.000 4 Sawi 10 7500 75.000 10.000 65.000 5 Timun 20 8500 170.000 20.000 150.000 6 Bayam 100 2000 200.000 25.000 175.000 7 Jahe 5 15000 75000 5.000 70.000 Total 849.000 140.000 709.000

Sumber analisis data primer2015

Hasil tertinggi dari KBD di Desa Wukirharjo adalah kangkung Varietas Sutra dari Badan Litbang Pertanian yakni sebesar Rp 225,000,- memberikan pwndaptan 31,7% dari total pendapatan KBD. Pendapatan ke tiga desa KRPL yang tertinggi adalah KRPL Desa Wukirsari Rp 21.532.500,- hal ini disebabkan karena komoditas yang ditanam adalah komoditas yang tumbuh baik pada dataran medium (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2009)yang umumnya tanaman dataran medium harganya lebih menjanjikan seperti bawang daun, dan stroberi. Selanjutnya pendapatan diikuti oleh KRPL Wukirhajo Rp 9.275.000,-,karena KRPL Wukirharjo mempunyai komoditas andalan yaitu toga (jahe emprit, dan jahe merah). KRPL Wukirharjo ini8 menjadi juara satu tingkat provinsi di Daerah istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 (Murwati, dkk, 2015). Sedangkan pendapatan terendah KRPL .Margo Agung Rp 3.475.000,-, karena komoditas yang diusahakan tidak spesifik yakni komoditas yang diusahakan mempunyai penyebaran tumbuh yang sangat luas di dataran rendah sampai tinggi seperti bayam, sawi, cabai, terong (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2009), dan ada tanaman bawang daun tumbuh tetapi pertumbuhannya kurang optimal.

117

Pendapatan dari ke tiga KBD yang tertinggi adalah Desa Wukirsari Rp 2.927.500,- karena ada kerja sama dengan petani yang menanam cabai di sawah. Selanjutnya pendapatan KBD diikuti Desa Margo Agung (Rp 927.500,- . KBD Margo Agung juga menjual bibit cabai merah pada petani sawah, tetapi belum optimal. Pendapatan KBD terendah di Desa Wukirharjo Rp 709.000,-karena beluam ada kerjasama dengan petani yang menanam cabai di sawah (Murwati, dkk,2015).

KESIMPULAN

Hasil analisis pendapatan pendampingan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) ke tiga desa di Kabupaten Sleman, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rumah pangan lestari (RPL) di tiga desa memberikan pendapatan rumah tangga yang bervariasi yaitu Wukirsari mencapai Rp 21.532.500,- diikuti Rp Wukirharjo Rp.9.275.000,- dan terendah DesaMargo Agung sebesar Rp.3.475.000,-

2. Sementara itu pendapatan dari kebun bibit desa (KBD) yang terbesar di Desa Wukirsari sebesar Rp 2.927.500 diikuti Margo Agung Rp.927.500 dan Desa Wukirharjo Rp 709.000,-

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapkan terimakasaih kami sampaikan kepada tim KRPL kabupaten Sleman : Sutarno SST, Heri Basuki SST, dan Charisnalia Setyowati SP. Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada ke tiga kelompoktani: KWT Mulyo Raharjo di Desa Wukirsari, KWT Makmur Lestari di Desa Margo Agung dan KWT Sekar Arum di Desa Wukirharjo serta Kepala Desa Wukirsari, Margo Agung dan Wukirharjo yang telah mendukung kegiatan KRPL di Kabupaten Sleman.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2012. Petunjuk pelaksanaan model kawasan rumah pangan lestari, Balai Besar Penelitian dan PengkajianTeknologi pertanian. Badan Litbang Pertanian,Bogor.

Badan Litbang Pertanian. 2012. Pengembangan kawasan rumah pangan lestari. BadanLitbang Pertanian,Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2008. Slemandalam angka. Sleman.

BBP2TP. 2014. Kuiseioner mapping klaster kawasan rumah pangan lestari. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Bogor.

Direktorat Jenderal Hortikultura.2009. Vademekum budidaya dan usaha tanaman sayuran dan biofarmaka. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran Dan Biofarmaka, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian. Jakarta.

Murwati dan Wiendarti Indri Werdhany. 2016. Titikpointkeberlanjutanprogram kawasanrumahpanganlestari (KRPL) di Sleman. Makalah disampaikan pada seminar nasional di Universitas Sebelas Maret Surakarta, 27 April 2016.

Murwati, Sutardi dan Sutarno. 2015. Evaluasi KRPL Kabupaten Sleman. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta.

Rukmana, R. 2005. Bertanam sayuran di pekarangan. PenerbitKanisius. Yogyakarta.

Rusastro,I.W. 2004. Analisis ekonomi usahatani dan kelayakan Finansiil teknologi pada skala pengkajian pelatihan analisis finansial dan ekonomi bagi pengembangan sistem agribibnis wilayah 29 Nopember-9 Desember 2004.

Sinar Tani, 2011. Melongok kawasan rumah pangan lestari di Pacitan. Edisi 3425. Oktober 2011. Sohat J., 2004. Buletin pengembangan dan UML, kentang dataran medium Balitsa.Badan Litbang

Pertanian. Lembang- Jawa Barat.

http://icalpolekegi.blogspot.co.id/2011/12/ilmu-usahatani.htm. Ilmu Usahatani. ical pole kegiatan mari berkreasi dengan alam sekitar dengan partisipasi kreatifitas , jumat 02 Desember 2011, diunduh 23 Oktober 2016.

118

TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) DALAM

Dalam dokumen jilid3 komoditas peternakan lainnya (Halaman 128-134)