• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBICARA Bermain Peran

Dalam dokumen 295407513 BSE Bahasa Inddonesia Kelas 8 (Halaman 30-33)

1. Menentukan karakter tokoh dalam naskah yang telah ditulis siswa.

2. Memerankan tokoh sesuai dengan karakter yang dituntut dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat.

Materi:

Bermain peran.

Rep. www kbrisingapura.com

Gambar 2.2 Belajar bermain peran

Pada Bab 1 kamu telah berlatih menulis naskah drama. Dari karya seluruh siswa, tentu ada beberapa yang terbaik. Cobalah, bersama-sama dengan guru memilih beberapa naskah yang terbaik untuk dipentaskan (secara sederhana) di depan kelas. Namun demikian, jika menurut guru naskah tersebut masih perlu dibenahi lagi, berikut ini disajikan teks drama yang cukup mudah dipahami isinya dan mudah juga dipentaskan.

Warisan

(Drama Satu Babak)

Panggung menggambarkan sebuah teras rumah sederhana. Bangku kayu panjang yang sudah tua diletakkan di sebelah kanan pintu masuk rumah, di bawah jendela. Sarju sedang duduk termenung. Tangannya menimang-nimang sebuah cincin emas. Di sebelahnya ada secangkir minuman. Yati keluar dari pintu sambil membawa sepiring penganan.

Yati : (Sambil meletakkan piring di bangku) Masih juga Kakang bersedih. Ini sudah genap sepuluh hari sejak ibu meninggal. Sudahlah, Kang, ibu sudah pergi. Tak usah terus bersedih. Arwah ibu pasti sudah tenang di sana.

Sarju : Bukan itu masalahnya, Yati.

Yati : Lalu apa? Sebenarnya, apa yang Kakang pikirkan? (Duduk di sebelah suaminya)

Sarju : Ini . . . . (Sambil memperlihatkan cincin yang sejak tadi ditimangnya)

Yati : (Memerhatikan cincin di tangan Sarju) Ada apa dengan cincin kecil itu? Bukankah hanya itu satu-satunya warisan dari ibu. Dijual pun, tidak seberapa harganya.

Sarju : Kamu keliru, Yati. Ibu juga mewariskan sawah untuk kita.

Yati : Sawah? Sawah yang mana? Sawah sepetak itu harus kita bagi dengan Kang Sarman, kakak kandungmu yang sekarang entah di mana. Coba hitung, berapa biaya yang sudah kita keluarkan untuk pengobatan ibu? Tidak sebanding dengan warisan yang kita dapatkan dari ibu. Selama ibu sakit, siapa yang merawatnya? Aku. Aku, kan . . . . Lalu, berapa kalau kita harus membayar orang untuk merawat ibu . . . . Sementara kakakmu itu, enak saja pulang-pulang terus mengambil warisan.

Sarju : Sudah, Yati. Sudah! Jangan membuat pikiranku makin keruh. Sampai hari ini Kang Sarman belum juga pulang. Padahal, ada satu wasiat ibu yang belum kulaksanakan.

Yati : Wasiat? Wasiat apa?

Sarju : Sebelum meninggal, ibu berpesan agar aku menyerahkan cincin ini kepada Kang Sarman?

Yati : (Terkejut) Apa? Jadi, cincin itu pun harus kita serahkan kepada Kang Sarman? Lalu, apa yang kita dapat setelah susah payah merawat ibu?

Sarju : Cincin ini haknya Kang Sarman. Dia anak sulung di keluargaku. Aku tidak berani menentang wasiat orang yang sudah meninggal. Lagi pula, seperti katamu tadi, cincin ini tak seberapa harganya. Buat apa kamu sesali?

. . . .

Naskah drama yang kamu baca di atas baru adegan pertama. Naskah drama berjudul Warisan

tersebut terdiri atas dua adegan dalam satu babak. Meskipun demikian, kamu sudah cukup memahami karakter Sarju dan Yati, bukan? Untuk lebih jelasnya, simaklah uraian berikut ini!

1.

Karakter Tokoh

Ada dua kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemain drama ketika hendak mementaskan sebuah naskah. Dua hal itu adalah kemampuan menghayati karakter tokoh yang akan diperankan dan kemampuan mewujudkan karakter tokoh yang diperankan melalui akting. Agar dapat menghayati karakter tokoh yang akan diperankan, seorang pemain perlu melakukan interpretasi (penafsiran) terhadap karakter tokoh seperti tuntutan naskah. Penafsiran karakter tokoh meliputi tiga dimensi, yakni dimensi fisiologis, dimensi psikologis, dan dimensi sosiologis. Dimensi fisiologis berkaitan dengan sosok fisik tokoh (bentuk tubuh, tinggi badan, warna kulit, rambut, dan sebagainya). Dimensi psikologis menyangkut karakter tokoh (sifat, watak, tabiat, kemauan, dan sebagainya). Adapun dimensi sosiologis menyangkut hubungan antara seorang tokoh dan tokoh yang lain.

Jika menurut guru naskah kalian masih perlu dibenahi, bacalah dahulu naskah drama berikut dengan cermat! Cobalah kamu berlatih memahami ceritanya dan menentukan karakter tokoh yang hendak kamu perankan!

Hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah memahami makna dialog yang terdapat dalam naskah. Dialog tersebut perlu diolah lebih lanjut melalui kegiatan olah batin (emosi), olah vokal, dan olah tubuh (mimik dan gesture) yang mendukung karakter tokoh.

Perhatikan kutipan naskah Bapak karya B. Soelarso berikut ini!

Mata si Bapak berkaca basah, berulang kali menggumam kata-kata ”pengkhianat”. Dengan menahan amarah campur kepedihan hati, si Bapak mengeluarkan sebuah potret ukuran kartu pos dari dalam map yang tadi dibawanya. Potret diperlihatkan kepada si Bungsu dan Perwira.

Bapak : Lihat-lihat! Dia dalam seragam tentara Kolonial, dengan pangkat Letnan! Lengkap dengan bintang-bintang jasa khianatnya menghiasi dada.

Si Bungsu menghentikan sedu-isakan- nya, cepat merebut potret dari tangan si Bapak. Gemetar si Bungsu menatap potret. Kemudian seolah potret itu pun terlepas sendiri jatuh ke lantai. Si Bungsu menutupkan kedua belah tangannya pada wajahnya beriring suara melengking pasrah.

Bungsu : Abang!

Bapak : Tak perlu diratapi, Nak.

Si Bungsu dengan mata berkaca basah mengangguk pelan sambil menahan kerunyaman hati, dan deraian air mata

kepedihannya. Si Bapak mengambil map, diserahkannya kepada Perwira yang masih tertegun dengan wajah muram.

Bapak : Bawa! Di dalamnya penuh dokumen rahasia-rahasia militer. Mungkin sekali juga, kunci sandi dinas rahasia tentara Kolonial. Sebab dia ternyata opsir dalam Dinas Rahasia Tentara Kerajaan. Nak, izinkan kubertanya. Apa yang akan kalian lakukan terhadapnya, sekiranya ia sampai tertangkap kalian?

Berdasarkan kutipan naskah di atas, kamu dapat menentukan karakter tokoh dengan tabel berikut.

Nama Tokoh : Bapak

Karakter : . . . .

Dialog Emosi Vokal Mimik Gesture

Lihat-lihat! Dia dalam seragam tentara kolonial, dengan pangkat Letnan! Lengkap dengan bintang-bintang jasa khianatnya menghiasi dada.

Tak perlu ia diratapi, Nak.

Bawa! Di dalamnya penuh dokumen rahasia- rahasia militer. Mungkin sekali juga, kunci sandi rahasia tentara Kolonial. Sebab dia ternyata opsir dalam Dinas Rahasia Tentara Kerajaan. Nak, izinkan kubertanya. Apa yang akan kalian lakukan terhadapnya, sekiranya ia sampai tertangkap kalian?

sedih, marah haru trenyuh sadar, tegas keras lemah keras, datar tegang muram, berkaca- kaca serius menunjukkan potret memegang bahu si Bungsu memegang map dan menyerah- kannya kepada perwira

Gambar 2.3 Bapak memperlihatkan foto kepada si Bungsu dan Perwira

Jika dilihat dari dialog, emosi, vokal, mimik, dan gesture, dapat disimpulkan bahwa karakter tokoh Bapak adalah tegas dan pemberani.

Sekarang, coba kamu uji kemampuanmu melalui kerja mandiri berikut.

Coba kerjakan dengan tepat di buku tugasmu!

1. Bacalah sekali lagi kutipan naskah drama berjudul Warisan di depan!

2. Pilihlah salah satu tokoh yang akan kamu perankan, kemudian tentukan karakternya! Gunakan tabel seperti di atas!

3. Bacakan hasil kerjamu di depan kelas! Mintalah komentar dari teman yang lain!

4. Jika masih ada yang keliru, benahi pekerjaanmu berdasarkan tanggapan dari temanmu! 5. Kumpulkan hasilnya kepada guru untuk dinilai!

2.

Bermain Peran sesuai dengan Karakter Tokoh

Setelah melakukan analisis terhadap karakter tokoh yang akan diperankan, langkah selanjutnya adalah berlatih mengucapkan dialog. Agar dapat mengucapkan dialog tokoh dengan tepat, kamu perlu berlatih vokal dengan memerhatikan intonasi dan artikulasi. Intonasi berkaitan dengan lagu kalimat, baik jeda (perhentian), tekanan (keras dan lembut), nada (tinggi dan rendah), maupun dinamika (cepat dan lambat)nya ucapan.

Selain itu, kamu juga perlu memerhatikan mimik dan gesture. Mimik berkaitan dengan gerak- gerik roman muka (termasuk kontak mata), sedangkan gesture berkaitan dengan gerak tubuh, seperti gerak kepala, tangan, atau kaki.

Berbagai kegiatan telah kamu coba. Sekarang, cobalah bermain peran pada kegiatan berikut ini!

Dalam dokumen 295407513 BSE Bahasa Inddonesia Kelas 8 (Halaman 30-33)