• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjelaskan Alur, Pelaku, dan Latar Novel

Dalam dokumen 295407513 BSE Bahasa Inddonesia Kelas 8 (Halaman 105-108)

1. Menentukan alur cerita dalam novel dengan

bukti yang meyakinkan.

2. Menentukan karakter tokoh dengan bukti yang meyakinkan.

3. Menentukan latar novel dengan bukti yang faktual.

Materi:

Novel. Dok. Penerbit

Gambar 6.3 Belajar menentukan alur, pelaku, dan latar dalam novel

Dalam sebuah novel digambarkan liku-liku kehidupan tokoh yang sarat dengan konflik dan ketegangan. Konflik dan ketegangan inilah yang membuat novel memiliki daya tarik dan daya pikat. Selain konflik dan ketegangan, ada unsur lain yang membuat daya tarik sebuah novel, yaitu alur, pelaku, dan latar.

Kata Kunci: Alur Cerita – Karakter – Latar

Bacalah dengan saksama kutipan novel berikut ini! . . . .

Ada berpuluh-puluh motor malam ini, berbagai jenis, berkumpul di kuburan Cina. Mereka masih berkelompok, merencanakan taktik yang tepat untuk memenangkan balapan motor ini. Rutenya Serang–Anyer, sejauh 45 km.

”Roy!” teriak Dulah. ”Malam ini riwayatmu habis!” Katanya ketus dan sombong. Si bandel hanya mengepalkan tinjunya.

Berpuluh-puluh motor melesat bagai peluru. Deru mesinnya menembus langit. Mengganggu

tidurnya dewa-dewi. Mengganggu heningnya alam.

Ketajaman mata, rasa percaya diri, dan konsentrasi dibutuhkan sekali pada balapan seperti ini. Di mana kondisi jalan yang ber- gelombang, berlubang, dan gelap, siap men- jerumuskan kita ke malapetaka yang dahsyat. Belum lagi di kiri-kanan, motor-motor yang melesat bagai anak panah, dengan deru mesinnya yang menusuk telinga dan mencengkeram jantung sehingga kemungkinan bersenggolan dan

bertabrakan besar sekali. Juga tikungan-tikungan yang kalau malam hari seperti tidak ada habisnya, biasanya menjadi arena yang paling mengerikan. Tapi anehnya, mereka tidak memedulikan maut yang selalu mengintai.

Garis finis semakin dekat. Motor-motor kesetanan.

”Ayo, Roy!” Dulah berteriak menandingi deru mesin.

Roy terus melesat. Orang-orang menguber- nya. Angin menampar wajah mereka. Bintang- gemintang bertepuk riuh memeriahkan pekik mereka. Pekik para berandal. Gelora para berandal. Yang menganggap hidup ini hanya sekali dan direguk sepuas-puasnya.

Bumi semakin terbakar oleh gelora mereka. Akhirnya mereka kelelahan. Deru knalpot pun begitu. Pekik mereka juga. Geloranya juga. Semuanya tertelan debur ombak, tenggelam ke dasarnya. Terhirup angin pantai, terseret ke tengah lautan.

Ya, mereka kelelahan.

Api unggun pun dinyalakan. Pesta hura-hura dengan air kenikmatan dan asap memabukkan membius mereka. Sampai kokok ayam pertama kedengaran mereka merayakannya.

”Aku mengaku kalah, Roy,” Dulah me- nyodorkan tangannya.

Mereka berjabat tangan. Hangat dan erat. Permusuhan sudah terkubur ke perut bumi, ke dasar lautan. Kadangkala persahabatan bisa dimulai dari mana saja. Ada yang dimulai dengan adu jotos dulu, sebatang rokok, atau mungkin kalian punya cara sendiri?

Mereka duduk di tepi pantai. Debur ombak berdebur di hati mereka. Perkelahian tempo hari itu tiba-tiba melintas di benak mereka.

”Joe mati di sini, Roy!”

Dulah melirik Roy. Dia gelisah sekali. ”Aku memang pantas kamu benci, Roy. Di pantai ini Joe, anjing herdermu, kami bunuh. Aku memang yang menyuruh kawan-kawan untuk melakukan itu.”

”Aku menyesal sekali, Roy. Maafkan aku.” Roy sebenarnya marah sekali ketika men- dengar kalimat Dulah tadi. Semuanya bangkit lagi. Meluap lagi sampai ke ubun-ubunnya. Tapi Dulah kini meminta maaf, Roy! Tuhan saja Maha Pengampun. Masa kamu kebalikannya, Roy?

Roy melemparkan amarahnya ke laut, kuat- kuat, lewat batu kerikil. Dia lantas tersenyum, menepuk-nepuk bahu Dulah. ”Bagiku, hidup bukan untuk saling membenci, Dul. Tapi saling menghargai. Mengasihi.”

”Kita lelaki, sama-sama punya kekuatan dan keberanian. Itu tergantung kepada kita, apakah bisa memanfaatkannya dengan baik. Atau hanya untuk ugal-ugalan dan sok jagoan.”

”Aku harus banyak belajar dari kamu, Roy.” Roy tertawa kecil, ”Belajarlah dari alam, dari sekelilingmu, Kawan! Karena alam adalah guru kita yang paling bijaksana,” dia merangkul bahu sobat barunya.

(Dikutip dari Balada Si Roy, karya Gola Gong)

Pada pembelajaran kali ini kita akan belajar menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar novel. Simaklah uraian berikut ini!

1.

Alur Cerita

Untuk menentukan alur sebuah novel, kamu harus membaca novel secara keseluruhan. Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk jalinan cerita.

Tahapan alur yang umum digunakan dalam cerita adalah sebagai berikut. a. Perkenalan, yaitu perkenalan tokoh utama kepada pembaca.

b. Penampilan masalah, yaitu tokoh utama mulai menghadapi masalah.

c. Klimaks (puncak ketegangan), yaitu tokoh utama mengalami konflik yang memuncak. d. Antiklimaks, yaitu ketegangan mulai menurun. Konflik yang dihadapi tokoh utama mulai

gbr. Roy dan Dullah duduk di tepi pantai

e. Peleraian atau penyelesaiannya, yaitu konflik yang dihadapi tokoh utama selesai atau berakhir. Akhir dari konflik tersebut bermacam-macam. Ada yang berakhir bahagia (happy ending), berakhir sedih, atau menggantung (tanda tanya) dipersilakan pembaca menentukan sendiri finalnya.

Alur dibedakan menjadi alur maju, alur mundur, alur campuran. Perhatikan tahapan alur kutipan novel Balada Si Roy berikut ini!

Perkenalan : (Tidak ikut dalam kutipan).

Penampilan Masalah : Persiapan balap motor di kuburan Cina.

Klimaks : Dulah mulai mengancam Roy hingga berlangsungnya balap motor dari Serang ke Anyer.

Antiklimaks : Dulah mengakui kekalahannya dan meminta maaf kepada Roy saat di Anyer.

Peleraian : Roy memberi nasihat kepada Dulah.

Berdasarkan urutan tersebut dapat disimpulkan bahwa kutipan novel Balada si Roy

menggunakan alur maju. Peristiwa-peristiwa dalam kutipan tersebut bergerak lurus dari awal cerita hingga akhir cerita.

2.

Karakter Tokoh

Ada beberapa cara yang lazim digunakan oleh pengarang dalam menggambarkan watak tokoh cerita, antara lain sebagai berikut.

a. Secara Langsung

Pengarang mendeskripsikan watak tokoh cerita secara langsung sehingga pembaca dapat mengetahui karakter dari tokoh cerita yang dibacanya.

b. Secara Tidak Langsung

Pengarang mendeskripsikan watak tokoh cerita secara tidak langsung melalui beberapa cara. Misalnya, keadaan lingkungan, jalan pikiran, tindakan yang dilakukan, atau reaksi tokoh lain terhadap tokoh tertentu.

Agar analisis terhadap karakter tokoh dapat diterima oleh orang lain, kita perlu menyertakan bukti yang meyakinkan dengan cara mengutip teks yang mendukung karakter tokoh.

Contoh

Watak tokoh ”Si Roy” adalah sabar dan tidak mudah terbawa emosi.

Bukti tekstual : ”Roy!” teriak Dulah. ”Malam ini riwayatmu habis!” Katanya ketus dan sombong. Si bandel hanya mengepalkan tinjunya.

3.

Latar

Latar atau setting mencakup tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya cerita. Dalam novel, latar dapat digambarkan secara jelas atau rinci, dapat juga digambarkan secara tidak langsung dengan menampilkan tanda-tanda tertentu.

Uraian di atas cukup membantu pemahamanmu terhadap alur, karakter tokoh, dan latar sebuah cerita. Cobalah asah kemampuanmu dengan mengerjakan kegiatan berikut ini!

Coba kerjakan dengan tepat di buku tugasmu!

1. Carilah sebuah novel di perpustakaan sekolahmu, kemudian bacalah dengan saksama! 2. Berdasarkan novel yang kamu baca, kerjakan tugas berikut ini!

a. Tentukan alur cerita dengan menunjukkan bukti tekstualnya!

b. Tentukan perwatakan pelaku dengan menunjukkan bukti tekstualnya! c. Tentukan latar kutipan novel dengan menunjukkan bukti tekstualnya! 3. Bacakan hasil kerjamu di depan kelas!

4. Berikan kesempatan kepada guru dan teman-temanmu untuk mengomentari hasil kerjamu!

Kerja Mandiri 2

D

MENULIS

Menulis Puisi Bebas

Dalam dokumen 295407513 BSE Bahasa Inddonesia Kelas 8 (Halaman 105-108)