• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menulis Puisi Bebas 1 Mendata objek yang akan dijadikan bahan

Dalam dokumen 295407513 BSE Bahasa Inddonesia Kelas 8 (Halaman 141-144)

untuk menulis puisi.

2. Mendeskripsikan objek dalam baris-baris yang bersifat puitis.

3. Menyunting sendiri puisi yang ditulis.

Materi:

Penulisan puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan.

Dok. Penerbit

Gambar 8.4 Berlatih menulis puisi bebas

Pada pembelajaran Bab 6 kamu telah diajak untuk menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Agar kemampuanmu dalam menulis puisi bebas makin mantap, pada pembelajaran kali ini kamu diajak lagi berlatih menulis puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan.

Kata Kunci: Mendata Objek – Mendeskripsikan – Menyunting

1.

Mendata Objek yang Akan Dijadikan Bahan Penulisan Puisi

Sebelum menulis puisi, sebaiknya datalah objek yang akan dijadikan bahan penulisan puisi! Apa pun objek yang ada di sekelilingmu, dapat dijadikan bahan penulisan puisi. Peristiwa-peristiwa yang pernah kamu alami pun dapat menjadi bahan penulisan puisi.

Perhatikanlah data yang berkaitan dengan sosok seorang ibu berikut ini!

Objek Data

Ibu

Tangisan/air mata seorang ibu ibarat mata air yang tetap lancar mengalir ketika datang musim kemarau.

Sebagai tempat berlindung.

Sebagai tempat membersihkan diri, meminta maaf bila ada kesalahan. Memberikan kehidupan, pekerjaan, dan mencari rezeki.

Sebagai seseorang yang paling berjasa dalam hidup seorang anak.

2.

Mendeskripsikan Objek dalam Baris-Baris yang Bersifat Puitis

Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan objek ke dalam baris-baris puisi yang bersifat puitis. Hal itu dilakukan dengan cara mengembangkan lebih lanjut data yang telah kita catat. Baris-baris puisi dapat dikatakan bersifat puitis jika menggunakan pilihan kata yang tepat sehingga mampu menimbulkan irama bunyi (sajak) tertentu. Ada beberapa variasi permainan bunyi (sajak), antara lain sebagai berikut.

a. Asonansi dan Aliterasi

1) Asonansi merupakan persamaan bunyi vokal pada kata-kata dalam puisi. Contoh

lantaran aku tahu

2) Aliterasi merupakan persamaan bunyi konsonan pada kata-kata dalam puisi. Contoh

saat bunga kembang menyemerbak bau sayang

. . . .

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

b. Rima Awal dan Rima Akhir

Contoh

aku mengangguk meskipun kurang mengerti . . . .

bila aku berlayar lalu datang angin sakal

Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

Jika kamu perhatikan dengan saksama, ada persamaan bunyi di awal kata, yaitu bunyi

me- pada kata mengangguk, meskipun, dan mengerti. Persamaan bunyi atau persajakan semacam itu disebut rima awal. Pada larik berikutnya, kita temukan adanya persamaan bunyi di akhir kata, yaitu bunyi -al pada kata sakal dan kukenal. Persamaan bunyi semacam itu disebut rima akhir. Rima awal dan rima akhir dapat terletak pada baris yang berbeda, tetapi dapat juga pada baris yang sama.

c. Persajakan Horizontal dan Persajakan Vertikal

Contoh

aku mengangguk meskipun kurang mengerti . . . .

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh

Pada kutipan tersebut terdapat persamaan bunyi me- pada baris yang sama. Persamaan bunyi semacam itu disebut persajakan horizontal. Pada baris berikutnya terdapat persamaan bunyi (bahkan perulangan kata) tempatku dalam baris yang berbeda. Persamaan bunyi semacam itu disebut persajakan vertikal.

Aspek lain yang perlu kamu pertimbangkan dalam menulis puisi adalah pilihan kata (diksi). Hal ini karena diksi akan ikut menentukan unsur persajakan dalam puisi karyamu. Selanjutnya, kamu dapat mendeskripsikan objek berdasarkan data yang telah dicatat di depan. Objek tersebut dideskripsikan ke dalam baris-baris puisi. Hal itu dapat kamu lihat pada contoh berikut. Baris- baris puisi berikut ini disajikan sesuai dengan urutan data yang telah dicatat di depan. Simaklah!

• kalau aku merantau lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir

• ibu adalah gua pertapaanku

• tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

• tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku

• kalau ikut ujian, lalu ditanya tentang pahlawan, namamu ibu, yang akan kusebut paling dahulu

Kata merantau pada baris pertama sebenarnya bersinonim dengan kata bepergian, melancong,

berkelana, dan mengembara. Namun, mengapa penulis tidak memilih kata-kata tersebut?

Pertimbangannya adalah bahwa kata merantau mampu memberikan makna dan efek yang lebih khusus, yaitu melakukan perjalanan untuk mengadu nasib. Selain itu, kata merantau juga menimbulkan efek persamaan bunyi (persajakan) yang sama dengan kata kemarau dalam larik tersebut. Pada larik kedua terdapat kata gugur, yang dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata rontok, jatuh, dan luruh. Pemilihan kata gugur ini dimaksudkan untuk menyerasikan dengan

Perhatikanlah puisi berjudul Ibu berikut ini!

Ibu

Karya: D. Zawawi Imron

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau

sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau

sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku

di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku

dan ibulah yang meletakkan aku di sini

saat bunga kembang menyemerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudra sempit lautan teduh

tempatku mandi, mencuci lumut pada diri

tempatku berlayar, menebar pukat, dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu ibu, yang akan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu

engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala sesekali datang padaku

menyuruhku menulis langit biru dengan sajakku

3.

Menyunting Sendiri Puisi yang Ditulis

Langkah terakhir yang perlu kamu lakukan adalah menyunting puisi yang kamu tulis sendiri. Tujuannya agar puisi karyamu benar-benar mampu mewakili sekaligus mengekspresikan pikiran, perasaan, dan imajinasimu. Dalam menyunting puisi, perhatikan unsur persajakannya. Jika kamu anggap masih belum tepat, perbaikilah segera! Agar lebih jelas, simaklah kembali materi ini pada Bab 6!

Sekarang, untuk menguji pemahamanmu dalam menulis puisi,kerjakan pelatihan-pelatihan berikut ini!

Coba kerjakan dengan tepat di buku tugasmu!

1. Amatilah objek yang ada di sekitar lingkungan sekolahmu, kemudian pilihlah objek yang paling menarik untuk dijadikan sebagai bahan penulisan puisi!

2. Berdasarkan objek yang telah kamu pilih, datalah hal-hal yang berkaitan dengan objek tersebut!

3. Deskripsikan objek pilihanmu berdasarkan data yang telah kamu catat ke dalam larik-larik puisi! Setelah itu, berilah judul yang menarik!

4. Bacalah sekali lagi puisi yang telah kamu tulis, kemudian suntinglah jika ada hal-hal yang kamu anggap masih belum tepat!

5. Bacakan puisi karyamu di depan kelas dengan suara nyaring dan penghayatan yang tepat!

6. Kumpulkan puisimu kepada guru untuk dinilai!

Coba kerjakan soal berikut sebagai tugas rumah!

1. Buatlah sebuah puisi berdasarkan objek yang telah kamu amati! 2. Tulislah yang rapi dan kumpulkan kepada guru untuk diseleksi!

3. Beberapa puisi terbaik akan dikirimkan ke media massa dan yang belum baik akan di pajang di majalah dinding atau papan pajang!

Tugas Mandiri 3

Dalam dokumen 295407513 BSE Bahasa Inddonesia Kelas 8 (Halaman 141-144)