• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen penggolongan tipe AQ ini ditentukan oleh lembaga yang sudah berpengalaman dalam pembuatan tes AQ. Lembaga tersebut bernama Lembaga Psikologi Terapan Citra Indonesia (LPT Cindo) dengan alamat Jalan Blewah Raya II No. 11, Karangasem, Surakarta. Penggunaan tim ahli dalam pembuatan AQ mengakibatkan peneliti tidak perlu melakukan validasi dan uji coba terhadap instrumen ini.

c. Proses Pelaksanaan Instrumen

Setelah instrumen siap digunakan, selanjutnya peneliti melaksanakan tes AQ pada seluruh siswa kelas IX A.

d. Proses Analisis Data

Setelah siswa selesai mengerjakan instrumen tersebut maka instrumen dikembalikan kepada LPT Cindo untuk dilakukan analisis data untuk mengetahui tipe AQ dari masing-masing siswa.

2. Instrumen Pedoman Wawancara

Instrumen pendukung yang kedua adalah instumen pedoman wawancara. Penyusunan instrumen ini diawali dengan mempelajari dan mengkaji teori-teori proses berpikir yang dijadikan pedoman dalam menyusun pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun dengan mengacu pada tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui dan menggali informasi proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika yang didasarkan pada langkah-langkah Polya.

a. Tujuan Pembuatan Instrumen

Pedoman wawancara ini dibuat sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan wawancara terhadap siswa pada saat siswa menjawab tugas pemecahan masalah matematika. Wawancara ini dilakukan agar siswa dapat mengemukakan pendapat atau idenya dalam menyelesaikan masalah matematika yang didasarkan pada langkah-langkah Polya.

b. Proses Pembuatan Instrumen

Instrumen ini dibuat berdasarkan kajian teori pemecahan masalah matematika yang didasarkan pada langkah-langkah Polya. Setelah instrumen selesai dibuat maka instrumen ini akan dianalisis dan divalidasi dengan kriteria

commit to user

kejelasan butir pertanyaan dan keterarahan pertanyaan terhadap tujuan penelitian. Setelah instrumen selesai dianalisis dan divalidasi maka instrumen ini bisa digunakan pada subjek penelitian.

c. Proses Pelaksanaan Instrumen

Instrumen pedoman wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah siswa menuliskan jawabannya pada lembar jawaban terkait dengan pemecahan masalah matematika yang dilakukannya. Jika siswa mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu yang diajukan oleh peneliti maka peneliti akan membantu siswa untuk memberikan pertanyaan yang lebih sederhana tetapi tidak menghilangkan inti dari permasalahan.

d. Proses Analisis Data

Data yang diperoleh dari instrumen pedoman wawancara ini kemudian dianalisis dengan tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh peneliti. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui proses berpikir siswa dari masing-masing tipe AQ dalam menyelesaikan masalah matematika.

3. Instrumen Lembar Tugas Pemecahan Masalah Matematika

Instrumen pendukung yang ketiga adalah instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika.

a. Tujuan Pembuatan Instrumen

Instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika ini digunakan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

b. Proses Pembuatan Instrumen

Instrumen ini dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang ada di sekolah sehingga isi soal tidak menyimpang atau keluar dari apa yang telah dipelajari oleh siswa selama ini. Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity). Menurut Sugiyono (2011: 182), pengujian validitas isi untuk instrumen yang berbentuk tes dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.

commit to user

Pada penelitian ini, validitas isi digunakan untuk mengetahui apakah lembar tugas pemecahan masalah yang dibuat oleh peneliti sudah mewakili dari keseluruhan materi yang telah dipelajari. Validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen dengan maksud agar pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Setelah instrumen selesai dibuat maka instrumen akan dikonsultasikan dan divalidasi oleh tiga orang validator, yang terdiri dari dua orang ahli dan satu orang praktisi. Jika dua orang validator saja sudah mengatakan instrumen ini valid maka instrumen sudah dapat digunakan dalam penelitian. Dua orang ahli disini adalah dosen pendidikan matematika dan satu orang praktisi adalah guru mata pelajaran matematika SMP.

c. Proses Uji Coba Instrumen

Lembar tugas pemecahan masalah matematika yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu akan diuji cobakan di luar sampel penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dari tugas pemecahan masalah matematika tersebut. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen tugas pemecahan masalah matematika digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha dalam Anas Sudijono (2008: 208) adalah:

2 2 1 1 1 1 t i s s n n r

dengan: r11 = koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 1 = bilangan konstan

si2 = jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

s

t2 = varian total

Apabila r11 lebih dari atau sama dengan 0,70 berarti tugas pemecahan masalah matematika yang sedang diuji dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). Apabila r11 kurang dari 0,70 berarti bahwa tugas pemecahan masalah matematika yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable). Dengan demikian, maka penelitian ini

commit to user

harus memiliki r11 (koefisien reliabilitas tes) lebih besar atau sama dengan 0,70.

d. Proses Pelaksanaan Instrumen

Jika instrumen sudah dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen lembar tugas pemecahan masalah matematika diberikan kepada subjek yang terpilih dalam penelitian.

e. Proses Analisis Data

Proses analisis data terhadap instrumen ini dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan tugas pemecahan masalah matematika.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan angket dan wawancara berbasis tugas.

1. Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner menurut Sugiyono (2011: 199) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner cocok digunakan dalam jumlah responden cukup besar. Bentuk pertanyaan pada kuesioner ada bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Menurut Sukmadinata (2006: 219), pertanyaan terbuka pada angket berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas, sedangkan pertanyaan tertutup pada angket berisi pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.

Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket AQ. Angket ini digunakan untuk mengetahui tipe AQ dari masing-masing siswa. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup dimana siswa hanya bisa memilih

commit to user

alternatif jawaban yang ada pada angket. Angket pada penelitian ini ditentukan oleh tim ahli yang benar-benar paham mengenai AQ.

2. Wawancara Berbasis Tugas

Wawancara menurut Sugiyono (2011: 194) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Jenis wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara berbasis tugas. Siswa pertama kali akan diberikan tugas pemecahan masalah matematika dalam bentuk uraian yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Melalui tugas pemecahan masalah matematika ini juga dapat diketahui seberapa jauh siswa dapat memahami langkah-langkah penyelesaian atau pemecahan masalah matematika berdasarkan langkah-langkah Polya. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap siswa pada saat siswa akan menyelesaikan tugas tersebut. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

H. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) yang disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011: 366) meliputi uji kredibilitas, uji validitas, uji reliabilitas, dan uji obyektivitas.

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan triangulasi dan menggunakan kecukupan referensi. Triangulasi menurut Lexy J. Moleong (2007: 330) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ada tiga macam triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

commit to user

Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah dengan triangulasi waktu. Menurut Sugiyono (2011: 374), waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Pada triangulasi waktu ini untuk pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Pada penelitian ini, peneliti memberikan wawancara berbasis tugas sebanyak dua kali dengan hari yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa mendapatkan hasil yang benar-benar valid mengenai proses berpikir siswa dari masing-masing tipe AQ.

Menurut Sugiyono (2011: 375), referensi dapat digunakan sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat perekam berupa handycame pada saat melakukan wawancara dengan siswa. Alat perekam seperti handycame ini sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2011: 335) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi sehingga dapat dengan mudah dipahami. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah konsep Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2011: 337), aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

commit to user