• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam membuat putusan terkait pengasuhan anak,

Dalam dokumen Edisi 9 Majalah PA Edisi 9 (Halaman 46-50)

pengadilan harus

menempatkan kepentingan

terbaik anak sebagai

pertimbangan utama.

Bagaimana kepentingan

terbaik anak diukur dan

dicapai oleh Pengadilan

Keluarga Australia?

PERADILAN MANCANEGARA

Amandemen Hukum Keluarga Tahun 2006

Milestone penting terkait dengan pengasuhan anak di Australia terjadi pada tahun 2006. Ketika itu hukum

keluarga (Family Law Act 1975)

diamandemen khususnya terhadap ketentuan-ketentuan mengenai pengasuhan anak.

Menurut Beatrice Melita, setidaknya terdapat 5 (lima) perubahan dalam pengaturan pengasuhan anak dilakukan melalui

amandemen tersebut. Pertama,

perubahan peristilahan (terminology). Kedua, dimasukkannya praduga

(presumption) dalam mendefinisikan keadaan. Ketiga, perubahan terhadap hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kepentingan terbaik anak (best interest of the child). Keempat, perubahan tentang tata cara kasus-kasus anak diperiksa dan dikelola oleh Pengadilan Keluarga.

Kelima, perubahan aturan-aturan pembuktian dalam kasus-kasus anak (https://www.psychology.org.au).

Jika sebelumnya istilah-istilah terkait anak menggunakan istilah perwalian (guardianship), hak asuh dan hak kunjung (custody and access),

dalam amandemen ini istilah-istilah tersebut tidak lagi ada. Istilah perwalian digantikan dengan istilah tanggung jawab jangka panjang (long term responsibility), tempat tinggal

(residence) sebagai arti yang melekat pada hak asuh diganti dengan “tinggal bersama” (to live with), istilah kontak

(contact) sebagai bagian dari hak kunjung diganti dengan istilah

menghabiskan waktu bersama (to

s p e n d t h e t i m e w i t h ) d a n berkomunikasi (to communicate with).

Perubahan-perubahan istilah tersebut kecuali memperjelas makna dan bentuk yang dimaksud dari istilah sebelumnya, pada sisi yang lain dinilai sebagai pencitraan yang lebih positif. Di Amerika Serikat, Constance Ahrons dalam masterpiece-nya Good Divorce

melakukan hal serupa dengan memilih

menggunakan binuclear family (dua keluarga inti) untuk menggambarkan pasangan yang telah berpisah terkait dengan anak-anak mereka. Dengan terminologi tersebut Ahrons ingin menggambarkan bahwa meskipun telah terjadi perceraian, mantan pasangan tetaplah keluarga terkait dengan anak, sehingga keluarga inti yang dahulunya terdiri dari ayah, ibu dan anak terbelah menjadi dua keluarga inti yang diistilahkan dengan

binuclear family.

Asas Praduga dan Kepentingan Terbaik Anak

Meskipun pada peraturan perundang-undangan sebelumnya asas kepentingan terbaik anak telah diatur, namun pengaturannya belum rinci dan penafsirannya diserahkan kepada hakim. Beberapa preseden c u ku p b a nya k d i a c u s e b a ga i penafsiran atas asas tersebut.

Dalam undang-undang yang baru, kepentingan terbaik anak dalam kasus sengketa hak asuk dikonstruksi s e c a ra b e r t a h a p d a n d i n i l a i berdasarkan parameter yang jelas. Tahap pertama dari konstruksi hak asuh anak adalah praduga bahwa setelah perceraian terjadi pengasuhan yang dilakukan secara bersama-sama

(shared parenting) oleh kedua orang t u a d i p a n d a n g p a l i n g d e k a t m e r e f l e k s i k a n m a k n a a s a s kepentingan terbaik.

Praduga ini dibangun diatas pemikiran keniscayaan kebutuhan anak terhadap orang tua dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Anak tetap membutuhkan peran dan perhatian kedua orang tuanya meskipun keduanya telah bercerai. Pada sisi yang lain, kedua orang tuanya tetap memiliki tanggung jawab terhadap anak-anaknya meskipun mereka sudah tidak lagi dalam ikatan perkawinan.

Asas praduga ini diterapkan baik pada tahap persidangan maupun sebelum sengketa didaftarkan m e n j a d i s e b u a h p e r k a r a d i pengadilan. Sebelum ke pengadilan, kedua orang tua diharuskan untuk berusaha menyelesaikan masalah pengasuhan anak di luar pengadilan dengan cara melalukan mediasi pada mediator keluarga yang bersertifikat. Upaya penyelesaian di luar pengadilan ini bersifat wajib dengan pengecualian jika dalam riwayat pengasuhan terdapat kekerasan yang berpotensi mengancam keselamatan jiwa anak.

D a l a m m e d i a s i d i l u a r pengadilan, refleksi dari asas praduga ini adalah kemestian terlebih dahulu u n t u k m e n e g o s i a s i k a n s o a l kemungkinan untuk melakukan pengasuhan bersama. Pembahasan- nya meliputi dengan siapa anak akan tinggal, pembagian alokasi waktu anak-anak bersama kedua orang tuanya secara bergantian, pembagian alokasi tanggung jawab terhadap anak, pembahasan mengenai komunikasi dan alokasi waktu anak bersama keluarga besar ayah dan ibu, kesepakatan mengenai partisipasi orang tua dalam pengambilan k e p u t u s a n m e n g e n a i a n a k , mendampingi anak dalam berbagai kesempatan dan lain-lain yang terkait kepentingan anak.

PERADILAN MANCANEGARA

Menimbang Kepentingan Terbaik Anak dalam Putusan

Di Pengadilan Keluarga Australia, putusan tentang hak asuh anak bukan sekedar menentukan dengan siapa anak akan tinggal, melainkan juga menyangkut hal-hal lain yang berkenaan dengan pengasuhan anak. Seperti halnya cakupan mediasi sebagaimana diuraikan sebelumnya, putusan tentang pengasuhan anak

(parenting order) dapat meliputi: (1) dengan siapa anak akan tinggal; (2) berapa alokasi waktu yang diberikan kepada masing-masing orang tua dan keluarga lainnya; (3) alokasi pembagian tanggung jawab masing- masing orang tua; (4) Bagaimana anak-anak akan menghabiskan waktu dan berkomunikasi dengan orang tua yang tidak tinggal dengan anak-anak; (5) aspek-aspek lain terkait dengan perhatian, kesejahteraan, dan perkembangan anak.

Seperti halnya pada tahap mediasi, putusan tentang pengasuhan anak juga terlebih dahulu harus mempertimbangkan kemungkinan anak diasuh secara bersama-sama oleh kedua orang tuanya. Jika setelah d i p e r t i m b a n g k a n t e r n y a t a ke m u n g k i n a n i t u t i d a k b i s a dilaksanakan, barulah hakim mempertimbangkan siapa yang lebih memungkinkan untuk melakukan pengasuhan anak. Namun demikian, hak-hak dan kewajiban orang tua yang tidak tinggal bersama anak tetap dipertimbangkan sehingga anak tetap memiliki komunikasi dengan orang tuanya dan orang tuanya memiliki kontribusi terhadap perkembangan anaknya.

Dalam menentukan kepentingan terbaik bagi anak, Hakim harus m e m b u a t p e r t i m b a n g a n - pertimbangan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Amandemen Hukum Keluarga menentukan dua j e n i s p e r t i m b a n g a n , y a k n i

pertimbangan utama (primary

considerations) dan pertimbangan tambahan (additional considerations).

Pertimbangan utama setidak- tidaknya berisi 3 (tiga pertimbangan), yakni: (1) manfaat memiliki hubungan

yang berarti (meaningful relationship) dengan kedua orang tua bagi anak; (2) perlunya melindungi anak-anak dari bahaya fisik dan psikis, baik berupa penelantaran dan/atau kekerasan dalam keluarga; dan (3) memberikan penekanan lebih besar kepada perlindungan anak dari bahaya.

S e d a n gka n p e r t i m b a n ga n tambahan meliputi aspek-aspek yang sangat beragam, diantaranya:

(1) Pandangan anak-anak dan f a k t o r - f a k t o r y a n g berkemungkinan mempengaruhi padangan mereka, seperti tingkat kedewasaan dan pemahaman; (2) Hubungan anak-anak dengan

masing-masing orang tua dan orang lain, seperti kakek-nenek dan keluarga lainnya;

(3) Kesediaan dan kemampuan masing-masing orang tua untuk memfasilitasi dan mendorong hubungan yang dekat dan berkelanjutan antara anak dengan orang tua lainnya;

(4) Dampak yang mungkin terjadi akibat perubahan keadaan, termasuk perpisahan dengan salah satu orang tua atau orang yang pernah tinggal bersama anak, seperti kakek-nenek dan keluarga lainnya;

(5) Kesulitan praktis dan biaya anak- anak menghabiskan waktu dan berkomunikasi dengan salah satu orang tua;

(6) Kemampuan masing-masing orang tua untuk menyediakan kebutuhan anak;

(7) Kedewasaan, jenis kelamin, gaya

hidup dan latar belakang anak; (8) Perilaku masing-masing orang

tua terhadap anak dan tanggung jawabnya selaku orang tua; (9) Adanya kekerasan dalam rumah

tangga yang melibatkan anak- anak atau keluarga anak-anak tersebut;

(10) Ada atau tidaknya putusan pengadilan terkait kekerasan rumah tangga terhadap anak atau keluarga anak;

(11) Dampak putusan terhadap ke m u n g k i n a n m u n c u l nya gugatan lain terkait anak di belakang hari;

(12) Fakta-fakta atau keadaan- keadaan lainnya yang dipandang penting oleh Pengadilan;

Beberapa Contoh Putusan

Bagaimana bentuk konkret penyelesaian sengketa hak asuh anak di Pengadilan Keluarga Australia sebagaimana diuraikan diatas, berikut ini diketengahkan sebuah contoh putusan pengadilan terkait hal t e r s e b u t , y a k n i p e r k a r a

Stephanopoulos & Stephanopoulus

bernomor [2016] FamCA 65 yang diputus pada tanggal 11 Februari 2016.

Dalam amar putusannya hakim menyatakan bahwa ibu dan bapak memiliki tanggung jawab bersama

secara seimbang (equal shared

parental responsibility) terhadap anak pertama yang lahir pada tahun 2004 dan anak kedua yang lahir pada tahun 2007.

PERADILAN MANCANEGARA

Sehari-harinya anak-anak akan tinggal bersama dengan ibunya. S e m e n t a r a b a p a k n y a a k a n menghabiskan waktu bersama anak- anak pada waktu-waktu yang telah disepakati secara tertulis oleh bapak dan ibu. Pengadilan kemudian menyebut secara rinci waktu-waktu yang dimaksud.

Selain itu, amar putusan juga menyebutkan bapak dan ibu memiliki kebebasan untuk menghadiri

kegiatan-kegiatan penting bagi kesejahteraan anak, seperti kegiatan pendidikan, keagamaan, olahraga, kegiatan ekstrakurikuler dan ke g i a t a n - ke g i a t a n l a i n ya n g menghendaki kehadiran kedua orang tuanya.

Hakim juga menetapkan bahwa bapak dan ibu harus memfasilitasi anak-anak untuk berkomunikasi dengan orang tua lainnya manakala mereka sedang bersama satu orang tuanya.

Untuk sampai kepada penjatuhan amar tersebut , Hakim selain mendengarkan kedua orang tua, juga mendengarkan pengacara anak yang ditunjuk oleh pengadilan. Di Pengadilan Keluarga Australia, anak bukanlah objek yang didudukkan secara pasif ditengah perebutan kedua orang tuanya. Anak juga menjadi pihak dalam perkara yang diwakili oleh Pe n ga c a ra A n a k I n d e p e n d e n

(Independent Children's Lawyer - ICL) yang secara khusus ditunjuk oleh p e n g a d i l a n . K e a d a a n i n i m e m u n gk i n ka n “ s u a ra a n a k ” didengarkan secara khusus oleh pengadilan.

Selain mendengarkan ketiga pihak, Hakim juga mendengarkan laporan-laporan dari pihak-pihak lain yang dilibatkan dalam penyelesaian sengketa asuh anak. Pihak-pihak te r s e b u t d i a n t a ra nya a d a l a h konsultan keluarga dari Program Responsif Anak (Child Responsive Program) dan psikolog. Mereka ini oleh Hakim dilibatkan untuk menelaah kondisi psikologis bapak, ibu dan anak sekaligus, sehingga dapat diketahui sejauhmana kenyamanan dan keamanan interaksi masing- masing.

Setelah menguraikan keterangan semua pihak yang diperlukan t e r s e b u t , b a r u l a h H a k i m mengkonstruksi ketentuan-ketentuan normatif mengenai pengasuhan anak, yang umumnya diambil dari ketentuan p e r u n d a n g - u n d a n g a n d a n yurisprudensi-yurisprudensi terkait. Biasanya dari yurisprudensi diambil tafsiran dari istilah-istilah tertentu yang tidak cukup dijelaskan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam perkara ini misalnya, Hakim m e m u a t y u r i s p r u d e n s i ya n g menjelaskan makna hubungan yang berarti (meaningful relationship) dari putusan perkara Mazorski & Albright

[2007] FamCA 520 yang diperkuat dengan putusan perkara McCall & Clark [2009] FLC 93-405.

S e m u a k e t e r a n g a n y a n g dikemukakan para pihak kemudian dikonstruksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi sebelum akhirnya Hakim mengemukakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara khusus t e r k a i t d e n g a n p e r k a r a i n i . P e r t i m b a n g a n - p e r t i m b a n g a n diuraikan secara runtun mulai dari p e r t i m b a n g a n u t a m a h i n g g a p e r t i m b a n g a n - p e r t i m b a n g a n tambahan sebagaimana diuraikan diatas. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang kemudian mengantarkan

Hakim sampai pada kesimpulan yang kemudian dikonstruksi dalam amar putusan.

Yang menarik, amar putusan

(Orders) selalu ditempatkan di bagian a w a l p u t u s a n s e m e n t a r a p e r t i m b a n g a n - p e r t i m b a n g a n pengadilan menjatuhkan amar tersebut (Reasons for Judgements)

diletakkan setelah amar. Seperti halnya putusan-putusan pengadilan di Indonesia, putusan dimulai dari penjelasan deksriptif tentang duduknya suatu perkara hingga m e n y a s a r p e r t i m b a n g a n - pertimbangan pengadilan terhadap suatu perkara.

Beberapa Pembelajaran Penting M e n e l u s u r i p e n d e k a t a n - pendekatan yang dilakukan oleh Pengadilan Keluarga Australia dalam menyelesaikan sengketa hak asuh anak, setidaknya menyiratkan dua

pembelajaran penting. Pertama,

perkara hak asuh anak merupakan perkara yang kompleks, yang tidak hanya mempersoalkan masalah hukum semata, melainkan dibalut dengan persoalan psikologis, ekonomi dan sosial, sehingga memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk m e n a n g a n i n y a . P e r s y a r a t a n penyelesaian di luar pengadilan melalui mediasi memiliki kontribusi yang penting dalam mendorong ittikad baik para pihak untuk membangun pola hubungan yang lebih komunikatif dan responsif terkait dengan anak.

Kedua, asas kepentingan terbaik bagi anak sebagai pilar penting p e n ga r u s - u t a m a a n ke b i j a ka n

(mainstreaming policy) tentang anak di berbagai sektor oleh peraturan perundang-undangan telah diuraikan sedemikian rupa sehingga cukup memberikan panduan bagi pengadilan untuk menerapkannya dalam konteks penyelesaian sengketa hak asuh anak. Pengaturan ini pada akhirnya dapat mengurangi disparitas putusan dalam perkara yang sama.

Dalam dokumen Edisi 9 Majalah PA Edisi 9 (Halaman 46-50)