• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian Kemampuan Kreatifitas Ideasional Produktif Siswa

PRODUKTIF SISWA SEKOLAH DASAR

D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

2. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian Kemampuan Kreatifitas Ideasional Produktif Siswa

Mengacu pada rancangan dan pelaksanaan penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, pada bagian ini akan dibahas data hasil eksperimen terbatas dan eksperimen luas. Data tersebut selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan metode statistika. Penyajian dan analisis data hasil eksperimen terbatas yang dilakukan selama tiga kali pembelajaran dilakukan secara menyeluruh dari tahapan deskriptif hingga tahap komparatif. Penyajian dan analisis data hasil eksperimen luas di dua sekolah akan disajikan secara komprehensif dari pendeskripsian hingga perhitungan perbedaan dua rerata. Uji coba efektivitas model dilakukan sebanyak 2 kali uji coba. Sesuai dengan namanya uji coba ini dilakukan pada satu kelas di satu sekolah. Berdasarkan hasil uji coba penggunaan Model pedagogik multiliterasi informastif kritis diperoleh dua jenis data yakni hasil preteset dna posttest. Hasil pengolahan data dengan menggunakan uji Anova satu jalur tersebut dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 1

Nilai uji Man-Whitney U nilai pretest pada dua sampel Test Statistics NpreEksKo n Mann-Whitney U 598,500 Wilcoxon W 949,500 Z -,146 Asymp. Sig. (2- tailed) ,884

Berdasarkan tabel 4.10, menunjukan bahwa nilai Mann- Whitney U adalah 598,500. Dari data tersebut maka diperoleh nilai signifikasinya sebesar 0,884. Hal tersebut menunjukan bahwa nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 yakni (0,884>0,05) maka H0 diterima. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan awal siswa dalam kreatifitas ideasional produktif pada eksperimen tindakan pertama dan siswa pada eksperimen tindakan kedua tidak berbeda secara signifikan atau dengan kata lain setara.

a. Uji perbandingan posttest

Uji perbandingan ini dilakukan dengan uji dua rata-rata menggunakan uji t. Hal tersebut dilakukan karena data posttest siswa pada eksperimen tindakan pertama normal yakni H0

178 (0.334>0,05) sedangkan data posttest siswa pada eksperimen tindakan kedua normal pula yakni (0,058>0,05).

Tabel 4.11

Nilai uji t nilai posttest pada dua sampel

Independent Sampel Test

T Df Sig (2- tailed ) Mean Differen ce Std.Erro r Differen ce Lower Upper Skor Equal varianc e assume d 2,04 8 71 ,044 5,7743 5 2,8198 2 ,15178 11,39 691 Equal varianc e not assume d 2,15 6 59,8 31 ,035 5,7743 5 2,6781 5 ,41693 11,13 176

Berdasarkan tabel 4.11 didapatkan informasi bahwa nilai t nya adalah 2,048. Sedangkan nilai standar kebebasannya adalah 71. Nilai signifikasinya adalah 0,044 dan Mean difference 5,77435. Karena nilai signifikasinya kurang dari 0,05 yakni 0,044 (0,044<0,05), maka H0 ditolak. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan pada siswa dalam kreatifitas ideasional produktif antara siswa pada eksperimen tindakan pertama dengan siswa pada eksperimen tindakan kedua pada saat posttest.

E.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan bahwa model pedagogik multiliterasi informatif kritis telah secara efektif mampu meningkatkan kemampuan kreativitas ideasional produktif siswa sekolah dasar. Kondisi ini terjadi baik pada saat uji eksperimen tindakan pertama maupun pada uji eksperimen tindakan kedua. Keefektifan model pedagogik multiliterasi informatif kritis dalam mengembangkan kemampuan kreativitas ideasional produktif siswa ditunjukkan oleh hasil uji statistika yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara eksperimen tindakan pertama dengan eksperimen tindakan kedua

Model pedagogik multiliterasi informatif kritis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan proses dan hasil pembelajaran. Sejalan dengan tujuannya, model yang dihasilkan memiliki fungsi dan peran penting dalam mengembangkan pembelajaran yang baik, yakni pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan memahami teks secara cermat dan kreatif, serta pada akhirnya akan berdampak pula pada peningkatan kemampuan kreativitas ideasional produktif siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Ivanic (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan multiliterasi merupakan proses memberikan tantangan kepada siswa untuk mengkaji dan menerapkan literasi praktis yang berfungsi sebagai alat mediasi untuk mempelajari berbagai konsep lintas kurikulum.

Berkaitan dengan hal tersebut, Abidin (2015) berpendapat bahwa Multiliterasi merupakan pembelajaran yang mengoptimalkan keterampilan-keterampilan multiliterasi

179 dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih baik. Pembelajaran ini diorientasikan bagi pengembangan dan penggunaan keempat kompetensi abad ke-21 yakni kompetensi berpikir kritis, kompetensi pemahaman konseptual, kompetensi kolaboratif dan komunikatif, dan kompetensi berpikir kreatif. Selain itu, Multiliterasi merupakan pendekatan belajar yang dikembangkan berdasarkan kesadaran dan pengakuan atas keberagaman dan kompleksitas perspektif budaya siswa dan keberagaman gaya belajar yang dimilikinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam kaitannya, pedagogik Multiliterasi informatif kritis secara sederhana diartikan sebagai sebuah model pendidikan yang membangun pengetahuan secara kontekstual dengan latar kehidupan budaya dan perkembangan media teknologi dan informasi, sebagai upaya melatih dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa untuk menyikapi fenomena/ problematika kehidupan dalam multiperspektif. Dengan kata lain Pedagogik Multiliterasi menekankan pada pengalaman bermakna siswa sebagai dasar untuk mengonstruksi ilmu secara efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan pendapat, Cope dan Kalantzis (2005) berpendapat bahwa pedagogik multiliterasi menyajikan sebuah pengalaman belajar yang efektif dan efisien. Selain itu, Pedagogik Multiliterasi informatif kritis dapat dikatakan pula sebagai model pendidikan yang didasarkan pada penggunaan media informasi dan situasi kehidupan nyata melalui pembelajaran lintas disiplin sebagai upaya dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa dan untuk menumbuhkan dan membangun kreativitas ideasional siswa.

Iyer & Luke, (2010) yang mengungkapkan bahwa melalui pendekatan Multiliterasi siswa akan memperoleh pemahaman yang tinggi. Selain itu, Abidin (2015) berpendapat bahwa Multiliterasi juga diyakini mampu mengembangkan kreativitas tingkat tinggi sebagai keterampilan paling penting bagi siswa. Hal ini dipertegas oleh Concannon-Gibney dan McCarthy (2012) berdasarkan penelitiannya, menyimpulkan bahwa “Multiliteracies education plays a key role in science achievement”. Dengan kata lain bahwa pendidikan

multiliterasi menjadi kunci utama dalam pencapaian ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, Pedagogik Multiliterasi dapat dipandang sebagai sebuah model pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian hasil pengetahuan semata, melainkan lebih dari itu pada proses atau aktivitas yang mampu mengembangkan potensi dan seluruh aspek dalam diri siswa yang meliputi kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, mandiri, dan kemampuan lainnya serta mengembangkan karakter siswa.

A. Kesimpulan

Model pedagogik multiliterasi informatif kritis yang dihasilkan melalui penelitian ini adalah model pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan proses dan hasil pembelajaran, khususnya pada upaya dalam mengembangkan kemampuan kreativitas ideasional siswa sekolah dasar. Hal terbukti dengana danya fakta bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara eksperimen tindakan pertama dengan eksperimen tindakan kedua. Selain dari itu, berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pola-pola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar adalah dengan berbasis media representasi multimodal. Media representasi multimodal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulisan siswa yang tidak hanya menggunakan bahasa verbal melainkan juga bahasa dalam bentuk gambar visual dan bahasa seni.

Berkaitan dengan hal di atas, diketahui pula bahwa model pedagogik multiliterasi informatif kritis terbukti secara signifikan dapat meningkatan kemampuan kreativitas ideasional siswa. Sehingga berdasarkan hal tersebut, upaya pengembangan pembelajaran yang bermutu dapat dilakukan melalui penerapan model pembelajaran berdasarkan pendekatan multimodal, multigayabelajar, dan multiintelejensi.

180 Daftar Pustaka

Abidin, Y., Mulyati, T., Yunansah, H. (2015). Pembelajaran Literasi dalam konteks Pendidikan Multiterasi Integratif, dan Berdiferensiasi. Bandung: Rizqy Press.

Al-Khalili, A. A. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Altas, B. (2013). A Case Study of Multimodal Presentation of Selected Stage Play Literature

in A Multimedia Environment. Procedia - Social and Behavioral Sciences 116 .1726 – 1734.

Arends, R. (2012). Learning To Teach. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Bianco, J.L. (2000). “Multiliteracies and Multilingualism” dalam Multiliteracies: Literacy

Learning and the Design of Social Futures. New York: Routledge.

Binkley, M., et al. (2012) “Defining Twenty-First Century Skills” dalam Assessment and Teaching of 21st Century Skills. New York: Springer.

Concannon-Gibney, T. dan McCarthy, M.J. (2012) “The Explicit Teaching of Reading Comprehension in Science Class: a Pilot Professional Development Program”. Improving Schools. 15 (1). 73–88.

Cope, B. dan Kalantzis, M. (2005). Multiliteracies: Literacy Learning and the Design of Social Futures. New York: Routledge.

Cresswell, J.W.2007. Mixed Method. London: Sage Publicational. Dariyo, A. (2013). Dasar-dasar Pedagogi Modern. Jakarta: Indeks.

Gall, M.D. et al. (2003). Educational Research: an Introduction. New York: Allyn and Bacon. Giampapa, F. (2010). Multiliteracies, Pedagogy and Identities: Teacher and Student Voices

from a Toronto Elementary School. Canadian Journal of Education. 33, (2) 407-431. Hassoubah, Z, I. (2007). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.

Hesterman, S. (2011). A Contested Space: The Dialogic Intersection of ict, Multiliteracies, and early Chilhood. Contemporary Issues in Early Childhood. 12 (4) 349-361.

Hidayat, R. (2013). Pedagogik Kritis: Sejarah, Perkembangan dan pemikiran. Jakarta: Rajawali Press.

Ivanic, R. (2009). “Bringing Literacy Studies into Research and Prospects” dalam The Future of Literacy Studies. New York: Palgrave MacMillan.

Iyer, R. & Luke, C. (2010). Multimodal, Multiliteracies: Texts and Literacies for the 21st Century. dalam Pullen & Cole (Eds.). Multiliteracies and Technology Enhanced Education: Social Practice and the Global Classroom. New York: Information Science Reference (an imprint of IGI Global).

Johnson, E, B. (2010). Contextual Teaching & Learning. Bandung: Kaifa Learning. Lickona, T. (2004). Character Matters. New York: A Touchstone Book.

McKee, J. dan Ogle, D. (2005) Integrating Instruction Literacy and Science. New York: The Guilford Press.

Megawangi, R. (2007). Pendidikan yang patut dan menyenangkan. Penerapan Developmentally Appropriate Practise. Bogor: Heritage Foundation.

Morocco, C.C., et al. (2008). Supported Literacy for Adolescents: Transforming Teaching and Content Learning for The Twenty-First Century. San Francisco: Jossey-Bass A Wiley Imprint.

OECD (2003) Literacy Skills for the World of Tomorrow: Further Results from PISA 2000. Canada: OECD.

OECD (2004) Learning for Tomorrow’s World: First Results from PISA 2003. Canada: OECD. OECD (2007) PISA 2006: Sciences Competecies for Tomorrow’s World Volume 1 Analysis.

Canada: OECD.

181 OECD (2013). PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do Volume I. Canada:

OECD.

Perkins, D. N. ((1991). What Creative Thinking Is. Development Minds: A Resource Book For Teacher Thinking. New York: University Press.

Pullen, D.L. dan Cole, D.R. (2010). Multiliteracies and Technology Enhanced Education: Social Practice and the Global Classroom. New York: Information Science Reference. Purwanto, N. (2003). Ilmu Pendidikan: Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda karya. Salam, B. (2011). Pengantar Pedagogik: Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta. Sadulloh, U. (2011). Pedagogik: Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta.

Swartz, R. & Perkins, D. (1991). Teaching Thinking: Issues and Approaches. California, USA: Midwest Publications.

Trilling, B. & Fadel, C. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. San Francisco: Jossey-Bass A Wiley Imprint.

182

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR UNTUK