• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gadis Durhaka

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 175-179)

Dahulu kala, Sungai Siak disebut Sungai Jantan. Sementara Siak Sri Indrapura masih bernama Mempura. Di sana hiduplah seorang janda setengah baya dengan seorang anak gadisnya yang bernama si Umbut Muda. Gadis ini begitu cantik parasnya, wajahnya bulat telur sangat menawan. Alis matanya meruncing

seperti taji ayam dan hidung bangir

Mancung. Pipi kemerah-kemerahan, dagunya molek bagaikan sarang lebah bergantung. Bibirnya mungil yanpa gincu sudah merah bagaikan delima. Rambutnya ikal panjang terurai, begitu panjangnya hingga jatuh ke paras tumit.

Kecantikan si Umbut Muda memang tidak ada bandingnya di zaman itu. Sungguh tak dapat dicari duanya lagi di sekitar Mempura hingga ke kuala Buantan mapun ke hulu dusun Senapelan. Karena selalu dipuja-puji, Si Umbut Muda jadi tinggi hati, congkak dan angkuh. Pakainnya pun mestilah kain sutra termahal, kain songket tenunan Trengganu terseohor dilengkapi selendang kain mastuli tenunan Daik. Emas dan perak tempaan, ditempah datangnya dari negeri Cina, itu masih belum cukup, gelang sepang di tangannya, sehingga bersusun lima rengkat setimbang beratnya delapan tail atau setengah kati.

Untunglah harta peninggalan almarhum ayahnya memang cukup untuk memenuhi keperluan si Umbut Muda. Kalau tidak apalah yang diharapkan, ibunya Cuma seorang perajin tenun mengambil upah menenun kain songket ke sana ke mari sekadar cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja.

"Mak, jangan hendak senang-senang saja, ikut menghabiskan harta peninggalan ayahku," tegur si Umbut Muda bila suatu ketika melihat ibunya istirahat tidak menenun. Padahal saat itu ibunya memang sedang kelelahan.

Tidak puas berceloteh panjang, si Umbut Muda masih juga bermasam muka, wajahnya cemberut. Ibunya di rumah mewah ukuran zaman itu, dihardik dan kadang-kadang terpaksa tidur di rumah serambi selasar bertemankan rengit-agas yang gatalnya bukan main.

"Hem, rasailah oleh Mak." kata si Umbut Muda, takala ibunya terpaksa harus tidur di serambii rumah seperti itu.

"Umbut suruh ambil sisir jatuh saja Mak tak segera ambilkan. Tak sempatlah, benang tenun kusutlah, macam-macam alasan," kata gadis jelita itu menghardik ibunya yang terbaring beralaskan tikar pandan usang. Agar ibunya menurut perintahnya, ia berkata lagi, "Itu namanya hukuman bagi orang tua pemalas."

ibu yang bernasib malang ini harus tunduk di bawah perintah si Umbut Muda anak satu- satunya yang cukup dikasihi. Dimanjakan sejak dari dalam buaian hingga gadis remaja.

"Maafkan Mak, Umbut," ibunya mengiba- iba. "Mak khilaf, maafkanlah."

Bila sudah melihat orangtua itu mengalah, meminta maaf, dan ia merasa disanjung-sanjung. Ketika itulah si Umbut Muda mengizinkan kembali, supaya ibunya tidur di rumah menempati nilik sebagaimana mestinya.

Sanak-keluarga apalagi famili agak jauh, tak seorang pun berani menasihati si Umbut Muda yang cantik jelita. Ia cukup terkenal pula sebagai gadis pemilik pusaka peninggalan kaya-raya itu. Lantaran itu pula lah dia merasa berada di kelas paling atas dalam kerabatnya, dan merasa sama derajatnya dengan putri raja-raja yang berkuasa pada zaman itu.

Pada suatu hari menikahlah putri salah seorang bangsawan ternama Mempura. Undangannya terdiri dari orang-orang ternama, jemuputan terhormat termasuk si Umbut Muda. Ia tinggal di seberang Sungai Jantan berhadapan kampung dengan tempat perhelatan tersebut.

"Mak, berpakaianlah Mak," perintah si Umbut Muda kepada ibunya, sejenak akan ke tempat pesta perkawinan itu. "Mak harus berkebaya singkat. Selendang kain pelangi, dan bertapih batik Kedah. Usah berdukuh- berpending, Mak adalah tukang payung Umbut hendak ke pesta pernikahan orang," katanya.

"Iyalah Umbut," sahut ibu si Umbut Muda dengan patuhnya.

Si umbut Muda pun mengenakan pakaian serba mahal, baju kurung berkain songket tenun Trengganu. Kain tudung sutra mastuli berkelingkam, tenun Daik. Pinggang dililit pending emas bertampuk kulit ketam rinjung terbuat dari emas dua puluh empat karat. Dukuh terkalung di leher hingga ke paras dada, lima rengkat, terbuat dari emas murni. Baju kurung berkancing kerusang permata berlian di batas leher, bergelang kaki emas giring-giring. Entanya berderung-dering bunyinya, setiap kali melangkah.

Cincin di jari tangan kiri dan kanan dipakai sepenuh kedelapan jarinya, semuanya emas permata berlian. Kerabu anting-anting permata inta gemerlapan di telinganya. Rambut labuh disanggul lipat ganda ternama, bercucuk siput suasa permata delima. Sementara itu, pada kedua belah tangan terdapat emas lima rengkat sebelah, berjumlah sepuluh gelang-gelangnya. Inilah

1. Temukan latar cerita rakyat tersebut disertai bukti.

2. Bagaimana watak tokoh-tokoh dalam cerita rakyat tersebut? 3. Apa yang dilakukan si Umbut Muda?

4. Kemukakanlah hal-hal yang menarik dari cerita rakyat tersebut.

5. Carilah cerita daerah lain, kemudian kerjakan tugas berikut. Buatlah ringkasan ceritanya kemudian tulislah hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat tersebut.

dijadikan bidal, si Umbut Muda gelang banyak termasyur. Sudah cukup terkenal di lingkungan Mempura, hingga ke hulu sungai desa Senapelan.

Wajah si Umbut Muda bertambah cantik, anggun berjalan. Ia berpayung biru muda, diberi berumbai-umbai manik kaca buatan Cina.

Lenggak-lenggok si Umbut Muda tampak sangat kentara, saat jembatan lintas sungai Jantan ditinya. "Kriut…kriut…" lantai jembatan nimbung dibelah, berderit-derit. Ibunya bertugas tukang payung, berjalan di sebelah kiri.

Entah apa yang menjadi penyebabnya, mungkin sudah kehendak Allah, tiba-tiba terlepaslah dua susunan gelang di tangan kanan si Umbut Muda berdenting. Gelang-gelang itu terpelanting, lalu jatuh ke dalam sungai.

"Mak…gelang Umbut jatuh dua rengkat, empat jumlahnya," kata si Umbut Muda pun terpekik. Ia menyuruh ibunya terjun ke air sungai. "Mak, selami gelangku Mak…," katanya sambil mendorong ibunya itu ke dalam sungai.

"Menyelamlah, Mak…selam." perintahnya. "Arus sungai deras Nak…Mak tak berani menyelam."

Si Umbut Muda begitu marah kepada ibunya. Ia pun mengambil sebatang kayu bercabang lalu ditekankan ke tengkuk ibunya dengan kasar sekali. "Ambilkan gelangku…menyelamlah." bentaknya keras-keras.

"Burrr...," gelembung-gelembung air mengangkat dari nafas ibunya. "Burrr..," arus sungai pun menggelegak. Dan pada saat itu pula

turun angin putting beliung bergulung-gulung, "Siuuung…"

Si Umbut Muda Gelang Banyak pun tergulung angin putting beliung itu. Ia terpelanting ke dalam sungai lalu terbenam. "Maaak tolonglah aku…." tapi ibunya tak bisa berbuat apa-apa. Suara gadis itu semakin sayup, akhirnya gadis durhaka itu mati lemas terikat tarikan lumpur. Sementara ibunya terangkat ke tebing sungai dengan selamat.

Beliau kehilangan putri yang disayangi, sekalipgus menyakitkan hati.

Pada bulan-bulan tertentu, hingga sekarang selalu kelihatan akar-akaran dalam Sungai Siak dipermainkan arus. Akar-akaran itu bergerak-gerak seakan-akan rambut terurai panjang menggelitik-gelitik. Suatu pemandangan dipercayai penduduk sebagai rambut si Umbut Muda Gelang Banyak muncul di situ, untuk dijadikan peringatan tentang anak durhaka. Adakalanya juga angin putting beliung menggulung-gulung di situ. Ini adalah pertanda bagi masyarakat setempat, bahwa ada pelanggaran adat serta syarat agama di lingkungan Siak Sri Indrapura. Karena itu di sana jarang ada orang berbuat macam-macam kepada ibunya, apalagi memperlakukan ibunya seperti budak atau pelayan seperti kelakuan si Umbut Muda.

Sumber: Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, 2003

Releksi Pelajaran 8

r 4VBUV NBTBMBI BLBO NFOBSJL VOUVL EJEJTLVTJLBO KJLB BLUVBMCFSHVOBNFOZBOHLVUUPLPICBSVEBOMBOHLB r .FNCBDBUBCFMBUBVHSBàLUFSNBTVLLFEBMBNLFHJBUBO

membaca scanning (memindai), artinya membaca dengan cara melihat dengan cermat dan lama.

r ,FHJBUBOCFSQJEBUPNFSVQBLBOTBMBITBUVLFHJBUBOZBOH

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara.

r -BUBS TFUUJOH BEBMBI LFUFSBOHBO UFNQBU XBLUV EBO

suasana terjadinya cerita dalam karya sastra.

Setelah memahami pelajaran ini, Anda pasti telah terampil menyampaikan tanggapan dalam diskusi. Keterampilan atau keahlian Anda dalam menyampaikan tanggapan akan memberikan kemudahan untuk mengungkapkan (secara lisan atau tertulis) isi tabel atau graik ke dalam beberapa kalimat. Keterampilan berbicara yang Anda miliki akan lebih bermanfaat jika dilengkapi oleh keterampilan menulis, dalam hal ini adalah menulis naskah pidato. Bagaimana tidak, kegiatan berpidato merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara Anda. Jika semua kemampuan tadi telah Anda kuasai, Anda akan sangat mudah untuk menjelaskan hal-hal menarik tentang latar cerita rakyat.

1. Bacalah informasi berikut dengan saksama.

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 175-179)