• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pahlawan Kecil

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 75-80)

Iwan dan teman-temannya, Herman, Nuri, dan Totok asyik berkecimpung di bendungan air dekat palang kereta api. Mereka bersembur- semburan dan menyelam-nyelam sampai merah matanya. Ketika lonceng berdentang, tanda sebentar lagi kereta akan lewat, bunyinya hanya didengar sepintas lalu oleh keempat anak itu. Tidak demikian sikap Pak Sarpan, penjaga palang jalan itu. Jika lonceng itu berbunyi, orang yang sudah tua itu akan segera keluar dari gardunya untuk menghentikan arus kendaraan umum yang melintasi jalan rel. Hal itu sudah dikerjakannya bertahun-tahun. Setiap hari, dengan jarak waktu dan urutan yang tetap, sepuluh sampai dua belas kali ia bolak-balik mengatur lalu lintas.

Tetapi pada hari itu setelah beberapa lama lonceng itu berbunyi, Pak Sarpan tidak muncul- muncul juga. Padahal kereta api yang akan lewat sudah kedengaran derunya dari kejauhan. Anak-anak yang tengah bermain-main tiba-tiba tertegun melihat kejanggalan itu

"Kenapa, Pak Sarpan belum juga menutup palang kereta api," tanya Iwan.

"Barangkali dia tertidur," jawab Herman. "Tidak mungkin," sahut Nuri. "Pak Sarpan tidak pernah tertidur saat menjalankan tugasnya,".

"Padahal kereta api sudah dekat," kata Totok pula.

"Kereta api yang makin lama makin mendekat itu kereta api ekspres. Lalu lintas di jalan raya yang memotong rel kereta api itu ramai sekali waktu itu."

"Kalau begitu, kita harus berusaha men- cegah terjadinya malapetaka," kata Herman. Ia pun terburu-buru keluar dari dalam air sambil menyambar celananya dan bajunya. Dikenakannya pakaiannya lalu berlari cepat-cepat ke arah palang kereta api itu. Teman-temannya segera menyusulnya dan dengan lambaian tangannya mereka mengisyaratkan niatnya hendak menutup jalan bagi kendaraan yang akan lewat. Tanpa

A

Tujuan Belajar

Anda diharapkan dapat: memahami siaran r

atau cerita yang disampaikan mengidentiikasi r unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita

menghiraukan bunyi klakson yang bersahut- sahutan, keempat anak itu menutup palang jalan.

Tindakan anak-anak itu memyebabkan kemarahan pengemudi kendaraan yang me- rasa dipermainkan. Beberapa pengemudi Truk bahkan menyumpahi anak-anak itu. Ada juga penumpang yang turun karena ingin tahu lebih banyak. Sebelum keributan itu reda, terdengarlah gemuruh dan kereta api ekspress lewat dengan cepatnya. Barulah orang-orang sadar bahwa mereka nyaris mati tergilas. Berapa banyak korban yang mungkin jatuh andaikata anak-anak itu tidak cepat-cepat menutup palang kereta api itu.

Setelah jalannya dibuka kembali, anak-anak itu bergegas lari ke gardu Pak Sarpan, karena ingin tahu apa yang terjadi dengan penjaga palang yang sudah berumur itu. Alangkah kagetnya mereka ketika mendapati Pak Sarpan terkapar lemas di lantai. Ia terdengar merintih kesakitan.

"Cepat panggil dokter," kata Iwan kepada temannya.

"Jangan, jangan. Tidak usah panggil dokter," bantah Pak Sarpan. "Aku hanya masuk angin." Panggil saja Pak Bayan supaya menggantikan aku di sini,"

"Masakan hanya masuk angin." Badan Pak Sarpan kelihatan lemas. Tadi hampir saja terjadi kecelakaan karena palang jalan yang tidak tertutup. Untung kami tidak terlambat."

"Jadi kalian yang menutup palang itu?" "Ya, dan sekarang Pak Sarpan harus mendapat pertolongan dokter," kata Totok.

"Memang aku tahu bahwa kereta api akan lewat, tetapi ketika lonceng berbunyi, dan aku hendak menutup jalan, aku tak kuat bangun," katanya dengan tersendat-sendat.

"Aku..aku..tidak mampu membayar ong- kos dokter. Makanya, tidak usah saja."

"Coba, saya panggil paman saya saja, dia mantri jururawat di rumah sakit," kata Herman. Ia lalu berlari keluar mencari sepeda pada seorang tetangganya untuk menjemput pamannya itu.

Sementara itu anak-anak yang tinggal mencoba menolong Pak Sarpan sedapat- dapatnya. Nuri mencari minyak kayu putih ke rumah terdekat. Totok menopang badan Pak Sarpan yang tidak kuat duduk, sedang Iwan memijit-mijit tengkuk orang tua itu.

Tidak lama kemudian Herman datang membonceng sepeda bersama Pak Darman, pamannya, sambil menjepit tas dengan alat kese- hatan. Pak Darman langsung memeriksa Pak Sarpan secara seksama. Dahinya berkerut-kerut melihat si sakit itu. Anak-anak dengan hati cemas menantikan hasil pemeriksaannya. Dalam batin mereka berdoa agar Pak Sarpan dapat tertolong.

"Untung saja kalian cepat-cepat memanggil aku. Kalau tidak bagaimana jadinya? Pak Sarpan sakit parah. Rupa-rupanya sudah lama ditahannya saja sampai pada puncak penderitaannya,". Kata Pak Darman setelah memeriksa Pak Sarpan.

Kemudian anak-anak itu pun menerima pesan dari Pak Darman tentang apa yang harus dilakukan oleh mereka, sementara ia mencari pertolongan.

"Kalian tinggal di sini saja dulu. Aku akan memanggil mobil ambulan ke rumah sakit. Pak Sarpan harus dirawat di rumah sakit," katanya.

"Herman turut dengan mobil kami nanti untuk melapor kejadiannya ini kepada kepala stasiun" .

Setelah Pak Sarpan dibawa ke rumah sakit, Totok dan Iwan tinggal di gardu, sedangkan Nuri pergi menjemput Pak Bayan yang harus mengantikan tugas Pak Sarpan sebagai penjaga palang jalan. Hari itu tak akan mudah dilupakan keempat anak itu, tidak sadar bahwa mereka patut disebut pahlawan.

Nah, cerita yang telah Anda dengarkan memiliki unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik terdiri atas tema cerita, suasana cerita, tokoh dan penokohan (karakter), alur (peristiwa cerita), latar cerita (setting), sudut pandang (point of view), gaya (bahasa) pengarang, dan amanat.

Tema adalah ide sebuah cerita, bagian inti, pokok dasar, atau fokus yang menjiwai sebuah cerita. Keberadaan tema memiliki posisi penting dalam sebuah cerita. Di sisi pengarang, tema merupakan tujuan utama yang hendak disampaikan kepada pembaca.

Tema cerita pendek "Pahlawan Kecil" sesuai dengan judulnya bertema kepahlawanan. Cerita pendek di atas mengisahkan sikap kepahlawanan beberapa anak yang telah berjasa terhadap masyarakat. Beberapa anak tersebut menggantikan tugas Pak Sarpan, penjaga palang jalan di perlintasan kereta api menutup palang perlintasan ketika kereta api lewat dan menolong Pak Sarpan yang sedang sakit dengan membawanya ke rumah sakit.

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Para tokoh itu berperan sesuai dengan karakternya masing-masing.

Untuk mengetahui watak tokoh cerita pendek tersebut perhatikan kutipan cerpen berikut.

Tokoh yang muncul dalam cerita pendek di atas adalah Pak Sarpan, Iwan dan teman-temannya, Herman, Nuri, dan Totok, serta Pak Darman.

"Kenapa, Pak Sarpan belum juga menutup palang kereta api," tanya Iwan.

"Barangkali dia tertidur," jawab Herman.

"Tidak mungkin," sahut Nuri. "Pak Sarpan tidak pernah tertidur saat menjalankan tugasnya,".

"Padahal kereta api sudah dekat," kata Totok pula.

"Kereta api yang makin lama makin mendekat itu kereta api ekspres. Lalu lintas di jalan raya yang memotong rel kereta api itu ramai sekali waktu itu."

"Kalau begitu, kita harus berusaha mencegah terjadinya malapetaka," kata Herman. Ia pun terburu-buru keluar dari dalam air sambil menyambar celananya dan bajunya. Dikenakannya pakaiannya lalu berlari cepat-cepat ke arah palang kereta api itu. Teman-temannya segera menyusulnya dan dengan lambaian tangannya mereka mengisyaratkan niatnya hendak menutup jalan bagi kendaraan yang akan lewat. Tanpa menghiraukan bunyi klakson yang bersahut-sahutan, keempat anak itu menutup palang jalan. Kegiatan mendengarkan cerita Sumber: www.images. google.com Gambar 4.1

Tokoh Iwan, Herman, Nuri dan Totok digambarkan sebagai anak-anak yang peduli terhadap keadaan lingkungan sekitarnya, dan berani mengambil tindakan untuk menyelamatkan orang lain dengan menggantikan tugas Pak Sarpan menutup pintu lintasan kereta api.

Perhatikan kutipan cerita pendek berikut.

Tokoh Pak Sarpan digambarkan sebagai sosok laki-laki tua yang penuh dedikasi terhadap pekerjaannya. Walaupun sudah tua Pak Sarpan tetap menunaikan tugasnya sebagai penjaga pintu perlintasan kereta api. Tanpa mengenal lelah Pak Sarpan mengerjakan tugasnya dengan baik.

Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Tokoh Pak Darman digambarkan sebagai sosok mantri jururawat di rumah sakit yang peduli terhadap keadaan Pak Sarpan. Tanpa pamrih Pak Darman rela menolong Pak Sarpan dan segera membawanya ke rumah sakit untuk dirawat.

Latar (setting) adalah keterangan tempat, waktu, dan suasana terjadinya cerita dalam karya sastra. Setiap cerita atau peristiwa dalam kehidupan Anda pada dasarnya selalu berada di tempat- tempat tertentu yang berhubungan dengan daerah, misalnya kota, desa, rumah, taman, pasar, pantai, dll. Ada juga tempat-tempat di dalam rumah, ruang makan, mushola, kamar tidur, loteng, dll. Selain itu, cerita juga selalu berada dalam waktu tertentu serta "Untung saja kalian cepat-cepat memanggil aku. Kalau tidak bagaimana jadinya? Pak Sarpan sakit parah. Rupa- rupanya sudah lama ditahannya saja sampai pada puncak penderitaannya". Kata Pak Darman setelah memeriksa Pak Sarpan. Kemudian anak-anak itu pun menerima pesan dari Pak Darman tentang apa yang harus dilakukan oleh mereka, sementara ia mencari pertolongan.

"Kalian tinggal di sini saja dulu. Aku akan memanggil mobil ambulan ke rumah sakit. Pak Sarpan harus dirawat di rumah sakit," katanya.

Pak Sarpan, penjaga palang jalan itu. Jika lonceng itu berbunyi, orang yang sudah tua itu akan segera keluar dari gardunya untuk menghentikan arus kendaraan umum yang melintasi jalan rel. Hal itu sudah dikerjakannya bertahun- tahun. Setiap hari, dengan jarak waktu dan urutan yang tetap, sepuluh sampai dua belas kali ia bolak-balik mengatur lalu lintas.

Mengenal

Lebih Dekat

Dalam penokohan cerita terdapat dua jenis tokoh.

1. Tokoh protagonis atau tokoh yang digambar- kan sebagai tokoh yang baik.

2. Tokoh Antagonis atau tokoh yang digambarkan sebagai tokoh yang jahat.

dilatarbelakangi peristiwa tertentu pula. Misalnya, suasana di rumah sakit, pasar, suasana hening, dll. Jadi, latar terdiri atas latar tempat, waktu, dan situasi tertentu.

Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Latar tempat dalam cerpen tersebut adalah bendungan air dekat palang kereta api, tempat Pak sarpan bekerja untuk menghentikan arus kendaraan umum yang melintasi jalan rel.

Suasana yang tergambar dalam cerita tersebut adalah suasana hiruk pikuk perlintasan rek kereta api, dan kecemasan saat Pak sarpan sakit.

Alur (plot) adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahap- tahap peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh pelaku.Tahap-tahap peristiwa itu bisa diawali dengan penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan para pelaku yang mengandung cerita. Tahap kedua bisa berupa timbulnya kehendak atau perilaku setiap tokoh. Tahap ketiga berupa situasi panas karena para tokoh mulai berselisih. Tahap keempat berupa situasi puncak tatkala perselisihan/permasalahan berada pada posisi yang paling tinggi. Tahap kelima situasi perselisihan/ketegangan mulai mereda. Tahap keenam perselisihan, permasalahan, atau ketegagan mulai diselesaikan.

Alur cerita yang dibangun dalam cerita pendek tersebut adalah alur maju karena ceritanya bergerak progresif atau maju runtut dari awal cerita sampai akhir. Situasi pucak atau ketegangan terjadi saat Pak Sarpan sakit dan anak-anak harus segera menolong Pak Sarpan.

Selain unsur intrinsik terdapat pula unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur di luar unsur intrinsik yang turut membangun sebuah cerita, seperti latar belakang budaya, latar belakang pengarang, dan peristiwa-peristiwa aktual.

Iwan dan teman-temannya, Herman, Nuri, dan Totok asyik berkecimpung di bendungan air dekat palang kereta api. Mereka bersembur-semburan dan menyelam-nyelam sampai merah matanya. Ketika lonceng berdentang, tanda sebentar lagi kereta akan lewat, bunyinya hanya didengar sepintas lalu oleh keempat anak itu. Tidak demikian sikap Pak Sarpan, penjaga palang jalan itu. Jika lonceng itu berbunyi, orang yang sudah tua itu akan segera keluar dari gardunya untuk menghentikan arus kendaraan umum yang melintasi jalan rel.

Mengenal

Lebih Dekat

Tahukah Anda bahwa sebuah alur cerita bisa digambarkan dengan sebuah bagan sederhana? Inilah bagan alur sebuah cerita yang biasa Anda baca. 5 1 4 3 2 Pengenalan Konflik Klimaks Antiklimaks Penyelesaian

Sumber: Teori pengkajian Fiksi

Kisah hidup penjaga rel kereta api merupakan peristiwa yang aktual. Sampai saat ini nasib penjaga rel kereta api sangat memprihatinkan dari segi penghargaan dan kesejahteraan hidup. Kebanyakan dari mereka hidup serba kekurangan padahal tugas mereka sangat berat karena menyangkut keselamatan banyak orang. Hanya sedikit saja orang yang peduli terhadap keadaan mereka. Dalam cerita pendek di atas ternyata masih ada anak-anak yang peduli dengan nasib penjaga rel kereta tersebut.

1. Dengarkanlah pembacaan cerita pendek berikut dengan saksama.

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 75-80)