• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hikayat Jaya Langkara

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 196-198)

Tersebut cerita seorang raja yang terlalu besar kerajaannya, Saiful Muluk namanya, Ajam Saukat nama keraja annya. Adapun raja ini telah berkawin dengan Puteri Sukanda Rum. Tetapi oleh karena per maisurinya tidak beranak, ia berkawin dengan Puteri Sukanda Bayang- bayang. Hatta berapa lamanya, Puteri Sukanda Bayang-bayang pun beranak anak kembar yang diberi nama Makdam dan Makdim. Permaisuri takut ke hilangan kasih sayang raja sama sekali, lalu berdoa meminta anak. Doanya dikabulkan. Hatta berapa lama nya, ia pun beranaklah seorang anak laki-laki yang terlalu baik rupanya. Anak itu ialah Jaya Langkara. Adapun semasa Jaya Langkara jadi itu, negeri pun terlalu mak- mur, makanan murah dan banyak peda gang yang datang pergi. Segala ahli nujum, hulubalang dan rakyat sekalian juga mengucap syukur kepada Allah.

Kemudian raja menyuruh anaknya yang lain Makdam dan Makdim pergi bertanyakan nasib Jaya Langkara pada seorang kadi. Kadi itu meramalkan bahwa Jaya Langkara akan menjadi raja besar yang terlalu banyak sakti dan segala raja-raja besar tiada yang dapat melawannya dan segala margastua juga tunduk kepadanya dengan khidmat. Mendengar ramalan yang demikian, Makdam dan Makdim menjadi sakit hatinya. Mereka berdusta kepada ayah anda mereka dengan mengatakan, jikalau Jaya Langkara ada dalam negeri, negeri akan binasa, beras padi juga akan menjadi mahal. Raja termakan itnah ini dan membuang Jaya Langkara dengan bun danya dari Negeri.

Jaya Langkara dan bundanya diam di alam sebuah gua yang banyak margas tuanya seperti harimau, raksasa, ular, dan kala. Pada suatu hari, Jaya Langkara hendak menyusu pada bundanya, tetapi susu bundanya tiada berair, karena sudah

40 hari tiada makan dan minum. Jaya Langkara menangis lalu berguling-guling kan diri di atas tanah. Dengan takdir Allah keluar air dari jari Jaya Langakra, seperti air mengalir dari sungai. Bunda nya pun minum air itu dan berair susu pula. Jaya Langkara lalu diberi minum susu dan di mandikan. Hatta Jaya Langkara pun besarlah. Senantiasa ia bermain di dalam hutan dan me- manah binatang untuk dijadikan makanan.

Hatta ayahandanya Raja Saiful Muluk sakit payah. Segala tabib di dalam negeri tiada dapat mengobati sakitnya itu. Seorang ahli nujum mengatakan hanyalah bunga sejenis yang di puncak gunung negeri Mesir, yaitu Kembang Kumkuma putih, yang dapat menyem buh kan penyakit baginda. Karena tiada orang yang sanggup pergi mencari bunga itu, maka Makdam dan Makdim pun berangkatlah ke puncak gunung itu.

Tersebutlah pula perkataan raja di Madinah yang jatuh sakit. Segala tabib yang pandai-pandai tiada boleh menyem buhkan penyakitnya. Puteri- nya Ratna Kasina ber mimpi bahwa bunga Kumkuma yang di puncak gunung Mesir itulah obat yang dapat menyem buhkan sakit ayahnya. Dengan diiringi Mangkubumi dan sekalian rakyat, Puteri Ratna Kasina pun pergi mencari bunga itu. Mereka melalui padang belantara, naik dan turun gunung, sehingga banyak rakyat yang mati. Akhirnya Mangkubumi dan sekalian rakyat yang masih hidup pulang ke negeri Madinah. Tinggal- lah Puteri Ratna Kasina sendiri me nerus kan perjalanannya. Hatta berapa lamanya ia pun ber temu dengan Jaya Langkara. Dalam pada itu Makdam dan Makdim tiba di situ juga. Bersama- sama mereka meneruskan per jalanan itu. Tiba di pintu sebuah gua, Jaya Langkara masuk ke dalam gua itu dan keluar dengan seorang puteri yang terlalu amat elok rupanya, seperti bulan purnama empat belas hari bulan, dahinya seperti bintang

Latihan Pemahaman

timur, hidungnya seperti melor jantan, pipinya seperti pauh di layang, telinga nya seperti telepuk labuh, rambut nya seperti saha mayang mengurai, kening nya seperti taji dibentuk dan giginya seperti saga merkah, dagunya seperti telor burung, ping- gangnya seperti pinggang ke rengga, kakinya seperti keledai dan tumit nya seperti pauh dilarik, lengannya buntaran, dan betisnya bagai bunting padi. Puteri itu tidak lain adalah Puteri Ratna Kasina yang telah lebih awal tiba di gua itu. Puteri Ratna Kasina juga telah diberi seekor kucing sebagai perlin dungan oleh seekor naga penunggu gua itu. Kedatangan mereka dengan baik dan membawa mereka ke puncak gunung itu. Naga itu menerangkan bahwa "kembang Kumkuma itu barulah timbul bila air pasang, karena gunung itu adalah pusat laut." Untuk sementara itu, naga itu ingin tidur dahulu. Empat puluh hari lamanya naga itu tidur. Makdam dan Makdim tidak sabar lagi dan mendesak Jaya Langkara menyu ruh Puteri Ratna Kasina mengambil bunga itu. Bila disen- tuh saja, bunga itu sudah berakar di tapak tangan Puteri Ratna Kasina. Makdam dan Makdim coba mengam bilnya dari tangan Puteri Ratna Kasina, tetapi tidak berhasil. Jaya Langkara sendiri hanya boleh meng ambil daunnya saja. Baru saja diambil sehelai daun bunga itu, ia sudah ditolah oleh Makdam dan Makdim ke laut. Hanya dengan berpegang dan ber gantung pada daun itu, Jaya Langkara dapat me nyelamat kan nyawa.

Puteri Ratna Gemala, anak raja Mesir, juga bermimpi tentang bunga ini. Dia bersumpah tiada akan makan dan minum, kalau ia tidak memperoleh bunga itu. Dalam pada itu, Puteri Ratna Dewi, anak raja Peringgi, juga bermimpi tentang bunga ajaib ini dan ingin memilikinya.

Ayahandanya Raja Peringgi mengirim dua orang menteri pergi men cari bunga itu. Seorang menteri pergi me nipu raja Mesir dan seorang lagi berangkat ke puncak gunung Mesir. Menteri yang dikirim ke puncak gunung Mesir itu ber temu dengan Makdam dan Makdim beserta Puteri Ratna Kasina dan menangkap mereka. Makdam dan Makdim dipenjarakan.

Naga Guna menyelamatkan Jaya Langkara. Bersama-sama mereka pergi ke negeri Peringgi. Jaya Langkara menewaskan seorang ajar-ajar dan memaksanya masuk Islam. Dengan bantuan

raja jin yang sudah masuk Islam, ia membebaskan Makdam dan Makdim dari pen jara. Ratna Kasina dan Ratna Dewi dikawinkan dengan Makdam. Bunga Kumkuma putih juga sudah diperolehnya.

Mangkubumi Mesir coba mengambil bunga itu dari Jaya Langkara dan ditewaskan. Jaya Langkara mengampuni dia, bila mendengar sebab-sebab ia ingin mendapat kan bunga itu. Jaya Langkara pergi ke negeri Mesir dan memohon supaya Puteri Ratna Dewi dikawin kan dengan Makdim. Per mohonan nya diterima dengan baik oleh raja Mesir. Bersama-sama dengan Ratna Kasina, Jaya Langkara berangkat ke negeri Ajam Saukat dan me nyem buhkan penyakit raja yang tak lain adalah ayahnya. Selang berapa lamanya, Jaya Langkara kembali ke hutan untuk men cari bundanya. Ratna Kasina me nyusul tidak lama kemudian, karena tidak tahan diganggu oleh Makdam dan Makdim yang sudah ke negeri Ajam Saukat. Karena berahi mereka akan Puteri Ratna Kasina, Makdam dan Makdim coba mem bunuh Jaya Langkara. Naga Guna meny e lamat kan dan mem bawa nya ber sama-sama dengan Puteri Putri Ratna Kasina ke negeri Madinah. Raja Madinah sangat ber gembira. Jaya Langkara dikawinkan dengan Puteri Ratna Kasina. Raja Madina sendiri juga berkawin dengan bunda Jaya Langkara. Hatta berapa lamanya, Jaya Langkara pun menjadi Raja Madinah. Adapun tatkala Jaya Langkara menjadi raja, negeri Madinah pun terlalu makmur dan besar kerajaannya. Segala raja besar pun menghantar upeti ke Madinah setiap tahun.

Sumber: Buku Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik,

1. Carilah sebuah naskah Melayu Klasik yang belum ditulis ulang di perpustakaan atau museum.

2. Kemudian, baca dan pahamilah isinya. Daftarlah kata-kata yang menurut Anda sulit dipahami dalam tabel berikut yang disalin di buku Anda.

3. Selanjutnya, diskusikanlah makna kata-kata sulit tersebut bersama guru dan teman Anda.

4. Setelah itu, bacalah naskah Melayu Klasik yang telah kamu tentukan makna kata-kata sulitnya di depan kelas. Sebaiknya, tulislah kembali naskah tersebut dengan bahasa sehari-hari.

No. Kata Sulit Makna

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 196-198)