• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendiskusikan Cerita Pendek

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 42-51)

Salah satu genre sastra Indonesia yang dapat Anda baca adalah cerita pendek. Saat membaca cerita pendek (cerpen), Anda bukan saja terhibur oleh penyajian ceritanya yang memikat, melainkan juga akan mendapatkan sesuatu yang baru. Cerpen yang bermutu biasanya memiliki nilai-nilai yang berguna bagi pembaca. Nilai-nilai tersebut berkaitan dengan perilaku manusia yang berlaku di masyarakat. Misalnya, tingkah laku seseorang di suatu lingkungan. Hal ini sangat mendukung keutuhan isi cerpen.

Membaca cerpen berbeda dengan ketika Anda membaca sebuah berita. Saat membaca berita, Anda dapat melihat bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa lugas dan cenderung bermakna denotatif. Saat membaca cerpen, Anda akan menemukan bahasa yang digunakan adalah bahasa bercerita dan banyak menggunakan bahasa kias. Selain itu, dalam isi berita diungkapkan hal-hal yang berupa fakta dan pendapat. Sementara itu dalam cerpen berisi imajinasi pengarang.

Akan tetapi, jika Anda mendiskusikan sebuah cerpen pelak- sanaan nya relatif sama dengan mendiskusikan berita. Namun, dalam mengungkapkan unsur-unsurnya tentu saja berbeda. Berita dan cerpen memiliki unsur-unsur yang berbeda. Misalnya, berita memiliki unsur-unsur yang biasa dibahas, yakni topik berita, pendapat, serta pokok-pokok berita. Sementara, dalam mendiskusikan cerpen dibahas tentang isi, nilai-nilai cerpen, serta hal-hal menarik. Jadi, sekarang Anda mulai memahaminya, bukan?

Menurut bentuk isiknya, cerpen adalah cerita yang pendek. Namun, batasan ini belum dapat dijadikan dasar sebuah cerpen. Sebab, ada juga cerita yang pendek, tetapi bukan cerpen, seperti dongeng atau anekdot. Oleh karena itu, dibutuhkan ciri lain yang dapat dijadikan batasan pengertian sebuah cerpen. Jakob Sumardjo menyebutkan ciri

D

Tujuan Belajar

Anda diharapkan dapat: menceritakan isi r

cerita pendek yang dibaca; mendiskusikan r nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen; dan mengungkapkan r hal-hal menarik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita atau narasi iktif/rekaan (tidak benar-benar terjadi, tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja), serta relatif pendek.

tersebut, yakni cerpen bersifat rekaan dan bersifat naratif.

Untuk memahami nilai-nilainya, perhatikanlah petikan cerpen berikut ini.

Sumber: Dokumentasi Penerbit

Sampul buku cara menulis cerpen

Cerpen adalah bentuk yang paling banyak digemari dalam dunia kesusastraan Indonesia sesudah perang dunia kedua. Bentuk ini tidak saja digemari oleh para pengarang, tetapi juga para pembaca yang ingin menikmati hasil sastra dengan waktu yang singkat. ‘’Dalam beberapa bagian saja dari satu jam, seseorang bisa saja menikmati sebuah cerpen,’’ kata Ajip Rosidi.

Mengenal

Lebih Dekat

Pagi itu Guru Kito berdiri di pinggir lapang sambil melecut- lecutkan lidi ke kakinya sendiri. Itulah tanda bahwa dia marah karena ada murid yang melang gar peraturan perguruan. Murid- murid pun sudah tahu akan tanda itu. Mereka harus berkumpul dan tentulah akan ada hukum an yang dijatuhkan. Setiap murid punya dugaan bermacam-macam terha dap hu kum an atau siapa yang akan dihukum. Mungkin saja Guru Kito akan menja tuh- kan hukuman kepada Kaje, karena kemarin sore tidak masuk dalam pelajaran bahasa Inggris. Mungkin juga Oon dan Kawe karena keduanya kedapat an mero kok di belakang asrama. Bisa jadi juga Ismet, karena tidak ikut bersembah yang kemarin. Berbagai ke mung kinan bisa saja terjadi.

Setelah lonceng dipukul 5 kali oleh Ivan yang menjadi piket penjaga waktu, semua murid bergegas datang ke la-

pangan, tempat biasanya mereka dikum pulkan menerima

perintah, peng umuman-peng umuman, teguran, hukuman,

dan berita-berita gembira dan berbagai kelucuan yang terjadi. Lapangan itu merupakan tempat bagi persoalan bermuara.

Sumber: Cerpen Oleng karya Wisran Hadi

Bagaimana pendapat Anda tentang cerpen tersebut? Hal-hal apa saja yang menurut Anda menarik? Dapatkah Anda tunjukkan buktinya? Kemudian, kemukakanlah alasan Anda mengapa hal tersebut dapat disebut sebagai hal menarik? Mintalah pula pendapat guru dan teman Anda atas alasan Anda tersebut.

Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Anda dapat memahami nilai-nilainya. Nilai-nilai yang terkandung di antaranya nilai moral dan kedisiplinan yang diterapkan seorang guru. Anda tidak boleh melanggar peraturan yang sudah jelas diterapkan di lingkungan tempat Anda berada.

Dalam cerpen tersebut Anda pun mendapat menemukan hal-hal yang menurut Anda menarik. Hal-hal menarik tersebut dapat berupa kelucuan, keharuan, atau kesengsaraan. Jadi, hal ini bergantung kepada pembaca karena setiap pembaca akan memiliki pendapat masing-masing.

1. Bacalah cerpen berikut dengan saksama.

Oleng

Karya Wisran Hadi Pagi itu Guru Kito berdiri di pinggir lapang

sambil melecut-lecutkan lidi ke kakinya sendiri. Itulah tanda bahwa dia marah karena ada murid yang melanggar peraturan perguruan. Murid- murid pun sudah tahu akan tanda itu. Mereka harus berkumpul dan tentulah akan ada hukuman yang dijatuhkan. Setiap murid punya dugaan bermacam-macam ter hadap hukuman atau siapa yang akan dihukum. Mungkin saja Guru Kito akan menjatuhkan hukuman kepada Kaje, karena kemarin sore tidak masuk dalam pelajaran bahasa Inggris. Mungkin juga Oon dan Kawe karena keduanya kedapatan merokok di belakang asrama. Bisa jadi juga Ismet, karena tidak ikut bersembahyang kemarin. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi.

Setelah lonceng dipukul 5 kali oleh Ivan yang menjadi piket penjaga waktu, semua murid bergegas datang ke lapangan, tempat biasanya mereka dikumpulkan menerima pe rintah, pengumuman-pengumuman, tegur an, hukuman, serta berita-berita gembira dan ber bagai ke- lucuan yang terjadi. Lapangan itu merupakan tempat bagi persoalan bermuara.

"Malapetaka," bisik Kawe kepada Oon sambil berjalan bergegas menuruni jalan di pinggir kolam.

"Ya, bagaimana lagi. Memang salah kita. Kita harus menerima hukuman." jawab Oon pasrah.

"Apa Daroji benar-benar telah me ngubur- kan bulunya?" tanya Kawe.

"Entahlah," jawab Oon menggelengkan kepala.

"Mungkin Guru Kito menjumpai bulunya kemarin sore. Itulah sebab kita dikumpulkan pagi ini," kata Kawe menyesal.

"Celaka, mana Daroji?" tanya Oon. "Itu. Lihat, dia pura-pura tidak bersalah saja dan berlari-lari kecil karena merasa dilihat Guru Kito. Ambil muka. Nanti dapat muka beruk, baru tahu dia." jawab Kawe sambil menunjuk ke arah Daroji yang bergegas me- naiki tebing menuju lapangan.

Semua murid sekarang sudah ber kumpul. Mereka berbaris dan diam me nunggu apa yang akan terjadi. Guru-guru pun sudah berdiri dengan tertib. Guru Kito memerhatikan setiap murid lalu berjalan ke depan barisan mereka sambil tersenyum.

"Kalian pernah mendengar cerita Cindua Mato?" tanya Guru Kito dengan ramah sekali. "Sebuah cerita rakyat Minangkabau yang sangat terkenal. Kisah seorang raja perempuan

Nah, setelah mengetahui hal-hal yang perlu dianalisis dalam cerpen, tentu Anda ingin mendiskusikannya dengan teman. Untuk itu, berdiskusilah dengan membacakan cerpen terlebih dahulu. Kemudian ungkapkanlah pendapat Anda terhadap isi cerpen tersebut. Akan tetapi, jika Anda ingin mengungkapkan unsur ekstrinsik cerpen tersebut, itu lebih baik. Jadi, hal yang dibahas bukan hanya terbatas isi cerpen, melainkan bagai mana pengarang menulis cerpen pun perlu dibahas. Hal ini akan menambah wawasan Anda dalam menganalisis cerpen.

yang mem punyai binatang piaraan yang sangat keramat?" tanyanya.

"Belum Guru," jawab beberapa murid tidak serempak.

"O, pantas kalian tidak tahu apa itu kinantan. Kinantan adalah nama seekor ayam jantan ke ramat piaraan raja perem pu an itu. Di per guruan kita juga banyak kinantan. Malam kemarin salah seekor kinantan terbang entah ke mana. Mungkin terbang dengan ke kedai di seberang sana, kemudian berganti dengan sebungkus rokok atau mungkin menyuruk ke dalam perut manusia," lanjut Guru Kito. Bebe- rapa murid tertawa.

"Ayam jantan putih itu hilang, Guru?" tanya Daroji lantang.

Semua memandang Daroji. Daroji dengan tenang tersenyum membalas pandangan kawan- kawannya. Guru Kito memandang sesaat kepada

"Pahit? Aneh juga ya. Goreng ayam terasa pahit. Apa waktu itu kamu tidak sakit perut Daroji?" tanya Guru Kito lagi. Semua murid meledak tawanya. Daroji pucat pasi karena Guru Kito langsung menudingnya.

"Kalau saya tanya siapa yang telah mencuri kinantan itu dan meng goreng nya tengah ma- lam, pasti semuanya tidak ada yang mengaku. Ya, kan? Sebab, kalau pencuri mau mengaku, pasti semua pen jara yang ada di dunia ini akan penuh dengan pencuri. Jadi, saya tidak akan me- nanya kan siapa pencuri nya," kata Guru Kito. "Saya meng umum kan, jika sampai besok pagi tidak seorang pun yang mau mengaku, siapa yang mencuri kinantan itu, semuanya dihukum. Karena kalian semua telah berse pakat dengan pencuri untuk tidak mengaku, hukumannya adalah me ngerja kan sawah kita di lereng bukit sebelah sana sampai dengan selesai ditanami benih," kata Guru Kito sambil menunjuk ke arah persawahan. Semua murid bergumam dan ngeri, karena mereka tahu sawah itu banyak lintahnya.

Setelah apel pagi itu dibubarkan, semua murid pergi ke kelas. Sepanjang jalan mereka saling berbisik dan saling tuduh. Mereka yang terlibat dalam pencurian mengadakan diskusi kilat di bawah batang durian. Membicarakan apakah mereka akan mengaku bersama-sama atau menunjuk salah seorang saja sebagai wakil mereka. Akhirnya mereka sepakat tidak me- nga ku walau apapun hukum an yang akan di- jatuh kan. Namun malamnya, Sasmita diam-diam menemui Guru Kito dan memberitahu bahwa yang mencuri Kinantan itu adalah Kawe, Oon bersama kawan-kawannya yang lain, sedangkan yang men jadi otak pen curiannya Daroji.

Besoknya Guru Kito kembali me ngumpul - kan murid-murid seperti kemarin. Setelah semuanya lengkap hadir, Guru Kito maju ke tengah dengan berang.

"Sekarang saya sudah tahu yang men curi Kinantan itu. Para pencuri dan pemakan ayam curian akan dihukum berat," kata Guru Kito dengan keras. Murid-murid heboh dan saling ber pandangan.

Daroji.

"Bolehkah seekor ayam dimakan?" tanya Guru Kito.

"Tentu saja boleh, Guru." jawab murid- murid.

"Enakkah kalau daging kinantan digoreng tengah malam?" tanya Guru Kito lagi, murid- murid tertawa.

"Enak sekali, Guru," jawab murid sambil memandang ke arah Daroji. Daroji seakan tidak memerhatikan mereka.

"Kalau ayam itu ayam curian, apakah juga enak dimakan?"

"Pahit Guru," jawab Daroji tiba-tiba. Se- mua menoleh kepada Daroji.

"Sasmita, ke depan." kata Guru Kito se te- lah heboh murid-murid mereda. Semua diam. Sasmita maju ke depan barisan.

"Kau tahu kenapa dipanggil ke depan?" "Tidak, Guru Kito."

"Berbalik. Lihat teman-temanmu." Sasmita patuh. Kini dia berdiri menghadap kawan- kawannya dan membelakangi Guru Kito. Semua murid berbisik dan gelisah.

"Guru Kito. Boleh saya bertanya?" Kawe bertanya.

"Apa?" balas Guru Kito.

"Kenapa Sasmita yang dihukum. Apakah memang terbukti dia mencuri?"

"Bagus, jadi kamu membela temanmu ini, ya?"

"Ya, Guru. Guru Kito harus me lakukan pe nye lidikan lebih dulu, siapa sebenarnya yang bersalah."

"Apa kamu mau membela seorang peng- khianat?" Murid-murid terkejut dan saling ber-

hanya mau me nyelamatkan dirinya sendiri, dia akan lebih berbahaya daripada seorang pencu- ri ayam. Jika ia jadi pemimpin bangsa ini kelak, dia juga akan mudah mengkhianati bangsanya untuk kepentingan dan keselamatan dirinya sendiri. Jika ia jadi imam kelak, dia akan mudah pula mengkhianati jemaahnya. Jadi, paham ka- lian kenapa seorang pengkhianat harus dihu kum berat?"

"Paham Guru," jawab murid-murid lesu. Menggigil tubuh Sasmita men dengar nya. Murid-murid yang lain menundukkan muka, sedih, karena Sasmita yang selama ini mereka kenal sebagai anak yang rajin dan pandai kini dituduh sebagai peng khianat hanya karena seekor ayam.

Emridha, guru muda yang baru sebulan mengajar di perguruan itu ge lisah. Dia tidak setuju dengan putusan Guru Kito, tapi tidak berani memrotes apalagi di tengah murid- murid dan guru-guru yang lain. Sebagai guru baru, Emridha tidak merasa pantas untuk memrotes begitu saja.

Sasmita harus melaksanakan hukum an. Dengan berat hati disandang nya cangkul me nu ju sawah di lereng bukit itu. Dia harus mencangkul seminggu lamanya. Namun, ketika Sasmita menuju sawah. Emridha memberani kan diri juga me nemui Guru Kito.

"Bagaimana Emridha, ada yang mau dita- nyakan?" tanya Guru Kito tersenyum, seakan tahu yang hendak dikatakan Emridha. Emridha mengangguk. "Kau tidak sampai hati menerima hukuman yang begitu berat buat Sasmita?" tanya Guru Kito lagi. Emridha mengganguk. "Itu belum apa-apa Emridha. Orang pandai kalau berkhianat lebih buruk akibatnya daripada seorang pencuri. Perguruan kita ini hancur karena pengkhianatan. Negara kita porak poranda karena pemimpin-pemimpinnya ber- khianat kepada rakyatnya sendiri."

Emridha mengangguk dan terus meng ikuti Guru Kito. Setelah sampai di bawah pohon mahoni yang rimbun, Guru Kito me lanjutkan pembicara annya sambil melihat seorang guru lain bersama beberapa murid mulai menyam bit rumput di bawah kolam.

bisik. Mereka terkejut karena tidak tahu apa maksud Guru Kito.

"Sasmita malam tadi datang ke tempatku dan mengadukan siapa yang mencuri kinantan itu."

"Kurang ajar." teriak murid-murid.

"Nah, kalian saja benci kalau seorang temanmu berkhianat. Begitu juga Guru, begitu juga orang lain, begitu juga bangsa kita. Betapa pun pandai dan pintarnya seseorang, tapi jika di dalam dirinya sudah bersarang sifat khianat,

"Lihat mereka, Emridha. Begitu cara kita di sini mengajarkan agama. Ambil sabit, pangkas rumput, bersihkan alam sekeliling. Membersih- kan ling kungan adalah ajaran agama. Dalam ajaran agama kita tidak perlu banyak bicara, tetapi harus banyak mem berikan contoh."

"Guru Kito." kata Emridha mem berani- kan diri. “Perguruan ini kan sebuah per guruan agama, sebagaimana juga pondok pesantren. perguruan ini kan bukan perguruan politik.”

"Itulah bedanya perguruan di sini dengan pondok pesantren yang pernah kau masuki. Di pondok pesantren orang belajar agama, di

per guruan ini kita membentuk pribadi muslim. Buat apa pengetahuan agama segudang, tapi tidak punya sikap dan kepribadian sebagai seorang yang ber agama? Kau lihat keadaan masyarakat kita saat ini. Semua orang mengaku dirinya orang-orang beragama, tapi kelakuan dan per buatannya tidak mencer minkan bahwa mereka orang-orang beragama."

"Tapi apakah Sasmita juga mengerti dengan semua yang Guru Kito katakan itu?"

"Dia harus dapat memahami semua, murid harus memahami. Begitu juga guru-guru yang lainnya."

Kuala Lumpur, September 2001

Dikutip dari Majalah Horison, November 2003

2. Setelah Anda membaca cerita "Oleng" karya Wisran Hadi, dis kusikanlah hal-hal berikut bersama teman sekelompok Anda.

a. Apa isi cerita pendek tersebut? Misalnya, Anda tertarik dengan karakter para tokoh, peristiwa yang ditampilkan, atau alur ceritanya.

b. Jelaskanlah hal-hal menarik atau mengesankan yang dapat Anda peroleh dari cerita pendek tersebut.

c. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam cerita pendek tersebut? Jelaskan lah disertai bukti kutipan yang mendukung.

d. Bagaimana tanggapan Anda terhadap isi cerita pendek tersebut?

3. Catatlah hasil diskusi kelompok Anda itu untuk dijadikan bahan laporan. Setelah selesai, kemukakanlah hasil diskusi tersebut kepada teman-teman yang lain. Lakukanlah secara bergantian. Sebagai dokumentasi, Anda dapat menuliskan pendapat atau komentar teman.

Releksi Pelajaran 2

1. Kunjungilah perpustakaan sekolah Anda untuk membaca cerita pendek yang lain. Anda dapat membaca buku kumpulan cerpen atau cerpen-cerpen yang dimuat di media cetak (surat kabar atau majalah). Kemudian, tulislah kesan yang Anda peroleh dari cerpen tersebut.

2. Ceritakanlah kembali isi cerpen yang Anda baca tersebut. Sampaikanlah juga nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen tersebut dalam suatu diskusi.

r 1FOZBNQBJBO JOGPSNBTJ TFDBSB SVOUVU EBO KFMBT BLBO

mempermudah orang lain memahami pesan atau maksud yang hendak disampaikan.

r $FSQFOBEBMBIDFSJUBBUBVOBSBTJàLUJGSFLBBO UJEBLCFOBS

benar terjadi, tetapi dapat dimana saja dan kapan saja), serta relatif pendek.

r .FNCBDB FLTUFOTJG UFSNBTVL LF EBMBN KFOJT NFNCBDB

secara mendalam dengan sumber bacaan yang beragam. Dengan kata lain, membaca ekstensif adalah perluasan dari membaca intensif.

r 1BSBHSBGEFTLSJQTJNFSVQBLBOQBSBHSBGZBOHJTJOZBCFSTJGBU

melukiskan atau menggambarkan sesuatu.

Setelah menguasai materi pelajaran ini, Anda pasti telah mahir mengidentiikasi ide suatu teks, mengidentiikasi unsur- unsur bentuk suatu puisi, serta membuat tulisan dari hasil observasi dalam bentuk Paragraf deskripsi. Kemampuan Anda mengidentiikasi suatu teks atau pun akan membantu kemampuan menulis Anda.

Tugas Kelompok

1. Tulislah informasi penting yang berkenaan dengan masalah lingkungan yang pernah Anda peroleh dari kegiatan mendengarkan.

2. Tulislah kembali isi informasi berikut dalam beberapa kalimat.

3. Tentukanlah gagasan pokok paragraf berikut.

4. Buatlah sebuah puisi yang mengandung unsur-unsur bentuk yang sudah Anda pelajari. Kemudian, bacakanlah hasil pekerjaan Andatersebut.

5. Buatlah paragraf deskripsi berdasarkan hasil pengamatan Anda terhadap lingkungan di sekitar Anda.

Kawasan hutan lereng Gunung Ciremai (3.078 meter) mulai berubah fungsi. Dalam perjalanan menyusuri lereng gunung ter- sebut, mulai dari pos pendakian di Desa Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabu paten Kuningan, hingga ke kawasan Ciinjuk, Desa Sipulus, Kecamatan Cikijing, Majalengka, tampak seba- gian kawasan hutan sudah ber ubah fungsi menjadi ladang sayur- mayur.

Berbagai jenis sayur, mulai dari wortel, kentang, bawang daun, kol, hingga cabai, di tanam di lereng gunung pada ketinggian mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Di sela-sela ladang sayur itu sebelum nya merupakan bagian dari sebu ah hutan di Gunung Ciremai.

Sumber: Harian Kompas, 29 Januari 2004

Menghadapi musim kemarau ini, warga juga diminta untuk menghemat air. Misalnya, dalam bercocok tanam disesuaikan dengan kondisi cuaca yang ada. Di musim seperti ini, yang ditanam adalah tanaman yang tahan terhadap air, seperti kedelai atau kacang hijau. Sedangkan masyarakat yang kekurangan air bersih bisa mengajukan permintaan bantuan air bersih ke pemkab setempat.

Tahukah Anda bahwa informasi aktual yang Anda dapatkan akan menambah wawasan Anda? Sudahkah Anda mendapatkan info terbaru hari ini? Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung. Selain itu, Anda pun akan belajar menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk paragraf eksposisi, menemukan nilai-nilai yang dikandung cerpen dan membacakan puisi dengan lapal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat akan dipelajari pada pelajaran ini.

Hiburan

3

Pelajaran

Peta Konsep

bertujuan memerharikan berdasarkan memerharikan

gagasan logis sistematis Menulis paragraf

eksposisi

mencatat pokok berita

Mendengarkan berita televisi mencatat pokok r isi berita mengungkapkan r

kembali isi berita mengajukan r dan menjawab pertanyaan Menemukan nilai-nilai cerpen isi cerpen

Alokasi waktu: 12 jam pelajaran pelafalan r intonasi r (penghentian) gaya r Membacakan puisi terdiri atas Kegiatan Berbahasa dan Bersastra Sumber : www.tms.co.id

Mendengarkan Berita

Dalam dokumen sma10bhsind BerbhsIndDgEfektif Erwan (Halaman 42-51)