• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Hipotesis Kerja

Hipotesis kerja adalah hipotesa yang sebenarnya, yang asli yang bersumber dari kesimpulan teoritik (Amirin, 2000:84). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas

teori yang dipandang sangat menentukan peneliti didalam jawaban sementara terhadap penelitian yang akan dilakukan.

Trelease memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati. Sedangkan Good dan Scates menyatakan bahwa, hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya (Nazir 2003:151).

Adapun penulis merumuskan hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu“Implementasi Program Smart City Melalui Elektronik Pajak Bumi dan Bangunan (E-PBB) di Kota Binjai meliputi standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar badan pelaksana, karakteristik badan pelaksana, sikap pelaksana, dan lingkungan sosial, ekonomi dan politik.”

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan elemen yang penting dalam menjaga sebuah reliabilitas dan validitas hasil penelitian. Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Umumnya, tujuan penelitian adalah memecahkan masalah dan langkah yang ditempuh dalam sebuah penelitian harus relevan dengan masalah yang dirumuskan.

3.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, seorang peneliti akan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak akan melakukan pengujian hipotesa (Singarimbun 1989:4-5).

Menurut Whitney (Nazir 2003:54), metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Bentuk penelitian yang penulis lakukan adalah bentuk penelitian deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan informasi atau data ke lapangan mengenai implementasi program Smart City melalui e-PBB di Kota Binjai.yang didasarkan terhadap standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar badan pelaksana, karakteristik badan pelaksana, sikap pelaksana dan lingkungan sosial, ekonomi dan politik.

3.2. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini sebagai bahan dalam menjawab permasalahan mengenai penerapan e-PBB di Kota Binjai masih belum optimal dikarenakan Kesulitan yang dialami oleh wajib pajak adalah masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya sistem elekronik pajak bumi bangunan, di sebabkan kurangnya pemahaman tentang teknologi dan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah mengenai adanya program elektronik pajak bumi bangunan.

Selain kurangnya sosialisasi dan pemahaman masyarakat (wajib pajak), masalah juga terjadi pada masalah sistemnya, dimana adanya keterlambatan akses jaringan dalam program ini. Akibat dari keterlambatan jaringan ini adalah membuat sulitnya dalam pengecekkan, sehingga pengecekkan dilakukan secara manual dengan mendatangi rumah masyarakat untuk mengingat dan meminta jumlah pajak yang harus di bayarkan.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mendapatkan informasi yang lebi rinci mengenai Implementasi program Smart City melalui e-PBB pada Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai yang beralamat di Jl. Jambi, Rambung Barat, Binjai Selatan Kota Binjai, Sumatera Utara 20731.

3.3. Informan Penelitian

Menurut Bungin (2011:50), informan adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam mengenai masalah penelitian. Informan berfungsi untuk membantu menjaring sebanyak-banyaknya data dan informasi yang akan

bermanfaat bagi bahan analisis. Pemilihan informan pada penelitian difokuskan pada representasi atas masalah yang diteliti. Informan harus benar-benar melalui pemilihan yang selektif,informan juga harus mengetahui atau sebagai pelaku yang terlibat langsung dalam permasalahan penelitian.

Untuk memperoleh data-data dan informasi yang jelas mengenai masalah yang sedang dibahas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowballing sampling dalam menentukan informan penelitiannya. Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jauh berbeda dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, sampel dipilih dari suatu populasi, sehingga temuan dapat digeneralisasikan karena sampel benar-benar mewakili populasi. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, keberadaan sampling adalah untuk menjaring informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai macam sumber, yang bertujuan untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Selain itu, keberadaan sampling dalam penelitian kualitatif juga dimaksudkan untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar rancangan dan teori yang muncul. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel yang acak tetapi sampel bertujuan (purposive sampling).

Berdasarkan penjelasan mengenai teknik pengambilan sampel tersebut, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Informan Informasi Yang Dibutuhkan Metode Jumlah 1 Sekretaris

BPKPAD

Informasi terkait dengan kebijakann atau

peraturan-Wawancara 1

Kota Binjai peraturan dalam implementasi kebijakan Program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) Di Kota Binjai yang meliputi sejauh mana standar dan sasaran kebijakan terukur, apakah sebuah program didukung sumberdaya, baik sumberdaya fisik, maupun sumber daya nonfisik, sejauh mana hubungan antar organisasi, apakah letak sebuah kebijakan sudah tepat, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, serta bagaimana respon implementor terhadap kebijakan di BPKPAD Kota Binjai.

Informasi terkait dengan sejauh mana standard dan sasaran dalam menjalankan program E-PBB di Kota Binjai

Wawancara 1

3 Kasubbid BPKPAD Kota Binjai

Informasi terkait dengan sejauh mana standard dan sasaran dalam menjalankan program E-PBB di Kota Binjai bagaimana kebijakan program E-PBB dapat diketahui oleh semua masyarakat wajib pajak, keluhan masyarakat, hambatan-hambatan dalam implementasi kebijakan tersebut, manfaat yang dirasakan dengan adanya kebijakan tersebut (apakah dapat mempermudah atau sama saja).

Wawancara 6

5 Bank Sumut Informasi terkait dengan kerjasama yang dilakukan antara Bank Sumut dalam program elektronik pajak bumi bangunan (e-PBB) Kota Binjai.

Wawancara 1

6 Binjai Informasi terkait dengan peran 1

Commad Center (BCC)

Binjai Commad Center (BCC) dalam program elektronik pajak bumi bangunan (e-PBB) Kota

Informasi terkait Sejauh mana masyarakat mengetahui program E-PBB, darimana mengetahui informasi tentang E-PBB, tingkat kepuasaan masyarakat dengan adanya program ini, seberapa besar manfaat yang dirasakan dari kebijakan ini, bagaimana kondisi ekonomi, social dan politik wajib

Informasi terkait Sejauh mana masyarakat mengetahui program E-PBB, darimana mengetahui informasi tentang E-PBB, tingkat kepuasaan masyarakat dengan adanya program ini, seberapa besar manfaat yang dirasakan dari kebijakan ini, bagaimana kondisi ekonomi, social dan politik wajib pajak di Kecamatan Binjai Timur

Wawancara 2

9 Masyarakat Wajib Pajak Kecamatan Binjai Selatan

Informasi terkait Sejauh mana masyarakat mengetahui program E-PBB, darimana mengetahui informasi tentang E-PBB, tingkat kepuasaan masyarakat dengan adanya program ini, seberapa besar manfaat yang dirasakan dari kebijakan ini, bagaimana kondisi ekonomi, social dan politik wajib

Informasi terkait Sejauh mana masyarakat mengetahui program E-PBB, darimana mengetahui informasi tentang E-PBB, tingkat kepuasaan masyarakat dengan adanya program ini, seberapa besar manfaat yang dirasakan dari kebijakan ini, bagaimana kondisi ekonomi, social dan politik wajib

Informasi terkait Sejauh mana masyarakat mengetahui program E-PBB, darimana mengetahui informasi tentang E-PBB, tingkat kepuasaan masyarakat dengan adanya program ini, seberapa besar manfaat yang dirasakan dari

Wawancara 2

kebijakan ini, bagaimana kondisi ekonomi, sosial dan politik wajib pajak di Kecamatan Binjai Kota

Jumlah 21

Orang

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metode, yaitu:

1. Teknik pengumpulan Data Primer a. Wawancara (Interview).

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2010: 72), wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dari suatu topik tertentu jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara semi struktur, pendekatan merupakan petunjuk umum wawancara yang merupakan kombinasi wawancara terpimpin yang menggunakan beberapa pokok pertanyaan yang akan diajukan, yaitu interviewer membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, pokok-pokok pertanyaan yang di rumuskan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara.

b. Observasi

Menurut Moleong (2013:176), secara metodologis bagi penggunaan pengamatan atau observasi adalah pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subyek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subyek pada keadaan waktu itu. pengamatan memungkinkann peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh suyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi.

2. Teknik pengumpulan Data Sekunder a. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang behubungan dengan objek yang diteliti. Data sekunder ini diambil pada dokumen-dokumen tertentu di instansi yang terkait serta sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pedoman dokumentasi.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, karya ilmiah, jurnal, peraturan-peraturan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.

3.5. Analisis Data

Penelitian ini data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan metode analisa kualitatif. Dalam buku Moleong, pengertian analisis data kualitatif menurut (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2013 : 248).

Teknik analisis data Kualitatif

Sumber: komponen Analisis Data Kualitatif ( Miles dan Huberman, 1992: 20) Pengumpulan Data

Kesimpulan kesimpulan Penafsiran/ verifikasi

Penyajian Data

Reduksi Data

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut dan berulang terus-menerus. “Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul” (Miles dan Huberman, 2007: 20).

Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2007:243) dua macam kegiatan dalam analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1) Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting tentang penelitian dengan mencari pola dan temanya hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjtnya dan mencari bila diperlukan.

2) Penyajian data

Menyajikan data dalam penelitian dengan teks atau uraian singkat yang bersifat naratif, maupun dalam bentuk tabel sehingga ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti memahami apa yang terjadi merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami.

3) Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan menghabiskantenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektifatau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.

3.6. Keabsahan Data

Keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Teknik yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian dilapangan salah satunya adalah dengan teknik triangulasi.Triangulasi merupakan satu pikiran, untuk mengumpulkan data dan memeriksa kembali temuan-temuan, dengan menggunakan sumber-sumber

ganda dan cara-cara perolehan data, proses pengujian dapat dibangun untuk proses perolehan data, dan tidak banyak lagi yang harus dilakukan setelah melaporkan prosedurnya (Miles dan Huberman, 1992 : 437). Adapun macam-macam Triangulasi antara lain :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan/mencek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara.

2. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

3. Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu dan dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian, pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap.

4. Triangulasi Peneliti

Triangulasi Peneliti adalah dengan menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan ovservasi atau wawancara. Karena masing-masing peneliti mempunyai gaya sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena yang sama.

5. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah usaha memeriksa keabsahan temuan peneliti.

Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan dana untuk mendapatkan data yang sama.

Seluruh metode triangulasi tersebut digunakan penulis dalam analisis data dan melakukan penelitian. Triangulasi sumber dara dalam penelitian ini membandingkan antara apa yang dikatakan secara umum dan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Triangulasi waktu digunakan untuk mendapatkan data yang benar melalui pbservasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja. Triangulasi teori digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif melalui keterpaduan

teori yang digunakan. Triangulasi peneliti digunakan untuk mempermudah analisis data melalui banyak perspektif. Triangulasi metode digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengecekan secara menyeluruh sehingga menemukan data yang absah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Binjai adalah salah satu Kota dahulu daerah tingkat II berstatus Kotamadya dalam wilayah provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan. Adapun sejarah berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menurut Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 17 Tahun 2011 Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai merupakan unsur pelaksanaan Otonomi Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota. Mengingat bahwa Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai ini baru berpindah lokasi sekitar 2 dua tahun yang lalu dan diresmikan langsung oleh walikota Binjai. Kantor baru berlokasi di jalan Jambi kelurahan Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan.

Sebelumnya Dispenda Kota Binjai berkantor di jalan Teuku Amir Hamzah kecamatan Binjai Utara yang merupakan gedung milik Pemprovsu. Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai mempunyai tugas sebagaimana yang telah dimaksud.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan pelaksaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan d.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kantor Dispenda daerah Kota Binjai, provinsi Sumatera Utara. Dispenda Kota Binjai bertanggaung jawab untuk urusan pendapatan daerah berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.Selain itu, Dinas Pendapatan Daerah atau juga dikenal dengan singkatan Dispenda memiliki tugas dan fungsi lainnya. Dispenda memiliki tugas utama yaitu sebagai penyelenggara untuk pemungutan pendapatan daerah wilayah kerjanya dan sebagai koordinator instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga evaluasi pemungutan pendapatan daerah. Untuk fungsi Dispenda adalah merumuskan kebijakan bidang pendapatan daerah, pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan penerimaan daerah lainnya, pemungutan pendapatan daerah, penyuluhan pajak, pemberian izin bidang pendapatan daerah, penyusunan rencana pendapatan daerah, hingga evaluasi pendapatan daerahnya. Beberapa sumber pendapatan daerah yang menjadi tanggung jawab Dispenda ialah pengawasan penerimaan pajak baik pajak rumah bagunanan, tanah, kendaraan motor dan mobil, PBB perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah Bangunan (BPHTB), pajak parkir mobil dan motor di wilayahnya. Terkait dengan hal itu, Dispenda memiliki wewenang untuk menerbitkan izin-izin tertentu sesuai dengan fungsi dan tugasnya seperti surat izin pembangunan dan pengadaan billboard, izin pengadaan lahan parkir, izin reklame, dan lainnya. Untuk informasi lain terkait Dispenda, Anda dapat langsung berkunjung ke kantor Dispenda terdekat,

menghubungi kontak nomor telepon, atau mengakses website resmi Dispenda untuk informasi umum. Namun pada tahun 2017, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKPAD) Kota Binjai bergabung dan sekarang berganti nama menjadi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah merupakan Badan mengurus tentang keuangan pajak daerah di kota Binjai. Badan Pengelolaan keuangan daerah kota Binjai adalah Badan yang mengurus tentang keuangan pajak daerah di kota Binjai. Sebelum Dispenda dan DKPAD bergabung, Pajak Bumi Bangunan diurus oleh pihak KPP Pratama, namun berdasakan Peraturan Menteri Keungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 15/PMK.07/2014 Tentang persiapan pengalihan PBB-P2 (Pusat) menjadi Pajak Daerah. Daerah yang menjadi ruang lingkup pekerjaan untuk Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai adalah daerah-daerah yang berada di kawasan Kota Binjai yang terdiri dari 5 Kecamatan, yaitu :

1. Binjai Utara 2. Binjai Timur 3. Binjai Selatan 4. Binjai Barat 5. Binjai Kota

4.1.2 Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Visi Badan Pengelola Keuangan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Kota Binjai Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan Visi ini tentunya sangat ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Binjai. adapun Visi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai sebagai berikut :

1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran yang Profesional 2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Binjai yang berwawasan

manajemen pengelolaan keuangan.

3. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Binjai Yang Berpengabdian.

4. Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

5. Pengembangan dan Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Misi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai sebagai berikut :

1. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Binjai.

2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Binjai.

4.1.3 Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan - hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerja sama. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian 3. Bidang Perbendaharaan terdiri dari ;

a. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja Tidak Langsung b. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja Non Langsung c. Sub Administrasi dan Pelaporan Perbendaharaan 4. Bidang Anggaran tersiri dari :

a. Sub Bidang Belanja Langsung b. Sub Bagian Belanja Tidak Langsung

c. Sub Bidang Verivikasi Anggaran Belanja dan Pendapatan 5. Bidang Akuntansi terdiri dari :

a. Sub abaidang Akuntansi Pendapatan dan Belanja Daerah

b. Sub Bidang Pelaporan Pendapatan dan Belanja c. Sub Bidang Sistem Informasi Keuangan Daerah 6. Bidang PBB dan BPHTB terdiri dari :

a. Sub Bidang Pelayanan PBB dan BPHTB b. Sub Bidang Penetapan PBB dan BPHTB c. Sub Bidang Pengendalian PBB dan BPHTB

7. Bidang Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya terdiri dari : a. Sub Bidang Pelayanan Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya b. Sub Bidang Penetapan Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya c. Sub Bidang Pengendalian Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya 8. Bidang Pengelolaan Aset Daerah terdiri dari :

a. Sub Bidang Pendapatan Aset Daerah b. Sub Bidang Optimalisasi Aset

c. Sub Bidang Pengendalian Aset Daerah 9. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

10. Kelompok Jabatan Fungsional

4.1.4 Deskripsi dan Aktifitas Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Binjai dan Peraturan Walikota Binjai Nomor 48 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

“Melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan daerah Kota Binjai pengelolaan keuangan daerah, pendapatan dan asset daerah.”

Adapun untuk melaksanakan tugas pokok Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD b. Melaksanakan penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan

APBD

c. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah

d. Melaksanakan laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

e. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan ketatausahaan, keuangan,pendapatan, kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan tata laksana kantor

f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penagihan PBB, BPHTB, retribusi dan pajak daerah lainnya

g. Melakukan koordinasi penusunan rencana Pendapatan pengembangannnya (ekstensifikasi/intensfikasi)

h. Menyiapkan rencana kebijakan dan atau strategi dalam rangka peningkatan

h. Menyiapkan rencana kebijakan dan atau strategi dalam rangka peningkatan