• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan data. Teknik yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian dilapangan salah satunya adalah dengan teknik triangulasi.Triangulasi merupakan satu pikiran, untuk mengumpulkan data dan memeriksa kembali temuan-temuan, dengan menggunakan sumber-sumber

ganda dan cara-cara perolehan data, proses pengujian dapat dibangun untuk proses perolehan data, dan tidak banyak lagi yang harus dilakukan setelah melaporkan prosedurnya (Miles dan Huberman, 1992 : 437). Adapun macam-macam Triangulasi antara lain :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan/mencek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara.

2. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

3. Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu dan dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian, pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap.

4. Triangulasi Peneliti

Triangulasi Peneliti adalah dengan menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan ovservasi atau wawancara. Karena masing-masing peneliti mempunyai gaya sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena yang sama.

5. Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah usaha memeriksa keabsahan temuan peneliti.

Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan dana untuk mendapatkan data yang sama.

Seluruh metode triangulasi tersebut digunakan penulis dalam analisis data dan melakukan penelitian. Triangulasi sumber dara dalam penelitian ini membandingkan antara apa yang dikatakan secara umum dan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Triangulasi waktu digunakan untuk mendapatkan data yang benar melalui pbservasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja. Triangulasi teori digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif melalui keterpaduan

teori yang digunakan. Triangulasi peneliti digunakan untuk mempermudah analisis data melalui banyak perspektif. Triangulasi metode digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengecekan secara menyeluruh sehingga menemukan data yang absah.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Binjai adalah salah satu Kota dahulu daerah tingkat II berstatus Kotamadya dalam wilayah provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan. Adapun sejarah berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menurut Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 17 Tahun 2011 Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai merupakan unsur pelaksanaan Otonomi Daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota. Mengingat bahwa Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai ini baru berpindah lokasi sekitar 2 dua tahun yang lalu dan diresmikan langsung oleh walikota Binjai. Kantor baru berlokasi di jalan Jambi kelurahan Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan.

Sebelumnya Dispenda Kota Binjai berkantor di jalan Teuku Amir Hamzah kecamatan Binjai Utara yang merupakan gedung milik Pemprovsu. Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai mempunyai tugas sebagaimana yang telah dimaksud.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Binjai menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan pelaksaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan d.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kantor Dispenda daerah Kota Binjai, provinsi Sumatera Utara. Dispenda Kota Binjai bertanggaung jawab untuk urusan pendapatan daerah berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.Selain itu, Dinas Pendapatan Daerah atau juga dikenal dengan singkatan Dispenda memiliki tugas dan fungsi lainnya. Dispenda memiliki tugas utama yaitu sebagai penyelenggara untuk pemungutan pendapatan daerah wilayah kerjanya dan sebagai koordinator instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga evaluasi pemungutan pendapatan daerah. Untuk fungsi Dispenda adalah merumuskan kebijakan bidang pendapatan daerah, pelaporan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, retribusi dan penerimaan daerah lainnya, pemungutan pendapatan daerah, penyuluhan pajak, pemberian izin bidang pendapatan daerah, penyusunan rencana pendapatan daerah, hingga evaluasi pendapatan daerahnya. Beberapa sumber pendapatan daerah yang menjadi tanggung jawab Dispenda ialah pengawasan penerimaan pajak baik pajak rumah bagunanan, tanah, kendaraan motor dan mobil, PBB perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah Bangunan (BPHTB), pajak parkir mobil dan motor di wilayahnya. Terkait dengan hal itu, Dispenda memiliki wewenang untuk menerbitkan izin-izin tertentu sesuai dengan fungsi dan tugasnya seperti surat izin pembangunan dan pengadaan billboard, izin pengadaan lahan parkir, izin reklame, dan lainnya. Untuk informasi lain terkait Dispenda, Anda dapat langsung berkunjung ke kantor Dispenda terdekat,

menghubungi kontak nomor telepon, atau mengakses website resmi Dispenda untuk informasi umum. Namun pada tahun 2017, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKPAD) Kota Binjai bergabung dan sekarang berganti nama menjadi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah merupakan Badan mengurus tentang keuangan pajak daerah di kota Binjai. Badan Pengelolaan keuangan daerah kota Binjai adalah Badan yang mengurus tentang keuangan pajak daerah di kota Binjai. Sebelum Dispenda dan DKPAD bergabung, Pajak Bumi Bangunan diurus oleh pihak KPP Pratama, namun berdasakan Peraturan Menteri Keungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 15/PMK.07/2014 Tentang persiapan pengalihan PBB-P2 (Pusat) menjadi Pajak Daerah. Daerah yang menjadi ruang lingkup pekerjaan untuk Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai adalah daerah-daerah yang berada di kawasan Kota Binjai yang terdiri dari 5 Kecamatan, yaitu :

1. Binjai Utara 2. Binjai Timur 3. Binjai Selatan 4. Binjai Barat 5. Binjai Kota

4.1.2 Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Visi Badan Pengelola Keuangan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai dirumuskan untuk mendukung Visi dan Misi Kota Binjai Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan Visi ini tentunya sangat ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Binjai. adapun Visi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai sebagai berikut :

1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran yang Profesional 2. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Binjai yang berwawasan

manajemen pengelolaan keuangan.

3. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Binjai Yang Berpengabdian.

4. Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

5. Pengembangan dan Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Misi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai sebagai berikut :

1. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Binjai.

2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Binjai.

4.1.3 Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan - hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerja sama. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai. Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Badan

2. Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian 3. Bidang Perbendaharaan terdiri dari ;

a. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja Tidak Langsung b. Sub Bidang Perbendaharaan Belanja Non Langsung c. Sub Administrasi dan Pelaporan Perbendaharaan 4. Bidang Anggaran tersiri dari :

a. Sub Bidang Belanja Langsung b. Sub Bagian Belanja Tidak Langsung

c. Sub Bidang Verivikasi Anggaran Belanja dan Pendapatan 5. Bidang Akuntansi terdiri dari :

a. Sub abaidang Akuntansi Pendapatan dan Belanja Daerah

b. Sub Bidang Pelaporan Pendapatan dan Belanja c. Sub Bidang Sistem Informasi Keuangan Daerah 6. Bidang PBB dan BPHTB terdiri dari :

a. Sub Bidang Pelayanan PBB dan BPHTB b. Sub Bidang Penetapan PBB dan BPHTB c. Sub Bidang Pengendalian PBB dan BPHTB

7. Bidang Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya terdiri dari : a. Sub Bidang Pelayanan Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya b. Sub Bidang Penetapan Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya c. Sub Bidang Pengendalian Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya 8. Bidang Pengelolaan Aset Daerah terdiri dari :

a. Sub Bidang Pendapatan Aset Daerah b. Sub Bidang Optimalisasi Aset

c. Sub Bidang Pengendalian Aset Daerah 9. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

10. Kelompok Jabatan Fungsional

4.1.4 Deskripsi dan Aktifitas Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Binjai dan Peraturan Walikota Binjai Nomor 48 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

“Melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan daerah Kota Binjai pengelolaan keuangan daerah, pendapatan dan asset daerah.”

Adapun untuk melaksanakan tugas pokok Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD b. Melaksanakan penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan

APBD

c. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah

d. Melaksanakan laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

e. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan ketatausahaan, keuangan,pendapatan, kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan tata laksana kantor

f. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penagihan PBB, BPHTB, retribusi dan pajak daerah lainnya

g. Melakukan koordinasi penusunan rencana Pendapatan pengembangannnya (ekstensifikasi/intensfikasi)

h. Menyiapkan rencana kebijakan dan atau strategi dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat di bidang pembayaran penagihan PBB, BPHTB, Retribusi dan Pajak Daerah Lainnya

i. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah

j. Melaksanakam anggaran Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah

k. Melaksanakan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggrana belanja sesuai dengan ketentuan yang berlaku

l. Melakukan pengujian atau penagihan dan memerintakan pembayaran m. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD

n. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah Daerah

o. Melaksanakan penilaian atas kinerja/prestasi kerja bawahan dan

p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan pembagian tugas pokok Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai, penulis mengemukakan bahwa dalam Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai

memiliki 16 poin tugas pokok yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggungjawab, mulai dari melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD, sampai dengan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan tugas pokok yang dimiliki Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai dapat dijabarkan menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu :

1. Aspek Administasi Keuangan Daerah, tugasnya meliputi :

a. Pelaksanaan perumusan, perencanaan, pelayanan administrasi pengendalian dan koordinasi belanja daerah

b. Pengkajian kebutuhan daerah

c. Pelaksanaan pengawasab teknis pendaatan dan belanja daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. Pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SP2) dibidang pendapatan dan belanja daerah

e. Penyelenggaraan system informasi keuangan dan aset daerah

f. Pembinaan dan bimbingan dibidang pendapatan, belanja dan aset daerah

2. Aset Pendapatan Daerah, tugasnya meliputi :

a. Melaksanakan perumusan dan kebijakan teknis Pemerintah Daerah dibidang pendapatan

b. Menyelenggarakan urursan Pemerintah dan Pelayanan Umum dibidang pendapatan

c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan.

3. Aspek Pengelolaam Aset Daerah, tugasnya meliputi :

a. Penyusunan perumusan, perencanaan bidang aset daerah

b. Koordinasi perencanaan analisa kebutuhan pengadaan aset, pendataan, pengiventarisasian dan pencatatan aset

c. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan aset daerah

d. Penyusunan Data Base Aset tanah dan bangunan milik Pemerintahan Kota Binjai

e. Penyusunan laporan realisasi dan kinerja dibidang aset daerah

Berdasarkan pembagian tugas pokok tersebut, penulis mengemukakan bahwa ada pembagian 3 aspek tugas pokok yang dimiliki Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai. Pertama aspek Administasi Keuangan Daerah yang dimulai dari Pelaksanaan perumusan, perencanaan, pelayanan administrasi pengendalian dan koordinasi belanja daerah hingga Pembinaan dan bimbingan dibidang pendapatan, belanja dan aset daerah. Yang kedua, yaitu Aset Pendapatan Daerah, tugasnya meliputi Melaksanakan perumusan dan kebijakan teknis Pemerintah Daerah dibidang pendapatan hingga Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan. Yang ketiga, yaitu Aspek Pengelolaam Aset Daerah, tugasnya meliputi Penyusunan perumusan, perencanaan bidang aset daerah hingga Penyusunan laporan realisasi dan kinerja dibidang aset daerah. Tugas-tugas tersebut harus dilaksanan dan menjadi tanggungjawab Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai.

4.2 Program Binjai Smart City melalui Elekronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB)

Konsep Smart City adalah sebagai sebuah kota yang dapat menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh warga yang tinggal tetap atau pendatang yang tinggal sementara di kota tersebut untuk berbagai keperluan. Informasi Kota ini didesain dengan mengimplementasikan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi secara menyeluruh, dan digunakan untuk berbagai pelayanan yang dapat diberikan oleh sebuah sistem kota. Dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga mendorong transparansi publik pada sistem tata kelola

pemerintah dan perencanaan yang melibatkan warga kota sebagai salah satu stakeholder. Konsep Smart City dibangun dan dikembangkan dalam enam dimensi, yang meliputi: dimensi ekonomi (smart economy), manusia (smart people), tata kelola (smart governance), mobilitas (smart mobility), lingkungan (smart environment), dan kehidupan (smart living). Kota Binjai adalah satu-satunya kota yang telah menerapkan konsep Smart City di Sumatera Utara. Pengembangan konsep Binjai Smart City merupakan konsep pengembangan Kota Binjai yang menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh warga yang tinggal tetap atau pendatang yang tinggal sementara di Kota Binjai untuk berbagai keperluan dengan menggunakan berbagai media teknologi. Pengembangan e-Government adalah salah satu komponen pendukung untuk terwujudnya Smart City yang merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2003 sebagai payung bagi seluruh kebijakan di bidang e-Government.

Pengembangan e-Government akan melibatkan berbagai faktor yang memiliki andil dalam penciptaan suatu jasa layanan publik. Seluruh faktor tersebut perlu dirancang dari awal melalui suatu proses perencanaan yang matang agar dihasilkan program pengembangan e-Government yang dapat diterapkan mulai dari faktor kepemimpinan, sumber daya manusia, organisasi, dan sistem manajemen, sarana komunikasi, perangkat keras, perangkat lunak, anggaran, dan lain-lain yang harus dipadukan dengan sebuah perencanaan yang terpadu, holistik, bertahap, realistik, dan terukur.

Dengan mengacu pada Inpres Nomor 3 Tahun 2003, Pemerintah Kota Binjai mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021, dan kemudian menyusun rencana induk pengembangan Smart City Kota Binjai 2016-2021. Di bawah kepemimpinan Walikota Dan Wakil Walikota, yaitu Muhammad Idaham dan Timbas Tarigan, dan membuat Visi Pembangunan Kota Binjai Tahun 2016-2021

“Terwujudnya Kota Cerdas yang Layak Huni, Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan Menuju Binjai yang Sejahtera,” serta dengan misi pembangunan Kota Binjai Tahun 2016-2021 sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerintahan yang cerdas (smart governance) melalui birokrasi yang berkesinambungan guna mewujudkan tata kelola pemerintah kota yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

2. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas (smart people) dengan kualifikasi pintar, sehat, produktif dan sejahtera.

3. Mengoptimalkan produktifitas pergerakkan masyarakat (smart mobility) melalui kualitas infrastruktur daerah yang mampu meningkatkan fungsi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

4. Meningkatkan perekonomian kota melalui peningkatan sumber daya alam berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia yang terampil, kreatif, inovatif, dan produktif (smart economy dan smart environment)

5. Meningkatkan kualitas standar hidup (smart living) dalam aspek kelayakan kesejahteraan, keadilan dan kenyamanan.

Visi pembangunan Kota Binjai Tahun 2016-2021, Kota Binjai sebagai Smart City yang mengambil visi “Terwujudnya Kota yang Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Konsep Smart City Binjai Menuju Kota Digital yang Nyaman, Transparan, Aman yang Berkelanjutan dan Menumbuhkan Ekonomi Kreatif, Inovatif dan Produktif Pada Tahun 2021”. Dan mengambil misi dengan dijabarkan sebagai berikut (Rencana Induk Pengembangan Smart City Kota Binjai Tahun 2016-2021) :

1. Peningkatan tata kelola: transparansi, informatif, dan responsive melalui penerapan e-Government pada setiap SKPD.

2. Peningkatan partisipasi masyarakat pada pembangunan dan perubahan sikap dan budaya yang lebih baik melalui penerapan aplikasi layanan dan pengaduan masyarakat.

3. Peningkatan kemudahan dan kenyamanan akses layanan umum (transportasi, wisata, dan publik servis) baik bagi warga ataupun pengunjung kota Binjai melalui penerapan aplikasi informasi kota.

4. Peningkatan perekonomian kota dengan pertumbuhan digital entrepreneurship dan peningkatan kunjungan dan transit dengan pengupayaan penerapan apliaksi-aplikasi informasi usaha dan jasa yang informatif dan kemudahan dalam mengakses.

Dengan adanya visi-misi tersebut Pemerintah Kota Binjai mengeluarkan Peraturan walikota sebagai dasar untuk melaksanakan Binjai Smart City yang termuat dalam Peraturan Walikota Nomor 53 Tahun 2017 tentang Penyelanggaraan Binjai Smart City , yang diyakini sebagai pedoman agar semua program Binjai Smart City yang dibuat dapat dilaksanakan berdasarkan peraturan tersebut.

Dalam rangka pembangunan dan pengembangan Binjai Smart City, pemerintah Kota Binjai membuat beberapa program-program dengan salah satu strateginya adalah membangun aplikasi-aplikasi yang telah diidentifikasi sesuai dengan Blueprint sistem aplikasi e-Government untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dunia bisnis dan lingkungan pemerintahan seperti pada dimensi manusia (smart people) yang menjadi salah satu misi Pembangunan Kota Binjai 2016-2021.

Pembangunan sistem aplikasi pada dimensi smart people salah satunya difokuskan pada bidang kesehatan. Aplikasi yang dibuat adalah salah satu program Pemerintah Kota Binjai dalam pengembangan Smart City di Kota Binjai dengan tujuan, pemberi maupun penerima pelayanan pemerintah dapat menjadi sumber daya manusia yang cerdas.

Program Binjai Smart City pada dimensi smart Governance, di Kota Binjai disebut dengan E-PBB. E-PBB adalah program Pemerintah Kota Binjai dalam bentuk e-Government yang menyongsong Kota Binjai Smart City . Dalam rencana induk pengembangan Smart City Kota Binjai 2016-2021, E-PBB adalah sistem Aplikasi yang berguna untuk memberi kemudahan bagi para wajib pajak untuk mendapatkan informasi seputar PBB, misalnya tentang jumlah PBB yang harus dibayarkan dan tanggal jatuh tempo. Aplikasi E-PBB bisa di download di alamat epbb.binjaikota.go.id dan nantinya akan bisa didownload di playstore. Namun aplikasi ini hanya memuat informasi tentang PBB, sedang untuk pembayaran pajak harus dilakukan langsung di Bank Sumut. Pemerintah Kota Binjai berjanji inovasi akan terus dilakukan agar masyarakat mendapatkan kemudahan untuk cara pembayaran.

Pemerintah Kota Binjai menegaskan sesuai dengan visi menjadikan Binjai sebagai kota cerdas, Pemko Binjai akan terus memunculkan aplikasi baru untuk memberikan pelayanan publik yang lebih mudah dan transparan. Bahkan saat ini Binjai dipilih oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Sumut sebagai pilot project eAudit, yaitu pemeriksaan yang dilakukan secara real time dan terhubung langsung dengan BPK Pusat melalui Binjai Command Center.

Gambar 4.2.1 : Kegiatan yang dilakukan Pihak Bukalapak dalam Mengumumkan kerjasama Strategis dengan Pemerintah Kota Binjai, Bank Indonesia, dan Bank Sumut

(Sumber : Dokumentasi Analisadaily, 25 Mei 2019)

Gambar di atas merupakan kegiatan yang dilakukan pihak Bukalapak dalam mengumumkan kerja sama strategis dengan Pemerintah Kota Binjai, Bank Indonesia, dan Bank Sumut demi memberi kemudahan bagi masyarakat di Sumatera Utara (Sumut) untuk melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) secara online melalui aplikasi Bukalapak yang akan dapat diakses pada awal Mei 2019.

Dalam kegiatan tersebut, adanya Kerja sama yang diformalisasi melalui penandatanganan nota kerja sama antara Co-Founder dan Presiden Bukalapak, Wali Kota Binjai, Kepala Grup Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Satuan Layanan Administrasi Bank Indonesia, serta selaku Direktur Bisnis dan Syariah Bank Sumut pada Rabu, 10 April 2019.

Menurut data yang dimiliki oleh Bank Sumut, selaku bank penerimaan kas daerah, dana PBB yang belum terbayar oleh masyarakat setiap tahunnya dapat mencapai ratusan miliar Rupiah. Pembayaran PBB secara online melalui aplikasi Bukalapak diharapkan dapat membantu memaksimalkan pendapatan daerah melalui dana pajak dan mendorong optimalisasi pembangunan daerah. Kerja sama strategis ini adalah bagian dari inovasi Bukalapak untuk mendorong terciptanya e-government bersama pemerintah daerah. Dengan adanya nota kerja sama ini, Kota Binjai menjadi pelopor layanan pembayaran PBB secara online di seluruh Sumatera Utara.

4.3 Implementasi Program Smart City Melalui Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) di Kota Binjai

Pada tahapan kebijakan publik, implementasi kebijakan publik merupakan tahapan yang penting dan sangat menentukan hasil dari pelaksanaan suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah. Tujuan dari kebijakan publik akan tercapai dengan adanya proses implementasi yang memenuhi persyaratan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn. Pada tahapan implementasi ini, tentu akan ditemukan variabel-variabel yang terkait dengan keberhasilan ataupun kegagalan sebuah implementasi kebijakan.

Peneliti melakukan pembahasan dengan menggunakan teori yang disampaikan oleh Van Meter dan Van Horn dimana implementasi kebijakan publik merupakan semua tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai

tujuan kebijakan yang telah ditentukan dalam suatu keputusan kebijakan.

Tindakan-tindakan yang dimaksud adalah usaha yang berkelanjutan untuk

Tindakan-tindakan yang dimaksud adalah usaha yang berkelanjutan untuk