BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Implementasi Program Smart City Melalui Elektronik
4.3.1 Standar dan Sasaran Kebijakan
Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Agustino 2008:141-144), standar dan sasaran dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang mengada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu utopis) untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil.
Standar kebijakan dari program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) ini merupakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.03/ Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan, yang berisikan bahwa sehubungan dengan telah diberlakukannya Modul Penerimaan Negara, reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, dan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) secara elektronik, dipandang perlu mengatur kembali tentang penunjukan tempat dan tata cara pembayaran PBB. Dengan begitu, sasaran dari program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) berguna untuk memberi kemudahan bagi para wajib pajak untuk mendapatkan informasi seputar PBB, misalnya tentang jumlah PBB yang harus dibayarkan dan tanggal jatuh tempo.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan pada pasal 1 dijelaskan bahwa pembayaran pajak bumi bangunan secara elektronik data melalui Bank Umum. Suatu kebijakan dibuat dengan tujuan agar dapat memperoleh satu keadaan yang lebih baik lagi dari pada keadaan yang sebelumnya, sama halnya dengan kebijakan publik dibidang pajak bumi dan bangunan, yakni tentang program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB).
Gambar 4.3.1.1 : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.03/
Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan
(Sumber : Dokumentasi Peneliti, 18 Mei 2019 )
Gambar tersebut merupakan hasil dokumentasi dari Pemerintah Kota Binjai Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan, yang berisikan bahwa sehubungan dengan telah diberlakukannya Modul Penerimaan Negara, reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, dan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) secara elektronik, dipandang perlu mengatur kembali tentang penunjukan tempat dan tata cara pembayaran PBB.
Standar kebijakan dari program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) ini merupakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.03/ Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan, yang berisikan bahwa sehubungan dengan telah diberlakukannya Modul Penerimaan
Negara, reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, dan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) secara elektronik, dipandang perlu mengatur kembali tentang penunjukan tempat dan tata cara pembayaran PBB.
Sasaran kebijakan dari program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) merupakan cara pemerintah untuk memberikan pelayanan yang optimal dalam mengetahui jumlah tunggakan pajak bumi bangunan (PBB) masyarakat sebagai Wajib Pajak yang lahan/tanah bangunannya sudah bersertifikat, sementara masyarakat yang tidak memiliki sertifikat tanah atau memiliki bangunan ditanah pemerintah, dapat membayar pajak bumi bangunan karena tanah tersebut tidak bersertifikat. Masyarakat saat ini membutuhkan pelayanan yang efektif dalam pembayaran pajak bumi bangunan. Dalam membuat kebijakan ini ada standar dan sasaran yang ditetapkan. Kota Binjai adalah kota yang memiliki visi dengan menjadikan Kotanya sebagai Kota yang Smart City , yang selanjutnya pemerintah Kota Binjai membuat Peraturan Walikota Binjai Tahun 2017 Nomor 53 tentang Penyelenggaraan Smart City , yang salah satu ruang lingkupnya adalah smart government dan smart governance
Dalam sasaran kebijakan Smart City tersebut yang menjadikan kota Binjai sebagai kota smart government dan smart governance adalah bagaimana kemudian dengan kebijakan tersebut pemerintah dan masyarakat menjadi cerdas. Disusunlah program Smart City itu salah satunya di bidang pajak bumi bangunan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam melaksanakan kebijakan Smart City yaitu dengan membuat aplikasi elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB). Sasaran dari program
elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) adalah adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, demokrasi, dan untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efisien, efektif dan interaktif serta adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat menjadi tahu dan cerdas. Dengan adanya program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB), pemerintah berharap program ini dapat memberi kemudahan pembayaran dan semakin meningkatkan pencapaian realisasi dari target yang telah ditetapkan. Berikut ini hasil wawancara dengan informan Bapak Fadjar Arifianto selaku Sekretaris Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai mengenai standar/sasaran kebijakan dari program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) menyatakan bahwa:
“Program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) adalah salah satu program Binjai Smart City (BSC), dimana standar kebijakannya yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.03/ Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan secara elektronik. Sasaran kebijakan program ini dibuat untuk memudahkan tugas pegawai dalam bidang Pajak Bumi Bangunan dengan menjadikan kualitas pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien serta meningkatkan pencapaian realisasi dari target yang telah ditetapkan. Program ini juga bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam melihat tunggakan Pajak Bumi Bangunan (PBB) secara online, sehingga masyarakat tidak lagi takut jika ada unsur pungli, karena tunggakan yang dilihat dalam website E-PBB tersebut benar-benar nyata tanpa ada tambahan dari pegawai lapangan yang bertugas mengutip.
Dengan program ini juga diharapkan masyarakat dapat mengetahui perkembangan teknologi yang terus-menerus meningkat, sehingga masyarakat tidak ketinggalan informasi yang sedang terjadi.”(Fadjar Arifianto.Wawancara.11 Mei 2019).
Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan tersebut, dapat dipahami bahwa standar kebijakannya yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.03/ Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan secara elektronik dan sasaran kebijakan Program Elektronik Pajak Bumi
Bangunan (E-PBB) untuk memudahkan tugas pegawai dalam bidang Pajak Bumi Bangunan dengan menjadikan kualitas pelayanan menjadi lebih baik secara efektif dan efisien serta meningkatkan realisasi pajak bumi bangunan yang sudah ditetapkan.
Program ini juga menjadikan masyarakat lebih mudah untuk mengetahui tunggakan pajak bumi bangunannya melalui gadge dengan secara online. Dengan adanya program ini, pelayanan juga menjadi transparan karena tunggakan yang sudah ada di website sesuai yang ada dan tidak terjadi pungli, sehingga masyarakat tidak akan ragu dengan jumlah pajak bumi bangunan (PBB) yang harus dibayarkan. Tidak hanya itu, harapan dari adanya program ini adalah masyarakat dapat meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi, sehingga masyarakat tidak ketinggalan informasi.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh hasil wawancara dengan informan Amal Tarigan selaku Kepala Bidang PBB dan BPHTB di Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai mengenai standar/ukuran dari program ini, menyatakan bahwa:
“Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) mulai direalisasikan sejak tahun 2017.
standar kebijakannya yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/ PMK.03/
Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan secara elektronik. Sasaran kebijakan program ini dibuat agar adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, demokrasi, dan untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efisien, efektif dan interaktif serta adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat tidak lagi ragu-ragu kepada pegawai Pajak Bumi Bangunan (PBB).
Dengan adanya program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB), pemerintah berharap program ini dapat memberi kemudahan dalam melihat informasi seputar PBB secara online, serta semakin meningkatkan realisasi dari target yang telah ditetapkan.”(Amal Tarigan.Wawancara 11 Mei 2019)
Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan tersebut, dapat dipahami bahwa program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) mulai direalisasikan sejak tahun 2017 dengan standar kebijakannya yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/
PMK.03/ Tahun 2007 Tentang Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi daan Bangunan secara elektronik. Sasaran kebijakan yaitu untuk mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, demokrasi, dan untuk meningkatkan kualitas layanan publik sehingga pelayanan menjadi lebih transparansi, sehingga dapat menghindari pemungutan liar yang terjadi di permerintahan dan masyarakat juga tidak lagi ragu-ragu dengan jumlah pajak bumi bangunanya, serta meningkatkan kualitas pelayanan menjadi efektif, efisien dan interaktif. Program ini kemudahan dalam melihat informasi seputar PBB secara online, serta semakin meningkatkan pencapaian realisasi dari target yang telah ditetapkan.
Realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan pada tahun 2016 sesuai dengan target/realisasi yang telah di tetapkan. Pada tahun 2016, program e-PBB belum dilaksanakan. Program e-PBB mulai terlaksana mulai dari taun 2017, namun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami peningkatan, namun Realisasi penerimaan tahun 2018 mengalami penurunan dari Target/realisasi yang telah ditetapkan pada tahun 2017 dan 2018 dikarenakan tunggakan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya masih mengalami tunggakan, sehingga pada tahun 2017 dan 2018 Target/realisasi PBB lebih ditingkatkan. Maka target/realisasi setelah adanya program elektronik pajak bumi bangunan semakin meningkat, namun realisasi penerimaannya menurun.
dikarenakan tunggakan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya masih mengalami tunggakan, sehingga pada tahun 2017 dan 2018 Target/realisasi PBB lebih ditingkatkan.
Gambar 4.3.1.2 : Target/Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Per Kelurahan Kota Binjai Tahun Anggaran 2016
(Sumber : Dokumentasi Peneliti, 18 Mei 2019)
Target/realisasi pajak bumi dan bangunan (PBB) tiap kelurahan yang ada di Kota Binjai pada tahun 2016. Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2016 adalah Rp 7.100.000.000, realisasi penerimaannya sebesar Rp 7.312.390.109.
Pada tahun 2016 target penerimaan meningkat dari target/realisasi. Pada tahun 2016
program e-PBB belum terlaksana. Program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) mulai terlaksana mulai pada tahun 2017.
Gambar 4.3.1.3 : Target/Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Per Kelurahan Kota Binjai Tahun Anggaran 2017
(Sumber : Dokumentasi Peneliti, 18 Mei 2019)
Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2017 adalah Rp 11.375.000.000, realisasi penerimaannya sebesar Rp 8.802.139.503. Pada tahun 2017, target penerimaan menurun dari target/realisasi. Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2017 mengalami peningkatan, namun Realisasi penerimaan tahun 2017 mengalami penurunan dari Target/realisasi yang telah
ditetapkan pada tahun 2017, hal ini dikarenakan tunggakan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya masih mengalami tunggakan, sehingga pada tahun-tahun 2017 Target/realisasi PBB lebih ditingkatkan.
Gambar 4.3.1.3 : Target/Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Per Kelurahan Kota Binjai Tahun Anggaran 2018
(Sumber : Dokumentasi Peneliti, 18 Mei 2019)
Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2017 adalah Rp 11.375.000.000, realisasi penerimaannya sebesar Rp 8.802.139.503. Pada tahun 2017, target penerimaan menurun dari target/realisasi. Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2017 mengalami peningkatan, namun Realisasi penerimaan tahun 2017 mengalami penurunan dari Target/realisasi yang telah
ditetapkan pada tahun 2017, hal ini dikarenakan tunggakan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya masih mengalami tunggakan, sehingga pada tahun-tahun 2017 Target/realisasi PBB lebih ditingkatkan.
Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2018 adalah Rp 12.512.500.000. Realisasi penerimaannya sebesar Rp 7.706.160.505. Realisasi penerimaan tahun 2018 meningkat dari realisasi penerimaan tahun 2016. Pada Tahun 2018 program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) sudah terealisasi.
Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2018 meningkat dari tahun 2016 sebesar Rp 12.512.500.000 (Tahun 2018) - Rp 7.100.000.000 (Tahun 2016) = Rp 5.412.500.000. Target/realisasi pajak bumi dan bangunan pada tahun 2018 mengalami peningkatan, namun Realisasi penerimaan tahun 2018 mengalami penurunan dari Target/realisasi yang telah ditetapkan pada tahun 2018 dikarenakan tunggakan masyarakat pada tahun-tahun sebelumnya masih mengalami tunggakan, sehingga pada tahun 2018 Target/realisasi PBB lebih ditingkatkan.
Selanjutnya penjelasan dari informan Ibu Khairida selaku Kasubid PBB dan BPHTB di Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai mengenai standar/ukuran dari program ini, menyatakan bahwa:
“Dari adanya Program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB), diharapkan dapat membantu pekerjaan para pegawai dalam pengecekan tunggakan, serta menjadikan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya program ini juga diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari masyarakat. Target/realisasi pada tahun 2017 dan 2018 meningkat dibanding pada tahun 2016 dan target penerimaan tidak mencapai sesuai realisasinya, namun target/realisasi penerimaan pada tahun 2017 dan 2018 lebih besar/meningkat dibanding tahun 2016. Hal tersebut dikarenakan data tunggakannya tidak semuanya
real karena tunggakan PBB peralihan dari KPP Pratama ke BPKPAD (Pusat ke Daerah). Tidak semua datanya valid, pihak BPKPAD juga sudah nelakukan validasi pada tahun 2017, namun ada data yang ganda, ada yang tidak ada objek pajaknya, dan aja juga tunggakan yang sudah dibayar namunmasih tercatat sebagai piutang karena pada saat PBB diurus KPP Pratama belum secara online datanya, maka dengan itu, data tersebut tidak dapat dicari, kecuali masyarakat wajib pajak itu sendiri yang datang dengan menunjukkan bukti pembayaran. Didalam program ini ada beberapa pihak-pihak yang mendukung yaitu Walikota, Kepala Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD), Binjai Smart City (BSC), para pegawai/staff dan masyarakat.”(Khairida.Wawancara 11 Mei 2019).
Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan tersebut, dapat dipahami bahwa dalam program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) tidak semua datanya valid, pihak BPKPAD juga sudah nelakukan validasi pada tahun 2017, namun ada data yang ganda, tidak ada objek pajaknya serta ada tunggakan yang sudah dibayar namun masih tercatat sebagai piutang karena pada saat PBB diurus KPP Pratama belum secara online datanya, maka dengan itu, data tersebut tidak dapat dicari, kecuali masyarakat wajib pajak itu sendiri yang datang dengan menunjukkan bukti pembayaran. Target/realisasi pada tahun 2017 dan 2018 meningkat dari tahun 2016 dan target penerimaan tidak mencapai sesuai realisasinya, namun target/realisasi penerimaan pada tahun 2017 dan 2018 lebih besar/meningkat dibanding tahun 2016.
Hal tersebut dikarenakan data tunggakannya tidak semuanya real karena tunggakan PBB peralihan dari KPP Pratama ke BPKPAD (Pusat ke Daerah). Dalam program e-PBB yang menggunakan teknologi, maka dibutuhkan data yang valid agar sasaran kebijakan dapat tercapai, dapat membantu para pegawai pajak bumi bangunan (PBB) dalam memberi pelayanan berupa pengecekan tunggakan dan menjadikan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mempermudah tujuan dapat meningkatkan penerimaan/realisasi Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari masyarakat.
Didalam program ini ada beberapa pihak yang mendukung, yaitu Walikota, Kepala Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD), Binjai Smart City (BSC), para pegawai/staff dan masyarakat.
Gambar 4.3.1.5 : Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi Bangunan Tahun 2019
(Sumber : Dokumentasi Peneliti, 18 Mei 2019 )
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2019 pada Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kota Binjai.
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2019 tersebut akan dibagikan kepada masyarakat agar masyarakat ingat akan kewajiban membayar PBB. Dengan begitu, masyarakat ingat akan kewajiban dalam membayar pajak bumi bangunan (PBB), sehingga dapat meningkatkan semakin meningkatkan pencapaian realisasi dari target yang telah ditetapkan.
Selanjutnya penjelasan dari informan Ibu Indah Sari selaku pegawai/staf yang bertugas dilapangan daerah Binjai Utara di Badan Pengelola Keuangan Pendapatan
dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai mengenai standar/ukuran dari program ini, menyatakan bahwa:
“Tujuan dari adanya program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) ini untuk mendukung Binjai Smart City, dimana mempermudah pelayanan secara online maka masyarakat juga akan terbiasa menggunakannya dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat, serta untuk mencapai target yang telah ditetapkan, namun ketika kami sudah melakukan sosialisasi dengan cara menjelaskan kepada masyarakat wajib pajak ketika datang kerumah setiap wajib pajak untuk melakukan pengutipan.
Ada beberapa masyarakat yang sudah paham dengan program ini, namun ada juga yang tidak paham karena kurang respon. Dengan begitu, kami sebagai petugas dilapangan harus selalu mengingatkan masyarakat waib pajak untuk membayar pajak agar target SPPT dapat tercapai, setidaknya ada kenaikan setiap tahunnya.”(Indah Sari.Wawancara 13 Mei 2019).
Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan tersebut, dapat dipahami bahwa dengan adanya program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) menjadikan pelayanan yang lebih mudah, meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat mengenai teknologi, dan dapat meingkatkan realisasi pajak bumi bangunan. Dengan program ini ada beberapa masyarakat yang sudah mengetahui, namun ada juga yang belum sama sekali mengetahuinya. Ketidatahuan masyarakat dikarenakan kurang responnya masyarakat terhadap program tersebut. Adanya permasalahan tersebut, maka para pegawai/staff yang bertugas harus selalu mengingatkan masyarakat waib pajak untuk membayar pajak agar target SPPT dapat tercapai, setidaknya ada kenaikan setiap tahunnya.
Penjelasan dari informan Bapak Putra Setiawan selaku pegawai/staf yang bertugas dilapangan daerah Binjai Timur di Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kota Binjai mengenai standar/ukuran dari program ini, menyatakan bahwa:
“Program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) merupakan salah satu program dari Binjai Smart City (BSC) Kota Binjai, dimana dalam program ini memiliki sasaran/tujuan kebijakan, seperti pengecekan tunggakan Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang di lihat secara online dan E-PBB juga bekerja sama dengan pihak Bank Sumut.”( Putra Setiawan.Wawancara 13 Mei 2019).
Selanjutnya penjelasan Bapak Harry Alshufie selaku pimpinan seksi operasioal di Bank Sumut Cabang Binjai mengenai standar/ukuran dari program ini, menyatakan bahwa:
“Adanya kerjasama yang dilakukan oleh Bank Sumut dan Pemerintahan Kota Binjai dalam program Elektronik Pajak Bumi Bangunan dikarenakan Bank Sumut merupakan Bank penerimaan kas daerah, maka dengan itu Pemerintah Kota Binjai dan Bank Sumut bekerjasama dalam hal pembayaran pajak bumi bangunan (PBB) dari masyarakat wajib pajak”.
Dari beberapa uraian hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa standar dan sasaran kebijakan tentang program Elektronik Pajak Bumi Bangunan yang diterapkan Pelaksanaan program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) ini belum optimal. Program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) di Badan Pengelola. Sasaran dari program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) adalah adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, demokrasi, dan untuk meningkatkan kualitas layanan publik secara efisien, efektif dan interaktif serta adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat menjadi tahu dan cerdas.
Dalam program ini Bank Sumut dan Pemerintahan Kota Binjai bekerjasama dalam program Elektronik Pajak Bumi Bangunan dikarenakan Bank Sumut merupakan Bank penerimaan kas daerah, maka dengan itu Pemerintah Kota Binjai
dan Bank Sumut bekerjasama dalam hal pembayaran pajak bumi bangunan (PBB) dari masyarakat wajib pajak Selain itu program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) dibuat agar dapat meningkatkan pencapaian realisasi dari target yang telah ditetapkan. Namun, tujuan ini belum sepenuhnya tercapai karena target penerimaan tidak mencapai sesuai realisasinya, namun target/realisasi penerimaan pada tahun 2017 dan 2018 lebih besar/meningkat dibanding tahun 2016. Hal tersebut dikarenakan data tunggakannya tidak semuanya real karena tunggakan PBB peralihan dari KPP Pratama ke BPKPAD (Pusat ke Daerah). Dalam program e-PBB yang menggunakan teknologi, maka dibutuhkan data yang valid agar sasaran kebijakan dapat tercapai, dapat membantu para pegawai pajak bumi bangunan (PBB) dalam memberi pelayanan berupa pengecekan tunggakan dan menjadikan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mempermudah tujuan dapat meningkatkan penerimaan/realisasi Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari masyarakat dan masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) dikarenakan kurangnya respon masyarakat terhadap program tersebut.
standar yang ditetapkan oleh pelaksana belum optimal karena masih ada masyarakat yang tidak paham dalam penggunaan komputer dan adanya realisasi penerimaan PBB yang belum tercapai sesuai dengan realiasasi yang telah ditetapkan. dikarenakan target/realisasi pada tahun 2017 dan 2018 meningkat dibanding pada tahun 2016 dan target penerimaan tidak mencapai sesuai realisasinya. Selanjutnya, masih ada variabel-variabel lain yang akan dibahas oleh peneliti terkait implementasi program Elektronik Pajak Bumi Bangunan (E-PBB) yang akan dibahas selanjutnya.