• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ide = Uang

Dalam dokumen keberkahanfinansial (Halaman 36-39)

Saya pernah mengikuti sebuah seminar tentang kecerdasan finansial yang diselenggarakan oleh sebuah event organizer (EO) di Jakarta. Pada awal pembukaan seminar itu, setiap peserta diberikan masing - masing 10 lembar kertas dengan tulisan angka 5, 10, 100, 200, 500, dan 1000. Setiap peserta diberikan waktu satu menit untuk menukarkan pecahan ‘rupiah’ itu ke peserta lainnya. Peserta dinyatakan menang bila mampu menghasilkan nilai paling besar dan paling cepat, minimal Rp. 1 milyar. Nilai itu dihitung dari perkalian pecahan ‘rupiah’ yang telah ditukarkan.

Peserta memiliki cara yang berbeda untuk mendapatkan nilai paling besar. Kebanyakan peserta mengira bahwa dengan mencari pecahan besar mereka akan cepat mendapatkan nilai Rp.1 milyar. Pikiran itu tentu saja tidak salah. Tetapi yang terjadi tidak demikian. Karena sebagian besar peserta berpikiran hampir sama, mereka berebut menukarkan pecahan ‘rupiah’ kecil untuk mendapatkan pecahan ‘rupiah’ besar. Terjadilah ‘negosiasi’ alot diantara mereka hingga waktunya habis. Berbeda dengan kebanyakan peserta lain, ada peserta yang lebih cerdik dan kreatif karena menggunakan strategi memilih rupiah paling kecil untuk ditukarkan dengan pecahan ‘rupiah’ besar yang dimiliki, sehingga tidak memerlukan negosiasi yang alot. Peserta yang berpikir strategis ini justru dapat menyelesaikan permainan secara cepat dan mendapatkan nilai paling besar.

Dalam permainan tersebut bila digambarkan peluangnya untuk mendapatkan Rp.1 milyar adalah sebagai berikut :

1 milyar = 200 x 500 x 1000 x 10 1 milyar = 1000 x 1000 x 1000 1 milyar = 1000 x 1000 x 100 x 10 1 milyar = 1000 x 1000 x 10 x 10 x 10 1 milyar = 1000 x 100 x 10 x 10 x 10 x 10 1 milyar = 1000 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 1 milyar = 100 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 1 milyar = 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 x 10 dan seterusnya…….

Permainan itu menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih mendapatkan sesuatu dengan cepat meski tidak memiliki kreatifitas dan sumber daya memadai. Orang juga sering beranggapan bahwa mendapatkan uang dalam jumlah besar harus dimulai dengan jumlah yang besar pula. Nyatanya tidak demikian!. Uang besar atau kecil sebenarnya sangat tergantung dari ide dan kreatifitas. Dengan uang apa adanya, kita pun bisa mendapatkan milyaran rupiah.

Bila kita memiliki ide-ide kreatif, maka uang akan berpihak kepada kita. Banyak contoh ide dan kreativitas yang mendatangkan uang. Sayangnya, kebanyakan orang yang tidak memiliki uang kemudian putus asa dan merasa tidak akan mendapatkan banyak uang di kemudian hari. Padahal untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar tidak harus dimulai dengan uang besar. Kita bisa memulainya dengan hal kecil dan bertahap. Sebagai contoh Anda menginginkan uang Rp.1 milyar. Lalu muncul pertanyaan, “Apakah mungkin dengan kondisi yang ada saat ini?” Sangat mungkin sekali hal itu terjadi. Kuncinya adalah konsistensi. Bila Anda konsisten dengan target tersebut, Anda akan fokus meraihnya. Otak akan berpikir kreatif dan selalu mencari cara-cara efektif. Kreativitas atau cara itu akan lahir sesuai dengan kondisi kita. Bagi seorang pedagang bakso tentu berbeda dengan pengusaha busana, pengusaha kontraktor atau

pegawai. Pedagang bakso akan fokus menjual bakso sebanyak - banyaknya. Sementara pegawai dengan cara meningkatkan karirnya hingga menjadi direktur.

Konsistensi tersebut akan melahirkan banyak alternatif untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Misalnya seorang tukang bakso. Bila keuntungan satu mangkuk Rp.2000,- dan berjualan hanya dengan 1 gerobak dengan penjualan 100 mangkuk sehari, maka dia harus mencapainya dalam waktu 14 tahun. Bila 2 gerobak waktunya 7 tahun, dan bila 7 gerobak dalam 2 tahun.

Berbeda dengan pedagang busana. Bila dia memiliki sebuah toko dengan penghasilan bersih rata - rata Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah), dia akan berpikir bagaimana meningkatkan penjualan. Muncullah ide seperti meluaskan pemasaran ke daerah lain, menambah item produk busana, menambah outlet, menjual franchise (waralaba) dan sebagainya. Jadi rasanya tidak ada yang mustahil!. Sebaliknya bila kita membayangkan angka Rp.1 milyar sebagai jumlah yang sangat besar dan kita berpikir tidak mungkin, memang begitulah jadinya.

Nah, bagaimana bila tidak memiliki uang sama sekali atau relatif kecil sehingga tidak cukup berinvestasi atau memulai bisnis? Sebenarnya banyak orang di dunia ini yang memiliki uang dan menginginkan uangnya berkembang, beranak pinak. Ada yang ingin bisnis tetapi tidak tahu caranya atau tidak memiliki waktu cukup untuk menjalankan bisnisnya. Ada yang ingin investasi tetapi tidak tahu caranya. Disinilah kesempatan untuk bekerjasama dengan mereka. Agar dapat diterima, kita harus menjadi orang yang bisa dipercaya, baik kemampuan bisnis atau kejujuran. Orang yang tidak memiliki uang bisa mendapatkan uang dengan menjadi calo, istilah kerennya adalah broker. Kita dapat menjadi perantara antara penjual dan pembeli dan mendapatkan fee (jasa) dari pekerjaan itu. Sekarang ini banyak agen properti, mobil, sepeda motor membutuhkan tanag pemasar freelance. Kita dapat bergabung dengan mereka. Bagi orang yang dekat artis atau selebritis bisa ‘memanfaatkan’ mereka. Misalnya membeli baju - baju bekasnya dengan harga rendah dan kemudian menjualnya dengan harga tinggi. Para artis dan selebritis pasti mempunyai fans (pengagum) yang ingin mendapatkan barang - barang yang pernah dipakai idolanya.

Apakah orang yang mempunyai uang banyak misalnya dari warisan atau mendapatkan hadiah selalu sukses mengembangkan uangnya? Coba tanyakan pada diri sendiri, seandainya Anda memiliki uang banyak, apakah bisa mengembangkan uang itu dengan baik, beranak-pinak secara halal? Jawabannya belum tentu! Tergantung pada ide dan kreatifitas, serta kecerdasan finansial. Misal Anda diberikan uang sebesar Rp.100 juta untuk dikembangkan. Apa yang akan Anda lakukan agar mendapatkan hasil optimal? Anda tentu akan berpikir mencari beberapa alternatif dengan berbagai kemungkinan hasil dan tingkat risikonya. Alternatif mana yang akan dipilih sangat tergantung tingkat kecerdasan finansial Anda. Mungkin Anda akan memilih alternatif berikut untuk ‘mengembangbiakkan’ uang Anda.

Pertama, Deposito. Dengan menyimpan uang di bank Anda akan mendapatkan bunga antara 6 – 10 persen per tahun, belum dikurangi pajak dua puluh persen. Uang Anda relatif aman karena sampai saat ini pemerintah masih memberikan jaminan simpanan. Bila diambil rata - rata bunga harian bersih yang akan Anda dapatkan sebesar tujuh persen, dalam waktu lima tahun uang akan menjadi Rp.135 juta. Anda belum memperhitungkan tingkat inflasi yang menggerogoti nilai uang. Rata - rata inflasi sebesar sepuluh persen. Dengan tingkat inflasi tersebut, nilai uang secara riil mangalami penurunan. Kongkritnya, bila harga barang saat ini sebesar Rp.100 juta akan menjadi kurang lebih Rp. 161 juta pada lima tahun mendatang. Maka dengan hasil deposito Rp.35 juta, Anda tidak untung tapi malah buntung.

Kedua, Reksa Dana. Reksa dana di Indonesia berkembang sejak tahun 1996 dan sampai akhir 2004 telah tumbuh sangat cepat, terbukti dengan kemampuannya menghimpun dana kurang lebih 100 triliun rupiah. Sayangnya kondisi ekonomi Indonesia yang cenderung tidak stabil dan pengaruh perekonomian dunia seperti kenaikan harga minyak dunia yang mencapai 70 USD per barel pada bulan Agustus 2004, membuat nilai rupiah melemah. Pasar reksadana sejak pertengahan tahun 2005 mengalami redemption (penarikan) besar -besaran. Penarikan itu mengakibatkan turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) hingga 25 persen. Bila uang investor semula Rp.100 juta, maka modalnya menjadi Rp.75 juta. Bila Anda panik dan ikut-ikutan menarik uang, Anda tidak untung tapi pasti rugi!. Apakah sebaiknya uang ditarik atau tidak, disinilah kecerdasan Anda akan menentukan.

Ketiga, Properti. Bila memiliki modal yang cukup untuk membeli properti, pilihan ini cukup menjanjikan dengan hasil yang lumayan. Pada tahun 2005, di Indonesia lagi

booming bisnis properti, setelah sempat mengalami krisis pada 1998 lalu. Lihatlah mall,

pusat perbelanjaan serta ruko dan rukan berdiri dimana - mana, terutama daerah - daerah strategis. Masalahnya, bagaimana bila tidak memiliki uang cukup untuk membelinya? Anda dapat menggunakan uang yang ada sebagai uang muka membeli properti dan sisanya kredit. Kemudian hasil sewa properti di terima digunakan untuk membayar angsuran. Dengan cara ini, Anda mendapatkan dua keuntungan yaitu uang sewa dan selisih kenaikan harga properti pada tahun - tahun mendatang. Namun tidak menutup kemungkinan properti yang Anda beli tidak laku disewakan karena tempatnya kurang strategis.

Keempat, Bisnis. Anda memulai bisnis dengan dua kemungkinan gagal atau sukses, tergantung kemampuan dan keuletan menjalankan bisnis. Dibandingkan dengan alternatif deposito dan reksadana, berbisnis memberikan kemungkinan hasil yang lebih baik dan cepat berkembang.

Berdasarkan ulasan diatas, seharusnya kita menyadari bahwa modal awal berupa uang bukanlah segala - galanya untuk mendapatkan uang yang lebih besar. Lebih dari itu, ide dan kreativitas merupakan kunci keberhasilan finansial. Selain itu, ulasan diatas merupakan sebagian kecil contoh ide dan kreativitas untuk mendapatkan uang. Masih banyak ide lain yang bisa Anda kembangkan sendiri. Bila Anda ingin sukses, gunakanlah otak untuk berpikir. Allah memberikan otak yang super canggih ini tanpa memungut biaya sepeser pun ketika kita menggunakannya!. Itulah nikmat Allah yang tak ternilai harganya. Subhanallah

Dalam dokumen keberkahanfinansial (Halaman 36-39)