• Tidak ada hasil yang ditemukan

Social Need Safety Need

Dalam dokumen keberkahanfinansial (Halaman 42-50)

Basic Need

Self Actualization Self Actualization Self Esteem Social Need Safety Need Basic Need

(3) Social Need (kebutuhan sosial) yang dibangun dengan thawaf yaitu masyarakat yang memiliki nilai dan prinsip yang sama yang dilambangkan dengan pakaian ihram dan kemudian berputar bersama-sama mengelilingi satu nilai secara harmonis dan damai.

(4) Safety Need (kebutuhan rasa aman) yang dijawab dengan Sa’i, yaitu ketika manusia

merasa takut, maka saat itulah justru harus terus bergerak atau bekerja seperti yang dilakukan Siti Hajar yang terus berlari dari bukit Shafa ke Marwah.

(5) Basic Need (kebutuhan dasar) akan terpenuhi dengan cara yang baik dan benar,

itulah air zam – zam yang penuh berkah yaitu hasil dari kemenangan fisik (IQ) yang didahului dengan kemenangan mental (EQ) dan spiritual (SQ). (dikutip dari Harian Umum Republika, 14 Pebruari 2006).

Orang yang berorientasi akhirat selalu berpikir jangka panjang. Implikasinya, dia akan berusaha secara optimum dalam setiap kegiatannya. Dia berusaha untuk tidak berbuat kesalahan sekecil pun karena akan menurunkan tingkat kepercayaan kepada dirinya. Kalau terlanjur berbuat salah, dia akan memperbaikinya. Dia akan bekerja dengan jujur, amanah dan profesional. Orang yang profesional dan dapat dipercaya dalam bidang apa pun akan mendapatkan ‘penghargaan’ berupa karir yang baik – bila dia bekerja, dan bisnis berkembang dan rejeki berlimpah bila sebagai pengusaha. Sebaliknya bila orang berorientasi dunia cenderung menghalalkan segala cara, yang penting dapat uang.

Bila kita ingin kaya penuh berkah, mau tidak mau, suka tidak suka, jadikan akhirat sebagai tujuan akhir. Sebab dengan niat itu kita akan berusaha mendekatkan diri kepada Allah sehingga Dia akan memudahkan urusan dunia – akhirat. Itulah salah satu rahasia hidup berkelimpahan. Hal ini juga sesuai dengan tujuan Allah menciptakan jin dan manusia yaitu untuk beribadah.

Masalahnya tidak semua orang menyadari hal ini dan menganggap urusan ibadah hanyalah urusan pahala yang hanya ada di akhirat nanti. Selain itu, kebanyakan orang juga selalu mengharap hasil yang diterima, sebelum melakukan sesuatu dan sebelum di ketahui secara jelas (materi) hasilnya. Ini adalah budaya pamrih. Sayangnya, budaya ini secara terus menerus telah diajarkan oleh nenek moyang sampai pada ibu bapak kepada anaknya. Sadar atau tidak orang tua kita sering mengatakan seperti ini, “Belajar yang baik, nanti kalau naik kelas dibelikan sepatu baru”, “Shalat yang rajin, biar nanti tidak masuk neraka”, “Jangan menangis, nanti ibu belikan mainan”, dan sebagainya. Akibatnya, ketika anak tumbuh dewasa, ia menjadi seorang yang selalu pamrih, yang seringkali bertindak pragmatis, jangka pendek. Jika secara jangka pendek tidak menguntungkan, maka pekerjaan, bisnis atau hubungan apa pun dengan orang lain sulit dilakukan. Kita dapat mengamati sikap si Mbok contoh diatas, yang berorientasi jangka panjang, terlihat saat memulai bisnisnya tidak untung banyak tetapi dengan ikhlas ia lakukan.

Agar setiap pekerjaan dan bisnis dapat menjadi sumber motivasi jangka panjang dan bernilai ibadah, maka :

(a) Tentukan niat baik. Dengan niat yang benar dan niat baik, maka output - nya juga baik. Ingat prinsip garbage in garbage out. Niat harus spesifik, agar apa yang kita lakukan lebih fokus dan berdaya guna, seperti kisah Si Mbok diatas (membantu tukang becak memperoleh makanan murah). Bandingkan bila niatnya terlalu umum seperti “berguna bagi nusa dan bangsa”, maka pengaruh pada perbuatan kita tidak begitu nyata. Bahkan kita akan bingung mau melakukan apa sehingga bisa berguna bagi nusa dan bangsa.

(b) Prinsip utamanya adalah khairunnas, anfauhum linnaas (sebaik - baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain). Dengan menggunakan prinsip ini, kita

akan selalu berusaha agar apa pun yang kita kerjakan selalu bermanfaat di dunia ini. Ukurannya tidak selalu materi (uang), karena uang pasti ‘mengejar’ orang – orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Berikut ini contoh niat yang spesifik.

No Pekerjaan Niat / Motivasi *)

1 Penulis • Memberikan pencerahan dan memotivasi orang untuk sukses

2 Pegawai Negeri

Sipil (PNS) • Melayani masyarakat sebaik – baiknya, agar bisnis dan pekerjaannya lancar 3 Arsitektur • Membuat gedung yang indah dan nyaman, agar

penghuninya senang dan kerasan 4 Pegawai bank

syariah • Melayani nasabah agar kegiatan investasi dan bisnisnya lancar 5 Pengusaha • Membantu orang mendapatkan pekerjaan dan

penghasilan layak

• Mempekerjakan orang cacat, agar bisa hidup berguna 6 Sales Mobil • Membantu orang mendapatkan mobil untuk kegiatan

yang berguna

5 Bisnis Restoran • Mempermudah masyarakat mendapatkan makanan lezat dan bergizi agar hidup sehat

6 Sopir Angkot • Melayani penumpang agar sampai di kantor tepat waktu sehingga bisa bekerja dengan baik

7 Bisnis Kemitraan

dengan petani • Membantu meningkatkan penghasilan petani • Mengangkat derajat petani agar tidak miskin

8 Dokter • Mengobati orang agar hidupnya lebih baik dan bahagia

• Menyediakan kesehatan murah bagi masyarakat miskin

9 Wartawan • Menyediakan informasi baik dan bermutu sesuai bidang kewartawanannya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat

10 Investor • Membantu orang tidak punya modal, sehingga dapat berbisnis dan mendapatkan penghasilan

11 Polisi, TNI, Satpam • Membuat masyarakat aman, sehingga tenang bekerja • Melindungi masyarakat dari kejahatan

12 Montir motor • Menjaga keselamatan pengendara motor dengan memperbaiki motor yang rusak

13 Lainnya

*) Semuanya karena Allah dan dilakukan secara ikhlas.

Ketika kita sudah memiliki niat baik, pasti kita akan berusaha sebaik – baiknya dalam bekerja. Kita tidak mau asal – asalan bekerja karena kerja asalan - asalan akan merusak niat yang sudah kita tetapkan sejak awal.

Selain itu Allah memberikan cara meraih kekayaan dunia – akhirat dengan cara sebagai berikut :

Bertakwa

Pada bulan Ramadhan 1426 H yang lalu, ada acara yang menarik perhatian saya. Sebuah reality show menampilkan sosok Mang Endan, panggilan akrab dari Toyibal Ardani. Sosok yang tidak dikenal ini, tiba - tiba muncul dalam dua acara reality show pada dua stasiun televisi yang berbeda dalam rentang waktu yang tidak lama. Singkat cerita, ia mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji secara gratis pada tahun 2007 dari sebuah stasiun televisi swasta dan uang tunai dari stasiun televisi swasta lain. Lalu apa yang menyebabkan ‘keberuntungan’ itu berpihak pada Mang Endan? Berbagai rejeki nomplok itu ternyata tidak tiba-tiba jatuh dari langit.

Hadiah – hadiah itu sesungguhnya merupakan karunia dari Allah sebagai balasan ketakwaannya yang tercermin dari akhlak dan perilakunya. Hal itu sebagaimana janji Allah :

“…..Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya (rejeki) dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap - tiap sesuatu”.

Q.S. Al - Thalaaq (65) : 2 – 3 Mang Endan adalah seorang guru ngaji di sebuah kampung di Bogor, dimana mayoritas warganya miskin. Hidup di tengah masyarakat yang demikian, dia berdakwah dan mengajar ngaji tanpa meminta bayaran tertentu. Jiwa sosialnya juga tinggi, karena dia tidak segan - segan membantu tetangganya yang mengalami kesulitan. Ketika ada yang meninggal dunia, Mang Endan termasuk orang pertama yang mengurus jenazah sampai ke liang lahat (pemakaman), termasuk ikut menggali kuburnya.Mengenai rejeki, ia pasrahkan kepada Allah. Ia tidak takut kekurangan meski menghidupi seorang istri dan empat anaknya hanya dengan berjualan bubur sehabis shalat shubuh hingga menjelang dhuhur. Dia selalu merasa cukup! Bahkan setiap harinya ia mampu menyisihkan Rp.5000,- untuk persiapan bulan Ramadhan, agar dapat lebih konsentrasi beribadah. Keluhuran sikapnya juga tercermin saat ia menjadi orang yang berhak atas dana kompensasi BBM. Ia tidak mau menerima dan mengembalikan jatah dana itu kepada petugas, untuk diserahkan kepada warga yang lain.

Kisah diatas, sekali lagi, membuktikan jaminan rejeki bagi orang -orang yang bertakwa. Mang Endan hanyalah kisah ‘orang kecil’ yang telah membuktikan janji Allah. Anda mungkin masih bertanya - tanya, ”Apa benar takwa bisa membuat kaya, buktinya banyak orang rajin ke masjid justru ekonominya payah?” Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, saya ingat cerita humor Anand Khrishna dalam sebuah diskusi di Jakarta pada pertengahan Ramadhan 1426 lalu. Singkat cerita, di suatu daerah yang telah menetapkan syariah Islam, ada seorang tertangkap basah karena tidak shalat Jum’at. Pak Polisi bertanya kepada orang tersebut atau sebut saja namanya Arifin. “Kenapa Anda tidak shalat Jum’at?”. Arifin menjawab,”Bagaimana Pak Polisi tahu kalau saya tidak shalat?” Polisi menjawab, “Saya lihat mobilmu di café sebelah masjid”. “Oh…. jadi Pak Polisi lihat mobil saya lalu saya ditangkap?”. Kemudian, pada kesempatan lain, Arifin memarkir mobilnya di depan masjid sementara dia nongkrong di café sebelah masjid dan aman dari razia polisi syariah.

Cerita itu menggambarkan betapa sebagian orang sering melakukan ritual agama tetapi tidak sepenuh hati. Contoh lain, banyak orang shalat, jasadnya berada di dalam masjid namun pikirannya terbang kemana-mana, mengingat urusan dunia. Maka tidak

jalan terus. Setelah shalat, maksiat jalan terus!. Innash shalaata tanhaa ‘anil fahsyaa’i

wal munkar, shalat mencegah perbuatan mungkar, tidak berlaku bagi orang - orang

yang tidak khusuk dalam shalatnya. Bahkan orang yang shalat demikian itu termasuk orang celaka.

“Maka celakalah bagi orang – orang yang shalat. (yaitu) orang – orang yang lalai dari shalatnya”

Q.S. Al-Maa’uun (107) : 4 -5. Bertakwa seharusnya menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, di mana pun dan kapan pun. Bertakwa tidak hanya di mesjid, tetapi juga di tempat kerja, di tempat bisnis, di hotel sekali pun. Dilihat orang atau tidak, tetap saja tidak melanggar ketentuan Allah .

Saya pribadi sangat yakin, ketakwaan akan menghantarkan hidup berkecukupan penuh berkah. Tidak ada orang bertakwa, hidupnya kekurangan!. KH. Abdullah Gymastiar (Aa Gym), Muhammad Arifin Ilham, KH. Sahal Mahfud (Ketua umum MUI), M. Quraish Shihab, Syafii Antonio (pakar ekonomi Islam), KH. Ma’ruf Amin, KH. Didin Hafiduddhin dan masih banyak lagi orang - orang shaleh yang dapat dijadikan rujukan. Tidak hanya itu, dalam sebuah penelitian di pertengahan tahun 1996 terhadap pengusaha sukses di Amerika menunjukkan bahwa kunci kesuksesan pengusaha itu adalah karena spiritualitas. Hasil penelitian itu oleh Gay Hendricks dan Kate Ludeman dibukukan dengan judul The Corporate Mystic : A Guidebook for Visionaries with Their

Feet on the Ground.

Bertaubat

Taubat adalah menyesali segala perbuatan salah (dosa) yang pernah dilakukan kepada Allah, kemudian memohon ampunan-Nya serta berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan salah (dosa). Kemudian memperbanyak mengucap Astaghfirullah. Gampang kan, untuk bertaubat? Agar taubat bisa berpengaruh atau bahasa gaulnya

ngefek pada kehidupan, maka harus dilakukan dengan cara (1) tulus ikhlas hanya

mengharap ridla Allah, bukan dengan motif - motif lain (2) langsung menghentikan perbuatan dosa (salah), segera! (3) niat tulus dan kuat untuk tidak mengulangi kembali (4) merasa sangat menyesal dan merasa sangat berdosa (5) memohon ampunan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan (6) jika perbuatan dosa dilakukan karena menyinggung atau menyakiti orang lain harus meminta maaf kepada orang tersebut. Kalau mengambil barangnya, kembalikan. Kalau memfitnah, kembalikan nama baiknya, dan sebagainya. Pokoknya, ikuti perbuatan taubat dengan perbuatan baik.

Bagaimana taubat bisa menambah kekayaan di dunia? Allah berfirman dan nabi pun bersabda :

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak - anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”.

Q.S Nuh (71) : 10 -12 “Barangsiapa senantiasa memohon ampun, Allah akan membuatkan untuknya, untuk setiap duka cita sebuah kebahagiaan dan untuk setiap situasi yang sulit sebuah jalan

keluar, dan Dia akan menambahnya dengan makanan dari tempat yang tiada ia sangka - sangka datangnya”.

HR Abu Daud dan Ahmad Agak sulit saya memberikan uraian rasional bagaimana taubat bisa menjadi sarana hidup berkecukupan bahkan kaya. Tetapi apa yang disampaikan Allah dalam Qur’an adalah janji yang pasti ditepati. Meski demikian saya mencoba memberikan uraian berikut : hakikat taubat adalah menyadari kesalahan. Dengan menyadari kesalahan dan kembali pada kebenaran (Allah), orang akan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan menggantikan dengan perbuatan lebih baik. Bila langkah ini juga diimplementasikan pada seluruh aspek kehidupan seperti bekerja di kantor, hasilnya adalah profesionalisme. Bila berbisnis hasilnya adalah kesuksesan karena ada proses pembelajaran terus menerus. Selain itu, kita bisa menyaksikan orang-orang yang memiliki masa lalu kurang baik dan dengan pertobatannya mereka menjadi hidup lebih baik dan berkecukupan. Nama seperti Ustadz Jefry Al Buchary barangkali dapat dijadikan rujukan. Masih banyak lagi orang-orang yang bertaubat dan hidupnya lebih baik tetapi tidak terekam oleh media masa.

Bersyukur

“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan : ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab - Ku sangat pedih’.

Q.S Ibrahim (14) : 7 Syukur merupakan salah satu rahasia untuk melipatgandakan kekayaan. Syukur adalah menerima apa pun secara ikhlas yang diberikan oleh Allah kemudian menggunakan dan mengelola nikmat dengan baik. Bagaimana agar bisa bersyukur dengan baik? Dalam bersyukur, sebaiknya tidak terjebak pada kondisi tertentu. Kita tidak boleh bersyukur saat mendapatkan sesuatu yang kita sukai tetapi juga saat menerima sesuatu yang tidak disukai. Disukai atau tidak disukai sebenarnya itu adalah nikmat dari Allah, karena Dia selalu memberikan hikmah dibalik semua kejadian.

Dengan bersyukur, orang tidak fokus pada kekurangan yang diberikan Allah tetapi fokus memanfaatkan kekurangan itu agar dapat bermanfaat sebesar - besarnya. Bayangkan saudara-saudara kita yang (maaf) memiliki wajah tidak tampan atau tidak cantik, gembrot, gigi keluar (tonggos), tubuh kecil sekali (cebol) dan kekurangan phisik lainnya. Bila mereka minder, menggerutu serta menyesali hidupnya tentu akan sedih, marah dan hidupnya tidak bahagia. Karena bisa menikmati dan memanfaatkan kekurangan tubuhnya, maka lahirlah pelawak - pelawak yang (maaf) memiliki bentuk tubuh dan wajah tidak tampan atau tidak cantik, gembrot, gigi keluar dan cebol. Mereka tidak menyesal (bersyukur) dengan kekurangan tubuhnya karena dengan itu mereka bisa menjadi pelawak terkenal (selebritis) dan hidup berkecukupan.

Untuk melengkapi uraian bagaimana bisa bersyukur dalam semua kondisi, berikut ini saya sampaikan sebuah cerita. Al kisah di jaman dulu, dalam sebuah kampung ada seorang keluarga yang memiliki kuda yang indah. Keluarga itu menyayanginya. Orang-orang kampung memujinya dan menilai keluarga itu sangat beruntung memiliki kuda cantik. Beberapa saat kemudian, kuda cantik itu meninggalkan rumah, entah pergi kemana tak ketahuan rimbanya. Keluarga itu sedih dan menilai Tuhan tidak adil karena memisahkan kuda kesayangannya. Beberapa saat kemudian kuda itu kembali lagi.

Saking senangnya, anak laki satu-satunya langsung menunggang kuda itu. Celakanya anak itu terjatuh dan kakinya patah. Kembali orang tuanya sedih dan mengatakan Tuhan tidak adil. Dia menyesal kudanya kembali lagi sehingga menyebabkan kaki anaknya patah. Suatu saat di negeri itu ada wajib militer. Semua pemuda yang sudah cukup umur wajib menjadi militer untuk membela negerinya dari serbuan. Dalam kondisi seperti itu, keluarga ini kembali merasa syukur (setelah menyesal kaki anaknya patah) karena anaknya tidak ikut wajib militer. Sebab berdasarkan pengalaman, pemuda yang ikut wajib militer banyak yang meninggal dunia, minimal cacat tubuh setelah berperang.

Cerita lainnya tentang bapak teman saya, yang mengalami kecelakaan di jalan tol. Sang bapak sebut saja Hamzah, mobilnya ditabrak oleh mobil home staff Kedubes Arab Saudi. Saking kerasnya mobil itu ditabrak hingga jungkir balik tiga kali. Untung Hamzah selamat, meski ada sedikit luka (tidak parah) dan shock berat. Di dalam mobil ada beberapa botol minuman syrup berwarna merah sehingga akibat tabrakan itu pecah berantakan dan syrupnya mengalir kemana - mana. Kondisi itu membuat penumpang mobil Kedubes Arab Saudi ketakutan, menyangka Hamzah dan temannya meninggal dunia. Sebagai rasa syukur, pejabat Kedubes memberikan hadiah berupa biaya ibadah haji untuk Hamzah dan temannya, yang belum pernah pergi haji. Dalam kejadian itu, meski saya tidak tahu persis apakah Hamzah bersyukur atau tidak, tetapi yang pasti Allah memberikan hikmah pada kejadian tersebut.

Syukur dalam kondisi dan situasi apa pun memang berat. Tetapi itulah tantangan hidup. Dengan bersyukur orang merasa tidak ada yang salah dengan apa yang diberikan Tuhan kepada manusia. Jadi bagaimana syukur bisa melipatgandakan kekayaan? Secara sederhana saya bisa menggambarkan sebagai berikut.

Saya berani mengaitkan sikap bersyukur dengan kecerdasan seseorang untuk menghadapi kemalangan hidup, yang oleh orang barat disebut sebagai Adversity

Quotient (AQ). Merujuk pendapat Paul G. Stoltz, Ph.D., AQ bukan sekedar kemampuan

seseorang untuk bertahan secara pasif dari serangan penderitaan, karena kemampuan seperti ini sudah dimiliki oleh banyak orang. AQ adalah kemampuan mengolah penderitaan menjadi kreasi, prestasi atau peluang bermanfaat. Paul mencontohkan Erik Weihenmayer, sang juara pendaki gunung asal Amerika Utara, yang ternyata tunanetra sejak usia 15 tahun. Meski awalnya banyak orang yang meragukan keputusannya untuk memasuki sekolah olahragawan tetapi ia yakin bahwa kebutaannya tidak akan menjadi penghalang untuk menikmati hidup. "Blindness won't keep me from having fun". Bahkan ketika menerima piala pada kejuaraan menaklukkan gunung setinggi 3000 kaki tahun 1955 dan 1996, ia dengan mantap mengatakan bahwa kebutaan mata hanyalah kerikil kecil dan ia hanya membutuhkan cara lain yang berbeda dengan orang normal."Blindness is just a nuisance and you just have to find a different way of doing it". IKHLAS, PIKIRAN TENANG MENCARI HIKMAH TINDAKAN CERDAS, PROFESIONAL HASIL OPTIMAL SUKSES, REJEKI LANCAR BERSYUKUR

Bertawakkal

“….. dan barangsiapa yang bertawakkal niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesunguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki - Nya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”

Q.S. At-Thalaaq (65) : 3 Tawakkal adalah berpasrah diri secara total kepada Allah, menyerahkan semua urusan hanya kepada Allah. Menyerahkan semua urusan bukan berarti setelah kita berusaha, tetapi sejak akan melakukan suatu perbuatan.

• Mulai dari niat, hanya karena Allah

• Saat perencanaan (Planning) pekerjaan, minta petunjuk Allah agar diberikan rencana pekerjaan yang baik dan bermanfaat

• Saat mengorganisasikan (Organizing) pekerjaan, minta bimbingan Allah agar berjalan lancar

• Saat melakukan pekerjaan (Actuating), kita melibatkan Allah agar diberikan kekuatan dan kemampuan menyelesaikan pekerjaan

• Saat melakukan pengawasan (Controlling) dan evaluasi, kita melibatkan Allah agar ditunjukkan kesalahan atau diberikan kemampuan untuk mengetahui kekurangan pekerjaan kita serta kemampuan untuk segera memperbaikinya agar usaha / pekerjaan kita menjadi baik

Bertawakkal kepada Allah bukan berarti meninggalkan usaha dan kerja keras. Nabi mengajarkan tawakkal, sebagaimana cerita berikut. Suatu hari ada seorang baduwi (orang kampung) datang pada Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah! Haruskah aku mengikat untaku (agar unta tidak lari), atau haruskah aku tawakkal pada Allah?”. Menanggapi pertanyaan itu Rasulullah bersabda, ”Ikatlah untamu dan bertawakkallah pada Allah.” HR Ibnu Hibban. Jadi tawakkal harus dilakukan setelah melakukan serangkaian usaha atau ikhtiar secara maksimal. Usaha itu bisa berkali-kali, bisa pula harus dilalui dengan jatuh bangun. Tidak menyerah pada kegagalan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Berusaha terus, dan memperbaiki strategi atau cara - cara yang lebih baik. Tawakkal berarti menikmati proses kehidupan ini!. Disinilah perlu kesabaran sebelum mengatakan,”saya tawakkal kepada Allah”.

Usaha maksimal + Sabar = Tawakkal

Bagaimana tawakkal bisa melipatgandakan kekayaan? Hakikat tawakkal adalah mengakui ada kekuatan maha dahsyat diluar kekuatan manusia. Sehingga sekuat apa pun, sebaik apa pun, sekeras apa pun usaha bila Allah tidak mengijinkan maka usaha itu tidak akan pernah terwujud. Dengan pemahaman seperti itu, orang yang bertawakkal menjadi legawa (menerima tanpa syarat) atas sesuatu yang telah diusahakan. Tidak

TIDAK IKHLAS FRUSTASI PIKIRAN KACAU TINDAKAN SALAH HASIL MINIMUM GAGAL, REJEKI MANDEG TIDAK BERSYUKUR

sedih, tidak marah atau su’udzan (berprasangka buruk pada Allah). Efeknya, pikiran tenang. Bila pikiran tenang walau dalam kondisi sedih, maka otak tetap bisa menghasilkan ide - ide kreatif, sehingga langkah atau pekerjaan selanjutnya menjadi terarah dan Insya Allah hasil optimal.

Ketika orang sudah menghambakan diri secara total kepada Allah, maka itu berarti tidak ada lagi Tuhan - Tuhan selain Allah. Tidak lagi menjadikan usaha dan

kerja keras sebagai Tuhan. Allah tidak lagi disekutukan dengan yang lain, sehingga

Allah akan mencintai. Allah akan membantu urusan kita secara total pula. Allah akan memberikan kecukupan rejeki walau tanpa diminta.

Hal ini sangat berbeda bila ada orang yang menyerahkan urusan kepada Allah hanya pada saat ia selesai berusaha (ihktiar). Ini sama artinya, Allah hanya dilibatkan kalau sudah ‘kepentoq’ atau kepepet saja. Ini tidak benar! Emang-nya Allah hanya ban

serep? Maka Allah pun bisa saja menjadikan orang ini sebagai orang yang terakhir dalam

pertolongannya. Apalagi jika Allah disekutukan dengan yang lain, itu berarti mengkudeta kekuasaan Allah. Kita tahu, mengkudeta kekuasaan presiden saja, ada hukuman yang sangat berat, apalagi mengkudeta kekuasaan Allah.

Menikmati

Dalam dokumen keberkahanfinansial (Halaman 42-50)