• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Risiko

Dalam dokumen keberkahanfinansial (Halaman 108-111)

Masalah rejeki, jodoh dan umur manusia tidak ada yang tahu kecuali Allah . Ketika masih sehat dan mampu mencari nafkah, segala urusan kebutuhan tidak menjadi masalah. Akan tetapi, urusan masa depan tidak dapat diprediksi. Kita tidak tahu apakah tetap sehat terus, meninggal usia lanjut ataukah muda. Kita juga tidak tahu bagaimana dampak atas musibah bila menimpa harta benda, kesehatan, sumber penghasilan dan lainnya. Disinilah asuransi berperan membantu meringankan dampak secara finansial yang mungkin terjadi. Inilah sebenarnya fungsi dasar asuransi. Namun dalam perkembangannya, untuk menarik minat masyarakat, perusahaan asuransi mengembangkan produk dengan menambah unsur investasi. Asuransi yang memiliki dua manfaat seperti itu disebut asuransi dwiguna.

Kita percaya seluruh kejadian yang sekarang dihadapi dan akan terjadi adalah atas kehendak - Nya. Oleh karena itu, masih perlukah mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi? Menurut saya, mengantisipasi risiko baik kematian, kesehatan maupun risiko kerugian atas harta benda tetap perlu, apalagi saat ini sudah berkembang asuransi syariah. Jadi alasan untuk mengantisipasi risiko adalah karena :

• Risiko yang tidak diantisipasi bisa berakibat fatal pada kondisi keuangan. • Risiko pasti terjadi

• Mempersiapkan lebih baik daripada tidak siap sama sekali

Meski demikian, kita harus menggunakan asuransi secara bijaksana. Sebab pada kenyataannya tidak semua orang perlu asuransi dan tidak semua produk asuransi cocok setiap orang. Apalagi saat ini banyak ditawarkan beraneka produk asuransi hingga membuat bingung orang yang kurang memahami. Para agen penjual asuransi pun kadang - kadang menawarkan produk secara ‘memaksa’ kepada calon nasabah.

Lalu berapa jumlah asuransi yang harus kita miliki? Minimal ada tiga jenis asuransi berikut :

• Asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Ada dua kelompok orang yang memerlukan asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Pertama, orang yang mempunyai tanggungan keluarga dan penghasilannya menjadi sumber utama keluarganya. Asuransi diperlukan untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu meninggal dunia atau cacat sehingga tidak dapat bekerja. Asuransi diharapkan dapat memberikan pertolongan pertama sebelum keluarga itu bisa mandiri. Kedua, orang yang memiliki hutang. Apabila orang memiliki hutang dan belum sempat melunasinya, santunan asuransi diharapkan dapat melunasinya. Dengan demikian hutangnya tidak menjadi beban bagi keluarga yang ditinggalkan apalagi beban di akhirat.

Asuransi kesehatan biasanya terdiri dari pertanggungan untuk kecelakaan (cacat total) dan asuransi penyakit kritis.

Untuk kedua asuransi ini banyak perusahaan asuransi yang menggabungkan dengan unsur investasi (asuransi dwiguna). Apakah Anda memilih asuransinya saja sebagai proteksi ataukah juga membeli investasinya? Keputusannya terserah Anda. Dasar pertimbangannya adalah kondisi keuangan, kebutuhan dan tujuan keuangan dan menghindari tumpang tindih (overlapping) dengan rencana investasi.

• Asuransi kerugian harta benda. Asuransi ini diperlukan untuk melindungi atau memproteksi harta benda dari musibah seperti kebakaran dan kehilangan. Produk asuransi yang dibutuhkan biasanya ada dua yaitu asuransi kebakaran rumah, pabrik dan asuransi kendaraan bermotor.

Untuk menentukan besarnya nilai pertanggungan asuransi jiwa, ada tiga cara yaitu : • Pendekatan hasil investasi yang diharapkan dari nilai pertanggungan. Misalnya bila

kebutuhan hidup keluarga sebesar Rp.5 juta per bulan dan bila meninggal mereka tetap dapat bertahan selama hidup dari hasil investasi ‘warisan’ santunan asuransi. Untuk menghitungnya dapat digunakan rumus :

= Pengeluaran setahun dibagi hasil investasi yang diharapkan = (Rp.5 juta x 12) : 8%

= Rp.60 juta : 8%

= Rp.750 juta, dan bila ada hutang sebaiknya ditambahkan. Misalnya ada hutang Rp.100 juta maka nilai pertanggungan menjadi Rp.850 juta.

• Menetapkan berdasarkan jumlah pendapatan satu tahun dikalikan dengan sisa waktu bekerja sampai pensiun ditambah hutang. Bila kita saat ini berusia 35 tahun dengan penghasilan Rp.5 juta per bulan, dengan masa kerja masih 20 tahun (asumsi pensiun usia 55 tahun) dan memiliki hutang Rp.100 juta. Besarnya nilai pertanggungan adalah sebesar Rp.5 juta x 12 bulan x 20 tahun + Rp.100 juta = Rp.1,3 milyar.

• Menetapkan kebutuhan hidup untuk beberapa tahun yang diharapkan. Bila kita meninggal dunia dan ingin keluarga yang ditinggalkan bertahan selama 5 tahun dengan kehidupan seperti sedia kala, sampai akhirnya mampu hidup mandiri. Bila kebutuhan rata - rata setiap bulan sebesar Rp.5 juta dan saat ini memiliki hutang Rp.100 juta maka nilai pertanggungannya adalah Rp.5 juta x 60 bulan + Rp. 100 juta = Rp.400 juta.

Hutang harus ikut diperhitungkan dalam menetapkan nilai pertanggungan, agar hutang tersebut dapat dilunaskan tanpa mengurangi nilai pertanggungan. Masalahnya, tidak semua orang mampu membayar premi sesuai dengan tujuan keuangan, karena nilai pertanggungannya besar, sehigga harus dipilih asuransi yang benar – benar sesuai kebutuhan. Dalam produk asuransi jiwa untuk proteksi kematian, ada beberapa jenis yaitu :

• Asuransi “Term Life” (berjangka). Yaitu proteksi asuransi tanpa komponen nilai tunai (tabungan). Apabila tertanggung tidak meninggal pada masa kontrak atau meninggal dunia setelah masa kontrak maka tidak ada manfaat nilai pertanggungannya (nilai tunai). Namun beberapa perusahan asuransi syariah masih memberikan bagian keuntungan sesuai kesepakatan dimuka.

• Asuransi “Endowment” atau “Whole Life”, memberikan nilai tunai (tabungan) baik untuk masa kontrak tertentu atau masa kontrak seumur hidup.

• Asuransi “Unit Link”. Asuransi ini mengkombinasikan antara proteksi asuransi dengan unsur investasi. Jadi premi yang dibayarkan merupakan premi untuk proteksi dan premi penyertaan investasi. Hasil investasi dibagikan dalam waktu tertentu misalnya disesuaikan jadwal anak sekolah yang biasanya disebut asuransi pendidikan. Bila pembayarannya saat usia pensiun biasa dipasarkan dengan nama asuransi pensiun. Berdasarkan jenis asuransi jiwa diatas, jenis produk yang dapat memberikan pertanggungan besar dengan biaya relatif murah adalah asuransi Term Life (berjangka). Namun jenis asuransi ini kurang popular dan tidak banyak orang tertarik karena tidak memberikan nilai tabungan.

Dalam memilih jenis dan perusahaan asuransi, sebaiknya berkonsultasi dengan perencana keuangan independen. Perencana keuangan dari perusahaan asuransi

cenderung ‘memaksakan’ produknya agar dibeli, meski seringkali tidak sesuai dengan kondisi nasabah.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam memilih perusahaan asuransi diantaranya adalah :

• Aspek keuangan perusahaan seperti RBC (Risk Based Capital) atau modal berbasis risiko yang idealnya 120 persen atau lebih. Kita tidak usah bingung dengan istilah itu, karena biasanya perusahaan asuransi memiliki data itu. Kita juga harus memperhatikan rata-rata hasil investasi selama ini. Selain itu sebaiknya diperhatikan bonafiditas perusahaan asuransi berdasarkan group dan afiliasinya.

• Aspek non keuangan seperti kemudahan proses klaim, akses cabang, agen dan kemudahan pembayaran premi. Kemudahan proses klaim, dapat ditanyakan berdasarkan pengalaman teman atau saudara kita yang memiliki polis asuransi, bisa juga mencari informasi di media masa seperti surat pembaca yang mengeluhkan pengajuan klaim atau ucapan terima kasih atas kemudahan klaim. Agen juga perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa agen benar-benar dapat dipercaya. Jangan terlalu percaya pada agen dan menyerahkan seluruh urusan kepada agen. Sekali-kali datanglah pada perusahaan asuransinya untuk memastikan uang premi telah dibayarkan dan mengetahui secara detail cara klaim atau hal lain yang berhubungan dengan asuransi.

Berikut ini ringkasan proteksi risiko dan rencana antisipasinya.

No Risiko Antisipasi Nilai

Pertanggungan

1 Kematian Asuransi jiwa Takaful 2 Cacat phisik / Tak bisa

bekerja • Asuransi Kecelakaan • Asuransi Penyakit Kritis

3 Musibah Harta Benda • Asuransi Kendaraan • Asuransi Kebakaran

Rumah

4 Sakit • Asuransi Kesehatan

(Rawat Inap)

Saat ini sudah ada perusahaan asuransi syariah yang menawarkan produk dengan sistem One Stop Shopping. Produk asuransi ini memiliki manfaat yang komprehensif yaitu manfaat utama dan manfaat tambahan lainnya seperti dana tunai rumah sakit (cash plan), asuransi kecelakaan diri, asuransi cacat tetap total, asuransi penyakit kritis

(critical illness). Dengan produk seperti itu, kita tidak perlu membeli produk atau polis

asuransi bermacam-macam. Kita bisa menggunakan produk One Stop Shopping atau bisa juga menggunakan produk per jenis pertanggungan. Masing - masing memilik kelebihan dan kelemahan. Untuk produk yang One stop shopping, kita tidak repot mengurus berbagai aplikasi dan menyeleksi beberapa perusahaan asuransi yang dipilih. Kelemahannya bila pelayanan perusahaan asuransi tersebut tidak memuaskan atau ada masalah dikemudian hari maka pengaruhnya kepada seluruh jenis pertanggungan asuransi kita. Risikonya menjadi terpusat pada satu perusahaan. Berbeda dengan memilih bermacam – macam perusahaan asuransi, maka itu berarti mendistribusikan (memperkecil) risiko.

Rukun 4 :

Membuat Uang Beranak Pinak

Dalam dokumen keberkahanfinansial (Halaman 108-111)