• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI PENGUATAN INDIVIDU DAN KELOMPOK KBS-KUBE

7.2. Proses Penyusunan Perencanaan Program Secara Partisipatif

7.3.1. Identifikasi masalah dan kebutuhan kelompok KBS – KUBE

Ada tiga permasalahan pokok yang dihadapi oleh kelompok KBS – KUBE yaitu lemahnya kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur, lemahnya aspek sosial dan aspek kemampuan ekonomi. Upaya untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan tersebut dilaksanakan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok. Hasil identifikasi tersebut adalah dapat dilihat pada tabel 17 sebagai berikut :

149 Tabel 17. Identifikasi permasalahan pada aras dinamika kelompok Tahun 2005.

Masalah Utama Penyebab Alternatif Pemecahan Lemahnya aspek

kelembagaan (struktur ) kelompok KBS-KUBE (Kasus Kelompok Bangkit Mulia dan Sumber Makmur)

Lemahnya aspek kelembagaan (kultur) kelompok KBS-KUBE (Kasus kelompok Sumber Makmur)

Lemahnya aspek Sosial Kelompok KBS-KUBE (Kasus kelompok Sumber Makmur.

Lemahnya aspek ekonomi Kelompok KBS

KUBE(Kasus kelompok Sumber Makmur) Lemahnya integrasi, solidaritas dan kohesivitas (Kasus Kelompok Sumber Makmur)

¾ Lemahnya manajemen kelompok dalam hal ini tidak berfungsinya pengurus KBS-KUBE, komunikasi, dan pola kepemimpinan.

¾ Lemahnya mekanisme kerja KUBE, lemahnya kontrol sosial, administrasi KUBE, lemahnya keikutsertaan perempuan dalam kepengurusan KBS - KUBE ¾ Lemahnya kelompok dalam menerapkan norma dan aturan yang berlaku dalam KUBE.

¾ Lemahnya kepercayaan dan kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan kegiatan. ¾ Belum ada kontrol sosial

antara anggota/tetangga ¾ Lemahnya motivasi

kelompok.

¾ Lemahnya kepedulian sosial antar anggota kelompok.

¾ Lemahnya rasa turut memiliki

Lemahnya pendapatan KBS – KUBE

Tidak ada saling ketergantungan antar anggota kelompok.

¾ Pelatihan Tugas Pokok dan Fungsi Pengurus (Ketua, Sekretaris dan Bendahara), ¾ Pelatihan Administrasi Pengurus ¾ Pelibatan perempuan dalam kegiatan. ¾ Perlunya menyelenggarakan pertemuan rutin ¾ Pembuatan aturan tertulis, ¾ Permainan Dinamika kelompok dan musyawarah. Pendampingan sosial (Sistim konsultasi) Diklat Teknik Produksi Kambing Lomba kelompok KBS-KUBE.

150 Permasalahan pertama yang dihadapi oleh kelompok KBS – KUBE adalah lemahnya aspek kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur. Aspek ini sangat penting karena tumbuh dan berkembangnya kelompok berkaitan dengan aspek tersebut. Penyebab lemahnya apek kelembagaan yang bersifat struktur adalah lemahnya manajemen kelompok dalam hal ini tidak berfungsinya pengurus KBS- KUBE, komunikasi, tujuan dan pola kepemimpinan, dan pengelolaan administrasi. Sedangkan secara kultur adalah lemahnya kelompok dalam menerapkan norma dan aturan yang berlaku dalam KUBE serta lemahnya kepercayaan dan kerjasama antar anggota kelompok dalam melakukan kegiatan serta belum ada kontrol sosial antara anggota/tetangga.

Kedua, aspek sosial ini disebabkan lemahnya motivasi kelompok, lemahnya kepedulian sosial antar anggota kelompok dan lemahnya rasa turut memiliki. Ketiga aspek ekonomi lemahnya tingkat ekonomi penerima bantuan ini menyebabkan sedikit mempunyai permasalahan yang menyangkut pemenuhan kebutuhan maka kambing akan dijual. Keempat lemahnya integrasi, solidaritas dan kehesivitas kelompok.

Kelemahan itu tidak saja muncul begitu saja tetapi melalui proses dari awal pembentukan KBS – KUBE sampai pada perkembangannya sekarang. Kelemahan ketiga aspek tersebut disebabkan karena (1) Proses pembentukan KBS - KUBE bersifat top down ; (2) tidak ada bimbingan sosial sebagai bekal kelompok dalam mengelola KUBE ; (3) penguasaan pendamping dalam pengelolaan KUBE sangat terbatas (belum pernah mengikuti pendidikan dan latihan KUBE) ini berakibat bahwa dalam memberi penjelasan terhadap kelompok hanya berkisar masalah pengguliran dan administrasi saja.

Dengan keberadaan komunitas eks penderita kusta baik segi pendidikan maupun psikologis, maka peran pendamping diharapkan intensif dalam melaksanakan pendampingan. Berdasarkan wawancara dan diskusi kelompok dengan anggota kelompok KBS – KUBE pada umumnya mereka membutuhkan pendidikan dan latihan supaya dapat mengelola KUBE dengan baik terutama mengenai aspek kelembagaan struktural, kultur maupun aspek sosial dan ekonomi..

151 7.3.2. Identifikasi masalah dan kebutuhan individu

Walaupun penelitian kajian ini terfokus pada pendekatan kelompok KBS – KUBE namun peningkatan kapasitas individu sebagai anggota KBS – KUBE perlu mendapat perhatian karena kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh beberapa permasalahan berkaitan dengan individu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kelompok KBS – KUBE.

Tabel 18. Hasil identifikasi permasalahan pada aras individu/anggota pada dua kelompok KBS – KUBE Tahun 2005

Masalah Utama Penyebab Alternatif pemecahan Tidak ada keterlibatan

individu dalam

pengambilan keputusan. (Kasus kelompok Bangkit Mulia) Pengambilan keputusan dilaksanakan secara individu tanpa musyawarah. (Kasus Kelompok Sumber Makmur). Lemahnya peran pemimpin (ketua) dalam memimpin kelompok. (Kelompok Bangkit Mulia)

Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknik produksi kambing. (Kelompok Sumber Makmur) ¾ Terbatasnya pendidikan dan keterampilan individu dalam pemecahan masalah yang dihadapi. ¾ Masih dominannya

peran tokoh dalam proses pengambilan keputusan.

¾ Masih ada rasa kepatuhan dengan tokoh

¾ Kurang dominan tokoh dalam proses

pengambilan keputusan dalam kelompok. ¾ Kepatuhan terhadap

tokoh sudah berkurang.

Belum pernah mengikuti latihan kepemimpinan

Belum pernah ada Pendidikan dan Latihan mengenai teknik produksi kambing. Pendampingan / Konseling Pendampingan / Konseling Latihan kepemimpinan (Permainan Dinamika Kelompok) Pendidikan dan Latihan Teknik Produksi Kambing.

152 Permasalahan pertama adalah tidak adanya keterlibatan individu dalam pengambilan keputusan. Penyebab utamanya dalah rendahnya pendidikan dan ketrampilan individu dalam pemecahan masalah yang dihadapi serta masih dominannya tokoh dalam pengambilan keputusan serta sifat kepatuhan individu terhadap tokoh tersebut.

Bila ditengok ke belakang mengapa terjadi demikian maka seperti dijelaskan di depan bahwa kelompok KBS-KUBE Bangkit mulai adalah semua anggotannya berasal dari Rumah Sakit Nganget dan dalam jangka waktu yang lama dan yang menjadi tokoh sekarang, adalah tokoh juga di rumah sakit sehingga sifat-sifat kepatuhan sangat menonjol di kelompak KBS-KUBE Bangkit Mulia.

Berbeda dengan anggota kelompok Sumber Makmur karena datangnya tidak bersama maka ikatan emosional sangat rendah ini ditandai dengan tidak adanya kerjasama antara anggota kelompok dan pengambilan keputusan dilaksanakan tanpa minta ijin kepada Ketua RT. Dengan demikian kepatuhan kepala Ketua RT di kelompok KBS – KUBE Sumber Makmur sangat rendah. Ini berpengaruh pada sikap berani mengambil keputusan sendiri namun cenderung tidak sesuai dengan aturan yang ada.

Komunitas eks penderita kusta setiap warganya adalah merupakan pendatang, dengan berbagai latar belakang yang berbeda ada yang dulunya memang seorang yang sudah biasa memelihara kambing dan ada yang tidak. Dengan kondisi itu maka pemeliharaan kambing yang ada sekarang tentunya tidak semua berkembang dengan baik, maka diperlukan pendidikan dan latihan produksi kambing supaya kambing dapat berkembang banyak. Dengan perkembangan tersebut secara ekonomi kondisi eks penderita kusta akan meningkat dan dari sisi psikologis ada perasaan tenang karena bila terjadi sakit mendadak atau memperlukan sesuatu masih mempunyai kambing yang sewaktu-waktu bisa dijual.