• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI PENGUATAN INDIVIDU DAN KELOMPOK KBS KUBE

6.8. Strategi Penguatan Individu Sebagai Anggota Kelompok KBS-KUBE 1 Strategi Penguatan Kapasitas Keterampilan Organisasi Individu anggota

kelompok KBS-KUBE, merupakan strategi yang diarahkan untuk memperkuat individu dalam peranannya sebagai anggota/pengurus kelompok KBS-KUBE.

141 2. Penguatan Kapasitas Usaha Ekonomi Anggota kelompok KBS-KUBE,

strategi ini diarahkan untuk memperkuat usaha ekonomi anggota kelompok KBS – KUBE.

6.9. Strategi Penguatan Jejaring

Strategi ini diarahkan untuk memperkuat jejaring antar kelompok KBS- KUBE, intra kelompok KBS-KUBE atau kelompok – kelompok yang ada di komunitas serta di luar komunitas. Strategi ini memperkuat kerjasama di dalam dan di luar komunitas guna mendukung perkembangan Kelompok Usaha Bersama.

Berdasarkan profil umum kelompok KBS – KUBE baik Bangkit Mulia maupun Sumber Makmur mempunyai sejarah pembentukan yang sama yaitu secara top down karena akan ada program yang masuk di permukiman. Pembentukan kelompok diserahkan kepada masyarakat namun yang membentuk kelompok- kelompok tersebut adalah pengurus KUBE tanpa melibatkan masyarakat penerima bantuan.

Pembentukan kelompok KBS-KUBE dibentuk berdasarkan kelompok RT walaupun ada yang lintas RT namun itu sebagian kecil saja karena di RT yang bersangkutan tidak bisa menampung lagi. Seperti diuraikan di atas bahwa masing-masing RT mempunyai karakteristik yang berbeda ini disebabkan sejarah permukiman yang berbeda. Kelompok KUBE Bangkit Mulia hampir seluruhnya anggotanya adalah warga RT. 06 hanya 1 (satu) orang dari RT. 04. RT. 06 ini juga disebut kelompok sosial artinya warganya semua adalah bekas pasien Rumah Sakit Kusta Nganget. Setelah dinyatakan sembuh mereka ditangani oleh Departemen Sosial dan sebelum mereka keluar dari Rumah Sakit Kusta sudah disiapkan rumah, diberi paket bantuan, diadakan bimbingan sosial dan ketrampilan sebagai persiapan mereka keluar dari Rumah Sakit. Dengan proses tersebut secara struktur dan kultur mempunyai ikatan psikologis yang kuat maka sebagai alternatif pendekatan pemberdayaan melalui Kelembagaan Panti.

Berbeda dengan kelompok Sumber Makmur yang semua anggotanya berada di RT. 04, permukiman terjadi tidak secara kolosal tetapi bertahap karena mereka membagun sendiri permukiman tersebut, sehingga secara psikologis ikatan dengan panti tidak begitu kuat. Mereka datang dari berbagai tempat secara

142 kekeluargaan tidak sekuat kelompok Bangkit Mulia. Namun mereka masih mempunyai ikatan lain yang bisa dipergunakan untuk forum pemberdayaan yaitu lembaga keagamaan. Dalam kelompok Sumber Makmur semua anggotanya adalah warga Nahdatul Ulama yang sering bertemu melalui forum tahlilan. Dengan uraian tersebut maka alternatif pemberdayaan kelompok KUBE Sumber Makmur dapat melalui Lembaga Keagamaan.

6.10. Ikhtisar

Profil Kelompok Usaha Bersama di permukiman eks penderita kusta sesuai dengan proses terbentuknya adalah bersifat top down. Kelompok Usaha Bersama tersebut adalah merupakan program bantuan kesejahteraan sosial dalam bentuk bantuan modal usaha yang diberikan dalam bentuk uang sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Mekanisme kerja Kelompok Usaha Bersama yang berada di Dusun Nganget penyalurannya melalui Panti Rehabilitasi Sosial Eks Penderita Kusta. Maka dalam mekanisme kerjanya adalah Kepala Panti sebagai Pembina KUBE, dibawahnya ada koordiantor/pendamping yang dijabat oleh pegawai panti, selanjutnya ada pengurus KUBE yang terdiri dari tokoh masyarakat/agama selanjutnya ada kelompok-kelompok KBS – KUBE.

Dalam rangka memahami secara mendalam analisis kelompok KBS – KUBE maka dapat dilihat dari berbagai aspek kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur, aspek sosial dan aspek ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok KBS – KUBE. Bila ditelaah lebih dalam maka antara kelompok KBS – KUBE Bangkit Mulia dan Sumber Makmur secara kelembagaan struktur maka bila kelompok Bangkit Mulia pengambilan keputusan sepenuhnya oleh ketua RT, tetapi justru perkembangan kelompok semakin baik khususnya mengenai pemeliharaan/pengguliran kambing. Pada kelompok Sumber Makmur pengambilan keputusan ketua RT hanya kadang-kadang tapi justru perkembangannya tidak sebaik kelompok Bangkit Mulia ini disebabkan keputusan yang diambil oleh anggota hanya untuk kepentingan pribadi tanpa harus dimusyawarahnya dengan ketua RT. Pada kultur ada perbeadaan walupun norma dan aturan sama yang ditetapkan secara musyawarah dari ketiga komponen yang ada (koordinator/pendamping, pengurus KUBE dan

143 anggota kelompok KBS – KUBE) namun kelompok KBS – KUBE Bangkit Mulia lebih mematuhinya.

Bila ditelaah dari aspek sosial maka dinamika sosial kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia lebih dinamis dibanding dengan kelompok KBS – KUBE Sumber Makmur, ini disebabkan pada kelompok KBS – KUBE Bangkit Mulia sudah mulai tumbuh motivasi kelompok, rasa kepedulian sosial, rasa turut memiliki serta interaksi sosial juga terjadi sesama anggota kelompok walaupun masih bersifat informal. Sedangkan dari aspek ekonomi maka kelompok KBS – KUBE Bangkit Mulia lebih tinggi tingkat pendapatan dibanding kelompok KBS – KUBE Sumber Makmur akibat pada kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur banyak kambing bantuan yang dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dengan berbagai analisis yang disebutkan di atas maka pendekatan Kelompok Usaha Bersama Ternak Kambing yang berada di Dusun Nganget belum dapat meningkatkan keberfungsian sosial. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan (1) aspek kelembagaan belum berfungsinya pengurus KUBE ditandai dengan tidak berjalannya fungsi ketua, sekretaris dan bendahara serta adanya aturan yang tidak tertulis belum dilaksanakan secara tegas dan sanksi-sanksinya ; (2) aspek sosial dalam dinamika kelompok yaitu masih lemahnya motivasi berkelompok, kepedulian sosial dan rasa turut memiliki mengingat proses terjadinya kelompok adalah merupakan bentukkan dari panti, tidak adanya perekat dalam kelompok; (3) aspek ekonomi dengan pendapatan yang rata-rata mecapai Rp. 100.000 – Rp. 300.000,- per bulan menyebabkan banyak anggota yag menjual kambing untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Melihat berbagai aspek yang ada pada kelompok KBS – KUBE komunitas eks penderita kusta maka strategi pengembangannya dapat melalui penguatan kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur, penguatan ekonomi, dan penguatan sosial, penguatan kapasitas individu dan komunitas eks penderita kusta. Dengan berbagai penguatan yang ada tersebut diharapkan kelompok KBS – KUBE dapat berkembang. Dengan perkembangan KBS-KUBE maka akan terjadi pemberdayaan komunitas eks penderita kusta. Pemberdayaan akan mengakibatkan peningkatan peranan sosial, pemenuhan kebutuhan serta dapat mengatasi permasalahan sosial yang ada di lingkungan sosialnya sehingga keberfungsian sosial eks penderita kusta akan meningkat.

144 VII. PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS EKS PENDERITA KUSTA