• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI PENGUATAN INDIVIDU DAN KELOMPOK KBS KUBE

6.5. Analisis Kekompakan (Compactness) kelompok KBS-KUBE.

6.5.1. Jejaring Sosial Komunitas Eks Penderita Kusta

Dalam suatu komunitas masih sangat jarang yang mempu menyelesaikan masalahnya sendiri. Sebagian masyarakat ternyata masih memerlukan keterlibatan pihak lain, bahkan ada yang memerlukan sejak perumusan masalahnya, termasuk dalam pengumpulan informasi yang diperlukan untuk merumuskan suatu masalah. Dengan demikian, bila fungsi-fungsi yang diperlukan bagi penyelesaian masalah komunitas yang bersangkutan maka dalam hal ini diperlukan keteribatan pihak lain yang fungsinya diperlukan. Atau dengan kata lain, perlu melibatkan seluruh komponen stakeholders.

Dalam menganalisis jejaring dibagi menjadi tiga yaitu (1) jejaring intra KBS- KUBE ; (2) jejaring antar kelompok KBS – KUBE ; (3) jejaring kelompok KBS- KUBE dengan dengan masyarakat yang lebih Luas.

1. Jejaring intra KBS – KUBE

Jejaring intra kelompok KBS – KUBE yang terbentuk baik kelompok KBS- KUBE Sumber Makmur maupun kelompok Bangkit Mulia belum tampak ini disebabkan proses pembentukan KUBE adalah bentukan panti akibat akan ada bantuan modal usaha dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan waktu terbentuk kelompok KBS – KUBE baru dua tahun. Dengan proses terbentuknya KBS – KUBE yang dibentuk karena akan ada bantuan dan ditambah dengan waktu yang antar anggota kelompok KBS-KUBE belum ada perasaan saling ketergantungan ditambah lagi kambing ternak dipelihara secara sendiri – sendiri sehingga seakan-akan sudah menjadi milik pribadi

128 dan bila terjadi sakit dengan kambing tersebut maka secara pribadi pula akan mengobati tanpa campur tangan dari kelompok. Jejaring terjadi bila antara anggota yang satu dengan yang lain saling membutuhkan seperti yang terjadi dalam kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia bila ada salah satu yang sakit dan harus dirawat di rumah sakit maka anggota yang lain membantu dengan jalan mengembalakan kambingnya. Jejaring juga terjadi secara informal melalui pengembalaan kambing secara bersamaan.

2. Jejaring antara kelompok KBS – KUBE

Jejaring antar kelompok KBS – KUBE yang ada di komunitas eks penderita kusta terjadi pada saat kandang kambing menjadi satu. Pada saat pertama kali menerima bantuan kambing lima kelompok dengan kambing berjumlah 100 ekor tersebut dijadikan dua kadang. Kandang pertama di RT.06 yang berisi 40 kambing dengan dua kelompok KBS – KUBE Bangkit Mulia dan Barokah. Kadang kedua berada di RT. 04. yang berisi 60 ekor kambing dengan 3 kelompok KBS-KUBE yaitu Bina Usaha, Sumber Rejeki dan Sumber Makmur.

Pada saat kambing dijadikan satu kandang dibuatlah jadual yang melibatkan masing-masing anggota kelompok KBS – KUBE. Tiap malam dua kelompok orang yang menjaga kadang untuk kelompok Bangkit mula dan Barokah sedangkan yang tiga orang untuk kelompok Sumber Rejeki, Bina Usaha dan Sumber Makmur. Pada saat mereka berjaga itu sebenarnya sudah timbulnya jejaring antar kelompok KBS-KUBE, namun kedekatan tersebut hanya berlangsung selama dua minggu sehingga belum sampai pada tahap saling membutuhkan. Ini disebabkan karena (1) rumah yang dipakai untuk kandang kambing dibutuhkan oleh yang punya rumah; (2) pada saat orang sibuk menghadapi hari raya idul fitri kandang tidak ada yang menjaga maka pada malam terjadi pencurian kambing KBS – KUBE sebanyak empat ekor; (3) setelah eks penderita kusta pada malam harinya menjaga kambing keesokan harinya badan terasa tidak nyaman/sakit. Dengan kejadian tersebut maka anggota mulai merasa kuatir, maka diadakan rapat di aula panti yang dipimpin oleh Kepala Panti dihadiri oleh Pegurus KUBE, diputuskan untuk memelihara kambing di rumah masing-masing.

129 3. Jejaring anggota kelompok KBS – KUBE dengan Masyarakat yang lebih

Luas.

Jejaring anggota kelompok KBS – KUBE dengan pihak lain terjadi karena bantuan kambing yang diberikan semuanya kambing betina jadi jejaring terbangun dengan pihak lain /tetangga yang mempunyai kambing jantan. Jejaring dengan pihak lain juga terjadi dengan warga Dusun Krajan yang berbatasan dengan Dusun Nganget, eks penderita kusta yang mendapat bantuan kambing dan merasa tidak mampu memelihara menitipkan kambing di Dusun Krajan dengan sistem paron.

Jejaring yang terbangun baik kelompok KUBE Bangkit Mulia maupun Sumber Makmur sudah ada namun terbatas yaitu hanya mantri hewan dan blantik kambing (orang yang berprofesi sebagai pembeli dan penjual kambing). Bertitik tolak dari penjelasan jejaring tersebut di atas maka dapat dianalisis jaringan sosial yang ada di komunitas eks penderita kusta yaitu :

1. Kedalaman jejaring

Kedalaman jejaring pada tingkat antar anggota KBS - KUBE masih pada tataran pertolongan belum saling membutuhkan antar anggota kelompok, karena kebutuhan pribadi bisa dipenuhi tanpa membutuhkan kelompok. Kedalaman jejaring intra KBS-KUBE, terjadinya pencurian kambing menyebabkan masing-masing anggota kelompok intra KBS – KUBE sudah tidak mempunyai wadah lagi untuk saling bertemu. Karena selama ini tidak pernah diadakan pertemuan baik di tingkat kelompok KBS-KUBE atau semua KBS – KUBE yang ada di komuitas eks penderita kusta. Dengan tidak pernah diadakan pertemuan maka jejaring tidak pernah terbangun.

Kedalamam jejaring dengan masyarakat yang lebih luas, sudah terbangun sebelum adanya bantuan KUBE turun yaitu pembelian kambing baik di pasar Kedungjambe maupun dengan blantik kambing (orang yang pekerjaannya menjual dan membeli kambing), mantri hewan, penduduk Dusun Krajan dan Tetangga yang mempunyai kambing jantan. Kedalaman jejaring didasari oleh kepentingan kedua belah pihak sehingga jejaring ini dapat bertahan.

130 2. Faktor perekat jaringan

Pada saat keputusan rapat mengijinkan masing-masing penerima bantuan sebenarnya perekat jaringan yang sudah mulai tumbuh memudar lagi, karena anggota – anggota kelompok bisa memelihara kambing dan berkembang tanpa harus bergantung pada anggota kelompok atau kelompok secara organisasai.

Perekat jaringan yang ada di komunitas adalah (1) perasaan senasib; (2) satu paham ideologi; (3) sentimen kelompok tempat tinggal (ada kelompok sosial, kulon kali atau pucung). Perasaaan senasib dan sentimen kelompok harus dimunculkan untuk memacu perkembangan kelompok tetapi tidak boleh sampai terjadi konflik, peran tokoh masyarakat diperlukan untuk mengatisipasi terjadinya konflik antar kelompok. Paham idiologi juga mempunyai kekuatan untuk menyatukan anggota kelompok karena mereka mempunyai pandangan dan pemahaman yang sama.

3. Kendala dan hambatan

Kendala dan hambatan dalam membangun jejaring yaitu : (1) kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap hakekat KUBE. Kepala panti, kordinator KUBE, pendamping, pengurus KUBE sampai dengan anggota KBS-KUBE tidak mengetahui makna program KUBE sehingga fokus pemekiran hanya terbatas pada perkembangan kambing saja; (2) perasaan minder, kurang percaya diri akibat sakit yang pernah dideritanya bila harus memulai membuat jejaring dengan pihak lain di luar komunitas; (3) ketakutan dari masyarakat di luar komunitas bila berhubungan dengan eks penderita kusta.