• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2.7. Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Keluarga Binaan Sosial adalah keluarga yang terpilih melalui seleksi yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Program KUBE yang merupakan bagian penting dari program pembangunan kesejahteraan sosial bertujuan untuk mewujudkan taraf kehidupan sosial anggotanya ke arah kehidupan yang lebih layak. KUBE diharapkan menjadi media pemberdayaan bagi eks penderita kusta untuk berwirausaha, meningkatkan rasa percaya diri, harga diri dan tekad kemandirian serta mengurangi ketersisihan eks penderita kusta dalam masyarakat. Kelompok Usaha Bersama adalah himpunan dari keluarga yang tergolong fakir miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang atas dasar prakarsanya sendiri, saling berinteraksi antara satu dengan lain, dan tinggal dalam satu wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan meningkatkan produktifitas anggotanya, meningkatkan relasi sosial yang harmonis, memenuhi kebutuhan anggota, memecahkan masalah sosial yang dialaminya dan menjadi wadah pengembangan usaha bersama (Anonymons, 2003).

Tujuan Kelompok Usaha Bersama adalah (1) meningkatkan kemampuan anggota kelompok KUBE dalam menampilkan peranan-peranan sosialnya, baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya, ditandai dengan semakin meningkatnya kepedulian dan rasa tanggungjawab dan keikutsertaan anggota dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial di lingkungannya, semakin terbukanya pilihan bagi anggota kelompok dalam pengembangan usaha yang lebih menguntungkan, terbukanya kesempatan dalam memanfaatkan sumber dan potensi kesejahteraan sosial yang tersedia dalam lingkungannya; (2) meningkatnya kemampuan anggota kelompok KUBE di dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ditandai dengan meningkatnya pendapatan

28 keluarga, meningkatnya kualitas pangan, sandang, papan, kesehatan, tingkat pendidikan, dapat melaksanakan kegiatan keagamaan dan meningkatnya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya; (3) meningkatnya kemampuan anggota kelompok KUBE dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi dalam keluarganya maupun lingkungan sosialnya, ditandai dengan adanya kebersamaan dari kesepakatan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga, dalam lingkungan sosialnya, adanya penerimaan terhadap penerimaan pendapat yang mungkin timbul di antara keluarga dan lingkungan, semakin minimnya perselisihan yang mungkin timbul atau antara orang tua dan anak, dan lain-lain.

Kehadiran KUBE merupakan media untuk meningkatkan motivasi warga miskin untuk lebih maju secara ekonomi dan sosial, meningkatkan interaksi dan kerjasama dalam kelompok, mendayagunakan potensi dan sumber sosial ekonomi lokal, memperkuat budaya kewirausahaan, mengembangkan akses pasar dan menjalin kemitraan sosial ekonomi dengan berbagai pihak yang terkait. Melalui KUBE diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir para anggota karena mereka dituntut suatu kemampuan manajerial untuk mengelola usaha yang sedang dijalankan, dan berupaya menggali dan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dilingkungan untuk keberhasilan kelompoknya. Selain itu, diharapkan dapat menumbuhkembangkan sikap berorganisasi dan pengendalian emosi yang semakin baik. Diharapkan dengan kelompok KUBE, dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, kegotongroyongan, rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial, baik diantara keluarga binaan sosial maupun kepada masyarakat yang lebih luas. Melalui kelompok keluarga binaan sosial dapat saling berbagi pengalaman, saling berkomunikasi, saling mengenal, dapat menyelesaikan berbagai masalah dan kebutuhan yang dirasakan. Dengan sistem KUBE, kegiatan usaha atau beternak yang tadinya dilakukan sendiri-sendiri kemudian dikembangkan dalam kelompok, sehingga setiap anggota dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam usaha kesejahateraan sosial serta kemampuan berorganisasi.

Kegiatan yang berkaitan dengan usaha kesejahteraan sosial dapat berupa pengelolaan santunan hidup, iuran kesejahteraan sosial (IKS), arisan, pengajian, perkumpulan kematian, usaha simpan pinjam, pelayanan koperasi, usaha tolong

29 menolong atau gotong royong, usaha pelayanan sosial untuk orang tidak mampu, usaha-usaha untuk mencegah timbulnya permasalahan sosial di lingkungannya dan usaha-usaha kesejahteraan sosial lainnya. Kegiatan yang dengan usaha ekonomis produktif dapat berupa usaha dagang, jasa, pertanian, peternakan dan lain-lain, sedangkan kegiatan yang bersifat penataan kelembagaan seperti : pengelolaan keuangan, pencatatan dan pelapoaran.

Dengan kelompok KUBE dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, kegotongroyongan, rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial secara luas karena mereka hidup dalam kelompok. Pengelolaan KUBE dilakukan melalui pendekatan kelompok dengan pertimbangan (1) warga masyarakat lebih dinamis dalam mengembangkan kegiatan; (2) adanya proses saling asah, asuh dan asih sesama warga/anggota kelompok, sehingga setiap anggota bisa saling berbagi baik dalam ilmu maupun keterampilan ; (3) adanya konsep saling menolong dan konsolidasi kekuatan bersama antara yang kuat dan yang lemah. KUBE dibentuk dilandasi oleh nilai filosofi “dari”, “oleh”, dan “untuk” masyarakat. Artinya bahwa keberadaan suatu kelompok KUBE dimanapun adalah berasal dari dan berada di tengah-tengah masyarakat. Pembentukannya oleh masyarakat setempat dan peruntukannya juga adalah untuk anggota dan masyarakat setempat. Karena konsep yang demikian maka pembentukan dan pengembangan KUBE harus bercirikan nilai dan potensi yang tersedia di lingkungan setempat, juga harus sesuai dengan kemampuan SDM (anggota KUBE ) yang ada.

Pengembangan KUBE dapat dilakukan antara lain dengan (1) penambahan modal usaha bisa diperoleh dengan cara kerjasama kemitraan dengan koperasi, Bank Pemerintah setempat atau bantuan pengembangan KUBE; (2) penambahan/pengembangan jenis usaha. Dalam penambahan/pengembangan jenis usaha didasarkan pada kebutuhan pasar; (3) penambahan jumlah anggota. Penambahan jumlah anggota dapat dilakukan apabila usaha KUBE memerlukan jumlah tenaga yang lebih banyak, dana iuran kesetiakawanan sosial yang dihimpun sudah cukup jumlahnya untuk digulirkan kepada warga setempat yang memerlukan modal usaha; (3) pembentukan kelompok baru.

30 Indikator keberhasilan Kelompok Usaha Bersama yaitu :

1. Bidang Kegiatan Kelembagaan

a. Kepengurusan dan pembagian tugas sudah ada dan sudah dijalankan sebagaimana mestinya.

b. Administrasi kelompok, yang meliputi: buku daftar anggota kelompok, buku tamu, buku kegiatan/agenda kelompok, buku kas/keuangan, buku inventaris, buku simpan pinjam, sudah ada dan sudah diterapkan dengan baik.

c. Proses pengambilan keputusan sudah didasarkan atas musyawarah anggota.

d. Pertemuan sudah berlangsung secara rutin dan dilakukan pencatatan serta ditindaklanjuti.

2. Bidang Kegiatan Sosial

a. Motivasi kelompok sudah baik ditunjukkan dengan minimal 2/3 kehadiran anggota pada setiap pertemuan yang diadakan.

b. Kerjasama kelompok sudah baik yang dilihat dari koordinasi dan kekompakan kelompok.

c. Kepedulian sosial sudah baik yang ditunjukkan dengan kesediaan membantu anggota dan tetangga yang mengalami kesulitan.

d. Usaha simpan pinjam KUBE sudah dapat dimanfaatkan oleh keluarga. e. Anggota keluarga taat dan sungguh-sungguh dalam menjalankan rukun

keagamaan.

3. Bidang Kegiatan Ekonomi

a. Meningkatnya pendapatan keluarga.

b. Simpan pinjam sudah berkembang dengan baik.

c. Kemitraan, sudah terjalin dengan baik dengan berbagai kelompok masyarakat bisnis.

Secara spesifik keberhasilan KUBE dalam kajian ini dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek sosial meliputi motivasi berkelompok, peran masyarakat, rasa turut memiliki, kepedulian sosial, dan kerjasama, aspek ekonomi meliputi peningkatan

31 perekonomian anggota kelompok KBS-KUBE dan aspek kelembagaan yang meliputi struktur dan kultur. Secara struktur meliputi pelapisan kelompok, pola hubungan dan komunikasi, kepemimpinan, konflik dalam kelompok dan mekanisme kerja sedangkan secara kultur meliputi nilai dan norma serta tata perilaku dalam kelompok.