• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3.1. Metode dan Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan partisipatif. Pendekatan kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 2003). Metode kajian yang digunakan adalah non survey, untuk menggali informasi pada tataran tineliti dengan menggunakan instrumen diskusi kelompok, wawancara mendalam, observasi lapangan dan studi kasus. Semua hasil wawancara mendalam, diskusi kelompok dan observasi lapangan didokumentasikan dalam bentuk catatan harian (seperti terlihat dalam lampiran), semua data disajikan dalam bentuk kutipan langsung, ataupun dalam bentuk tabel. Dalam kajian ini dari lima Kelompok KBS-KUBE yang ada di Dusun Nganget Desa Kedungjambe diambil dua Kelompok KBS-KUBE, yaitu Kelompok KBS-KUBE Bangkit Mulia sebagai kelompok KBS-KUBE yang progresif dan kelompok KBS-KUBE Sumber Makmur sebagai kelompok KBS-KUBE yang pasif. Pendekatan partisipatif yaitu sejumlah metode dan teknik serta persiapan yang diperlukan untuk melakukan kajian potensi, identifikasi dan disain masalah, menyusun rancangan kegiatan dan implementasinya pada suatu program/proyek yang memungkinkan berbagai pihak terlibat. Tujuannya adalah menjaring aspirasi dan partisipasi masyarakat/stakeholder dalam suatu program pembangunan seefektif mungkin.

Melalui pendekatan partisipatif diharapkan dapat memperoleh informasi yang mendalam mengenai proses pembentukan kelompok KBS – KUBE, masalah dan akar masalah KBS –KUBE. Pendekatan partisipatif dilakukan bersama-sama dengan eks penderita kusta melalui diskusi kelompok untuk dapat memahami peranan kelompok dalam memberdayakan anggotanya sehingga anggota kelompok dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban atau peranan-peranannya. Tipe kajian ini menggunakan pendekatan subyektif mikro (Sitorus dan Agusta 2004), yaitu dalam upaya memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh mengenai pola perilaku, tindakan dan interaksi anggota kelompok KBS – KUBE. Aras analisis yaitu kelompok KBS – KUBE dan individu sebagai anggota kelompok.

37 3.2. Lokasi dan Waktu

Lokasi kajian adalah permukiman eks penderita kusta Dusun Nganget Desa Kedungjambe Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut adalah merupakan satu-satunya permukiman eks penderita kusta di Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini adalah sebagai kelanjutan dari Praktek Lapangan I dan Praktek Lapangan II. Dusun Nganget ini letaknya yang sangat strategis yaitu antara jalur Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Dengan jalur tersebut akan memudahkan eks penderita kusta untuk menjangkau berbagai pelayanan pengobatan. Dusun Nganget juga tidak terlalu jauh dengan pasar hewan Desa Kedungjambe sehingga bagi eks penderita kusta akan mudah mengakses bila ingin menjual dan membeli kambing.

Kajian ini, sudah dimulai dengan Praktek Lapangan I tanggal 9 sampai dengan 24 November 2004 berupa pemetaan sosial, kemudian dilanjutkan Prakek Lapangan II tanggal 21 Februari sampai dengan 5 Maret 2005 berupa evaluasi kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat. Kemudian dilanjutkan Praktek Lapangan III bulan Juni sampai Juli 2005 dengan fokus merancang program pengembangan masyarakat berupa pemberdayaan komunitas eks penderita kusta melalui penguatan individu dan kelompok KBS-KUBE di Dusun Nganget Desa Kedungjambe Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur. Berikut ini rencana kajian pengembangan masyarakat.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan kajian pengembangan masyarakat di Dusun Nganget Desa Kedungjambe Tahun 2005.

No Kegiatan

2004 2005 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pemetaan Sosial (PL-1) V

2 Evaluasi kegiatan Pengembangan masyarakat (PL –2)

V V

3 Pembuatan rencana kerja

Lapangan (proposal) V V

4 Pengumpulan data kajian(PL-3) V V

5 Pengolahan, analisis data dan

38 3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam kajian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer, adalah data yang bersumber dari kelompok subyek dan informan diperoleh melalui metode partisipatif. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data statistik, laporan, literatur dan data desa yang diperoleh melalui kegiatan studi dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) Observasi langsung; (2) Wawancara mendalam ; (3) Studi Dokumentasi; (4) Diskusi Kelompok. Teknik ini berkenaan dengan proses pelibatan partisipan dalam penggalian data, baik secara individual, kelompok, dan komunitas yaitu :

1. Observasi lapangan yaitu bahwa peneliti datang ke lapangan mengadakan observasi langsung ke Dusun Nganget ditemani oleh seorang informan. Data yang akan diperoleh yaitu mengenai potensi sumber daya alam seperti padang pengembalaan, aktifitas keseharian eks penderita dan sebagainya.

2. Studi dokumentasi ini peneliti lakukan ke berbagai stakeholder yang mempunyai hubungan dengan eks penderita kusta seperti Dinas Sosial, Kantor Desa, Panti dan sampai pada tingkat RT serta pengurus KUBE dan Kelompok KBS–KUBE. Data yang akan diperoleh yaitu mekanisme kerja Kelompok Usaha Bersama (KUBE), jumlah eks kusta yang menerima KUBE, perkembangan KUBE, administrasi pelaksanaan KUBE.

3. Wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan proses temu muka berulang antara peneliti dan subyek peneliti. Melalui cara ini peneliti hendak memahami pandangan subyek tentang hidupnya, pengalamannya dan situasi sosial. Wawancara mendalam berlangsung dalam suasana kesetaraan, akrab dan informal. Wawancara ini dapat diwakili beberapa kelompok atau lembaga yang ada di permukiman eks penderita kusta. Seperti kyai Ysf wakil dari kelompok Nadhatul Ulama (NU) sekaligus ketua KUBE , Pak Rsln wakil dari kelompok Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) wakil ketua KUBE dan Pak Ykp wakil dari kelompok Kristen (pegawai panti/), dan Kepala Panti sebagai tokoh formal. Data yang ingin diperoleh adalah mengenai dampak kegiatan KUBE terhadap anggota, permasalahan dan kendala perkembangan KUBE, kelembagaan yang dapat mendukung perkembangan KUBE.

39 Dalam komunitas eks penderita kusta di Dusun Nganget tokoh agama dan pegawai masih sangat dihormati. Hal ini disebabkan pada awalnya mereka adalah kelayan dalam rumah sakit kusta Nganget. Kyai Jsf sebagai tokoh Nahdatul Ulama (NU) merupakan tokoh panutan warga NU karena pengetahuannya tentang agama melebihi warga lainnya, pengetahuan ini diperoleh melalui pendidikan pesantren serta tujuan hidupnya yang diperuntukkan untuk menolong warga NU dalam memperoleh kepercayaan diri serta bisa membangun masjid dan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Selain itu hubungan dengan kelompok KBS – KUBE yaitu bahwa Kyai Jsf adalah Ketua Pengurus KUBE.

Pak Rsln adalah seorang Amir dalam kelompok warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang segala perilakunya dianut dan dipatuhi oleh warganya, ini diperoleh karena pengetahuan agamanya yang melebihi warga yang lain dan sebagai tokoh pertama yang membawa LDII ke komunitas eks penderita kusta Dusun Nganget. Selain sebagai Amir Pak Rsln juga ketua RT.05 sekaligus wakil ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sehingga mempunyai pengaruh dalam pengelolaan KUBE.

Sedangkan Pak Ykp adalah tokoh Kristen dan Pegawai senior yang dulu merawat eks penderita kusta yang dulunya menjadi kelayan di rumah sakit kusta sehingga masih mempunyai pengaruh terhadap eks penderita kusta yang sekarang menjadi anggota KBS-KUBE. Dengan pengaruh Pak Ykp maka diharapkan bisa memotivasi eks penderita kusta untuk mengembangkan KBS- KUBE.

4. Diskusi kelompok. Diskusi kelompok lebih merupakan proses komunikasi dua arah antara kelompok dengan peneliti. Peneliti mengadakan diskusi dengan pengurus KUBE dan kelompok – kelompok KBS, koordinator (panti), Pemerintah Desa, kelompok –kelompok yang ada di permukiman (LDII, NU dan Umat Kristiani), serta Ketua Rukun Tetangga (RT), dilakukan melalui diskusi kelompok dengan kelompok-kelompok KBS – KUBE. Data yang ingin diperoleh adalah performa kelompok KBS-KUBE, masalah dan akar masalah serta potensi dan sumber lokal.

40 Tabel 2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Kelompok KBS-KUBE di

Dusun Nganget Tahun 2005

Tujuan Jenis Data Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Observasi Wawancara Studi

Dokumentasi Diskusi Kelompok Untuk mengetahui profil kelompok Profil KBS – KUBE • Pengurus KUBE • Hasil PL 2 • Koordinator KUBE (Pegawai panti). V V V V Untuk mengetahui proses pembentukan kelompok Proses pembentukan kelompok • Pengurus KUBE • Hasil PL 2 • Koordinator KUBE (Pegawai panti) • Anggota Klpk KBS-KUBE - V V V Untuk mengetahui dinamika internal dan eksternal KBS –KUBE Dinamika internal dan eksternal KBS- KUBE a. Jejaring b. Solidaritas c. Integritas d. Kohesivitas • Kelompok KBS-KUBE • Pengurus KUBE • Koordinator KUBE V V V V Untuk mengetahui masalah dan akar masalah keberhasilan perkembangan kelompok KBS- KUBE Permasalahan KBS – KUBE • Kelompok KBS-KUBE • Pengurus KUBE • Koordinator KUBE V V V V Untuk mengetahui potensi dan sumber • Organisasi lokal • Pasar • SDA • Tokoh masyarakat • Tokoh Agama • Kepala Panti V V V V

41 3.4. Pengolahan Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan tiga alur : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman dalam Sitorus dan Agusta, 2004). Reduksi data dalam proses pengumpulan data meliputi kegiatan meringkas data, mengkode, menelusur tema, membuat gugus, membuat partisi dan menulis memo. Kegiatan ini berlangsung sejak pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan.

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya tidak terbatas, maka peneliti harus melakukan reduksi, yaitu hanya memilih hal-hal yang pokok dan tema-tema yang relevan dengan fokus kajian.

2. Penyajian data

Penyajian data bisa dalam bentuk matriks, network, dan lain-lain yang memungkinkan data hasil kajian tidak tercampur dengan data yang belum diolah.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Suatu upaya untuk mencari model, tema atau hal – hal yang sering muncul sehingga didapat suatu kesimpulan yang semakin lama semakin jelas seiring dengan semakin banyak data yang diperoleh.