• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan

Kelas Kemampuan

6.1 Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan

Keterkaitan antar sektor menunjukan adanya tingkat keterkaitan teknis antar unsur aktif. Hubungan teknis ini dapat berupa (1) hubungan ke depan (forward linkage), ialah hubungan dengan penjualan barang jadi. Tingkat keterkaitan ke depan (forward linkage) atau disebut juga daya penyebaran; dan (2) hubungan ke belakang(backward linkage) yang hampir selalu merupakan hubungan dengan bahan mentah ataupun bahan baku. Tingkat keterkaitan ke belakang (backward linkage) atau disebut juga derajat kepekaan. Dari daya penyebaran dan daya kepekaan ini diturunkan pula indeks daya penyebaran (DP) dan indeks derajat kepekaan (DK). Bahkan selama ini, banyak para ahli telah menggunakan kedua indeks tersebut untuk menganalisis dan menentukan sektor-sektor kunci (key sectors) yang akan dikembangkan dalam pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Sektor yang mempunyai DP tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat dibandingkan terhadap sektor yang lainnya. Sebaliknya sektor yang mempunyai DK tinggi berarti sektor tersebut mempunyai ketergantungan (kepekaan) yang tinggi terhadap sektor lain.

Indeks daya penyebaran memberikan indikasi bahwa, sektor-sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran lebih besar dari 1, berarti daya penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertian yang sama juga berlaku untuk indeks derajat kepekaan. Sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan dari 1 (satu), berarti derajat kepekaan sektor tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata keseluruhan.

Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa sektor-sektor kunci DKI Jakarta adalah sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri. Sektor-sektor tersebut akan cepat terpengaruh jika ada kebijakan perekonomian secara menyeluruh di Bodetabek.

Tabel 31. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan DKI Jakarta Menurut Sektor Tahun 2009

No Sektor Indeks Daya Penyebaran Indeks Derajat Kepekaan Angka IDP Rangking Angka IDK Rangking

1 Pertanian 0,5464 7 0,0151 9

2 Pertambangan dan Penggalian 0,6210 6 0,0996 8

3 Industri dan Pengolahan 0,4604 8 1,2194 3

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,4322 9 0,2781 5

5 Bangunan 0,7126 5 0,2542 6

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,8458 4 1,4481 2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,9755 3 0,6263 4 8 Keuangan, Persewaaan dan Jasa Persh 1,2546 1 1,8522 1

9 Jasa-Jasa 1,1158 2 0,2084 7

Sumber : Hasil analisa tabel IRIO tahun 2002 yang di update tahun 2009 dengan RAS

Sektor yang memiliki Indeks daya penyebaran yang cukup besar yaitu sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Jika DKI Jakarta melakukan kebijakan di sektor-sektor tersebut, maka dampaknya akan terasa pada perekonomian Bodetabek. Sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan yang memiliki IDP sebesar 1,2546, misalnya, menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit outputsektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta, maka output Bodetabek akan meningkat sebesar 1,2546 kali.

Peningkatan output Bodetabek ini di mulai dengan peningkatan output di sektor-sektor pemasokinputsektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan.

Sektor yang memiliki daya penyebaran tinggi mengindikasikan sektor tersebut memilki ketergantungan yang tinggi terhadap sektor lain. Sebaliknya sektor yang memiliki derajat kepekaan yang tinggi berarti sektor tersebut memiliki keterkaitan ke depan atau daya dorong yang cukup kuat dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Adapun indeks daya penyebaran memberikan indikasi bahwa sektor-sektor yang memiliki indeks daya penyebaran lebih dari satu berarti daya penyebaran sektor tersebut di atas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertian yang sama juga berlaku untuk indeks derajat kepekaan. Sektor yang mempunyai indeks kepekaan lebih dari satu berarti derajat kepekaan sektor tersebut di atas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan.

Keterkaitan dari sektor-sektor yang tergabung dalam sektor primer di DKI Jakarta menunjukkan angka relatif kecil bawah satu, atau dengan kata lain sebagai pemasok dari sektor primer di DKI Jakarta, peranan Bodetabek relatif kecil. Sementara itu, sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta menunjukkan keterkaitan ke depan yang tertinggi di banding sektor lainnya yaitu sebesar 1,5822, berarti peningkatan permintaan akhir sebesar satu unit untukoutput

sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan di DKI Jakarta akan merangsang peningkatan output sektor Bodetabek. Selain sektor di atas, sektor kunci di DKI Jakarta adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri..

Tabel 32.. Indeks Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Bodetabek Tahun 2009

No Sektor Indeks Daya Penyebaran Indeks Derajat Kepekaan Angka IDP Rangking Angka IDK Rangking

1 Pertanian 1,6389 2 0,3025 6

2 Pertambangan dan Penggalian 1,6582 1 0,2491 8

3 Industri dan Pengolahan 0,5647 9 3,2237 1

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,0082 6 0,3635 5

5 Bangunan 0,7366 8 0,2729 7

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,1376 4 1,0242 2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,0624 5 0,3717 4 8 Keuangan, Persewaaan dan Jasa Persh 1,6256 3 0,6974 3

9 Jasa-Jasa 0,8958 7 0,1629 9

Berdasarkan Tabel 32 di Bodetabek dapat diketahui bahwa sektor yang mempunyai IDP (Indeks Daya Penyebaran) diatas 1 dan nilai IDP yang tertinggi adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,6582. Hal ini menunjukkan kenaikan 1 unit output sektor pertambangan dan penggalian tersebut akan menyebabkan naiknyaoutputsektor-sektor lain (termasuk sektornya sendiri) secara keseluruhan sebesar 1,6582 unit. Empat sektor berikut yang memiliki IDP tinggi adalah sektor pertanian (1,6389), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

(1,6256), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (1,1376), dan sektor

Pengangkutan dan Komunikasi (1,0624). Dari sisi IDK (indeks derajat kepekaan), sektor industri dan pengolahan memiliki IDK tinggi yaitu sebesar 3,2237, diikuti sector perdagangan (1,0242), keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (0,6974), dan pengangkutan dan komunikasi (0,3717). Dari tabel 31 juga dapat ditunjukkan bahwa sektor konci di Bodetabek adalah sektor industri dan pengolahan, dan sektor perdagangan.

Diagram keterkaitan antar sektor digunakan untuk mempermudah melihat sektor yang saling berkaitan, yang terdiri dari garis vertical yang menunjukkan indeks derajat kepekaan dan garis horizontal yang menunjukkan indeks daya penyebaran. Diagram tersebut memiliki empat kuadran. Kuadran pertama merupakan sektor-sektor yang memilki hubungan dengan sektor ke belakang (hulu) dan ke depan (hilir) yang tinggi. Kuadran kedua merupakan sektor-sektor yang memilki hubungan dengan sektor ke depan (hilir) yang tinggi. Kuadran ketiga merupakan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan sektor ke belakang (hulu) dan ke depan (hilir) yang rendah. Kuadran keempat merupakan sektor-sektor yang memilki hubungan dengan sektor ke belakang (hulu) tinggi, namun memiliki hubungan dengan sektor ke depan (hilir) yang rendah.

Diagram keterkaitan antar sektor digunakan untuk mempermudah melihat sektor yang saling berkaitan, yang terdiri dari garis vertical yang menunjukkan indeks derajat kepekaan dan garis horizontal yang menunjukkan indeks daya penyebaran. Diagram tersebut memiliki empat kuadran. Kuadran pertama merupakan sektor-sektor yang memilki hubungan dengan sektor ke belakang (hulu) dan ke depan (hilir) yang tinggi. Kuadran kedua merupakan sektor-sektor yang memilki hubungan dengan sektor ke depan (hilir) yang tinggi. Kuadran ketiga

merupakan sektor-sektor yang memiliki hubungan dengan sektor ke belakang (hulu) dan ke depan (hilir) yang rendah. Kuadran keempat merupakan sektor-sektor yang memilki hubungan dengan sektor ke belakang (hulu) tinggi, namun memiliki hubungan dengan sektor ke depan (hilir) yang rendah.

Gambar 23. Diagram Keterkaitan antar Sektor terhadap Output di DKI Jakarta, 2009

Keterkaitan antar sektor di DKI Jakarta yang berpengaruh terhadap output

yang berada di DKI Jakarta dapat dilihat pada gambar 23 bahwa kuadran pertama terdiri dari sektor pengangkutan dan komunikasi dan sector keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan, kuadran kedua hanya sektor jasa-jasa, sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kuadran keempat terdiri dari sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri dan pengolahan.

Keterkaitan antar sektor di Bodetabek yang berpengaruh terhadap output

yang berada di DKI Jakarta dapat dilihat pada Gambar 24.bahwa tidak ada sektor yang berada pada kuadran pertama. Kuadran kedua terdiri dari pertambangan dan pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan yang berada dikuadran ketiga adalah sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, Kuadran keempat terdiri dari sektor pertanian dan sektor industri dan pengolahan.

Gambar 24 Diagram Keterkaitan antar Sektor di Bodetabek terhadap Output di DKI Jakarta, Tahun 2009

Keterkaitan antar sektor di luar Jabodetabek (rest of Indonesia) yang berpengaruh terhadap output yang berada di DKI Jakarta dapat dilihat pada Gambar 25.bahwa tidak ada sektor yang berada pada kuadran pertama. Kuadran kedua terdiri dari sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan yang berada dikuadran ketiga adalah sektor pertambangan dan pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, Kuadran keempat terdiri dari sektor pertanian dan sektor industri dan pengolahan.

Gambar 25. Diagram Keterkaitan antar sektor di Sisa Indonesia terhadapOutputdi DKI Jakarta, Tahun 2009

Gambar 26 menunjukan keterkaitan antar sektor di DKI Jakarta yang berpengaruh terhadap output yang berada di Bodetabek. Kuadran pertama terdiri dari sektor industri dan pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kuadran kedua terdiri dari sektor pertanian, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor pertambangan dan penggalian, sector listrik, gas dan air minum, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kuadran keempat hanya sektor keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan.

Gambar 26. Diagram Keterkaitan antar sektor di DKI Jakarta terhadap Output di Bodetabek, Tahun 2009

Gambar 27 menunjukan hubunbgan eterkaitan antar sektor di Bodetabek yang berpengaruh terhadap output yang berada di Bodetabek. Kuadran pertama hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kuadran kedua terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kuadran keempat hanya sektor industri dan pengolahan..

Gambar 27. Diagram Keterkaitan antar Sektor di Bodetabek terhadap Output di Bodetabek, Tahun 2009

Selanjutnya keerkaitan antar sektor di isa Indonesia yang berpengaruh terhadapoutput yang berada di Bodetabek dapat dilihat pada Gambar 28. Kuadran pertama hanya sektor pertambangan dan penggalian. Kuadran kedua terdiri dari sektor banguan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kuadran keempat terdiri dari sektor pertanian, dan sektor industri dan pengolahan.

Gambar 28 Diagram Keterkaitan Antar Sektor di Sisa Indonesia terhadapOutputdi Bodetabek, 2009

Keterkaitan antar sektor di DKI Jakarta yang berpengaruh terhadapoutput

yang berada di isa Indonesia dapat dilihat pada Gambar 29. Kuadran pertama terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kuadran kedua terdiri dari sector pertanian, sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor jasa-jasa. Kuadran keempat terdiri dari sektor industri dan pengolahan, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Gambar 29 Diagram Keterkaitan antar Sektor di DKI Jakarta terhadap Output di Sisa Indonesia, Tahun 2009

Keterkaitan antar sektor di Bodetabek yang berpengaruh terhadap output

yang berada di isa Indonesia dapat dilihat pada Gambar 30. Kuadran pertama tidak ada sektor. Kuadran kedua terdiri dari sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air minum, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor pertanian, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Kuadran keempat terdiri dari sektor industri dan pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Gambar 30. Diagram Keterkaitan antar Sektor di Bodetabek terhadap Output di Sisa Indonesia Tahun 2009

Selanjutnya keterkaitan antar sektor di Sisa Indonesia yang berpengaruh terhadap output yang berada di Sisa Indonesia dapat dilihat pada Gambar 31. Kuadran pertama hanya sektor pertambangan dan penggalian. Kuadran kedua terdiri dari sektor pertanian, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan yang berada di kuadran ketiga adalah sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor pengangkutan dan komunikasi, kuadran keempat terdiri dari sektor industri dan pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Gambar 31 Diagram Keterkaitan antar Sektor terhadap Output di Sisa Indonesia, Tahun 2009

Dari uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa sektor-sektor yang berada di kuadran pertama sangat penting sebagai sektor atau kegiatan antara yang menghubungkan sektor-sektor di hulu dan hilir, sehingga sektor-sektor yang berada di kuadran kedua ini harus ditingkatkan keberadaan baik jumlah aktifitas maupun nilai output atau produksi yang dihasilkan. Sektor-sektor pada kuadran kedua hendaknya dapat memanfaatkan secara optimal sektor-sektor di hulu untuk mendukung aktifitas atau dan kegiatan produksi sehingga dapat menggerakan nilai total ekonomi wilayah secara signifikan.