• Tidak ada hasil yang ditemukan

Induksi Eliminatif atau Diagnostik

Dalam dokumen Mpkt a Buku Ajar 1 (Halaman 113-121)

BAB III: DASAR-DASAR LOGIKA

7. Argumen Induktif

7.1 Definisi Induksi

7.1.3 Induksi Eliminatif atau Diagnostik

Argumen induktif eliminatif atau diagnostik mempunyai premis-premis yang menggambarkan suatu konfigurasi fakta atau data yang berbeda-beda, yang merupakan bukti dari kesimpulannya. Kesimpulan ini didukung oleh bukti-bukti diagnostik yang ada, yang menghapus adanya kemungkinan kesimpulan lain sebagai penjelasan terbaik atas bukti-bukti itu. Induksi jenis ini menghasilkan kesimpulan yang merupakan penjelasan terbaik, tetapi tidak statistikal.

Dengan induksi enumeratif kita menyimpulkan bahwa semua burung gagak berwarna hitam berdasarkan observasi bahwa gagak ini hitam, gagak itu hitam, begitu juga gagak-gagak lain, dan seterusnya. Dalam argumen eliminatif atau diagnostik, datanya tidak berupa repetisi dari jenis observasi yang sama. Umpamanya kita mendengar suara orang berteriak-teriak marah, barang-barang pecah, dan pintu dibanting di apartemen sebelah. Kita menyimpulkan bahwa tetangga kita sedang bertengkar. Kita memutuskan bahwa ini adalah penjelasan yang paling mungkin dari apa yang kita dengar, karena kita tahu bahwa mereka bukan aktor yang sedang berlatih akting, dan juga tidak mempunyai sound system yang sangat baik yang mungkin menipu kita.

93 Bukti-bukti dalam argumen induktif mana pun tidak pernah menjamin kesimpulannya. Premis-premis dari argumen induktif dapat mendukung beberapa kesimpulan yang berbeda dan bertentangan. Kesimpulan-kesimpulan itu disebut kesimpulan rival atau hipotesis rival. Dalam induksi diagnostik, orang yang mengajukan argumen meneliti bukti untuk membuat kesimpulan berupa hipotesis yang paling mungkin menjelaskan bukti-bukti itu. Argumen diagnostik yang kuat harus mempunyai cukup bukti-bukti untuk menghapuskan semua kecuali satu hipotesis rival. Hipotesis yang tersisa itu merupakan kesimpulan yang paling mungkin.

Tidak seperti pada penyimpulan deduktif, kemampuan membuat kesimpulan induktif yang merupakan penjelasan terbaik biasanya tergantung pada keahlian dan pengetahuan si pembicara mengenai topik yang dibahas, dan bukan pada pengetahuan mengenai bahasa dan aturan pengambilan kesimpulan. Contoh kasus yang merupakan paradigma dari induksi diagnostik adalah diagnosis dokter mengenai penyakit pasien dari konfigurasi gejala, hasil pemeriksaan laboratorium, dan bukti-bukti lain. Penalaran diagnostik atau eliminatif barangkali merupakan jenis penalaran induktif sehari-hari yang paling umum. Walaupun biasanya tidak dilakukan seteliti dokter, induksi jenis ini merupakan dasar dari pengetahuan sehari-hari kita mengenai dunia di sekitar kita. Perhatikanlah contoh berikut.

1. Jimmy demam, dia kelihatan lemah, dan ada bintik-bintik kecil berwarna merah di wajahnya. Karena dia belum pernah kena cacar air sebelumnya, kemungkinan dia kena cacar air sekarang.

Jimmy demam.

Dia kelihatan lemah. Bukti

Ada bintik-bintik kecil berwarna merah di wajahnya.

Dia belum pernah kena cacar air. Kondisi pembatas Orang dengan gejala seperti itu, yang belum pernah Hipotesis bantuan kena cacar air sebelumnya, barangkali kena cacar air. (implisit)

Jimmy kena cacar air.

2. Kita yakin bahwa akan ada serangan musuh di sektor selatan karena ada pengumpulan pasukan di sektor itu dan komandan mereka ada di situ. Terlebih lagi, mengingat keadaan pasukan mereka, kesempatan terbaik mereka untuk menang adalah dengan menyerang sektor selatan sekarang. Ini adalah kesempatan yang kemungkinannya kecil untuk mereka lewatkan.

Ada pengumpulan pasukan di sektor selatan.

Komandan mereka ada di sektor itu. Bukti

Mengingat keadaan pasukan mereka, kesempatan

94

sektor selatan sekarang. Hipotesis

Kecil kemungkinannya musuh melewatkan kesempatan untuk bantuan menang.

Akan ada serangan musuh di sektor selatan.

3. Jethro menunjukkan ekspresi tidak enak di wajahnya, dan wajahnya memerah. Mereka mengatakan dia sering malu bila berada dekat perempuan yang tidak dikenalnya. Karena dia sedang berbicara dengan Harriet dan dia tidak mengenal Harriet, kita dapat menyimpulkan bahwa dia mungkin sedang malu. Hal itu juga dapat menjelaskan mengapa dia terus mencari pintu keluar.

Jethro menunjukkan ekspresi tidak enak di wajahnya.

Wajahnya memerah. Bukti

Dia terus mencari pintu keluar.

Jethro sedang berbicara dengan Harriet. Kondisi pembatas Harriet adalah perempuan yang tidak dikenal Jethro.

Dia sering malu bila berada di dekat perempuan yang Hipotesis bantuan

tidak dikenalnya.

Jethro malu.

Contoh-contoh itu mengandung unsur-unsur yang merupakan ciri khas dari argumen diagnostik, yaitu premis-premis yang mengungkapkan bukti, kondisi pembatas, dan hipotesis bantuan.

a. Bukti

Bukti dalam suatu argumen diagnostik adalah informasi dalam premis yang harus dapat dijelaskan oleh kesimpulan dari argumen tersebut. Bukti disebut juga data diagnostik. Informasi lain dalam premis dapat dibedakan dari bukti; informasi itu tidak harus dapat dijelaskan oleh kesimpulan.

Pada contoh (1), bukti atau data diagnostiknya adalah “Jimmy demam, tampak lemah, dan ada bintik-bintik kecil warna merah di wajahnya”. Kesimpulan apa pun yang diambil dari bukti ini harus dapat menjelaskannya. Jadi, hipotesis bahwa “Jimmy kena cacar air” menjelaskan mengapa dia demam, tampak lemah, dan ada bintik-bintik di wajahnya. Jika hipotesis itu tidak dapat menjelaskan bukti yang ada, maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa dia kena cacar air berdasarkan bukti ini. Tetapi kesimpulan ini tidak perlu menjelaskan semua informasi dalam premis. Misalnya, kesimpulan tidak perlu menjelaskan mengapa Jimmy belum pernah kena cacar air sebelumnya. Itu bukan bagian dari data diagnostik.

95 Pada contoh (2), kesimpulan bahwa musuh akan menyerang di sektor selatan dapat menjelaskan mengapa ada pengumpulan pasukan di sana dan mengapa komandan mereka ada di sana. Informasi itu adalah bukti. Namun kesimpulan tidak dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa saat itu adalah kesempatan terbaik mereka untuk menang dan mengapa mereka tidak akan melewatkan kesempatan itu. Premis-premis yang disebut terakhir ini membantu mengeliminasi hipotesis rival, namun tidak termasuk bukti.

Informasi dalam premis, di samping data diagnostik, dapat berfungsi mengeliminasi hipotesis rival. Informasi seperti ini dapat menjelaskan kondisi atau konteks tempat bukti dipahami sebagai bukti dari kesimpulan. Ini disebut kondisi pembatas.

Bukti untuk pengambilan kesimpulan induktif bukan berupa informasi yang sudah diberi label, atau terisolasi, sehingga kita tinggal menggunakannya, melainkan informasi yang sangat banyak yang harus dipilih sebagai data yang kita yakini relevan untuk mendukung kesimpulan kita. Jadi, data yang terpilih menjadi bukti bagi kesimpulan dalam konteks yang kita batasi. Konteks ini hampir selalu mengandung informasi faktual yang bukan merupakan bagian dari data diagnostik.

b. Kondisi Pembatas

Kondisi pembatas dalam suatu argumen induktif diagnostik terdiri dari premis-premis faktual tambahan yang membatasi konteks argumen dan digunakan untuk menunjukkan bagaimana bukti mengarah ke kesimpulan. Kondisi pembatas secara logis berbeda dari bukti karena tidak harus dijelaskan oleh kesimpulan. Kondisi pembatas adalah keadaan faktual yang membantu menunjukkan mengapa kesimpulan itu adalah penjelasan yang paling mungkin dari bukti dan bukannya kesimpulan rival.

Beda contoh (1), misalnya, pembicara menyatakan fakta bahwa Jimmy belum pernah kena cacar air sebelumnya dalam menyimpulkan bahwa Jimmy kena cacar air. Fakta ini bukan bukti menurut definisi kita. Namun, fakta ini mendukung kesimpulan karena mengeliminasi kemungkinan bahwa Jimmy sudah mempunyai kekebalan terhadap cacar air—kemungkinan yang akan menggugurkan kesimpulan bahwa Jimmy sekarang kena cacar air. Informasi lain yang diketahui dapat juga berfungsi sebagai fakta yang membantu menunjuk ke arah cacar air sebagai penjelasan yang paling mungkin dari bukti. Misalnya, jika Jimmy baru-baru ini bertemu dengan anak-anak yang sedang menderita cacar air, maka fakta ini adalah kondisi pembatas yang penting. Dengan hipotesis pembantu bahwa cacar air menular, fakta ini dapat membantu menunjukkan mengapa cacar air merupakan penjelasan terbaik atas bukti yang ada.

96 Pembicara pada contoh (3) memilih fakta bahwa Jethro sedang berbicara dengan Harriet sebagai informasi yang relevan dengan kesimpulannya bahwa Jethro sedang malu. Fakta ini bukan bukti atau data diagnostik untuk kesimpulan itu karena kesimpulan bahwa Jethro malu tidak menjelaskan mengapa dia berbicara dengan Harriet. Namun fakta ini menerangkan keadaan Jethro. Begitu pula, fakta bahwa Jethro tidak mengenal Harriet tidak dapat dijelaskan oleh kesimpulan. Fakta-fakta ini adalah kondisi pembatas, yang dengan bantuan hipotesis pembantu turut menunjukkan mengapa “malu” adalah penjelasan yang paling mungkin dari bukti-bukti yang ada. Singkatnya, kondisi pembatas menggambarkan keadaan faktual atau konteks di mana bukti dapat mendukung kesimpulan.

Bukti dan kondisi pembatas adalah fakta atau pernyataan yang dianggap benar oleh pembicara dalam mengambil kesimpulan. Kedua hal ini tidak termasuk hipotesis karena dianggap tentatif atau teoretis, tetapi dianggap sebagai fakta dan benar.

c. Hipotesis Bantuan

Hipotesis bantuan dalam suatu argumen adalah hipotesis yang membantu menunjukkan bagaimana bukti, dalam kondisi pembatas, dapat diyakini mengarah pada kesimpulan. Dalam argumen diagnostik, hipotesis pembantu juga dapat membantu menunjukkan bagaimana kesimpulan, dalam kondisi pembatas, merupakan penjelasan yang paling mungkin dari bukti yang ada. Hipotesis pembantu dapat berupa generalisasi, hukum alam, atau pernyataan tentatif yang digunakan pembicara untuk menarik kesimpulan berupa penjelasan terbaik. Hipotesis pembantu mungkin mengandung pernyataan spekulatif atau interpretatif yang menunjukkan mengapa si pembicara yakin kesimpulannya mungkin benar, dan mengapa kesimpulan rival mungkin tidak benar.

Pada contoh (2), misalnya, kedua hipotesis pembantu tidak dianggap sebagai fakta. Keduanya tidak termasuk bukti maupun kondisi pembatas. Hipotesis pertama, yang didasarkan pada bukti dan keahlian pembicara, berspekulasi bahwa kesempatan terbaik bagi musuh untuk menang adalah dengan menyerang sektor selatan. Hipotesis kedua berspekulasi mengenai motivasi musuh untuk menang dengan menyatakan bahwa kemungkinannya kecil mereka akan melewatkan kesempatan terbaik mereka untuk menang. Hipotesis ini membantu mengikat bukti pada kesimpulan bahwa musuh akan menyerang sektor selatan, dan juga membantu membatalkan kemungkinan kesimpulan lain. Jadi, misalnya, jika menyerang sektor selatan merupakan kesempatan terbaik mereka untuk menang, kemungkinannya kecil bahwa mereka mengumpulkan pasukan di sektor itu untuk menyamarkan serangan di sektor lain.

97 Pada contoh (1), pembicara menganggap bukti dan kondisi pembatasnya sebagai sesuatu yang benar, dan dia tidak mengemukakan hipotesis pembantu. Dari sudut pandangnya, fakta-fakta yang mendukung kesimpulannya bahwa Jimmy kena cacar air sudah jelas dan tidak ada masalah. Kita menambahkan pernyataan implisit bahwa orang yang berada dalam kondisi seperti Jimmy mungkin sedang menderita cacar air. Pernyataan implisit ini merupakan generalisasi yang membantu menunjukkan mengapa bukti itu dapat diyakini mengarah ke kesimpulan.

Argumen induktif sehari-hari tidak berupa unsur-unsur yang diberi label seperti contoh di atas. Argumen ini biasanya dinyatakan secara tidak lengkap, lebih tidak lengkap daripada argumen deduktif. Dalam penalaran induktif, di mana ketidakpastian sering kali dominan, kesimpulan sering kali tergantung pada pengambilan kesimpulan tanpa menyebutkan banyak detil-detil. Keahlian dan pengalaman pembicara, intuisi, aturan umum, dan spekulasi sering kali berperan dalam pengambilan kesimpulan. Ini membuat rekonstruksi argumen menjadi sulit.

Namun, biasanya, kita dapat mengkategorikan premis-premis dalam kebanyakan argumen induktif ke dalam tiga tipe di atas, yakni bukti, kondisi pembatas, dan hipotesis pembantu. Dalam mengemukakan argumen diagnostik atau eliminatif, bukti adalah apa yang dianggap benar oleh pembicara. Dia harus menyatakan bukti ini secara eksplisit; tidak mungkin ada bukti yang implisit.

Sebaliknya, kondisi pembatas dan hipotesis pembantu sering kali tidak dinyatakan dan dibiarkan implisit. Dalam kasus seperti itu, kita harus menggunakan pengetahuan kita mengenai topik argumen, imajinasi kita dalam memikirkan kesimpulan-kesimpulan rival yang mungkin, dan logika kita dalam memutuskan kondisi pembatas dan hipotesis pembantu apa saja yang diperlukan pembicara untuk membuat kesimpulan induktif yang dapat diterima. Singkatnya, kita perlu tahu banyak mengenai topik argumen atau tahu banyak pengetahuan umum jika kita ingin menjadi evaluator penalaran induktif yang efektif.

Latihan 7.1 (Hipotesis Induktif dan Ketidakpastian)

Perhatikan informasi yang diberikan dalam masing-masing soal berikut. Rumuskanlah suatu hipotesis yang dapat ditarik dari informasi yang ada. Kemudian, susunlah argumen untuk hipotesis itu dalam pola standar. Selanjutnya, sebutkan informasi lain apakah yang harus Anda cari untuk mengkonfirmasi hipotesis Anda. Akhirnya, bayangkan dan tuliskan

98 informasi yang akan membuat Anda mempertayakan atau menolak hipotesis yang telah Anda buat.

Contoh: Sepuluh saksi mata menyatakan bahwa mereka melihat Andi berlari dari kamar

tempat Jono ditembak dan dia memegang pistol di tangannya. Kesepuluh saksi mata mendengar Andi berteriak bahwa dia senang Jono sudah mati.

Jawaban:

Sepuluh saksi mata menyatakan bahwa mereka melihat Andi berlari dari kamar tempat Jono ditembak.

Kesepuluh saksi mata menyatakan bahwa dia memegang pistol di tangannya.

Kesepuluh saksi mata mendengar Andi berteriak bahwa dia senang Jono sudah mati.

Andi menembak dan membunuh Jono.

1) Informasi yang mengkonfirmasi: Pistol yang dipegang Andi memang merupakan pistol yang digunakan untuk membunuh Jono. Perhatikan informasi tambahan yang berikut. Laporan forensik mengenai waktu Jono meninggal bersamaan dengan waktu Andi dilihat lari dari kamar itu. Andi mempunyai motif membunuh Jono. Tidak ada orang lain yang terlihat meninggalkan tempat kejadian.

2) Informasi yang mendiskonfirmasi: Laporan polisi menunjukkan bahwa Jono ditembak dengan pistol yang berbeda dari yang dipegang Andi. Kesepuluh saksi mata adalah anggota suatu geng yang bermusuhan dengan Andi dan telah bersumpah untuk mencelakainya.

Soal pertanyaan:

1. Dua puluh orang yang makan di Rumah Makan Joe pada hari Kamis malam sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Kedua puluh orang itu makan kerang mentah.

2. Enam jawaban dari sepuluh soal di lembar ujian John dan Tammy sama persis.

3. Nilai ulangan Jimmy di sekolah sangat jelek. Dia sering bersikap cemas dan terlalu bersemangat. Dia sering bersama Mark, seorang siswa yang tahun lalu diskors dari sekolah karena ketahuan menggunakan obat-obatan terlarang.

99

Latihan 7.2 (Induksi Enumeratif)

Jawablah soal-soal berikut. Buatlah struktur induksinya jelas dan usahakan semirip mungkin dengan bentuk generalisasi induktif yang sudah dijelaskan dalam uraian di atas. Kemudian diskusikanlah sejauh mana kesimpulannya didukung oleh bukti-bukti yang ada. Dalam berdiskusi, jangan lupa membahas masalah-masalah apa saja—seperti relevansi, cukup atau tidaknya data, dan apakah data representatif atau tidak—yang ada sehingga Anda sulit menerima kesimpulan itu berdasarkan bukti-bukti yang ada. Jika mungkin, buatlah kesimpulan yang lebih lemah yang lebih sesuai dengan data yang ada.

1. Hanya dua puluh persen dari 1000 orang California yang dipilih secara acak mengatakan bahwa mereka percaya presiden telah berusaha mencoba merangsang pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan itu, kita menyimpulkan bahwa pemeringkat (rating) positif terhadap presiden di bidang ekonomi turun hingga di bawah 25%.

2. Memang benar apa yang mereka dikatakan tentang pengendara sepeda motor. Mereka adalah orang yang paling antisosial dan sopan santunnya sangat buruk serta cenderung melakukan tindak kekerasan. Kami pergi ke pertemuan kelompok Bay Area Marauders, suatu kelompok sepeda motor Hell Angel yang berpusat di San Fransisco. Dari dua puluh orang yang kami wawancarai, lima orang mengaku pernah masuk penjara. Sepuluh orang menjawab secara kasar dan menyuruh kami pergi sebelum mendapat masalah. Empat orang terakhir menolak menjawab pertanyaan dan memaksa kami keluar dari tempat itu.

Latihan 7.3 (Silogisme Statistikal)

Jika mungkin, buatlah rekonstruksi dari argumen dalam soal-soal berikut ini sehingga menjadi silogisme statistikal. Jika argumen itu tidak dapat direkonstruksi menjadi bentuk silogisme statistikal, jelaskan mengapa demikian. Akhirnya, diskusikanlah secara kritis mengapa Anda menerima atau menolak argumen itu dan diskusikan juga alasannya.

1. Kebanyakan orang yang tinggal di Bell Air kaya raya. Jadi, keluarga yang tinggal di sebelah rumah keluarga Reagan kemungkinan besar kaya raya.

2. Begini, Joe. Orang tua mencintai anak-anaknya. Jadi, walaupun tampaknya orang tuamu bertingkah laku seolah-olah tidak mencintaimu, ingatlah bahwa mereka mencintaimu.

100 3. Setiap kali kita pergi ke rumah keluarga Quigley, mereka pasti sedang bertengkar.

Mungkin mereka juga akan bertengkar hari Minggu besok ketika kita ke sana. Barangkali sebaiknya kita tidak usah ke sana.

Latihan 7.4 (Induksi Diagnostik)

Gambarkanlah struktur argumen-argumen induktif dalam soal-soal berikut. Dalam gambaran Anda itu, tunjukkan premis mana yang berisi bukti, kondisi pembatas, dan hipotesis pembantu. Jika Anda mengalami kesulitan dalam menentukan kategori yang tepat untuk salah satu premis, jelaskan mengapa. Selanjutnya, sebutkan satu asumsi implisit yang menurut Anda dapat memperkuat argumen itu, dan tentukan apakah asumsi itu berfungsi sebagai kondisi pembatas atau hipotesis pembantu jika diikutsertakan dalam argumen. Akhirnya, diskusikan secara singkat mengapa Anda menerima atau menolak argumen itu.

1. Wajah Jimmy berbintik-bintik merah. Tony, anak tetangga, sedang menderita cacar air. Mungkin Jimmy juga menderita penyakit itu. Cacar air, ‘kan, menular?

2. Kami tahu bahwa pasien itu merasa mual, muntah-muntah, dan rambutnya rontok selama tiga minggu sebelum dirawat di rumah sakit. Di beberapa bagian tubuhnya ada luka-luka menganga. Kami juga tahu bahwa dia bekerja di suatu reaktor nuklir selama setahun terakhir. Bukti ini mengarah kepada kesimpulan bahwa dia menderita keracunan radiasi. Tentu saja, kami masih harus melakukan beberapa tes.

Dalam dokumen Mpkt a Buku Ajar 1 (Halaman 113-121)