• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesat Pikir Nonformal

Dalam dokumen Mpkt a Buku Ajar 1 (Halaman 125-130)

BAB III: DASAR-DASAR LOGIKA

8. Sesat Pikir

8.3 Sesat Pikir Nonformal

Dalam sesat pikir ini kebenaran dari kesimpulan didasarkan kepada ancaman, misalnya “Saya menerima penyataan bahwa bumi ini pusat dunia karena jika tidak maka nyawa saya terancam”.

105 2. Salah guna (Abusive)

Sesat pikir salah guna adalah penyalahgunaan pertimbangan-pertimbangan yang secara logis tidak relevan, misalnya

Parpol dan Golkar mendukung Orde Baru. Golkar yang melahirkan Orde Baru.

Jadi: Golkar yang paling mendukung Orde Baru.

3. Argumentasi berdasarkan kepentingan (circumstantial)

Sesat pikir ini timbul sebagai akibat dari penarikan kesimpulan secara logis melainkan untuk kepentingan pihak yang termaksud seperti pada contoh berikut.

Agar persatuan pemuda dapat dipertahankan, maka si X harus menjadi ketua organisasi pemuda. Karena X sudah berumur 40 tahun, maka dalam anggaran dasar organisasi pemuda itu, definisi pemuda ditetapkan sampai umur 45 tahun.

4. Argumentasi berdasarkan ketidaktahuan

Argumentasi berdasarkan ketidaktahuan adalah argumentasi yang menilai sesuatu—tindakan atau pernyataan—benar berdasarkan ketidaktahuan, bukan berdasarkan isi dan bentuk argumentasinya. Orang membenarkan sebuah keputusan, meskipun salah, hanya dengan alasan ia tidak tahu. Lalu orang lain menerima dan tidak menyalahkan keputusan itu dengan alasan bahwa orang yang membuat keputusan tidak tahu. Perhatikanlah contoh berikut.

Kami memilih Suyadi sebagai dekan meskipun ia belum memenuhi syarat karena kami tidak tahu bahwa ia tak memenuhi syarat, jadi kami tak bisa disalahkan.

5. Argumentasi berdasarkan belas kasihan

Argumentasi belas kasihan adalah argumentasi yang menilai benar atau salahnya sesuatu berdasarkan belas kasihan, bukan berdasarkan isi dan bentuk argumennya. Orang membenarkan sebuah keputusan, meskipun salah, hanya dengan alasan kasihan. Lalu orang lain menerima dan tidak menyalahkan keputusan itu dengan alasan orang yang membuat keputusan merasa belas kasihan. Perhatikanlah contoh berikut.

Andi memang salah dan menurut peraturan ia harus dihukum, tetapi kasihan jika ia dihukum, hidupnya sudah susah, jadi kami tak dapat menyalahkannya dan tak menghukumnya.

106 6. Argumentasi yang disangkutkan dengan orang banyak

Sesat pikir jenis ini adalah argumentasi yang menjadikan apa yang dipercaya oleh kebanyakan orang sebagai dasar penentuan benar atau salahnya argumentasi. Orang membenarkan sebuah keputusan dengan alasan semua orang berpendapat demikian. Perhatikanlah contoh berikut.

Semua orang juga tahu Muhidin bersalah, oleh karena itu Muhidin pasti salah. 7. Argumentasi dengan kewibawaan ahli walaupun keahliannya tidak relevan

Sesat pikir jenis ini adalah argumentasi yang membenarkan kesimpulan berdasarkan kewibawaan ahli walaupun keahliannya tidak relevan. Isi dan bentuk argumentasi tidak dicermati dan tidak dijadikan dasar penentuan benar atau salahnya kesimpulan. Misalnya, menerima kesimpulan tentang perilaku seseorang yang dinilai melanggar kejahatan karena beberapa profesor sosiologi menyalahkan perilaku itu. Contoh berikut ini merupakan sesat pikir jenis ini.

Internet berbahaya bagi generasi muda. Hal ini disampaikan oleh Prof. Herdin. Apa yang dikatakan profesor benar karena dia ahli. Jadi internet memang berbahaya bagi generasi muda.

8. Accident atau argumentasi berdasarkan ciri-ciri tak esensial

Sesat pikir accident adalah argumentasi yang menjadikan satu sifat yang berbeda atau yang sama sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa dari dua hal semuanya sama atau semuanya berbeda. Perhatikan contoh berikut.

Bangsa Indonesia tidak sama dengan bangsa Jepang. Jadi, semua orang Indonesia tidak sama dengan semua orang Jepang.

9. Perumusan yang tergesa-gesa (converse accident)

Sesat pikir perumusan yang tergesa-gesa adalah pembuatan kesimpulan yang didasari oleh alasan tak memadai atau tanpa alasan sama sekali. Berikut ini dua contohnya.

(1) Semua pegawai negeri adalah koruptor karena kita menemui banyak koruptor dalam keseharian kita.

(2) Semua mahasiswa malas membaca. 10. Sebab yang salah

Sesat pikir sebab yang salah adalah pembuatan kesimpulan berdasarkan satu dugaan yang tak terbukti dan tetap dipertahankan meskipun bukti menunjukkan bahwa kesimpulan itu salah. Misalnya pernyataan bahwa penyakit disebabkan oleh kemasukan setan. Lalu setannya diusir,

107 penyakitnya tetap ada. Tetapi tetap dipercaya bahwa penyakit disebabkan oleh kemasukan setan.

11. Penalaran sirkular

Sesat pikir penalaran sirkular menjadikan kesimpulan sebagai alasan. Alasan yang digunakan secara substansial tidak berbeda dengan keseimpulan. Sesat pikir ini juga dapat muncul dalam argumentasi yang menggunakan kesimpulan yang masih harus dibuktikan sebagai pangkal pikir. Periksalah dua contoh berikut.

(1) Petugas hukum dapat disogok karena penghasilannya rendah. Penghasilan hakim rendah karena ekonomi buruk. Ekonomi buruk karena hukum tidak berfungsi. Hukum tidak berfungsi karena petugas hukum dapat disogok.

(2) A adalah orang yang jujur. Itu terbukti dari ucapan-ucapannya sendiri kemarin. 12. Sesat pikir karena terlalu banyak pertanyaan yang harus dijawab sehingga jawaban tak

sesuai dengan pertanyaan

Ketika seseorang menerima banyak pertanyaan dan tak sempat mencermati pertanyaan itu satu per satu, ia bisa saja menjawab sekenanya sehingga terjadi kekeliruan dalam penalarannya. Argumentasi yang dibangunnya menjadi sesat pikir. Sesat pikir jenis ini menghasilkan kesimpulan yang tak jelas dan tak berkaitan dengan alasan yang digunakan. Umpamanya, seorang polisi ditanya oleh banyak wartawan setelah peristiwa meledaknya bom di sebuah hotel, lalu menjawab bahwa pelakunya adalah orang-orang yang anti NKRI dan ingin menjatuhkan pemerintahan tanpa ada bukti dan tak ada koherensi dalam argumentasinya.

13. Kesimpulan tak relevan.

Sesat pikir kesimpulan tak relevan adalah argumentasi yang kesimpulannya tidak sejalan dengan alasannya, misalnya

(1) Rumah di ujung jalan itu sering kemalingan karena warna catnya hijau.

(2) Orang tua lebih tahu dan lebih pintar dari anak-anaknya karena anak-anak itu dilahirkan orang tuanya.

108 14. Makna ganda (equivocation)

Sesat pikir makna ganda adalah argumen yang menggunakan term yang bermakna ganda sehingga kesimpulannya tidak jelas dan dapat diubah-ubah berdasarkan pemaknaan terhadap term itu. Argumentasi dengan makna ganda merupakan sesat pikir karena makna kata dapat dipilih untuk maksud-maksud tertentu. Perhatikanlah contoh berikut.

Politisi yang dituduh menjelek-jelekkan presiden itu diamankan oleh pemerintah sebab jika dibiarkan akan mengganggu stabilitas keamanan. Oleh karena itu, pemerintah tidak melanggar HAM.

Kata diamankan dapat berarti ‘ditangkap’, ‘dipenjarakan’, atau ‘dilarang berbicara di muka umum’. Contoh kata lain yang bermakna ganda ialah ditindak yang dapat berarti ‘dipukuli’, ‘ditangkap’ atau ‘ditembak’.

15. Makna ganda ketata-bahasaan (amphiboly)

Sesat pikir dapat juga terjadi karena argumentasi yang dikemukakan menggunakan term-term yang bermakna ganda jika dilihat dari tata bahasa, misalnya kata mata yang dapat digunakan dengan makna yang lain seperti dalam matahari, mata kuliah, mata sapi, mata hati, mata kaki, dan mata-mata. Berikut ini contoh argumentasi yang merupakan sesat pikir makna ganda ketata-bahasaan.

Diri seseorang tercermin dari hatinya. Hati yang baik mencerminkan diri yang baik. Hati yang buruk mencerminkan diri yang buruk.

Kata hati dalam argumentasi di atas dapat bermakna ganda. Term hati di situ tidak merujuk kepada organ hati, melainkan kepada perasaan, intuisi, atau nurani. Argumentasi itu menjadi sesat pikir karena hati yang dimaksud tak dapat dikenali secara jelas merujuk kepada objeknya sehingga tak dapat dibuktikan benar atau salah. Argumentasi yang dicontohkan di atas tidak bermakna karena proposisi-proposisinya tidak jelas maknanya.

16. Sesat pikir karena perbedaan logat atau dialek bahasa

Sesat pikir dapat terjadi karena adanya perbedaan logat atau dialek bahasa atau cara menamai sesuatu tetapi perbedaan itu tidak disadari. Sebagai contoh, mobil di Medan disebut motor dan motor dinamakan kereta, sedangkan di Jakarta kereta berarti ‘kereta api’. Perbedaan ini dapat menghasilkan sesat pikir jika tidak diklarifikasi.

109 17. Kesalahan komposisi

Sesat pikir kesalahan komposisi adalah argumentasi yang memperlakukan kebenaran pada bagian sebagai kebenaran keseluruhan. Dalam membuat keputusan, misalnya, manusia sering kali dirugikan oleh perasaan, lalu disimpulkan bahwa perasaan pasti merugikan manusia. Intinya, benar pada bagian dianggap benar pada keseluruhan.

18. Kesalahan divisi

Sesat pikir kesalahan divisi adalah argumen yang serta-merta menyimpulkan bahwa karakteristik dari keseluruhan pasti ada pada bagian-bagiannya. Dalam sesat pikir ini, kebenaran keseluruhan dianggap sebagai kebenaran pada bagian-bagiannya. Umpamanya, manusia adalah makhluk yang berpikir, oleh karena itu kaki dan tangan manusia pun berpikir.

19. Generalisasi tak memadai

Sesat pikir generalisasi yang tak memadai adalah argumentasi yang kesimpulannya didasarkan pada data atau fakta yang tak memadai. Misalnya, generalisasi berdasarkan sampel yang terlalu kecil atau menggunakan sampel tertentu untuk membuat kesimpulan tentang populasi yang berbeda.

Dalam dokumen Mpkt a Buku Ajar 1 (Halaman 125-130)