• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Provinsi Pada Peta Indonesia Wulan Sri Handayani

3. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan lembar observasi serta lembar evaluasi. Lembar observasi digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui aktivitas siswa, sedangkan lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa, serta dokumentasi dalam bentuk photo.

4. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selama penelitian bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari lembar evaluasi yang kemudian dari kedua instrument itulah data dianalisis menggunakan tahapan klasifikasi, analisis, dan penafsiran.

Tabel 1. Kriteria Hasil Belajar Siswa Tabel 2. KriteriaTingkat Keberhasilan

Tingkat penguasaan Hasil Penilaian Nilai Kualifikasi 90 -100 A Sangat memuaskan 80 – 89 B Memuaskan 70 – 79 C Cukup 50 – 69 D Kurang

49 kebawah E Sangat kurang

Keberhasilan (%) Arti ≥ 80 Sangat tinggi 60-79 Tinggi 40-59 Sedang 20-39 Rendah ≤ 20 Sangat rendah

110

Tabel 3. Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa

Kriteria Aktivitas Siswa Kategori

58,01 – 87,00 Baik

29,01 – 58,00 Cukup

0,00 – 29,00 Kurang

Hasil Dan Pembahasan

Penelitian yang dilakukan pada kelas 6 SDN 2 Kota Kulon pada materi menentukan letak provinsi pada peta Indonesia dengan menggunakan model Jigsaw berbantu Estafet Bisik, dilaksanakan dengan 2 siklus, dimana tiap siklus dilalui dengan 4 tahapan. Pada siklus 1 tahap pertama adalah perencanaan, dimana pada tahap ini peneliti menyusun segala keperluan untuk penelitian, seperti membuat rancangan pembelajaran. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, dimana pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian langsung didalam kelas, mulai dengan kegiatan awal mengucapkan salam, penyampaian indicator, sampai apersepsi. Kemudian kegiatan inti yaitu siswa mengamati peta yang telah dipajang guru, bertanya jawab tentang peta tersebut, membentuk kelompok asal secara heterogen, siswa melaksanakan instruksi guru, siswa mengidentifikasi provinsi yang ada di Pulau Sumatera dan Jawa, siswa berdiskusi pada kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal untuk menginformasikan hasil diskusi di kelompok ahli, setiap kelompok maju kedepan untuk melakukan presentasi hasil diskusi dengan metode Estafet Bisik. Kegiatan penutup adalah member evaluasi dan mengonfirmasi hasil kerja kelompok. Tahap selanjutnya adalah pengamatan terhadap proses pembelajaran, dimana pada tahap ini ternyata masih banyak siswa yang kadang memperhatikan penjelasan guru, mereka ngobrol ketika guru sedang memberikan instruksi sehingga guru harus mengulanginya, masih banyak siswa yang tidak serius dalam bekerja dalam kelompok ahli, tidak mau berfikir atau mencoba menghafal letak provinsi mereka hanya main-main, masih kurangnya siswa yang mampu memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang lain. Tahapan ke empat adalah refleksi, pada tahap ini peneliti merangkum segala kegiatan yang telah dilakukan mulai dari perencanaan sampai dengan pengamatan, kemudian mencari kekuatan dan kelemahan pembelajaran tersebut untuk kemudian diperbaiki dalam siklus 2.

Siklus 2 dilaksanakan karena siklus 1 dianggap belum mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti, sehingga peneliti kembali melanjutkan penelitiannya. Seperti halnya siklus 1, pada siklus 2 pun melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan yang sama dengan siklus 1, pelaksanaan dimana pada tahap ini secara garis besar rangkaiannya sama dengan pada siklus 1 hanya lebih ditekankan pada pemberian instruksi secara berkala sehingga siswa mampu mendengarkan instruksi guru dengan jelas, membimbing pembentukan kelompok dan selalu mengontrol jalannya diskusi kelompok ahli serta memberi penekanan terhadap tugas masing-masing kelompok ahli. Pada tahap pengamatan, ternyata pada siklus ke 2 ini siswa sudah mulai bisa memahami instruksi yang diberikan oleh guru, mampu bekerja sama dalam kelompok asal atau pun kelompok ahli, berusaha dengan sekuat tenaga menguasai materi, sudah mampu

111 mempresentasikan dan member i tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain. Tahap refleksi pun dilaksanakan setelah rangkaian ketiga tahap selesai, dan ternyata setelah peneliti melakukan refleksi, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian karena hasil yang diperoleh sudah menunjukan peningkatan. Berikut ini disajikan data hasil belajar siswa selama penelitian:

Tabel 4. Hasil Belajar Siswa

NO Nama Siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 NO Nama Siswa Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 1 Abhi 50 65 90 18 Nabila 60 75 80 2 Aldi 55 75 80 19 Naftaly 65 75 85 3 Ali 70 80 90 20 Rahil 80 90 90 4 Azzahra 60 70 80 21 Ranti 60 80 85 5 Bagja 80 90 90 22 Reifan 50 60 80 6 Daffa 60 75 80 23 Risqi 55 65 85 7 Davina 65 70 80 24 Salma 85 90 90 8 Denis 75 80 85 25 Salsya 60 70 80 9 Fairuz 50 60 80 26 Saskia 70 80 90 10 Faisal 75 85 90 27 Syafira 80 90 90 11 Fatihah 50 60 80 28 Vrischa 85 90 90 12 Luthfia 80 90 90 29 Yona 60 60 85 13 M. Aldi 55 65 65 14 M. Salmn 70 70 85 Jumlah 1910 2180 2445 15 Melani 60 60 80 Rata-rata 65,86 75,17 84,31 16 Mulki 85 90 90 Ketuntasan 12 siswa 21 siswa 28siswa 17 M. Dean 60 70 80 Ketuntasan 41,4% 72,4% 96,6%

Hasil diatas merupakan penggabungan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dalam aspek hasil belajar siswa dalam materi menentukan letak provinsi pada peta Indonesia dengan menggunakan model Jigsaw berbantu Estafet Bisik pada siswa kelas 6 SDN 2 Kota Kulon, dari sana terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, ketika pra siklus terlihat rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,86 dengan ketuntasan sebesar 41,4% yang berarti hanya ada 12 orang yang tuntas dalam belajar. Criteria hasil belajarnya memperoleh nilai D yang memiliki kualifikasi kurang memuaskan, sedangkan criteria tingkat keberhasilannya berada pada interval 40-59 dengan arti tingkat keberhasilannya sedang.

Pada siklus 1 rata-rata hasil belajarnya meningkat sebesar 9,31 menjadi 75,17 dengan ketuntasan sebesar 72,4% hal ini berarti ketuntasan meningkat sebesar 31% dari sebelumnya, pada siklus ini terdapat 21 orang siswa yang tuntas dalam belajar. Criteria hasil belajarnya memperoleh nilai C dengan kualifikasi cukup memuaskan dengan tingkat keberhasilannya berada pada interval 60-79 dengan arti tingkat keberhasilan tinggi.

Pada siklus 2 rata-rata hasil belajarnya meningkat sebesar 9,14 dari sebelumnya menjadi 84,31 dengan ketuntasan sebesar 96,6% hal ini berarti ketuntasan meningkat sebesar 24,2% dari sebelumnya, pada siklus ini terdapat 28 orang siswa yang tuntas

112 dalam belajar. Criteria hasil belajarnya memperoleh nilai B dengan kualifikasi memuaskan dengan tingkat keberhasilan berada pada interval ≥ 80 yang berarti tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Penjelasan diatas dapat diurahkan dalam diagram seperti berikut ini :

Diagram 1. Diagram Hasil Belajar Siswa

Hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung dapat dijelaskan seperti berikut :

Tabel 5. Aktivitas Belajar Siswa

N o

Indikator Perolehan siklus 1

Jumlah Perolehan siklus 2 Jum lah Sko r 1 Sko r 2 Sko r 3 Sko r 1 Sko r 2 Sko r 3

1 Mengikuti pembelajaran dengan antusias 6 17 6 58 9 20 78

2 Memperhatikan penjelasan guru 5 16 8 61 6 23 81

3 Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru 10 11 8 56 2 27 85 4 Aktiv dan bertanggung jawab dalam diskusi 6 13 10 62 7 22 80

5 Menghafal materi dengan baik dan benar 12 9 8 54 2 27 85

6 Berbisik sesuai dengan petunjuk guru 10 10 9 57 29 87

7 Menunjukkan letak provinsi dengan benar 7 18 4 55 2 27 85 8 Mempresentasikan hasil diskusi dengan tgjwb 4 17 8 62 8 21 79 9 Memberikan tanggapan terhadap hasil klmpk

lain

10 14 5 53 2 7 20 76

10 Menyimpulkan materi 9 11 9 58 2 9 18 74

Catatan : Skor 1 = tidak Jumlah 576 Jumlah 810

Skor 2 = kadang Rata-rata 57,6 Rata-rata 81

Skor 3 = selalu Kategori Cukup Kategori Baik

Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 1 indikator pertama yang mendapatkan jumlah skor 58, namun pada siklus ke 2 mendapatkan jumlah skor 78 berarti pada indikator pertama terdapat peningkatan sebesar 20. Pada indikator ke 2 siklus pertama mendapat jumlah skor 61 dan 81 pada siklus 2 berarti peningkatannya sebesar 20. Pada indikator ketiga siklus pertama mendapatkan jumlah skor 56 dan pada siklus ke dua jumlah skornya menjadi 85, naik sebesar 29. Pada indikator ke 4 siklus 1 mendapat jumlah skor 62, dan siklus 2 sebesar 80 berarti peningkatannya sebesar 18. Pada indikator 5 siklus 1 mendapat jumlah skor 54 naik menjadi 85 pada siklus 2, naik

0 20 40 60 80 100 120

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Rata-rata Ketuntasan

113 sebesar 31. Pada indikator 6 siklus 1 mendapat jumlah skor 57, 87 pada siklus 2 naik sebesar 30. Pada indicator 7 siklus 1 mendapat skor 55 naik sebanyak 30, menjadi 85 pada siklus 2. Pada indikator 8 siklus 1 mendapat jumlah skor 62, dan siklus 2 mendapat jumlah skor 79 kenaikannya sebesar 17. Pada indicator 9 siklus 1mendapatkan jumlah skor 53, kemudian naik sebesar 23 menjadi 76 pada siklus 2. Indicator terakhir pada siklus 1 mendapatkan jumlah skor 58 dan 74 pada siklus 2, berarti peningkatannya sebesar 16. Dari hasil semua indicator kemudian dijumlahkan dimana hasilnya adalah pada siklus 1 mendapatkan jumlah skor sebesar 576 dengan rata-rata 57,60 adapun kategori aktivitas belajar siswanya berarti cukup, sedangkan pada siklus ke 2 jumlah skor seluruhnya adalah 810 dengan rata-rata 81,00 dengan kategori aktivitas belajarnya baik.

Kesimpulan

Untuk memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa didalam kelas banyak cara yang dilakukan oleh guru, salah satunya adalah dengan penerapan inovasi Estafet Bisik yang dipadukan dengan model Jigsaw, hal ini terbukti karena telah dilakukan penelitian dengan menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Aktivitas pembelajaran siswa dalam menentukan letak provinsi pada peta Indonesia di kelas 6 SDN 2 Kota Kulon sangat tinggi setelah menggunakan model Jigsaw berbantu Estafet Bisik, dimana hal ini bisa dilihat dari peningkatan aktivitas siswa dari 57,6 menjadi 81.

2. Hasil belajar siswa dalam menentukan letak provinsi pada peta Indonesia di kelas 6 SDN 2 Kota Kulon memuaskan setelah menggunakan model Jigsaw berbantu Estafet Bisik, dimana hal ini bisa dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata pra siklus sebesar 65,86 menjadi 75,17 pada siklus 1 dan kembali meningkat pada siklus 2 menjadi 84,31.

Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan jika guru mampu melakukan inovasi pembelajaran, baik berupa strategi pembelajaran, model atau pun media pembelajaran sehingga pembelajaran dikelas lebih variatif.

Daftar Pustaka

Ali,M.(2007). Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung : UPI Press

Arikunto,S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Misdianto.(2013). Penelitian Tindakan Kelas.

http://smanplusprovinsiriau.blogspot.com/2013/12/penelitian-tindakan-kelas-ptk-html diakses 6 September 2018 pukul 11 : 52

114

Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Kalimat Perintah