• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wahyu Sugiyarto

SDIT Izzatul Islam Getasan Kab. Semarang Jawa Tengah

winwinahyu@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran tematik kelas 6 Sd dengan menerapkan model problem based learning (PBL) untuk meningkatkan

keterampilan 4C (kritis pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif inovatif) peserta didik kelas 6 SDIT Izzatul Islam Getasan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas 6A SDIT Izzatul Islam Getasan yang berjumlah 20 peserta didik. Teknik pengumpulan data dengan observasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif dan analsis data kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan keterampilan 4C (kritis pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif inovatif) peserta didik kelas 6 SDIT Izzatul Islam Getasan melalui 2 siklus, yaitu pada prasiklus baru rerata 30% peserta didik menguasai keterampilan abad 21 4C, pada siklus 1 meningkat menjadi 68 % peserta didik menguasai keterampilan abad 21 4C dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi rerata 84% peserta didik menguasai keterampilan abad 21 4C. Kata kunci : PBL, 4C, tematik

A. PENDAHULUAN

Abad 21 merupakan abad yang sangat berbeda dengan masa-masa sebelumnya, abad dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan canggih. Sebagai contoh, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, setiap orang dapat memperoleh informasi dan berkomunikasi tanpa ada batasan jarak dan waktu. Selain kemajuannya, secara bersamaan abad ini juga memberikan berbagai tantangan dan masalah global seperti perubahan iklim, krisis ekonomi global,globalisasi, dan berbagai masalah lain yang harus mampu dihadapi dan diselesaikan.

Jika dicermati, jenis-jenis pekerjaan saat ini menuntut kecakapan yang berbeda dengan masa sebelumnya. Menurut National Education Association (NEA), tren pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rutin telah mengalami penurunan sementara pekerjaan yang membutuhkan keterampilan nonrutin analitis, dan komunikasi secara interaktif terus mengalami peningkatan.

Selain itu, era globalisasi membuat persaingan antarnegara, antarbangsa, dan antarindividu semakin ketat dan bebas. Persaingan ini akan membawa dampak bahwa siapa yang kuat dan siapa yang akan bertahan dan yang tidak siap akan

187

tersisihkan. Untuk dapat berperan dalam dunia global, setiap negara wajibmenyiapkan generasi yang memiliki keterampilan abad 21. Cara paling baik untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan melalui pendidikan. Dunia pendidikan dituntut dapat menyiapkan generasi penerus yang mampu mengikuti perkembangan zaman, bahkan menjadi pelaku proses perkembangan berikutnya.

Oleh sebab itulah, dunia pendidikan harus membenahi kurikulum, manajemen pendidikan, tenaga kependidikan, strategi dan metode pendidikan, serta sistem evaluasi yang sesuai dengan abad 21. Rotherdam & Willingham (2009) mencatat bahwa kesuksesan peserta didik tergantung pada kecakapan abad 21 sehingga peseta didik harus belajar untuk memilikinya.

Menurut NEA (2002), ada 18 macam kecakapan abad 21 yang perlu dibekalkan pada peserta didik, namun keempat aspek yang biasa kita ketahui sebagai 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif), yakni berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas merupakan aspek keterampilan paling penting yang harus dikuasai peserta didik. Agar kompetansi abad 21 dapat dikuasai peserta didik, guru harus mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran melalui berbagai mata pelajaran.

Sebagaimana amanat undang-undang, dalam kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik terintegrasi dimana berbagai mata pelajaran diramu dalam bentuk tema-tema tertentu sehingga peserta didik usia sekolah dasar yang masih berpikir holistik menjadi lebih mudah memahami berbagai kecakapan.

Sayangnya jika dicermati lebih jauh, praktik pembelajaran tematik integratif kurikulum 2013 di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Guru cenderung kurang sabar membimbing peserta didik membiasakan berpikir dengan pola pikir kecakapan abad 21. Secara umum praktik pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan drill soal untuk menyelesaikan materi pelajaran dan mengejar target nilai ujian sekolah berstandar nasional (USBN). Peserta didik sekadar menghafal pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk melakukan proses ilmiah untuk mengembangkan keterampilan proses yang berkaitan dengan kecakapan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif).

Pembelajaran yang masih didominasi oleh ceramah guru serta rendahnya kesempatan peserta didik dalam menyampaikan gagasan dalam pembelajaran tentunya membuat keterampilan berkomunikasi peserta didik kurang baik. Masalah lain yang timbul adalah peserta didik terbiasa dengan berbagai fasilitas teknologi sehingga mulai nyaman bekerja secara individu dan kurang peduli dengan sosial dan mengakibatkan kurang berkembangnya keterampilan kolaborasi. Permasalahan klasik terakhir, guru yang masih saja susah beranjak sebagai sumber informasi tentu membatasi perkembangan pengetahuan peserta didik, seperti dengan melarang penggunaan android maupun netbook, sementara peserta didik hidup di tengah deasnya arus teknologi. Sudah saatnya peserta didikdi era sekarang ini belajar sendiri dengan mengembangkan informasi seluas mungkin tanpa perlu dibatasi. Tugas guru bergeser menjadi filter informasi dan mengarahkan peserta didik agar mampu membedakan mana pengetahuan yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak layak konsumsi.

Permasalahan mengenai rendahnya kecakapan abad 21 yang dimiliki peserta didik juga dialami oleh peserta didik kelas VI SDIT Izzatul Islam Getasan. Peserta didik sangat lambat dalam melaksanakan proses berpikir berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dalam sebuah pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan beberapa penyebab. Pertama, model pembelajaran yang dipakai oleh guru masih konvensional. Kedua, peserta didik belum terbiasa dengan proses

188

berpikir berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif. Kedua penyebab ini juga secara tidak langsung berakibat pada rendahnya kualitas hasil pembelajaran peserta didik.

Guru sebagai ujung tombak pembelajaran harus mengubah pandangan ke paradigm baru pembelajaran abad 21. Guru di era milenial dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan masanya. Terdapat beberapa model pembelajaran yang dianjurkan untuk diterapkan dalam membelajarkan kecakapan abad 21, diantaranya problem based learning, project based learning, berbagai teknik dalam cooperative learning, dan discovery learning.

Dalam makalah ini, penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran problem based learning sebagai upaya meningkatkan keterampilan abad 21 di dalam pembelajaran tematik di kelas VI. Suatu pembelajaran dikatakan menerapkan model PBL jika pembelajaran tersebut memiliki ciri-ciri sebagaimana yang dikemukakan oleh Aryana (2004) berupa a) terdapat kegiatan mengajukan pertanyaan atau masalah, b) pembelajaran terfokus pada keterkaitan antardisiplin, c) penyelidikan autentik,d) peserta didik menghasilkan produk berupa kerja nyata seperti laporan, e) peserta didik bekerjasama dalam kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan implementasi penerapan model pembelajaran PBL dalam meningkatkan keterampilan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif)peserta didik yang meliputi berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif.

B. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada peserta didik kelas VI A SDIT Izzatul Islam Getasan Kab. Semarang tahun 2018/2019 dengan jumlah 20 peserta didik. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus selama kegiatan penelitian dilakukan(Hartanto, 2016). Tahapan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Indikator keberhasilan pada penelitian yang dilakukan adalah :

1. Proses pembelajaran tematik melalui penerapan model PBL dapat terlaksana sesuai sintak-sintaknya

2. Tingkat ketercapaian partisipasi peserta didik dalam melakukan keterampilan berpikir 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif) mencapai lebih dari 75 % setelah menggunakan molel PBL.

Teknik pengumpulan data dengan observasi untuk mendapatkan data tentang keterlaksan dengan pembelajaran dengan menggunakan model PBL dalam pembelajaran tematik dan tes untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Instrument pengumpulan data berupa lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dan ketercapaian keterampilan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif) serta soal tes untuk mengukur ranah kognitif peserta didik. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Hasil analisis dideskripsikan pada setiap siklus sehingga dapat digunakan untuk perbaikan siklus berikutnya sampai hasil akhir yang diharapkan tercapai.

189 C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dit. PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah (2017:6-8) mengarahkan bahwa kompetensi kecakapan abad 21 meliputi kecakapan kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skills), kecakapan berkomunikasi (communication skills), kecakapan kreativitas dan inovasi (creativity and innovation), dan kecakapan kolaborasi (collaboration). Kecakapan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang dapat diukur diantaranya dengan menggunakan berbagai tipe pemikiran atau alasan, baik deduktif maupun induktif dengan berbagai situasi, memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep lain dalam suatu mata pelajaran, melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dalam mengolah data dan menggunkan argumen, menguji hasildan membangun koneksi antara informasi dan argumen, serta mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh melaluai simpulan awal dan mengujinya lewat analisis terbaik.

Kecakapan berkomunikasi (Communication skills) diantaranya meliputi a) Memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia (ICT Literacy), b) Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi, di dalam dan di luar kelas, maupun tertuang pada tulisan, c) Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan konteks pembicaraan dengan lawan bicara atau yang diajak berkomunikasi, d) Selain itu dalam komunikasi lisan diperlukan juga sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain, selain pengetahuan terkait konten dan konteks pembicaraan, e) Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Kecakapan kreativitas dapat dikembangkan dalam pembelajaran meliputi a) Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru secara lisan atau tulisan, b) Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda, c) Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal, dan d) Memiliki kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki.

Kemampuan kerjasama peserta didik dalam pembelajaran dapat diupayakan diantaranya dengan a) Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok, b) Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, c) Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda, dan d) Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam meningkatkan keterampilan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif)peserta didik kelas VI SDIT Izzatul Islam Getasan Kab Semarang. Adapun hasil yang diperoleh pada setiap siklus adalah sebagai berikut.

190

Tabel 1 Hasil Observasi ketercapaian keterampilan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif)peserta didik

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap penguasaan keterampilan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif)peserta didik. Jika pada prasiklus guru sangat sulit memunculkan sikap kritis peserta didik dan hanya 20% peserta didik yang dapat menunjukkan sikap kritis, maka pada siklus 1 60% peserta didik mulai menunjukkan sikap kritis terhadap permasalahan maupun topik yang ada dengan menanggapi argumen yang disampaikan oleh guru maupun teman. Selain itu, pada siklus 1 85% peserta didik dapat membuat solusi atas permasalahan yang ada. Dari hasil tersebut, indikator ketercapaian tujuan aspek menanggapi argumen belum tercapai, maka dilaksanakan siklus 2. Pada siklus 2, 75% peserta didik mampu menanggapi argumen maupun topik yang disajikan oleh guru maupun teman dan 90% peserta didik mampu membuat solusi permasalahan yang tersaji dalam pembelajaran. Berdasar data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan kritis dan menyelesaikan masalah peserta didik meningkat dengan penerapan model PBL dalam pembelajaran tematik kelas 6 saat siklus2.

Peningkatan penguasaan keterampilan berkomunikasi juga meningkat dalam penelitian ini. Jika pada prasiklus hanya terdapat 25% peserta didik yang aktif berkomunikasi dan memberikan timbal balik saat pembelajaran, pada siklus 1 untuk aspek mengutarakan ide dengan percaya diri meningkat menjadi 75%. Selain itu, pada aspek berbicara menggunakan bahasa sesuai konteks dengan bahasa yang efektif baru terdapat 65% peserta didik. Aspek kedua belum berhasil karena sebagian lain peserta didik berkomunikasi menggunakan bahasa yang tidak sesuai konteks, seperti dengan bergurau dan kurang serius. Oleh karena itu peneliti melaksanakan kembali siklus 2 dan pada siklus 2 meningkat kembali, baik pada aspek mengutarakan ide dengan percaya diri maupun berbicara menggunakan nahasa sesuai konteks dengan bahasa yang efektif mampu dicapai oleh 85% peserta didik. Berdasar data tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi

Keterampilan Aspek yang diamati Siklus 1

(%)

Siklus 2 (%)

Kritis menangapi argumen guru/teman 60 75

membuat solusi atas suatu permasalahan 85 90 Komunikasi mengutarakan ide dengan percaya diri 75 85

berbicara menggunakan bahasa sesuai konteks dengan bahasa yang efektif

65 85

Kolaborasi berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok 65 95

kompromi dengan anggota kelompok 55 75

Kreatif mengutarakan ide-ide kreatif dan praktis 65 80

191

peserta didik meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran PBL dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas 6.

Peningkatan juga terjadi pada keterampilan kolaborasi. Jika pada prasiklus peserta didik lebih senang mengerjakan tugas secara individu, maka setelah diterapkan PBL dalam pembelajaran mampu meningkatkan aspek berpartisipasi aktif dalam kelompok menjadi 65% peserta didik dan aspek kompromi dengan anggota kelompok dilakukan oleh 55% peserta didik. Hal ini jauh lebih baik jika dibandingkan pada prasiklus hanya 35% peserta didik mau melakukan kegiatan kolaborasi dengan aktif. Selanjutnya pada siklus 2 terdapat 95% peserta didik sudah dapat berpartisipasi aktif dalam kelompok dan 75% peserta didik mampu berkompromi dengan anggota kelompok secara aktif dan kompak. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dalam pembelajaran tematik di kelas 6 mampu meningkatkan kemampuan kolaborasi peserta didik.

Peserta didik juga semakin kreatif dengan diterapkannya model pembelajaran PBL dalam pembelajaran tematik. Jika pada prasiklus hanya 40% peserta didik mampu menunjukkan keterampilan kreatif dan inovatif, pada siklus 1 65% peserta didik mampu mengutarakan ide-ide kreatif dan praktis dan 75% peserta didik terbuka dengan ide baru. Kemudian meningkat kembali pada siklus 2 menjadi 80% peserta didik mampu mengutarakan ide-ide kreatif dan praktis dan 90 % peserta didik terbuka dengan ide-ide baru.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pemodel pembelajaran problem based learning (PBL) mampu meningkatkan keterampilan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif)peserta didik kelas 6 SDIT Izzatul Islam Getasan dalam pembelajaran tematik, khususnya pada tema 1 Selamatkan Makhluk Hidup. Peningkatan indikator ketercapaian terlihat pada seluruh aspek mulai dari prasiklus, siklus 1, hingga siklus 2. Kenaikan tersebut dapat dilihat dengan jelas pada grafik di bawah ini. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kritis dan pemecahan masalah

komunikasi kolaborasi kreatif dan inovatif

Prasiklus(%) Siklus 1(%) Siklus 2(%)

192

Berdasarkan pemaparan di atas, terbukti bahwa penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran tematik di kelas 6 SDIT Izzatul Islam Getasan mampu meningkatkan kemampuan 4C (kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan kreatif dan inovatif) peserta didik.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran tematik tema 1 selamatkan makhluk hidup kelas 6 SD dapat meningkatkan keterampilan 4C peserta didik, yaitu melalui 2 siklus. Pada prasiklus rerata 30% peserta didik

menguasai keterampilan abad 21 4C, pada siklus 1 meningkat menjadi 68 % peserta didik menguasai keterampilan abad 21 4C dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi rerata 84% peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Aryana, I.B.P. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipadu Strategi Kooperatif Serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Hasil Belajar Siswa Sma pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang.

Dit. PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.(2017). Panduan Implementasi Keterampilan Abad 21 Kurikulum 2013 di SMA. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hartanto. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write dengan Bantuan LKS untuk MeningkatkanAktivitas dan Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Rantau Pajang. Quantum Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 3(1), 10-17.

National Education Association (2002).Preparing 21st Century Students for a Global Society : An Educator’s Guide to the “Four Cs”. Dikutip dari

https://www.nea.org/assets/docs/AGuide- to-Four-Cs.pdf diunduh pada tanggal 20 Agustus 2018 pukul 20.04

Rotherham, A. J., & Willingham, D. (2009). 21st Century Skills: the

193