• Tidak ada hasil yang ditemukan

MDS Ekologi

IV. PROFIL KAWASAN PENELITIAN

4.3. Keadaan Penduduk 1. Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura yang meliputi Distrik Nimboran, Nimbokrang, Kemtuk, dan Distrik Nimbokrang sebanyak 20.384 jiwa atau 5.142 keluarga. Luas seluruh kawasan agropolitan berdasarkan profil kawasan agropolitan yang dilaporkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura tahun 2002 seluas 1.503,64 km2 atau 150.364 ha. Masing-masing, Distrik Nimboran 778,48 km2, Nimbokrang 242,16 km2. Kemtuk 194,70 km2, dan Distrik Kemtuk Gresi 288,30 km2. Akan tetapi berdasarkan hasil perhitungan tim peneliti pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura selama melakukan penelitian lapangan, luas kawasan agropolitan ini ternyata lebih kecil yakni 850,58 km2 atau 85.058 ha. Masing-masing adalah sebagai berikut, Distrik Nimboran 246,47 km2 atau 24.647 ha, Distrik Nimbokrang 150,57 km2 atau 15.057 ha, Distrik Kemtuk 201,75 km2 atau 20.175 ha, dan Distrik Kemtuk Gresi 251,79 km2 atau 25.179 ha. Selengkapnya hasil analisis kepadatan penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan seperti pada Tabel 19.

Tabel 19. Kepadatan penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tahun 2003

No. Distrik Jumlah Penduduk Luas (Km2) Kepadatan Penduduk (KK) (Jiwa) (Jiwa/Km2) (KK/Km2) 1. Nimboran 1.536 6.965 246, 47 28,259 6,232 2. Nimbokrang 1.549 5.365 150, 57 35,631 10,287 3. Kemtuk 755 3.423 201, 75 16,966 3,742 4. Kemtuk Gresi 902 4.631 251, 79 18,392 3,582 Kawasan Agro 4.742 20.384 850, 58 23, 965 4,30 Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2003

Tingkat kepadatan penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tergolong rendah yakni rata-rata 23,965 jiwa/km2 atau rata-rata 4,30 KK/km2. Secara terpisah berdasarkan distrik, kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Distrik Nimbokrang, dan terendah terdapat di Distrik Kemtuk.

4.3.2. Ratio Seks

Ratio seks penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura diperhitungkan sebesar 1,08. Artinya pada setiap populasi wanita sebesar 1.000 jiwa senantiasa bersama-sama 1.080 jiwa laki-laki. Suatu ratio seks yang tidak terlalu timpang ditinjau dari aspek kegiatan sosial-budaya, tetapi cukup penting ditinjau dari aspek proses regenerasi penduduk. Ratio seks ini ternyata lebih rendah di Distrik Nimboran dan

Distrik Kemtuk, tetapi menjadi tertinggi di Distrik Nimbokrang. Di Distrik Nimboran dan Distrik Kemtuk terlihat bahwa pada seiap populasi wanita sebesar 1.000 jiwa senantiasa bersama-sama kaum laki-laki sebanyak 1.050 jiwa. Namun di Distrik Nimbokrang pada setiap populasi waita sebesar 1.000 jiwa senantiasa bersama-sama kaum lelaki sebanyak 1.110 jiwa. Suatu ratio yang penting ditinjau dari aspek kegiatan sosial-ekonomi, dan menjadi sumber dampak bagi bagian kecil populasi kaum laki-laki mendapatkan isteri di luar kawasan agropolitan, dan dalam jangka panjang dapat memperbesar ragam etnis di kawasan agropolitan ini. Sebaran jumlah penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura berdasarkan jenis kelamin per distrik di kawasan agropolitan disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Sebaran jumlah penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura berdasarkan jenis kelamin tahun 2003

No Distrik

Jumlah Laki-Laki Jumlah Perempuan Total Jumlah (Jiwa) Ratio Seks (Jiwa) (%) (Jiwa) (%) 1. Nimboran 3.571 51 3.394 49 6.965 1,05 2. Nimbokrang 2.829 53 2.536 47 5.364 1.11 3. Kemtuk 1.754 51 1.669 49 3.443 1,05 4. Kemtuk Gresi 2.429 54 2.202 46 4.531 1,10 J u m l a h 10.583 52 9.801 48 20.384 1,08 Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2003

4.3.3. Ketergantungan Penduduk

Tingkat ketergantungan penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura sebesar 0,73. Artinya setiap 100 orang penduduk berusia produktif menanggung 73 orang penduduk yang tidak produktif untuk melakukan kegiatan yang memerlukan tenaga fisik. Tingkat ketergantungan yang baik, yakni setiap penduduk berusia produktif menanggung sebanyak-banyaknya 1 orang penduduk yang tidak produktif. Selanjutnya sebaran jumlah penduduk berdasarkan golongan umur produktif dan golongan umur tidak produktif disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Sebaran jumlah penduduk berdasarkan golongan umur di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tahun 2003.

No. Distrik

Jumlah Penduduk Berdasarkan

Golongan Umur (Tahun) Ketergantungan Penduduk <15 15-55 >55 1. Nimbokrang 2.076 3.031 257 0,77 2. Kemtuk Gresi 1.707 2.612 212 0,73 3. Nimboran 2.389 4.216 360 0,65 4. Kemtuk 1.480 1.871 92 0,84 J u m l a h 7.652 11.730 921 0,73 Sumber : BPS Kabupaten Jayapura, 2003

Secara terpisah berdasarkan distrik ternyata Distrik Kemtuk memiliki ketergantungan tertinggi, dan Distrik Nimboran memiliki tingkat ketergantungan terendah. Walaupun penduduk Distrik Kemtuk memiliki tingkat ketergantungan tertinggi, tetapi masih tergolong baik yakni setiap penduduk berusia produktif menanggung penduduk tidak produktif yang sangat terbatas yakni sebanyak-banyaknya 1 jiwa. Rendahnya tingkat ketergantungan penduduk diidentifikasi disebabkan oleh 2 faktor utama. Pertama, terbatasnya jumlah penduduk yang mencapai usia lanjut yakni baru mencapai 4,52 persen dari total jumlah penduduk kawasan agropolitan. Kedua, jumlah penduduk golongan usia kurang dari 15 tahun juga belum menjadi bagian populasi terbesar sebagaimana layaknya sebuah piramida tegak.

4.3.4. Keluarga Penduduk

Aspek utama yang dianalisis dalam faktor keluarga penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura adalah besar keluarga dan tenaga kerja. Selengkapnya hasil analisis keluarga penduduk kawasan agropolitan ini disajikan pada Tabel 22. Ukuran keluarga penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura, rata-rata 4,30 jiwa/keluarga. Secara terpisah berdasarkan distrik, ukuran keluarga penduduk terbesar terdapat di Distrik Kemtuk Gresi yakni rata-rata 5,13 jiwa/keluarga, dan terendah di Distrik Nimbokrang yakni rata-rata 3, 46 jiwa/keluarga.

Tabel 22. Hasil analisis keluarga penduduk kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tahun 2003.

No. Distrik

Jumlah Penduduk Keluarga Penduduk Jiwa Tenaga Kerja Produktif (Jiwa) Keluarga (KK) Ukuran/ Besar (Jiwa/Kel.) Tenaga Kerja Produktif (Jiwa/Kel.) 1. Nimboran 6.965 4.116 1.536 4,53 2,68 2. Nimbokrang 5.365 3.031 1.459 3,46 2,08 3. Kemtuk 3.423 1.871 755 4,53 2,48 4. Kemtuk Gresi 4.631 2.612 902 5,13 2,89 Kawasan Agro. 20.384 11.730 4.742 4,30 2,47

Jumlah tenaga kerja produktif di kawasan agropolitan ini rata-rata 2,47 tenaga kerja/keluarga. Secara terpisah berdasarkan distrik, ternyata keluarga yang memiliki jumlah tenaga kerja produktif terbanyak terdapat di Distrik Kemtuk Gresi, dan tersedikit terdapat di Distrik Nimbokrang.

4.3.5. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk kawasan agropolitan dibedakan menjadi 5 kelompok besar yakni bertani, berdagang, pegawai negeri sipil (PNS) dan tentara nasional Indonesia (TNI) serta pensiunan, jasa, dan wirausaha. Kelompok mata pencaharian bertani mencakup pertanian dalam arti luas yakni pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Selengkapnya hasil analisis sebarang penduduk berdasarkan kelompok mata pencaharian disajikan pada Tabel 23, yang memberi gambaran bahwa hampir seluruh penduduk kawasan agopolitan Kabupaten Jayapura bermatapencaharian sebagai petani. Sebagian kecil dari populasi penduduk lainnya bekerja pada sektor perdagangan dan jasa serta wirausaha.

Tabel 23. Sebaran Penduduk Kawasan Agropolitan Kabupaten Jayapura Tahun 2003 Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Distrik Nimbokrang Distrik Kemtuk Gresi Distrik Nimboran Distrik Kemtuk Kawasan Agropolitan (KK) (%) (KK) (%) (KK) (%) (KK) (%) (KK) (%) 1. Petani Luas 1 277 82,46 744 82,48 1 235 80,40 638 84,50 3 894 82,12 2. Pedagang 49 3,15 6 0,67 86 5,60 24 3,18 165 3,50 3. PNS, TNI, POLRI, Pensiunan 180 11,62 123 13,74 192 12,50 65 8,61 560 11,81 4. Jasa 19 1,21 12 1,33 11 0,72 12 1,59 54 1,13 5. Wirausaha 24 1,56 17 1,88 12 0,78 16 2,12 69 1,44 Jumlah 1 549 100 902 100 1 536 100 755 100 4 742 100