• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

4.6 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi dan Budaya

Sarana dan prasarana dibedakan menjadi sarana dan prasarana umum atau infrastruktur, sarana dan prasarana kesejahteraan sosial, sarana dan prasarana ekonomi.

4.6.1. Sarana dan Prasarana Umum/Infrastruktur

1. Transportasi

Transportasi darat merupakan satu-satunya sarana transportasi yang dapat menghubungkan kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura dengan Sentani sebagai Ibu Kota Kabupaten Jayapura maupun Kotamadya Jayapura. Sentani merupakan lokasi pelabuhan udara yang menghubungkan Kabupaten Jayapura dengan dunia luar, disamping sebagai Ibu Kota Kabupaten Jayapura. Kotamadya Jayapura merupakan lokasi pelabuhan laut yang selama ini berfungsi sebagai pelabuhan ekspor-impor berbagai output dan input pembangunan Kotamadya dan Kabupaten Jayapura.

Prasarana dan sarana transportasi darat yakni jalan dan jembatan di Wilayah Distrik Nimboran dan Nimbokrang serta Distrik Kemtuk dan Distrik Kemtuk Gresi yang telah ditetapkan sebagai kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura telah dibangun secara bertahap sejak pertengahan abad 20 hingga sekarang. Pembangunan jalan dan jembatan selama periode tersebut telah menempatkan kampung-kampung di kawasan agropolitan menjadi lintasan jaringan jalan darat. Panjang jalan poros yang

menghubungkan pusat Kota Sentani dengan pusat-pusat kota distrik di kawasan agropolitan berbeda-beda. Masing-masing dengan Distrik Kemtuk 31,7 km, dengan Distrik Kemtuk Gresi 55,2 km, dengan Distrik Nimboran 55,7 km dan dengan Distrik Kemtuk Gresi 60,6 km.

Konstruksi bangunan jalan poros ini adalah batu dan pasir berlapis aspal di permukaannya. Kondisi jalan ini sekarang, sebagian berada dalam keadaan baik yakni mulai dari Sentani melintasi Distrik Kemtuk hingga sebagian dari Kemtuk Gresi, dan sebagian kecil dari jalan yang melintasi Distrik Nimbokrang. Sebagian lainnya berada dalam kondisi yang rusak, mulai dari rusak ringan sampai dengan setempat-setempat rusak berat. Bagian jalan yang berada dalam kondisi baik terletak pada bagian tanah kering dengan drainase baik di Distrik Kemtuk dan Kemtuk Gresi serta Distrik Nimbokrang. Sebaliknya, bagian jaringan jalan yang berada dalam kondisi rusak terletak pada bagian tanah basah dengan drainase buruk di Distrik Nimboran dan sebagian dari Distrik Nimbokrang.

Jalan lain yakni jalan lorong yang menghubungkan jalan poros dengan pusat- pusat pemukiman kampung. Konstruksi jalan ini sebagian besar adalah jalan pengerasan yang menggunakan batu kerikil dan pasir. Bagian kecil dari jaringan jalan ini masih merupakan tanah yang diberi batas dan dilengkapi parit drainase. Sekarang ini telah dirintis pula 2 bagian jalan poros alternatif ke luar kawasan agropolitan. Alternatif pertama, dari kawasan padang alang-alang “Bonggrang” memasuki Kota Sentani melalui Doyo Lama. Alternatif kedua, masih dalam tahap tanpa pengerasan dari Pusat Kota Distrik Kemtuk memasuki Kotamadya Jayapura melalui Kampung Puai dan Yoka.

Konstruksi kedua bagian jalan poros alternatif masih berupa jalan tanah yang dilengkapi parit drainase secukupnya. Bagian jalan poros alternatif pertama pada umumnya terletak di atas tanah kering dengan drainase yang baik. Sebaliknya bagian jalan poros alternatif kedua umumnya terletak di atas tanah basah disamping melintasi lembah-lembah kecil dan sungai-sungai kecil yang memerlukan jembatan.

2. Pos dan Telekomunikasi

Di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura telah terdapat Kantor Pos dan Giro di Genyem, Distrik Nimboran. Statusnya adalah sebagai Kantor Pos dan Giro Pembantu Kantor Cabang Kabupaten Jayapura. Kantor Pos dan Giro ini merupakan sarana vital yang melayani arus pengiriman dan penerimaan surat dan paket. Prasarana dan sarana telekomunikasi juga telah terdapat di kawasan agropolitan yakni Kantor Daerah Telekomunikasi Cabang Nimboran di Genyem. Selengkapnya sebaran prasana dan sarana telekomunikasi di kawasan agropolitan disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Sebaran prasarana dan sarana telekomunikasi di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura. No. Distrik Jumlah Stasiun Pemancar TVRI (Unit) Jumlah Sambungan Telepon (Unit) Jumlah Wartel/ Telepon Satelit (Unit) 1. Nimboran 1 25 2 2. Nimbokrang - 9 2 3. Kemtuk - - - 4. Kemtuk Gresi - 3 1 J u m l a h 1 37 5

Sumber : BPS Kabupaten Jayapura

Prasarana dan sarana telekomunikasi yang ada sekarang telah memberi harapan keterbukaan kawasan agropolitas dengan dunia luar. Namun prasarana dan sarana telekomunikasi yang telah ada masih tergolong langka dan belum merata antar kampung. Sambungan telepon otomat, jumlahnya terbatas yakni 37 unit dan masih terkonsentrasi di Distrik Nimboran dan Nimbokrang saja. Wartel juga masih terbatas jumlahnya dan bahkan belum terdapat di Distrik Kemtuk.

3. Listrik

Sumber listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di kawasan agropolitan diperoleh dari tenaga diesel milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Genyem Distrik Nimboran. Konsumen produksi listrik ini tersebar di kawasan agropolitan yang mencakup Distrik Nimboran, Distrik Nimbokrang, Distrik Kemtuk, dan Distrik Kemtuk Gresi. Selengkapnya prasarana dan sarana listrik di kawasan agropolitan disajikan pada Tabel 26. Panjang jaringan ini telah mengalami peningkatan sebesar 40, 20 persen dibandingkan panjang jaringan pada tahun 2000.

Tabel 26. Keadaan prasarana dan sarana listrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura.

No. Uraian Jumlah Satuan

1. Banyaknya KVA 1.1. Langganan 1 529 1.2. Terpasang 1 180 870 2. Produksi Listrik (KWH) 2.1. Dibangkitkan 2 983 258 2.2. Terjual 1 244 210 3. Jumlah Gardu 21 4. Panjang Jaringan (Km) 4.1. Tegangan menengah 34,21 4.2. Tegangan rendah 20,23

4. Air Bersih

Air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga penduduk kawasan agropolitan pada umumnya diperoleh dari sumur. Hal ini dimungkinkan kondisi tanah dan iklim yang memungkinkan pembuatan sumur air bersih dengan debit yang memadai sepanjang tahun.

Selain itu ada pula penduduk yang memperoleh air bersih dengan cara memanfaatkan air sumber (mata air). Rumahtangga penduduk yang memanfaatkan air sumber ini terbatas pada beberapa kampung yang berhasil diidentifikasi selama studi lapangan yakni Kampung Merem di Distrik Kemtuk Gresi, Kampung Sermai Atas di Distrik Nimboran, dan Kampung Berap di Distrik Nimbokrang. Ketiga kampung ini terletak pada bagian kawasan agropolitan yang letaknya lebih tinggi di atas permukaan air laut dibandingkan kampung-kampung lainnya.

Kondisi fisik air sumber tampak jernih, dan debitnya cukup besar serta cenderung stabil sepanjang tahun berdasarkan pengalaman penduduk setempat. Hal itu terbukti dari pemanfaatan air sumber ini untuk budidaya ikan kolam disamping sebagai sumber air barsih bagi penduduk setempat.

4.6.2. Prasarana dan Sarana Kesejahteraan Sosial 1. Kesehatan

Prasarana dan sarana kesehatan yang telah terdapat di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura adalah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Sebarannya berdasarkan distrik disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Sebaran jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura.

No. Distrik Jumlah

PUSKESMAS (Unit) Jumlah PUSKESMAS PEMBANTU (Unit) Jumlah (Unit) 1. Nimboran 1 6 7 2. Nimbokrang 1 3 4 3. Kemtuk 1 1 2 4. Kemtuk Gresi 1 4 5 J u m l a h 4 14 18

Di lihat dari lokasi bangunan, ternyata prasarana dan sarana kesehatan ini tidak tersebar merata pada setiap distrik. Pemusatan prasarana dan sarana di Distrik Nimboran dan Distrik Kemtuk Gresi tampaknya berkaitan erat dengan statusnya sebagai distrik induk pemekaran. Berdasarkan statusnya sebagai distrik induk pemekaran, kedua distrik ini telah menjadi target lokasi pembangunan fisik selama

periode sebelumnya dengan fokus lokasi di pusat kota distrik dan kampung-kampung yang terdekat dengan pusat kota distrik. Artinya pembangunan prasarana dan sarana kesehatan di kampung-kampung yang letaknya jauh dari pusat distrik cenderung terabaikan selama periode sebelumnya. Kampung-kampung ini yang sekarang dihimpun membentuk distrik tersendiri sebagai distrik hasil pemekaran dengan prasarana dan sarana kesehatan yang langka.

2. Pendidikan

Pendidikan formal yang telah diselenggarakan di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura telah mencakup semua jenjang pendidikan, kecuali jenjang pendidikan tinggi. Jumlah Sekolah Dasar yang tertinggi merupakan salah satu ujud upaya nyata pemerintah untuk memperkecil populasi penduduk usia sekolah dasar yang buta huruf. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) juga cukup banyak, konsisten dengan program pemerintah dibidang pendidikan formal yakni program pendidikan dasar 9 tahun yang diperkenalkan sejak awal Pelita VI. Selengkapnya sebaran jumlah prasarana dan sarana pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28. Sebaran jumlah prasarana dan sarana pendidikan di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura.

No. Distrik Jumlah Prasarana/Sarana Pendidikan

TK SD SLTP SMU SMK 1. Nimboran 1 10 4 1 - 2. Nimbokrang 1 9 1 1 1 3. Kemtuk 1 5 1 - - 4. Kemtuk Gresi 1 7 1 - - J u m l a h 4 31 7 2 1

3. Prasarana dan Sarana Ibadah

Prasarana dan sarana ibadah yang diamati difokuskan pada bangunan gedung- gedung tempat ibadah menurut agama dan kepercayaan penduduk setempat. Prasarana dan sarana ibadah tersebar sesuai agama yang dianut penduduk pada setiap distrik. Data ini juga memberi gambaran tentang heterogenitas penduduk ditinjau dari aspek agama di kawasan agropolitan. Selengkapnya sebaran jumlah prasarana dan sarana ibadah di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29. Sebaran jumlah prasarana dan sarana ibadah berdasarkan distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura.

No. Distrik Mesjid (Unit)

Musollah (Unit)

Gereja (Unit) Pura/Wihara (Unit) Protestan Katolik 1. Nimboran 2 3 20 - 1 2. Nimbokrang 3 17 18 3 - 3. Kemtuk - - 16 - - 4. Kemtuk Gresi 6 5 17 - - J u m l a h 11 25 71 3 1

4.6.3. Sarana dan Prasarana Ekonomi 1. Pasar

Setiap distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura telah memiliki bangunan gedung pasar. Fungsi pasar ini sebagaimana layaknya adalah sebagai prasarana fisik yang memungkinkan bertemunya produsen langsung dengan konsumen akhir produksi pertanian, atau bertemunya produsen dengan konsumen akhir melalui pedagang perantara. Pemanfaatan pasar di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura ternyata masih belum intensif sebagaimana yang diharapkan. Walaupun demikian jika dibandingkan antar distrik ternyata pemanfaatan pasar di Distrik Nimboran yang dikenal dengan nama Pasar Genyem lebih intensif dibandingkan tiga distrik lainnya. Sebaran jumlah pasar di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30. Sebaran jumlah pasar di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tahun 2003.

No. Distrik Jumlah (Unit)

1. Nimboran 2

2. Nimbokrang 1

3. Kemtuk 1

4. Kemtuk Gresi 1

J u m l a h 5

2. Koperasi Unit Desa dan Kios Sarana Produksi

KUD di kawasan agropolitan sebelumnya telah tumbuh dan berkembang di kalangan warga tani tanaman pangan terutama padi dan palawija. Fungsi utama KUD sebagaimana umumnya adalah sebagai sarana bagi warga tani utuk mendapatkan kredit usahatani (KUT), pemasok SAPROTAN ke kampung, penampung hasil produksi

pertanian, dan pemasok 9 bahan pokok kebutuhan rumahtangga petani setempat. Aktivitas KUD menjalankan fungsinya sekarang tampak lesu, dan bahkan terdapat KUD yang dilaporkan oleh anggotanya telah mengalami kemacetan. Faktor yang menjadi penyebab macetnya KUD ini sebenarnya belum diketahui secara pasti, tetapi menurut pengurus KUD yang berhasil ditemui adalah karena telah terhentinya KUT yang disalurkan oleh pemerintah, dan rendahnya partisipasi anggota.

Kios SAPROTAN seperti halnya KUD telah terdapat di setiap distrik, walaupun jumlahnya masih terbatas. Namun ditinjau dari aktivitasnya sebagai salah satu unit usaha ekonomi, tampak lebih intensif dibandingkan KUD. Artinya, kios SAPROTAN menunjukkan kecenderungan lebih maju pada saat sekarang. Sebaran jumlah koperasi unit desa (KUD) dan kios sarana produksi pertanian (SAPROTAN) berdasarkan distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura disajikan pada Gambar 24.

Gambar 24. Sebaran jumlah KUD dan kios SAPROTAN berdasarkan distrik di kawasan agropolitan Kabupaten Jayapura tahun 2003.