• Tidak ada hasil yang ditemukan

1Ni Made Swasti Wulanyani

Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Bali, Indonesia swastiwulan@unud.ac.id

2Supriyadi, 3Nicholas Simarmata

2Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Bali, Indonesia

3Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Bali, Indonesia

Abstract— Kampus yang berkualitas merupakan kampus yang sehat, yang akan memperhatikan kesejahteraan psikologis di lingkungan kampus. Dengan demikian, pengukuran terhadap kondisi yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis civitas akademika menjadi penting untuk dilakukan. Hasil pengukuran akan menjadi dasar untuk melakukan intervensi yang sesuai.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat asesmen yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa, dosen dan pegawai. Tahap penelitian diawali dengan identifikasi aspek-aspek pembentuk kesejahteraan psikologis melalui diskusi kelompok terarah pada elemen mahasiswa, dosen dan pegawai. Tahap kedua adalah analisis tema secara kualitatif, dan diakhiri dengan uji coba alat ukur sampai memenuhi kriteria atribut psikometri yang optimal. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka skala kesejahteraan psikologis versi mahasiswa memiliki koefisien reliabilitas yang baik yakni 0,848 dengan indeks daya diskriminasi aitem yang cukup baik (bergerak dari 0,271 sampai dengan 0,501). Skala kesejahteraan psikologis versi dosen menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas berada pada angka 0,736. Skala kesejahteraan psikologis versi pegawai menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas berada pada angka 0,723. Hasil ini menunjukkan bahwa skala kesejahteraan psikologis versi dosen dan versi pegawai cukup mampu mengukur namun masih perlu disempurnakan lagi.

Kata Kunci— dosen, kesejahteraan psikologis, mahasiswa,pegawai

I. PENDAHULUAN

Kampus yang sehat dapat menimbulkan perasaan senang dan membentuk sikap yang positif, sehingga secara tidak langsung mempen- garuhi kinerja manusia yang terlibat di dalamnya. Dengan demikian, asesmen terhadap kondisi yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa, dosen dan pegawai menjadi penting untuk dilakukan. Hasil asesmen akan menjadi dasar untuk melakukan intervensi yang sesuai, Namun saat ini ketersediaan perangkat asesmen untuk mengukur kesejahteraan psikologis ini masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat asesmen yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis mahasiswa, dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan alat-alat ukur yang handal, yang dapat dipergunakan oleh peneliti-peneliti selanjutnya maupun untuk pengembangan layanan Psikologi kepada masyarakat. Salah satu pijakan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapat dari Ryff dan Keyes (dalam Papalia, 2009) yang mengatakan bahwa manusia memiliki dua fungsi positif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologisnya. Pertama adalah tentang bagaimana individu membedakan hal positif dan negatif akan memberikan pengaruh untuk pengertian kebahagiaan. Konsep yang kedua adalah menekankan kepuasan hidup sebagai kunci utama kesejahteraan. Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) adalah tingkat kemampuan individu dalam menerima dirinya apa adanya, membentuk hubungan yang hangat dengan orang

lain, mandiri terhadap tekanan sosial, mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidup, serta merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu (Sarafino, 2010).

II. METODE Tahapan Penelitian

Tahap penelitian diawali dengan identifikasi aspek-aspek pembentuk kesejahteraan psikologis melalui diskusi kelompok terarah pada elemen mahasiswa, dosen dan pegawai. Tahap kedua adalah analisis tema secara kualitatif dari hasil identifikasi. Tahap selanjutnya adalah menyusun perangkat asesmen secara kuantitatif didukung dengan kajian literature. Tahap akhir adalah melakukan uji coba alat ukur sampai memenuhi kriteria atribut psikometri yang optimal.

Partisipan

Partisipan dalam penelitian tahap pertama adalah 14 orang mahasiswa, 8 orang dosen, dan 8 orang pegawai/tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Selanjutnya, partisipan dalam tahap ke-4 penelitian adalah 207 orang mahasiswa, 42 orang dosen, dan 40 orang pegawai/tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis butir korelasi item-total untuk mengetahui daya diskriminasi aitem pada skala kesejahteraan psikologis, dan analisis indeks reliabilitas.

III. HASIL

Skala kesejahteraan psikologis dikembangkan berdasarkan konsep kesejahteraan psikologis yang dikemukakan oleh Ryff (1989; 2014) yakni autonomy, environmental mastery, personal growth, positive relations with others, purpose in life, dan self-acceptance.

Analisis Skala Kesejahteraan Psikologis versi Mahasiswa Contoh aitem dalam skala:

“Saya merasa mampu beradaptasi dengan berbagai cara mengajar dosen”

“Saya sulit menerima kekurangan saya”

“Saya merasa teman-teman saya menyapa saya dengan tulus”

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skala kesejahteraan psikologis versi mahasiswa memiliki koefisien reliabilitas di atas 0,800 yakni 0,848. Hasil ini menunjukkan bahwa skala kesejahteraan psikologis versi mahasiswa hanya memberikan sekitar 15% kemungkinan eror yang terjadi saat pengukuran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa setiap aspek kesejahteraan psikologis dapat terwakili keberadaannya karena tidak ada keseluruhan aitem yang gugur pada satu aspek. Total aitem skala kesejahteraan psikologis versi mahasiswa adalah 22 aitem.

Analisis Skala Kesejahteraan Psikologis versi Dosen Contoh aitem dalam skala:

“Saya merasa tidak nyaman saat pimpinan menegur saya di hadapan orang lain”

“Saya merasa tidak nyaman karena mengerjakan tugas tanpa arahan/bimbingan atau pelatihan teknis sebelumnya.”

“Saya merasa puas mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi saya melalui keikutsertaan dalam konferensi/symposium.”

Hasil analisis butir pada skala kesejahteraan psikologis versi dosen menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas berada pada angka 0,736. Hasil ini menunjukkan bahwa skala kesejahteraan psikologis versi dosen masih perlu disempurnakan lagi. Salah satu evaluasi untuk skala kesejahteraan psikologis versi dosen adalah sebaran aitem tiap aspek yang belum merata. Selain itu, aitem pada aspek autonomy digugurkan, sehingga tidak terdapat aitem yang dapat mewakili keberadaan aspek autonomy.

011-3 Analisis Skala Kesejahteraan Psikologis versi Pegawai Contoh aitem dalam skala:

“Saya menerima posisi kerja saya saat ini.”

“Saya merasa tidak nyaman dengan durasi istirahat yang tidak pasti.”

“Posisi kerja saya saat ini sesuai dengan latar belakang pendidikan saya.”

Hasil analisis butir pada skala kesejahteraan psikologis versi pegawai menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas berada pada angka 0,723. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa skala kesejahteraan psikologis versi pegawai masih perlu disempurnakan lagi. Salah satu evaluasinya adalah aspek purpose in life tidak dapat terwakili karena aitem yang mewakili aspek ini gugur.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka skala kesejahteraan psikologis versi mahasiswa memiliki koefisien reliabilitas yang baik yakni 0,848 dengan indeks daya diskriminasi aitem yang cukup baik (bergerak dari 0,271 sampai dengan 0,501). Di sisi lain, skala kesejahteraan psikologis versi dosen dan skala kesejahteraan psikologis versi pegawai masih perlu dikembangkan lagi.

UCAPANTERIMAKASIH

Program pengabdian masyarakat ini dapat berjalan dengan baik dengan dukungan Universitas Udayana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana, dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

DAFTARPUSTAKA

[1] Sarafino, E.P. (2010). Health psychology. Singapore: John Wiley & Sons.

[2] Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2009). Human development. New Jersey: McGraw-Hill.

[3] Ryff, C.D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, vol. 57, pp. 1069-1081.

[4] Ryff, C.D. (2014). Psychological well-being revisited: Advances in the science and practice of eudaimonia. Psychotherapy and Psychosomatic, vol. 83, pp. 10-28.

Proceedings of the International Conference on Science, Technology and Humanities Bali, Indonesia, 14-15 November 2019 Paper No. 012

Sistem Patrilineal di Bali dan Di Jepang

Garis besar

Dokumen terkait