• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Store Environment Dan Impulse Buying Tendency Terhadap Urge To Buy

Impulsively Dan Impulse Buying Behaviour

1Eka Sulistyawati

1Management Study Program, Udayana University Bali-Indonesia

ekasulis_wtr@yahoo.com

2Ni Ketut Seminari

2Management Study Program, Udayana University Bali-Indonesia

ktseminari@unud.ac.id

Abstrak— Dewasa ini keberadaan pasar modern bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang namun juga telah berfungsi sebagai penunjang gaya hidup. Untuk itu, para pelaku usaha di industri ini tidak hanya dituntut untuk memperhatikan kualitas produknya, melainkan juga lingkungan toko mereka. Lingkungan toko yang membuat konsumen merasa nyaman turut mempengaruhi keputusan perilaku pembelian utamanya pembelian impulsif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh store environment dan impulse buying tendency terhadap urge to buy impulsively dan impulse buying behaviour. Sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 pelanggan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan Analisis Jalur (Path Analisys) Hasil penelitian ini menemukan store environment berpengaruh positif dan signifikan terhadap urge to buy impulsively, impulse buying tendency berpengaruh positif dan signifikan terhadap urge to buy impulsively, urge to buy impulsively berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying, store environment berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying, impulse buying tendency berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse , urge to buy impulsively memediasi pengaruh store environment terhadap impulse buying, urge to buy impulsively memediasi pengaruh impulse buying tendency terhadap impulse buying

Kata kunci—Store environment, impulse buying tendency, urge to buy impulsively, impulse buying I. PENDAHULUAN

Kecenderungan merupakan suatu sikap yang menyiratkan keinginan seseorang terhadap suatu hal baik produk atau pun jasa, hal ini yang mendorong perilaku impulse buying yang muncul dari masing-masing individu. Fokus ini didasarkan pada kepribadian konsumen, bukan pada lingkungan eksternal seorang individu tersebut [1]. Impulse buying tendency merupakan spontanitas dalam aktifitas pembelian tanpa direncanakan sebelumnya, dengan sedikit ataupun tanpa pertimbangan akan konsekuensi yang mungkin diterima [2]. Suatu impulse buying tendency yang lebih tinggi dapat memicu desakan terhadap perilaku impulse buying. Impulse buying tendency seorang individu dikonseptualisasikan sebagai sifat yang dimiliki konsumen, oleh karena itu impulse buying tendency dapat didefinisikan sebagai kontruksi uni-dimensional yang mewujudkan kecenderungan konsumen untuk berpikir dan berbelanja dengan cara yang dapat dikenali dan berbeda[3]. Impulse buying tendency dapat dikaitkan dengan sifat kepribadian yang memicu seseorang melakukan kebiasaan impulse buying, secara tidak langsung kecenderungan dapat memicu desakan yang lebih terhadap perilaku impulse buying [4].

Urge to buy impulsively merupakan sebuah perasaan yang dialami saat melihat atau menemui sebuah objek di dalam store environment seperti produk tertentu [5]. Ketersediaan eksklusifitas produk tertentu, suasana yang bersih, format yang luas, dan anonimitas adalah beberapa alasan untuk meningkatkan urge to buy impulsively di gerai ritel bandara [6]. Terdapat tiga alasan mengenai hubungan antara urge to buy impulsively dengan impulse buying, yaitu pertama, masih banyak indikator yang mampu mempengaruhi varibel tersebut secara serentak, kedua variable

030-2

ekonomi yang berdampak pada perilaku impulse buying konsumen masih kurang banyak ditelaah, ketiga sebagian besar penelitian terkait impulse buying hanya dilakukan pada negara barat, sedangkan pada negara-negara di Asia masih kurang diperhatikan [7]. Aspek afektif meliputi desakan emosional yang secara serentak meliputi perasaan senang dan gembira setelah membeli tanpa perencanaan [8]. Uurge to buy impulsively dengan perilaku impulse buying memiliki hubungan yang positif [9].

II. METODELOGI PENELITIAN

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh store environment dan impulse buying tendency terhadap urge to buy impulsively dan impulse buying behaviour (Pelanggan Pasar Modern di Kota Denpasar).

Jumlah sampel yan dipergunakan adalah 100 orang. Teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis jalur (path analysis)..

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji validitasnya. Pengujian menunjukkan bahwa Instrumen penelitian telah valid karena semua indikator memilikai nilai korelasi item terhadap totalnya di atas 0,3 dengan signifikansi di bawah 0,05. Pengujian reliabilitas instrumen disjikan pada Tabel 1.

TABEL 1. UJI RELIABILITAS

Pelaporan hasil Analisis Regresi Struktur 1

TABEL 2. PELAPORAN HASIL ANALISIS REGRESI STRUKTUR 1

Y1 = 0,160 X1 + 0,722 X2 Std. Error = 0,086 0,074

t = 2,348 10,587 sig t = 0,021 0,000 R

2

= 0,664, F = 96,027 Sig F=0,000

Sumber: Analisis data

Tabel 2 melaporkan tentang pengaruh variabel store environment dan impulsive buying tendency terhadap urge to buy impulsively.

TABEL 3. PELAPORAN HASIL ANALISIS REGRESI STRUKTUR 2

Y 2 = 0,128 X1 + 0,357 X2 + 0,501Y1 Std. Error = 0,059 0,073 0,068 t = 2,330 4,538 6,294 sig t = 0,022 0,000 0,000 R

2

= 0,796; , F = 124,614; Sig F=0,000

Sumber: Analisis data

Tabel 3 melaporkan tentang pengaruh variabel store environment, impulsive buying tendency, dan urge to buy impulsively terhadap Impuse buying behaviour.

No Variabel Alpha Keterangan

1 Store environment 0,895 Reliabel

2 Impulse buying tendency 0,936 Reliabel

4 Urge to buy impulsively 0,914 Reliabel

5 Impulse buying 0,963 Reliabel

Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan bahwa kedua model regresi yang dipergunakan dalam analisis jalur sudah memenuhi kriteria goodness of fit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji F kedua persamaan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh langsung dari masing-masing varibel bebas terhadap variabel terikat lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ada dalam model.

Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung

A. Hipotesis 1: Pengaruh variabel Store Invironment (X1) terhadap Urge to Buy Impulsivly (Y1)

Berdasarkan pelaporan regresi struktur 1 pada Tabel 2 didapat nilai koefisien jalur variabel X1 sebesar 0,160 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,021. Nilai signifikansi uji t di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel X1 terhadap Y1. Semakin baik store invironment maka urge to buy impulsivly akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima.

B. Hipotesis 2: Pengaruh variabel Impulse buying tendency (X2) terhadap Urge to Buy Impulsivly (Y1)

Berdasarkan pelaporan regresi struktur 1 pada Tabel 2 didapat nilai koefisien jalur variabel X2 sebesar 0,722 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,000. Nilai signifikansi uji t di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel X2 terhadap Y1. Semakin tinggi impulse buying tendency maka urge to buy impulsivly akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua diterima.

C. Hipotesis 3: Pengaruh variabel Urge to Buy Impulsivly (Y1) terhadap Impuse Buying (Y2)

Berdasarkan pelaporan regresi struktur 2 pada Tabel 3 didapat nilai koefisien jalur variabel Y1 sebesar 0,501 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,000. Nilai signifikansi uji t di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel Y1 terhadap Y2. Semakin urge to buy impulsivly maka impulse buying juga akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima.

D. Hipotesis 4: Pengaruh variabel Store Invironment (X1) terhadap Impulse Buying (Y2)

Berdasarkan pelaporan regresi struktur 2 pada Tabel 3 didapat nilai koefisien jalur variabel X1 sebesar 0,128 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,022. Nilai signifikansi uji t di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel X1 terhadap Y2. Semakin baik store invironment maka Impuse buying juga akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis keempat diterima.

E. Hipotesis 5: Pengaruh variabel Impulse buying tendency (X2) terhadap Impulse Buying (Y2)

Berdasarkan pelaporan regresi struktur 2 pada Tabel 3 didapat nilai koefisien jalur variabel X2 sebesar 0,357 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,022. Nilai signifikansi uji t di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel X2 terhadap Y2. Semakin baik Impulse buying tendency maka Impuse buying juga akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kelima diterima.

F. Berdasarkan pelaporan regresi pada Tabel 2 dan Tabel 3 didapat nilai a=0,160; sa =0,086; b=0,501; dan sb

=0,068. Dengan mensubstitusikan nilai tersebut didapat nilai uji sobel (Z) sebesdar 1,788. Nilai Z sebesar 1,788 lebih kecil dari 1,96 menunjukkan bahwa variabel Urge to Buy Impulsivly (Y1) tidak terbukti secara signifikan memediasi pengaruh store invironement (X1) terhadap Impulse Buying (Y2). Hal ini menunjukkan hipotesis keenam ditolak.

G. Berdasarkan pelaporan regresi pada Tabel 3 dan Tabel 3 didapat nilai a=0,722; sa =0,074; b=0,501; dan sb

=0,068. Dengan mensubstitusikan nilai tersebut didapat nilai uji Sobel (Z) sebesdar 5,714. Nilai Z sebesar 5,714 lebih besar dari 1,96 menunjukkan bahwa variabel Urge to Buy Impulsivly (Y1) terbukti secara signifikan memediasi pengaruh Impulse buying tendency (X2) terhadap Impulse Buying (Y2). Hal ini menunjukkan hipotesis ketujuh diterima.

Berdasarkan pembahasan pengaruh langsung dan tidak langsung, maka dapat dibuat hasil akhir dari model jalur pada penelitian ini.

030-4

GAMBAR 1. HASIL MODEL ANALISIS JALUR IV. KESIMPULAN

Store Environment dan Impulse Buying Tendency berpengaruh positif signifikan terhadap Urge to buy Impulsively. Store Environment, Impulse Buying Tendency, dan Urge to buy Impulsively berpengaruh positif signifikan terhadap Impulsive buying behavior. Urge to to buy impulsively tidak terbuki secara signifikan memediasi pengaruh store environment terhadap impulse buying behaviour. Urge to to buy impulsively secara signifikan memediasi pengaruh Impulste buying tendency terhadap impulse buying behaviour

DAFTAR PUSTAKA

[1.] Alagoz, Selda Basaran dan Ekici, Nezahat. 2011. Impulse Purchasing As Purchasing Behaviour And Research On Karaman. International Research Journal Of Finance And Economics. Vol.66 : pp. 172-180.

[2.] Baker, Julie A., Parasuraman, Dhruv Grewal, and Glenn B. Voss. 2002. ”The Influence Of Multiple Environment Cues On Perceived Merchandise Value And Patronage Intentions”. Journal of Marketing.Vol.66 : 120-141.

[3.] Baumeister, R. F. (2002). Yielding To Temptation: Self-Control Failure, Impulsive Purchasing, And Consumer Behavior. Journal of Consumer Research. 28, 670–676.

[4.] Beatty, S.E. and Ferrell, M.E. (1998). “Impulse Buying: Modeling Its Precursors”, Journal Of Retailing, Vol. 74 No. 2, pp. 169-191.

[5.] Bitner, M. (1992), “Services Capes: The Impact of Physical Surroundings on Customers and Employees,” Journal of Marketing, 56 (2), 57-71.

[6.] Bong, Soeseno. 2011. Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behaviour Konsumen Hypermarket di Jakarta. Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas Multimedia Nusantara.

[7.] Chandon, P., Hutchinson, J.W., Bradlow, E.T. and Young, S.H. (2009), “Does In-Store Marketing Work? Effects Of The Number And Position Of Shelf Facings On Brand Attention And Evaluation At The Point Of Purchase”, Journal of Marketing, Vol. 73, pp. 1-17.

[8.] Chen, Tsai. (2008). Impulse Purchase Varied by Products and Marketing Channels. Journal of International Management Studies.

[9.] Dawson, S. and Kim, M. (2009). External And Internal Trigger Cues Of Impulse Buying Online. Direct marketing.

International Journal. 3(1): 20-34.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK) – The International Conference on Science, Technology and Humanities (ICoSTH)

Bali, Indonesia, 14-15 November 2019 Paper No. 031

Pengaruh Bahasa Inggris Terhadap Pilihan

Garis besar

Dokumen terkait