• Tidak ada hasil yang ditemukan

Linieritas Keluaran Radiasi Pesawat Sinar-X Dan Hubungannya Dengan Ketebalan Pasien

1Ratnawati I. G. A.

1Fisika FMIPA Universitas Udayana Bukit Jimbaran Badung Bali, Indonesia

iga.ratnawati@yahoo.co.id

2Suandayani K. T. 3Sutapa G.N.

2Fisika FMIPA, Universitas Udayana Bukit Jimbaran Badung Bali, Indonesia

tri.suandayani@gmail.com

3Fisika FMIPA, Universitas Udayana Bukit Jimbaran Badung Bali, Indonesia

sutapafis97@unud.ac.id

Abstract—Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Foto rontgen merupakan salah satu aplikasi radiasi untuk radiodiagnostik. Pemeriksaan foto rontgen menggunakan sinar-X dapat memberikan informasi mengenai tubuh manusia tanpa perlu melakukan pembedahan.

Dalam penggunaan teknologi radiasi disadari bahwa selain pemanfaatannya untuk radiodiagnostik, sinar-X memiliki dampak negatif bagi lingkungan maupun mahluk hidup yang ada disekitarnya khususnya pekerja radiasi. Dampak yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kanker akibat akumulasi paparan dosis radiasi yang diterima oleh tubuh memelebihi dosis ambang yang di tentukan. Oleh karena itu pedoman baku keselamatan yang berisi persyaratan dasar terhadap kontrol kualitas (Quality Control -QC) harus di taati. Salah satu kegiatan uji yang termasuk dalam program QC adalah uji linieritas keluaran radiasi pesawat sinar-X. Linieritas keluaran radiasi ini merupakan tingkat keluaran radiasi yang proposional terhadap penggunaan berbagai eksposi (kV dan mA). Linieritas keluaran (output) radiasi adalah kemampuan pesawat radiografi untuk menghasilkan keluaran radiasi yang konstan dari berbagai macam kombinasi kV, mA dan waktu paparan sinar-X. Tujuan pada penelitian ini mengetahui linieritas pemaparan radiasi harus dalam teleransi ≤ 10% masing-masing pasangan waktu paparan dengan eksposi yang telah ditentukan.

Hasil pengukuran keluaran radiasi (mGy) terhadap beberapa nilai eksposi (mAs) menunjukan linieritas keluaran radiasi yang konstan. Linieritas keluaran radiasi pesawat sinar-X masih berada pada teleransi dibawah 10%.

Ketebalan tubuh pasien secara signifikan (P≤0,05) menerima dosis yang lebih besar.

Kata Kunci—Quality Control -QC, Linieritas output, Ketebalan pasien I. PENDAHULUAN

Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Foto rontgen merupakan salah satu aplikasi radiasi untuk radiodiagnostik. Pemeriksaan foto rontgen menggunakan sinar-X dapat memberikan informasi mengenai tubuh manusia tanpa perlu melakukan pembedahan [3]. Dalam penggunaan teknologi radiasi disadari bahwa selain pemanfaatannya untuk radiodiagnostik, sinar-X memiliki dampak negatif bagi lingkungan maupun mahluk hidup yang ada disekitarnya khususnya pekerja radiasi.

Dampak yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kanker akibat akumulasi paparan dosis radiasi yang diterima oleh tubuh memelebihi dosis ambang yang di tentukan [2]. Oleh karena itu pemanfaatan sinar-X sebagai radiodiagnostik dibadang kesehatan telah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang

026-2

Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.

01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja dengan Radiasi.

Penelitian tentang keluaran radiasi pada pesawat sinar-X telah dilakukan oleh Aulya Rahayu (2007) yang membandingkan karakteristik keluaran pesawat sinar-X Toshiba Model 1824B dengan Toshiba Model DRX-1603B. Jenis pesawat sinar-X yang digunakan adalah pesawat sinar-X konvensional, hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara umum pengukuran karakteristik keluaran radiasi dari kedua pesawat sinar-X menunjukan bahwa kedua pesawat masih layak digunakan. Dwi Oktavina (2009) meneliti koefisien backscatter Faktor sinar-X diagnostik dalam rentang RQR (Radiation Qualities in Radiodiagnostik) pada ISO Water Slab Phantom, bahwa faktor hamburan balik pada lapangan radiasi 12,4 × 12,4 cm meningkat dengan kualitas radiasi RQR 5 sanpai dengan RQR 10. Penelitian oleh Nur Mukminah (2010) yang menganalisis keluaran radiasi pada pesawat sinar-X Mobile, bahwa linieritas output radiasi pesawat sinar-X Mobile di Rumah Sakit Dr. Tadjudin Chalid masih dalam batas teleransi yang diizinkan (10%). Pada penelitian lainnya juga telah menyebutkan kualitas keluaran sinar-X menunjukan bahwa kebocoran unit pesawat sinar-X dapat mempengaruhi kualitas keluaran sinar-X.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini perlu dilakukan terhadap model pesawat yang terdapat di Rs. Kasih Ibu Kedonganan dengan mengkhususkan pada kualitas keluaran sinar-X terhadap pengaruh ketebalan pasien.

II. METODE DAN PROSEDUR

Lokasi penelitian di Unit Radiologi Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan. Penelitian dilaksanakan mengunakan alat utama pesawat sinar-X dan dosimeter radiasi dan variabel yang diamati meliputi kV, mA, waktu paparan, ketebalan pasien dan dosis keluaran radiasi.

Prosedur penelitian dimulai dari pengambilan data keluaran radiasi langsung pada saat melakukan pengujian pesawat sinar-X. Untuk keakurasian hasil pengukuran, pengambilan data dilakukan 5 kali pengukuran. Dengan tegangan tabung mulai dari 50, 60, 70, 80 dan 90 kV, yang divariasi dengan nilai arus tabung (mAs) yang berbeda disetiap pengukuran dan terhadap ketebalan pasien. Dari variasi kV, mAs dan ketebalan pasien (cm) untuk proyrksi pemeriksaan AP (Postero Anterior) dan LAT (Lateral). Sehingga dapat ditentukan besarnya keluaran radiasi dalam mGy atau mA -1.

Data hasil penelitian merupakan data kuantitatif yang dianalisis secara deskriptif komparatif serta statistik, yaitu dengan melihat dan membandingkan hasil pengamatan dari penelitian yang dilakukan. Data hasil rata-rata perhitungan eksposi dan ketebalan pasien dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA (Analisis of Variance).

Hasil uji ANOVA yang berbeda nyata (P ≤ 0,05) dilanjutkan dengan uji LSD sehingga dapat dilihat perbedaan antar pelakuan .

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pesawat sinar-X yang dipergunakan pada penelitian ini adalah pesawat sinar-X konvensional untuk pemeriksaan radiografi umum. Pengambilan data output radiasi langsung dilakukan pada saat melakukan pengujian pesawat sinar-X. Untuk keakurasian hasil pengukuran, pengambilan data dilakukan 5 kali pengukuran. Dengan tegangan tabung (kV) mulai dari 50, 60, 70, 80 dan 90 kV, yang divariasi dengan nilai arus tabung (mAs) yang berbeda disetiap pengukuran dan terhadap ketebalan pasien. Pengukuran dosis dilakukan pada dua proyeksi pemeriksaan yaitu proyeksi PA dan LAT. Hasil pengukuran dapat ditunjukan oleh Gambar 1. Grafik A menunjukan pemeriksaan dengan ketebalan tubuh pasien 22 cm, grafik B untuk ketebalan tubuh pasien 24 cm, grafik C dengan ketebalan tubuh pasien 27 cm dan grafik D ketebalan tubuh pasien 30 cm.

Gambar 1 menunjukan bahwa dosis radiasi terendah untuk proyeksi PA dan LAT terjadi pada pengaturan arus tabung 1, 60 mAs dan dosis radiasi tertinggi terjadi pada pengaturan arus tabung 25 mAs. Hubungan antara dosis radiasi terhadap arus tabung sinar-X menunjukan hubungan yang linier, karena semakin besar arus tabung yang digunakan maka semakin tinggi tingkat densitas film serta dosis radiasi yang dihasilkan [5]. Bigitu pula terjadi pada tegangan sinar-X, semakin besar tegangan yang digunakan maka semakin besar juga daya tembus sinar-X juga semakin dalam dan dosis radiasi semakin besar.

GAMBAR 1.GRAFIK DOSIS RADIASI UNTUK MASING-MASING EKSPOSI DENGAN KETEBALAN TUBUH PASIEN

Garafik 1A menunjukan bahwa koefisien linieritas pada proyeksi PA yaitu 0,028 dan LAT yaitu 0,063.

Grafik 1B dengan koefisen linieritas pada proyeksi PA adalah 0,027 dan LAT adalah 0,057. Grafik 1C dengan koefisen linieritas pada proyeksi PA adalah 0,027 dan LAT adalah 0,058. Grafik 1D dengan koefisen linieritas pada proyeksi PA sebesar 0,027 dan LAT sebesar 0,059. Koefisien linieritas untuk semua grafik masih berada dibawah 10%, sehingga pesawat sinar-X masih dapat berfungsi dengan baik.

Hubungan antara ketebalan tubuh pasien dengan besarnya dosis yang diterima pasien memberikan gambaran yang lebih rasional dibandingkan dengan pengukuran terhadap berat badan. Grafik hubungan antara ketebalan tubuh pasien dengan dosis radiasi dapat ditunjukan pada Gambar 2.

GAMBAR 2.GRAFIK DOSIS RADIASI TERHADAP KETEBALAN TUBUH PASIEN

026-4

IV. KESIMPULAN

Semua hasil pengukuran keluaran radiasi (mGy) terhadap beberapa nilai eksposi (mAs) menunjukan linieritas keluaran radiasi yang konstan. Linieritas keluaran radiasi pesawat sinar-X Rs. Kasih Ibu Kedonganan dengan teleransi dibawah 10%. Ketebalan tubuh pasien secara signifikan (P≤0,05) menerima dosis yang lebih besar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Universitas Udayana yang telah membiayai pelaksanaan penelitian ini melalui DIPA BLU Unud tahun anggaran 2019 sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Unggulan Program Studi (PUPS).

DAFTAR PUSTAKA

[1] N. R. Mukminah, Iswandi dan Ihsan, 2010, Analisis Linieritas Keluaran Radiasi Pada X-Ray Mobile dengan Menggunakan Piranha, Jurnal Sain dan Teknologi, UIN Alsuddin Makasar.

[2] Q.B. Carrol, 1985, Principle of Radiographic Exposure Processing and QualityContro, Third Edition, USA, Charless C, Thomas Publisher.

[3] H. Chember, 1983, Pengantar Fisika Kesehatan, (diterjemahkan oleh Achmad Toekiman), Semarang, IKIP Press.

[4] J. E. Istiyanto, 2015, Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Produksi Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional. BAPETEN Jakarta.

[5] M. Akhadi, 2000, Dasar-dasar Proteksi Radiasi, Cetakan Pertama, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

[6] A. Rahayu, 2007, Perbandingan Karakteristik Keluaran Antara Pesawat Sinar-X Toshiba Model DRX-1824B dan Toshiba Model DRX-1603B. Jurnal Sains dan Teknologi, UIN Alsuddin Makasar.

[7] D. O. Winata, 2009, Koefisien Bakkscatter Faktor Sinar-X Diagnostik dalam Rentang ROR (Radiation Qualities in Radiodiagnostik).

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK) – The International Conference on Science, Technology and Humanities (ICoSTH)

Bali, Indonesia, 14-15 November 2019 Paper No. 027

Mobile Crowdsensing Menggunakan Jaringan

Garis besar

Dokumen terkait