• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2.6 Kefatisan Berbahasa dengan Fungsi Permohonan Maaf

Kefatisan berbahasa dengan fungsi permohonan maaf berfungsi untuk meminta maaf kepada sesorang karena memiliki kesalahan dan membuat

hubungan menjadi lebih baik. Mengembangkan keberanian untuk mengakui kesalahan yang diperbuat, membuat harga diri seseorang akan semakin terangkat karena berani mengakui kesalahan. Permohonan maaf juga berfungsi untuk merendahkan sifat yang keras kepala dan sombong. Permohonan maaf tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi, tetapi permohonan maaf dapat membangun kembali hubungan yang pernah renggang menjadi lebih baik lagi.

Tuturan M1

Penutur : Kayaknya Mas Gibran, kayaknya Ethes akrab banget sama utinya. Eh sama mbahnya.

Mitra tutur 1 : Mbahnya yaa.

Mitra trutur 2 Gibran : Hehe lumayan.

Penutur : Suka nyariin nggak? Kalau pas di Solo, suka kangen mbahnya.

Mitra tutur 2 : Tiap malam video call sama bapak.

Mitra tutur 3 : Tiap malam video call kalau udah jam 9, setengah 10 kita video call.

Penutur : Video call?

Mitra tutur 3 : Iya.

Penutur : Tapi yang dicari Ethes?

Mitra tutur 3 : Iya.

Penutur : Bukan bapaknya?

Mitra tutur 3 : Bukan. Hahaha

Penutur : Mohon maaf mas Gibran, udah biasa ya mas?

Mitra tutur 2 : Iya

(Konteks : Tuturan disampaikan pada Rabu, 12 Desember 2018. Tuturan disampaikan pada sore hari di Istana Bogor. Dalam tuturan tersebut terdapat penutur dan tiga mitra tutur. Penutur adalah perempuan yang merupakan

pembawa acara Mata Najwa. Mitra tutur pertama adalah perempuan yang merupakan Ibu Negara Republik Indonesia, mitra tutur kedua adalah laki-laki yag merupakan anak laki-laki dari Presiden ke 7 Republik Indonesia dan Ibu Negara, dan mitra tutur ketiga adalah laki-laki yang merupakan Presiden ke-7 Republik Indonesia. Suasana saat terjadi tuturan tersebut yaitu santai dan menggembirakan.)

Tuturan M1 merupakan tuturan fatis dengan fungsi permohonan maaf, akrena dalam tuturan tersebut terdapat kalimat “Mohon maaf mas Gibran, udah biasa ya mas?”. Tuturan tersebut dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur kedua. Penutur adalah perempuan yang merupakan pembawa acara Mata Najwa.

Mitra tutur kedua adalah anak laki-laki dari Presiden Republik Indonesia ke-7.

Penutur menyampaikan permohonan maaf tersebut setelah penutur melakukan percakapan dengan mitra tutur ketiga dengan membahas siapa yang sering dicari oleh mitra tutur ketiga ketika video call. Mitra tutur ketiga mengungkapkan bahwa yang sering dicari adalah cucunya yang merupakan anak dari mitra tutur kedua.

Permohonan maaf tersebut disampaikan karena penutur ingin mengetahui apakah mitra tutur kedua sudah terbiasa dengan keadaan tersebut atau belum.

Kehidupan bersosial, ada tiga kata utama yang harus diucapkan sesama makhluk sosial, yaitu maaf, tolong, dan terima kasih. Permohonan maaf terjadi ketika seseorang mempunyai kesalahan kepada orang lain, permohonan maaf ketika belum memahami bahan pembicaraan, permohonan maaf ketika seseorang tidak dapat menghadiri suatu acara, tidak bisa menepati janji yang sudah disepakati, ataupun hal lainnya (Rahardi dan Setyaningsih, 2017:187).

Permohonan maaf pada tuturan ini bersifat tidak serius karena dalam situasi tersebut tidak terjadi keributan, tidak terjadi adu pendapat, ataupun penyampaian

hal-hal yang tidak diinginkan. Suasana saat terjadi tuturan yakni santai dan investigasi, nanti kombis akan mengeluarkan sanksi tentunya dan hal-hal lain. Apa yang konkrit? Pertanyaan sama tadi dengan pertanyaan ke Pak Kuswara. Apa yang konkrit yang bisa dihasilkan PSSI selama masa jeda ini?

Mitra tutur : Satu, saya ingin mengomentari gambar tadi. Luar negeri beda dengan Indonesia. Supaya mbak Najwa tahu, supporter Indonesia mungkin terbesar di dunia. Terbesar di dunia. Kenapa Indonesia yang tidak mempunyai prestasi, klub-klub besar datang ke Indonesia? Pasar. Pasar sepakbola itu di Indonesia.

Tapi, orang kita belum menyadari itu bahwa sepakbola Indonesia itu pasar-pasar terbesar. Orang luar bisa lihat karena ini rumput hijau, orang kit asendiri yang tidak menyadari. Yang kedua, saya tidak mau bicara lagi soal belasungkawa. Nangis nanti. Stop ini yang terakhir, itu bahasa klise. Bahasa klise yang tidak perlu diucapkan lagi. Saya hanya ingin melihat, ada satu kejadian, jadi tolong masyrakat Indonesia lebih dewasa. Ada kejadian yang kemarin itu, kemarin-kemarin sudah terjadi.

Faktanya harus disampaikan supaya masyarakat tahu. Jangan disembunyikan. Jangan ada yang merasa orang kenapa disudutkan? Bukan. Fakta itu harus disampaikan supaya tidak terjadi. Satu fakta. Langsung ada tanggapan, respon paling bagus buat saya. Ada BOPI langsung mengeluarkan ancaman satu bulan tidak boleh bergerak. Ada Kepolisian, langsung tangkap. Ada Gubernur , dua Gubernur ngasih beras, ngasih uang atau ngasih apa . Besoknya PSSI memberikan statement, menurut saya responnya sudah bagus. Ya. Kita nggak usah ngomong, tadi teman-teman bagus semua. Tapi kenapa masih terjadi? Ada satu hal yang mungkin kita lupakan atau yang mungkin belum terpikirkan. Semua sudah, tinggal PSSI sekarang. Ada Pak Eddy disini, saya minta dengan sangat.

Mohon maaf pak, saya agak ngomong kasar pak. BOPI sudah, Menteri ngancam sudah, Gubernur sudah, Polres sudah, tinggal sekarang PSSI. Berjanji mau menciptakan tim untuk mengidentifikasi problem baru memutuskan untuk solusi jangka pendek. Saya akan pakai. Tapi tolong, jangan juga diintervensi.

Karena pesepak bola masanya banyak. Ini mau oemilu jangan

diintervensi. Biar Jenderal satu ini memecahkan dengan kewenangannya. Kalau tidak mampu, kita komplen bareng-bareng. Mohon maaf, Pak Eddy. Jadi, mohon maaf, kita komplen bareng-bareng mumpung ada orangnya. Tapi beri kewenangan.

(Konteks : Tuturan disampaikan pada Rabu, 26 September 2018. Tuturan disampaikan pada malam hari di Studio Trans 7 pada saat acara Mata Najwa berlangsung. Tuturan tersebut, terdapat penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam tuturan tersebut. Penutur adalah perempuan yang merupaka pembawa acara Mata Najwa, sedangkan mitra tutur adalah laki-laki yang merupakan Direktur Utama Persija. Suasana pada saat tuturan terjadi adalah meneggangkan karena dalam tuturan tersebut membahas mengenai kinerja PSSI.)

Tuturan M2 merupakan tuturan fatis dengan fungsi permohonan maaf, karena dalam tuturan tersebut terdapat kalimat “Mohon maaf pak, saya agak ngomong kasar pak.” dan “Mohon maaf, Pak Eddy. Jadi mohon maaf, kita komplen bareng-bareng mumpung ada orangnya.” Tuturan tersebut disampaikan oleh mitra tutur kepada Pak Eddy selaku Ketua Umum PSSI. Mitra tutur adalah laki-laki yang merupakan Direktur Utaman Persija.

Kehidupan bersosial, ada tiga kata utama yang harus diucapkan sesama makhluk sosial, yaitu maaf, tolong, dan terima kasih. Permohonan maaf terjadi ketika seseorang mempunyai kesalahan kepada orang lain, permohonan maaf ketika belum memahami bahan pembicaraan, permohonan maaf ketika seseorang tidak dapat menghadiri suatu acara, tidak bisa menepati janji yang sudah disepakati, ataupun hal lainnya (Rahardi dan Setyaningsih, 2017:187). Mitra tutur menyampaiakan permohonan maafnya karena mitra tutur mengkritik Pak Eddy mengenai kinerja PSSI dengan kalimat yang kasar. Mitra tutur melakukan hal seperti itu, karena mitra tutur merasakan bahwa kinerja PSSI kurang baik dalam menangani masalah yang ada. Maka dari itu, mitra tutur mengkritik pedas dari

kinerja PSSI, terlebih saat itu hadir Ketua Umum PSSI, sehingga langsung didengar oleh Ketua Umum PSSI.