• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2.1 Kefatisan Berbahasa dengan Fungsi Sapaan

Kefatisan berbahasa dengan fungsi sapaan berfungsi untuk menyapa dan memberi sapaan kepada seseorang. Selain itu sapaan berfungsi untuk

menunjukkan perilaku sopan santun kepada orang lain. Memberikan sapaan kepada orang lain dapat mengurangi rasa canggung dalam berkomunikasi, suasana akan menjadi lebih baik jika dimulai dengan menyapa. Seseorang dapat menggunakan tuturan-tuturan tertentu untuk menyapa orang lain, sehingga terjadi interaksi diantara penutur dan mitra tutur, serta menciptakan hubungan yang baik diantara mereka.

Tuturan D1

Penutur : Pemirsa tragedi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah membawa duka bagi kita semua. Ucapan bela sugkawa untuk seluruh korban jiwa dan keluarga yang kehilangan. Mata Najwa hari ini menghadirkan orang-orang yang melihat langsung bagaimana gempa dan tsunami melanda Palu. Untuk memetik pelajaran, apa yang harus kita lakukan saat terjadi bencana. Saya perkenalkan yang hadir malam ini, ada pramugari Garuda, Tria Utari yang sempat terjebak di dalam hotel saat gempa dan tsunami melanda Palu. Dan juga hadir pilot pesawat terakhir, lepas landas dengan selamat dari bandara Mutiara Palu saat gempa terjadi, Kapten Ricosetta Mafella.

Selamat malam mbak Tria, selamat malam Kapten.

Mitra tutur : Selamat malam

Penutur : Terima kasih banyak sudah hadir di Mata Najwa.

Mitra tutur : iya terima kasih.

Penutur : Mbak Tria, kabarnya bagaimana mbak?

Mitra tutur : Alhamdullilah sudah baik. Sudah membaik daripada yang kemarin.

(Konteks : Tuturan disampaikan pada Rabu, 3 Oktober 2018. Tuturan terjadi pada malam hari di studio Trans 7 pada saat acara Mata Najwa berlangsung.

Penutur adalah seorang perempuan berusia 41 tahun yang merupakan pembawa acara Mata Najwa, sedangkan mitra tutur adalah perempuan yang merupakan pramugari Garuda Indonesia Airlines. Suasana pada saat tuturan yakni penuh haru karena dalam kondisi berduka karena belum lama terjadi gempa dan tsunami.)

Tuturan D1 merupakan tuturan fatis dengan fungsi sapaan, karena dalam tuturan tersebut terdapat kalimat “Mbak Tria, kabarnya bagaimana mbak?”.

Kehidupan sehari-hari dan kehidupan bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia harus saling berkomunikasi untuk menciptakan hubungan yang baik dan menjaga sebuah hubungan hidup bermasyarakat. Maka dari itu, memberi kata sapaan sebagai bentuk interaksi dengan dunia luar sangat penting dilakukan.

Seperti “halo”, “hai”, “apa kabar?”, dan sebagainya sebagai bentuk awal sapaan kepada orang lain (Rahardi dan Setyaningsih, 2017:187). Hal ini sapaan berfungsi untuk menyapa, menanyakan kabar seseorang, dan mengetahui kondisi dari seseorang.

Pada tuturan D1, terdapat penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam tuturan tersebut. Penutur adalah perempuan yang berusia 41 tahun dan pembawa acara Mata Najwa. Mitra tutur adalah perempuan yang merupakan pramugari Garuda Indonesia Airlines. Suasana pada saat terjadi tuturan yaitu sedih dan penuh haru karena pada tuturan tersebut menceritakan mengenai gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah. Penutur ingin mengetahui kabar dan keadaan dari mitra tutur yang menjadi salah satu korban dari gempa dan tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah.

Tuturan D2

Penutur : Iya. Insiden saat kejuaraan Asia Road Championship, memang telah membuat Muhammad Fadli kehilangan satu kakinya.

Namun, tidak dengan semangatnya. Fadli justru bangkit dengan mengantongi medali dari olahraga balap sepeda.

Penutur : Kita sambut, Muhammad Fadli. Fadli, apa kabar?

Mitra tutur : Luar biasa.

Penutur : Selamat sekali lagi. Selamat sekali lagi.

Mitra tutur : iya. Terima kasih.

(Konteks : Tuturan disampaikan pada Rabu, 17 Oktober 2018. Tuturan terjadi pada malam hari di studio Trans 7 pada saat acara Mata Najwa berlangsung.

Penutur adalah seorang perempuan berusia 41 tahun yang merupakan pembawa acara Mata Najwa, sedangkan mitra tutur adalah laki-laki yang merupakan atlet paracycle yang berlaga di Asian Para Games 2018. Suasana pada saat tuturan sangat santai dan menyenangkan.)

Tuturan D2 merupakan tuturan fatis dengan fugsi sapaan, karena dalam tuturan yang terbut tedapat kalimat “Fadli, apa kabar?” Tuturan tersebut diungkapkan oleh penutur kepada mitra tutur. Penutur adalah perempuan yang berusia 41 tahun dan merupakan pembawa acara Mata Najwa. Mitra tutur adalah laki-laki yang merupakan atlet paracycle yang berlaga di Asian Para Games 2018 dan menyumbangkan medali untuk Indonesia. Suasana saat terjadi tuturan tersebut yakni menyenangkan.

Kehidupan sehari-hari dan kehidupan bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia harus saling berkomunikasi untuk menciptakan hubungan yang baik dan menjaga sebuah hubungan hidup bermasyarakat. Maka dari itu, memberi kata sapaan sebagai bentuk interaksi dengan dunia luar sangat penting dilakukan.

Seperti “halo”, “hai”, “apa kabar?”, dan sebagainya sebagai bentuk awal sapaan kepada orang lain (Rahardi dan Setyaningsih, 2017:187). Seperti halnya pada fungsi fatis pada tuturan D2, pada tuturan tersebut diungkapkan oleh penutur untuk menanyakan keadaan dari mitra tutur setelah selesai berlaga di Asian Para Games 2018 dan menyumbangkan medali untuk Indonesia.

Tuturan D3

Penutur : Sudah hadir di meja Mata Najwa, ayah almarhum Haringga, Bapak Siloam dan juga keluarga Rangga yang meninggal dalam insiden supporter 2012 silam, Iip Saripah, bunda almarhum Rangga, dan Cakra Wibawa, adik almarhum Rangga. Terima kasih sudah hadir di Mata Najwa. Boleh kita kasih tepuk tangan untuk para keluarga. Terima kasih banyak dan saya sebelumnya ingin menyampaikan belasungkawa yang paling dalam untuk Pak Siloam dan keluarga.

Mitra tutur : Iya, terima kasih.

Penutur : Kondisi bapak bagaimana, pak?

Mitra tutur : Sehat ya.

Penutur : Sehat?

Mitra tutur : Iya. Sehat. Kalau apa, kalau teringat anak gitu, nggak bisa saya...(kemudian menangis)

(Konteks : Tuturan disampaikan pada Rabu, 26 September 2018. Tuturan terjadi pada malam hari di studio Trans 7 pada saat acara Mata Najwa berlangsung.

Penutur adalah seorang perempuan berusia 41 tahun yang merupakan pembawa acara Mata Najwa, sedangkan mitra tutur adalah laki-laki yang merupakan orangtua dari korban yang meninggal karena ricuhnya supporter sepakbola.

Suasana pada saat tuturan yaitu penuh haru, karena ada air mata yang teringat kembali dengan anaknya yang meninggal.)

Tuturan D3 merupakan tuturan fatis dengan fungsi sapaan karena dalam tuturan tersebut terdapat kalimat “Kondisi bapak bagaimana, pak?”. Tuturan tersebut dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur. Penutur adalah perempuan yang merupakan pembawa acara Mata Najwa. Mitra tutur adalah laki-laki yang merupakan orangtua dari almarhum Haringga. Suasana saat terjadi tuturan yaitu menyedihkan, karena ada air mata tentang mengingat anaknya yang meninggal.

Tuturan D3 merupakan tuturan fatis dengan fungsi sapaan karena dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bermasyarakat, sebagai makhluk sosial, manusia harus saling berkomunikasi untuk menciptakan hubungan yang baik dan

menjaga sebuah hubungan hidup bermasyarakat. Maka dari itu, memberi kata sapaan sebagai bentuk interaksi dengan dunia luar sangat penting dilakukan.

Seperti “halo”, “hai”, “apa kabar?”, dan sebagainya sebagai bentuk awal sapaan kepada orang lain (Rahardi dan Setyaningsih, 2017:187). Penutur menyampaikan tuturan tersebut, karena penutur ingin mengetahui kondisi mitra tutur setelah beberapa minggu ditinggalkan oleh sang anak.