• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan-Kegiatan PEKKA di Desa Dayah Tanoh

5 GAMBARAN UMUM

5.2 Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) .1 Pelaksanaan PEKKA Nasional

5.2.5 Kegiatan-Kegiatan PEKKA di Desa Dayah Tanoh

1) Pemberdayaan Ekonomi

Kegiatan pemberdayaan ekonomi menjadi kegiatan pokok program pemberdayaan kepala keluarga di Desa Dayah Tanoh, karena persoalan ekonomi adalah masalah yang sangat mendasar yang dihadapi oleh semua perempuan kepala rumah tangga. Strategi pemberdayaan yang dilakukan adalah pengembangan sumberdaya keuangan melalui kegiatan simpan pinjam dari tingkat kelompok hingga LKM/koperasi, dan pengembangan usaha baik individu anggota atau pun pengembangan usaha bersama di berbagai tingkatan.

Tabel 6 Daftar simpan pinjam anggota kelompok, tahun 2012

No. Nama Anggota Simpanan (Rp) Total (Rp) Pokok Wajib Sukarela

1. Jh 10 000 200 000 20 000 230 000 2. Kt 10 000 198 000 5 000 213 000 3. BR 10 000 180 000 10 000 200 000 4. Hf 10 000 184 000 10 000 204 000 5. AMD 10 000 180 000 8 000 198 000 6. Wd 10 000 190 000 6 000 206 000 7. Rh 10 000 180 000 20 000 210 000 8. CN 10 000 200 000 50 000 260 000 9. PA 10 000 180 000 16 000 206 000 10. Sy 10 000 200 000 50 000 260 000 11. By 10 000 150 000 8 000 168 000 12. NC 10 000 60 000 6 000 76 000 13. As 10 000 100 000 2 000 112 000 14. AA 10 000 70 000 5 000 85 000 15. AAb 10 000 160 000 8 000 178 000 16. Bg 10 000 86 000 5 000 101 000 17. PA 10 000 86 000 5 000 101 000 18. NT 10 000 140 000 300 000 450 000 19. Am 10 000 76 000 9 000 95 000 20. Sb 10 000 2 000 0 12 000 21. Nh 10 000 2 000 0 12 000 22. Hmm 10 000 130 000 6 000 146 000

Pada awalnya kegiatan simpan pinjam hanya di tingkat kelompok Jeumpa saja. Namun sekarang, secara bertahap kegiatan simpan pinjam berkembang menjadi gabungan simpan pinjam kelompok satu Kecamatan Mutiara Timur dalam bentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan sudah berbadan hukum koperasi. Menurut bendahara kelompok, NT, simpanan pokok setiap anggota sebesar Rp10 000, simpanan wajib tiap bulan sebesar Rp2 000 dan simpanan sukarela tergantung kepada masing-masing anggota. Dana kelompok tersebut dapat dipinjam oleh setiap anggota

sebesar Rp100 000 atau lebih tergantung dari jumlah dana yang tersedia di kas kelompok dan tidak dikenakan bunga. Namun peminjaman di tingkat LKM Kecamatan setiap anggota dapat meminjam lebih dari Rp500 000 dengan bunga sebesar satu persen yang disetorkan ke kelompok.

“Simpanan wajib kelompok dua ribu perbulan, simpanan pokok sepuluh ribu sekali pembayaran. Simpanan wajib untuk tabungan kelompok agar mudah dalam peminjaman, kalo anggota keluar maka setiap simpanan dikembalikan kecuali jasa. Untuk kampong bisa meminjam seratus ribu atau lebih tergantung kas, untuk LKM bisa di atas lima ratus ribu. Bunganya untuk kelompok 1%. (NT)”

Tabel 7 Daftar pinjaman dana BLM kelompok Jeumpa Desa Dayah Tanoh No. Nama

anggota

Jenis usaha Jumlah pinjaman (Rp) Jumlah pengembalian (Rp) Sisa (Rp) 1. Jh Tidak usaha 1 000 000 1 000 000 0 2. Kt Tidak usaha 1 000 000 1 000 000 0 3. BR Jualan kue 1 000 000 500 000 500 000 4. Hf Usahatani 2 000 000 1 200 000 800 000 5. AMD Usahatani 3 000 000 1 000 000 2 000 000 6. Wd Tidak usaha 1 500 000 1 500 000 0 7. Rh Usahatani 1 500 000 1 300 000 200 000 8. CN Tidak usaha 0 0 0 9. PA Tidak usaha 0 0 0 10. Sy Jualan kue 500 000 300 000 200 000 11. By Jualan kue 1 500 000 800 000 700 000 12. NC Jualan kue 1 500 000 1 500 000 0 13. As Tidak usaha 0 0 0 14. AA Usahatani 1 500 000 1 500 000 0 15. AAb Jualan kue 500 000 500 000 0 16. Bg Usahatani 3 000 000 1 400 000 2 600 000 17. PA Jualan kue 400 000 250 000 150 000 18. NT Jualan kios 4 000 000 3 100 000 900 000 19. Am Usahatani 1 500 000 1 000 000 500 000 20. Sb Tidak usaha 0 0 0 21. Nh Tidak usaha 0 0 0 22. Hmm Usahatani 1 500 000 500 000 1 000 000

Dari semua jenis aktivitas, pengembangan simpan pinjam dipersepsikan memberikan kontribusi manfaat yang paling baik. Sebagian besar anggota menyatakan salah satu manfaat yang dirasakan adalah kemudahan untuk bisa mendapatkan pinjaman untuk berbagai keperluan baik yang terkait dengan pengembangan usaha (memulai atau meningkatkan usaha) atau kebutuhan non usaha

(sekolah anak, keluarga sakit, kebutuhan harian, perbaikan rumah, dan sebagainya). Nilai besaran pinjaman yang bisa diakses pada awalnya berkisar Rp400 000 hingga Rp5 000 000 disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Pengajuan pinjaman harus disertakan proposal dari jenis usaha yang ingin dijalankan. Pinjaman harus dikembalikan secara bertahap, untuk jenis usaha pertanian diberi batas waktu selama enam bulan disesuaikan dengan masa panen dan untuk jenis usaha lainnya selama setahun. Jika tidak dapat mengembalikan dalam batas waktu yang ditentukan maka dikenakan denda. Hasil wawancara dengan bendahara kelompok:

“..pembayarannya bergilir untuk kelompok lagi bukan modal mati, peminjamannya tergantung kebutuhan modal usaha yang harus dikembalikan,kalo petani 6 bulan masa pembayaran karena jadwal panen.Masa peminjamannya setahun tapi ada juga yang menunggak, kalo belum lunas tidak boleh melakukan peminjaman selanjutnya. Bunga peminjaman 2 persen, kalo SPP (simpan pinjam perempuan) tidak berkelompok. (NT)”

Masih menurut NT, sebagian besar anggota belum dapat melunasi pinjamannya. Kecilnya minat anggota untuk mengembalikan pinjamannya dikarenakan beberapa faktor antara lain adalah kegagalan usahataninya atau usahanya tidak berjalan lancar dan menguntungkan, adanya pinjaman lain yang memiliki bunga lebih besar sehingga mereka lebih mengutamakan untuk mengembalikannya, dan kurangnya kesadaran anggota akan manfaat simpan pinjam. Bagi anggota yang sudah mengembalikan pinjaman awal maka mereka bisa melakukan pinjaman selanjutnya.

“Banyak anggota yang belum mengembalikan pinjamannya, ada yang masih setengah ada yang sepertiga lagi. Agak susah karena banyak alasan kalau kita minta, ada yang bilang padi gak jadi, usaha kue gagal, dan lain-lain. Pengembalian berapa aja, ada seratus ribu juga boleh, yang penting disetor. Yang susah kalau sama orangtua, ditagih terus-terusan jadi gak enak, gak ditagih saya yang kena kalau ada rapat, jadinya susah. Padahal kalo yang lama dah lunas bisa pinjam lagi. (NT)”

2) Pendidikan

Bentuk aktivitas pendidikan adalah pemberian beasiswa, penyelenggaran KF dan PAUD. Kegiatan beasiswa diberikan kepada anak/cucu anggota PEKKA yang masih sekolah (SD dan SLTP) dan juga anak-anak lainnya di Desa Dayah Tanoh yang membutuhkan. Nilai beasiswa yang diberikan maksimal Rp300 000 per anak dalam bentuk barang seperti buku pelajaran, seragam, sepatu, dan alat tulis. Jumlah keseluruhan anak yang mendapat beasiswa adalah 25 orang terdiri dari 13 orang siswaSD dan 12 orang siswa SLTP. Saat ini, program beasiswa untuk telah berakhir.Untuk kegiatan KF, pesertanya terdiri dari anggota PEKKA dan juga masyarakat umum yang tertarik untuk mengikutinya. Seiring berjalannya waktu, intensitas dan jumlah anggota mulai berkurang. Saat ini jumlah peserta adalah aktif

tinggal 10 orang. Kegiatan PAUD dilakukan untuk menyediakan sarana pendidikan bagi anak usia dini yang terjangkau bagi masyarakat sekitar. Jumlah peserta PAUD Jeumpa sekarang 17 orang dengan usia dua tahun sampai lima tahun. Tenaga pengajarnya adalah anggota PEKKA. Modal awal penyelenggaraan PAUD berasal dari simpanan kelompok. Para murid tidak diwajibkan biaya pendidikan, namun ada kebijakan infak setiap hari sekolah Rp1 000 secara sukarela. Aktivitas PAUD dilakukan di meunasah dengan sumberdaya seadanya, belajar dengan menggunakan alas karpet dan tanpa meja. Sarana bermain hanya memiliki dua ayunan yang dibuat menggunakan kayu dan tali serta dua buah jungkat-jangkit.

3) Pemberdayaan Hukum

Tujuan kegiatan pemberdayaan hukum adalah untuk memberikan penyadaran tentang hak dan perlindungan hukum bagi PEKKA, melatih kader PEKKA menjadi kader hukum yang mampu mendampingi akses proses hukum yang adil bagi diri dan keluarganya dalam penyelesaian berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga, dan advokasi reformasi dan proses hukum yang adil gender. Di Desa Dayah Tanoh, kegiatan dilakukan melalui diskusi tentang berbagai persoalan hukum yang sering dialami dan terjadi di sekitar mereka. Kegiatan biasanya dilakukan bersamaan dengan pertemuan rutin kelompok sebulan sekali. Selain itu, beberapa anggota kelompok Jeumpa juga mengikuti kursus/kelas yang diadakan di PEKKA Center.

Dengan meningkatnya pemahaman dan kapasitas PLdan kader terkait dengan hukum, PEKKA juga berupaya memfasilitasi pelayanan hukum baik bagi anggotanya maupun masyarakat umum lainnya. Pelayanannya meliputi penyadaran hukum, memberikan informasi hukum, membantu memfasilitasi pemecahan persoalan hukum yang ada. Diantara kegiatan tersebut seperti memfasilitasi pengurusan akte kelahiran, KK dan KTP, memfasilitasi masyarakat untuk melakukan proses itsbat nikah dan gugat cerai. Serikat PEKKA bersama PL juga telah membantu memfasilitasi penyelesaian beberapa kasus KDRT yang terjadi di Desa Dayah Tanoh ini.

4) Pendidikan Politik

Tujuan pendidikan politik adalah untuk mendorong masyarakat menjadi kritis, paham tentang hak, fungsi, peran dan tanggung jawabnyasebagai warga negara, peduli dengan lingkungan, dan kontrol terhadap kerja para legislatif dan eksekutif. Untuk mencapai pemahaman tersebut, maka dilakukan upaya penyadaran politi kepada masyarakat sekitar melalui pertemuan rutin di kelompok, pelatihan dan dialog langsung dengan pemerintah dan anggota dewan. Kegiatan pendidikan politik yang pernah diikuti oleh anggota kelompok Jeumpa Desa Dayah Tanoh antara lain adalah: (1) pelatihan di tingkat kabupaten untuk para pengurus dan anggota kelompok PEKKA; (2) diskusi rutin untuk memahami politik; (3) kursus politik; (4) dialog dengan berbagai pemerintahan tingkat kecamatan sampai dengan kabupaten; (5) dialog dan hearing dengan anggota dewan di tingkat kabupaten/provinsi.

5) Pengembangan Media Komunitas

Pengembangan media komunitas bertujuan untuk mengembangkan sistem pendukung kegiatan pengorganisasian PEKKA dan memperjuangkan hak akses

teknologi informasi bagi masyarakat miskin. Untuk itu Seknas PEKKA telah melatih kader-kader pengelola dan pengembang media rakyat termasuk radio komunitas, video komunitas, fotografi dan penulisan, serta mengembangkan penggunaan media komunitas untuk kegiatan pendidikan bagi rakyat, kampanye perubahan sosial, dan advokasi kebijakan.

Tabel 8 Produksi video komunitas Kelompok Jeumpa tahun 2008-2011

No. Judul Video Sinopsis

1. Udeep di Lapak (Hidup di Lapak)

Kisah perseteruan para pedagang kaki lima dengan Satpol PP.

2. Kaween Loom Cerita tentang tradisi laki-laki di Bireuen yang „gemar‟ berpoligami.

(Kawin Lagi..)

3. Dialog Dengan PP

Sosialisasi PEKKA dengan PP, di mana Ibu Zahra selaku Kepala PP sangat senang dengan kehadiran PEKKA dan mengharapkan PEKKA dan PP bisa saling bekerja sama. 4. Dialog Dengan

Kapolres

Sosialisasi PEKKA dan tanya jawab tentang narkoba, KDRT, Qanun

5. Musrenbang Kegiatan Musrenbang di wilayah Bireuen yg berlangsung ricuh karena beberapa peserta yang tidak menyetujui hasil keputusan instansi.

6. Putus Sekolah Profil Sulaiman, Nuarani, dan Neung. Kisah tentang anak-anak putus sekolah karena ketiadaan biaya. Saat ini mereka bekerja sebagai buruh tani.

7. PAUD PEKKA