• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 METODE PENELITIAN

4.4 Penentuan Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Informan dalam penelitian kualitatif bukan disebut sampel statistik yang harus mewakili kondisi populasi untuk kepentingan generalisasi populasi, melainkan subyek penelitian yang dipilih sesuai pertimbangan dan tujuan penelitian yaitu

mengembangkan konsep/teori (Sugiyono 2008).

Informan dipilih secara sengaja yaitu dipilih sesuai pertimbangan dan tujuan

tertentu. Penentuan informan dilakukan dengan teknik bola salju (snowball sampling) yaitu suatu metode sampling nonprobability yang sering digunakan dalam penelitian di lapangan di mana masing-masing orang yang diwawancara memberikan informasi tentang siapa saja yang memungkinkan untuk diwawancara. Selanjutnya, dengan pertimbangan dan tujuan tertentu sesuai kebutuhan penelitian, sampai didapatkan informasi yang memadai tentang informan.

Kunjungan ke Desa Dayah Tanoh pertama kali dilakukan pada tanggal 5 April dan berjumpa dengan Ibu NT sebagai bendahara kelompok, karena hanya nomor telepon beliau sebagai contact person yang didapat dari kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Pidie. Pada tahap awal ini melakukan perkenalan dan diskusi tentang Desa Dayah Tanoh dan perempuan kepala keluarga. Kemudian Ibu NT menemani bertemu dengan kepala desa serta berjalan-jalan menyusuri jalan di desa untuk beradaptasi dan mengenal Desa Dayah Tanoh secara fisik. Setelah mendapatkan izin dari kepala desa, pendekatanpun dilakukan dengan cara berbincang-bincang dengan tokoh masyarakat dan ibu-ibu perempuan kepala keluarga, shalat di meunasah, belanja dan mengobrol di warung-warung yang ada di desa. Proses adaptasi dan pengenalan dilakukan guna mengetahui gambaran umum Desa Dayah Tanoh dan persiapan mental secara pribadi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Hasil proses adaptasi dan pengamatan didapatkan beberapa gambaran umum tentang kondisi fisik dan non fisik Desa Dayah Tanoh. Kondisi fisik di antaranya kondisi desa, jalan, meunasah, dan balai desa. Kondisi non fisik meliputi aktivitas perempuan kepala keluarga, interaksi sesama anggota, bahasa yang digunakan oleh masyarakat serta rutinitas penduduk Desa Dayah Tanoh secara umum dan sebagainya. Gambaran umum Desa Dayah Tanoh selengkapnya diuraikan pada Bab Gambaran Umum Wilayah Penelitian.

Setelah melakukan adaptasi di lokasi penelitian, selanjutnya pertemuan dan diskusi dengan Pendamping Lapang (PL) di rumah bendahara di Desa Dayah Tanoh untuk mengetahui nama anggota kelompok PEKKA guna penentuan nama-nama informan sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Informan penelitian adalah perempuan kepala keluarga dan seseorang atau lembaga yang mendukung data penelitian. Seseorang dan lembaga tersebut adalah Kepala Desa (geuchik) (Bapak MYH), tuha peut (tokoh masyarakat) (Bapak Ib), tokoh agama (Ibu Um), istri kepala desa (Ibu Rm), mantan PL (Bapak MD), PL (Ibu FJ), ketua kelompok (Ibu AA) dan tujuh orang perempuan kepala keluarga yang menjadi subyek kasus berdasarkan sebab menjadi kepala keluarga dan jenis pekerjaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Distribusi perempuan kepala keluarga berdasarkan jenis pekerjaan Kategori Perempuan Kepala Keluarga Jenis pekerjaan Sektor formal (orang) Sektor informal (orang) Tidak bekerja (orang) 1. Perempuan yang

ditinggal/ cerai hidup

0 7 2 2. Perempuan yang suaminya meninggal 0 5 3 3. Perempuan yang membujang/ tidak menikah 1 1 0 4. Perempuan bersuami tapi suaminya tidak dapat jadi kepala rumahtangga

0 2 0

5. Perempuan bersuami tapi tidak mendapat nafkah lahir bathin lebih dari setahun (karena berpergian)

0 1 0

Jumlah 1 16 5

Setelah diperoleh informasi mengenai distribusi anggota kelompok berdasarkan jenis pekerjaan dan sebab menjadi kepala keluarga, peneliti memilih masing-masing satu orang dari tiap kriteria sehingga jumlah subyek kasus yang terpilih dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang (Tabel 2).

Tabel 2 Profil subyek kasus No. Nama inisial Sebab jadi

pekka

Umur (tahun)

Pekerjaan Pendidikan Jumlah tanggungan (org) 1 Hmm Cerai hidup 54 Buruhtani Tidak sekolah 7 2 NC Suami meninggal 51 Dagang SMP 5 3 Am Lajang 36 Buruhtani SMA 1

4 NT Lajang 45 PNS S1 1 5 BR Suami sakit 50 Dagang SD 4 6 Rh Suami pergi 55 Buruhtani SMP 5 7 Sb Suami meninggal 62 Tidak bekerja Tidak sekolah 0

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan-informan terpilih tersebut. Selain wawancara mendalam, juga dilakukan wawancara kelompok dengan anggota kelompok untuk memperoleh informasi mengenai profil dan tipologi perempuan kepala keluarga di daerah penelitian. Selanjutnya untuk menguji apakah data yang telah dikumpulkan adalah benar (valid) maka dilakukan triangulasi. Triangulasi dilakukan melalui wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap memahami topik penelitian.

Besarnya jumlah informan dalam penelitian didasarkan pada pernyataan Powell dalam Ihsaniyati (2010) bahwa tidak ada formula paling benar yang memberikan pedoman mengenai besarnya informan (subyek penelitian). Kedalaman dan kekayaan data merupakan hal yang dianggap paling penting karena pemahaman terhadap masalah yang diteliti merupakan tujuan utama penelitian kualitatif. Terdapat lima kriteria untuk pemilihan key informan atau informan yang dijadikan sumber pengambilan data di antaranya:

1) Subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi, yang menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatan yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. Biasanya ditandai oleh kemampuan dalam memberikan informasi tentang sesuatu yang ditanyakan.

2) Subyek yang masih terlibat secara aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian penelitian.

3) Subyek yang mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk diwawancara. 4) Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dipersiapkan terlebih dahulu.

5) Subyek yang sebelumnya tergolong cukup asing dengan penelitian sehingga lebih mudah menggali informasi (Bungin 2007).

Hasil penelitian ini tidak digeneralisasikan ke populasi karena penentuan

informan tidak dilakukan secara acak (random). Hasil penelitian dengan metode

kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut. Hasil penelitian dapat ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial (tempat) lain apabila situasi sosial lain tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti (Sugiyono 2008).