• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJM Ketiga (2018 2023)

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2008

3. RPJM Ketiga (2018 2023)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) ketiga diarahkan untuk lebih me man tapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang, dengan meng an dalkan peran serta lembaga-lembaga masyarakat yang semakin berkualitas untuk meng hasilkan berbagai pilihan (choice) kepada masyarakat dan mengembang - kan ke mam puan ma sya rakat untuk memilih (voice) di semua bidang kehidupan ke - ma sya ra kat an.

Untuk maksud tersebut, upaya reinterpretasi, revitalisasi dan reaktuaktulisasi nilai-nilai bu da ya tradisional yang dilakukan se jak tahap awal RPJP terus diting kat - kan pada ta hap an pembangunan ini yang hasilnya segera diawamkan kepada sege - nap lapisan masya rakat, terutama kepada ge nerasi muda, melalui pendidikan, for - mal maupun non-for mal, dan kegiat an bu daya lainnya. Upaya berkesinambungan itu diharapkan semakin mewujud dalam bentuk mengkristalnya identitas ke- sulsel- an yang menjadi acuan dalam pengembangan kelembagaan masyarakat di se mua bi - dang kehidupan.

Di bidang sosial-ekonomi, nilai-nilai budaya dimaksud mempengaruhi ter ben - tuk nya kelembagaan masyarakat yang tertata sedemikian rupa sehingga mampu mem buka peluang yang proporsional bagi setiap pelaku pembangunan. Peranan Ko - pe rasi menjadi semakin mengemuka, demikian pula halnya dengan kelompok usa ha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang semakin mam pu ber pe ran dalam semua ke giatan ekonomi dan mampu menjalin sinergi dengan ke lompok usaha swasta mo d - ern tanpa menimbulkan kondisi perekonomian yang pre datorik, yang pada mua ra - nya akan mewujud dalam bentuk pertumbuhan ekono mi yang berkualitas. Nilai- ni - lai tradisional yang teraktualisasi itu, antara lain dicer min kan oleh si kap dan kesadar - an masyarakat yang semakin tinggi terhadap perbedaan, juga memengaruhi perkem - bang an kelembagaan sosial-politik, yang mewujud dalam ben tuk tumbuhkembang -

nya berbagai lem ba ga- lembaga politik yang menawarkan pilih an yang beragam di bi - dang politik serta berbagai varian dalam menyalurkan aspirasi politik tanpa me nim - bulkan distorsi atau konflik yang berkepanjangan yang dapat merusak sendi- sen di ke hidupan kemasyarakatan. Di samping itu, telah mam pu pula menghadirkan me ka - nis me politik untuk mewujudkan tata pemerintahan yang selain memiliki kompe ten - si prima dalam pelaksanaan tugas dan kewe nang annya, juga bersih dan trans paran (clean and good goverment).

Jelas bahwa kehadiran lembaga-lembaga masyarakat pada berbagai bidang itu tidak hanya memengaruhi corak kelembagaan masyarakat dibidang masing-masing, tetapi juga, secara langsung maupun tidak langsung, memberikan pengaruh balik kepada nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan. Ini adalah kondisi yang memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Pada satu sisi, pengaruh kehadiran lembaga-lembaga ma - sya rakat tadi akan memberikan masukan yang dapat memperkaya nilai-nilai bu da ya, tetapi pada sisi lain, dapat saja membawa pengaruh negatif yang potensial merusak atau bahkanmeruntuhkan sendi-sendi budaya Sulawesi Selatan.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pada tahapan pembangunan ini, peran pe - merintah tidak menjadi semakin ringan, malah sebaliknya. Pada satu sisi tetap harus mampu mendorong dan memfasilitasi lembaga-lembaga kemasyarakatan pada ber - bagai bidang kehidupan untuk tumbuh dan berkembang sedemikian rupa sehingga mampu secara mandiri memelihara kelembagaannya. Sedangkan pada sisi lain, pe - me rintah harus mampu memainkan peran sebagai fasilitator sekaligus pengarah (steer ing). Sebagai fasilitator, pemerintah diharapkan te tap mampu mencip takan dan me melihara lingkungan kondusif untuk menya lurkan dan mengako mo dasikan dina - mi ka masya ra kat yang semakin meningkat; se dangkan sebagai pengarah, peran pe - me rintah diperlukan agar agar dinamika kelem bagaan masya ra kat itu tidak saling me lu kai--atau bahkan menghasilkan formasi so sial yang preda torik--dan tidak me - run tuhkan sendi-sendi budaya tradisional Sulsel. Peran yang semakin besar itu jelas menuntut upaya pembaharuan yang berke si nambungan di tubuh pemerintah pro - pinsi dan pemerintah daerah, antara lain dil a ku kan melalui peningkatan kemam - puan dalam mengelola peraturan daerah, penja min an kepastian hukum dan terus mem bantu pelaksanaan tugas keamanan dan keter tiban masya ra kat yang diseleng - ga ra kan oleh Polri dan aparat keamanan lain nya.

Di samping itu, terlepas dari semakin beragamnya fasilitas-fasilitas pelayanan yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan, pemerintah tetap harus mem berikan perhatian bagi penyediaan fasilitas pelayanan, khususnya yang ber kait - an dengan pemenuh an hak-hak dasar masya rakat. Dalam hal ini, pelayanan yang ber kaitan dengan peningkatan kualitas manusia perlu diting kat kan yang diwu jud - kan dalam bentuk meningkatkan standar pelayanan min i mal. Di bidang pendi dikan, standar dimaksud diharapkan telah meliputi pelayanan "gra tis" bagi siswa SMA dan atau yang sederajat serta akses yang semakin mudah bagi para guru dan siswa ter ha -

dap sumber-sumber pengetahuan, antara lain melalui penyediaan fasilitas e-learn ing. Di bidang kesehatan, perbaikan standar dimaksud ditekankan pada peningkatan tar - get nilai dari semua indikator yang berkaitan lang sung mau pun tidak langsung pada Angka Harapan Hidup. Di samping itu, upaya pe la yanan kesehatan perlu diperluas, tidak hanya terfokus kepada tindakan-tindakan peng obatan, tetapi mulai ditekankan kepada pencegahan dini, antara lain melalui pe nataan lingkungan perumahan (sani - tasi lingkungan), perumahan sehat, serta penyediaan air bersih. Upaya untuk me - ning katkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan perlu pula ditingkatkan intensitasnya.

Seperti pada tahapan pembangunan sebelum nya, upaya-upaya pemenuhan hak dasar masyarakat diintegrasikan ke da lam pro gram pembangunan desa. Pada tahapan pembanguan ini, pro gram di mak sud diupayakan telah menjangkau semua desa di Sulawesi Selatan. Tar get yang di patok untuk dicapai pada akhir tahapan pem - bangunan ini adalah semakin mening katnya kualitas partisipasi masyarakat de sa dalam pemba ngun an komunitas mereka serta semakin meningkatnya kontribusi dari lembaga-lemba ga ke ma syarakatan fung sional dalam membantu mewujudkan ke - lem bagaan masyarakat desa sebagai suatu komunitas yang tangguh dan mandiri.

Pada tahapan pembangunan ini, pemerintah daerah, kabupaten dan kota, di ha - rapkan telah berhasil menata diri sehingga mampu mene mu kenali potensi spe si fik yang dimiliki dan mentransformasikannya menjadi keunggul an lokal yang men jadi ba sis pengembangan daerah masing-masing. Upaya transformasi dimaksud tidak sa - ja berkaitan dengan kelembagaan pemerintah, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kua litas kelembagaan masyarakat. Dengan kata lain, pemerintah daerah pada tahap - an pembangunan ini semestinya memfokuskan perhatian kepada upaya-upaya un - tuk mewujudkan kelembagaan masyarakat di daerahnya, yang pada satu sisi meru - pa kan penge ja wantahan nilai-nilai tradisional yang hidup dan berakar di dae rah- atau malah telah mewujud sebagai indigeneous knowl edge--sedangkan pada sisi lain setara dan sepadan (suit able) dengan karakteristik sumberdaya atau potensi lokal yang ada. Hanya dengan upaya ini, upaya transformasi potensi daerah menjadi ke - ung gulan lo kal dapat di wu judkan. Di samping itu, peranan lembaga-lembaga ke ma - sya rakatan fungsional dalam mewujudkan kelembagaan daerah sangat diharapkan untuk lebih memperkaya proses dimaksud.

Pada tahapan ini, upaya-upaya peningkatan penerimaan pemerintah (PAD) dapat dilakukan melalui in ten sifikasi dan ekstensifikasi obyek-obyek pajak yang se - ma kin beragam yang antara lain disebab kan oleh pertumbuhan dan semakin di na - mis nya perekonomian daerah, dengan tetap memberi perhatian agar upaya di mak - sud tidak memicu terjadinya pengaruh negatif (disinsentif) terhadap perkem bangan per ekonomian daerah. Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi infor ma si, perlu men dapat porsi yang semakin besar karena merupakan investasi yang tidak ter gan -

tikan bagi keinginan untuk mewujudkan perekonomian Sulawesi Selatan sebagai per ekonomian berbasis pengetahuan (knowl edge-based econ omy).

Pembangunan kawasan andalan tetap menjadi fokus perhatian pemerintah pro pinsi bersama-sama dengan pemerintah daerah yang wilayahnya menjadi bagian da ri kawasan andalan. Pada tahapan pembangunan ini, upaya-upaya diarahkan un - tuk semakin memperkuat kelembagaan masyarakat kawasan sehingga semakin mam pu me ngembangkan kawasan dimaksud secara lebih mandiri dengan tetap mem buka peluang bagi kehadiran swasta nasional maupun asing.

Kebijakan untuk menjadikan kawasan andalan sebagai ba sis bagi terwujudnya kedaulatan pangan serta ketersediaan pasokan bagi bio-energi tetap menjadi acuan dalam pengembangan kawasan andalan. Di samping itu, perhatian yang lebih besar semestinya diberikan pula kepada upaya-upaya untuk memperkokoh keterkaitan in - dus trial antarkawasan. Untuk maksud tersebut, pena ta an prasarana wilayah, khu - susnya transportasi, perlu terus ditingkatkan agar ak ses si bilitas antarkawasan dan an tar kawasan dengan pasar, termasuk pelabuhan dan ban dara, dapat ditingkatkan. Kelembagaan sosial-ekonomi antarkawasan yang merupa kan soft struc ture interko - nek sitas antarkawasan perlu pula terus dikembangkan dan di tingkatkan.

Peningkatan kualitas interkoneksitas in dus trial antarkawasan yang didukung oleh keberadaan sarana dan prasarana wilayah yang semakin handal akan membuat daya tarik Sulsel sebagai daerah tujuan investasi akan semakin meningkat. Demikian pula halnya dengan keber ha silan pelaksanaan agenda A yang mewujud dalam ben - tuk ketersediaan tenaga kerja terampil atau bahkan tenaga kerja berpengetahuan (knowl edge worker). Dengan kata lain, laju pembangunan industri-industri strategis pada tahapan pembangunan ini diharapkan akan menjadi semakin tinggi. Laju ini per lu terus diperlihara atau bahkan diting katkan antara lain dengan menawarkan in - sen tif-insentif yang semakin menarik bagi para calon in ves tor. Untuk maksud ter se - but, kajian-kajian berkesinambungan ber kait an dengan kelayakan suatu industri dan in sentif yang dibutuhkan, perlu terus dila ku kan oleh pemerintah bekerja sama de - ngan perguruan tinggi dan atau swasta. Hal ini nyaris merupakan keniscayaan, ka - rena pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan akan cenderung mengalami stagnasi tanpa kehadiran industri-industri seperti itu.

Dalam deretan industri strategis itu, industri kelautan perlu mendapatkan per - hatian khusus. Itu karena pada satu sisi industri kelautan memiliki ba sis sumberdaya yang kuat di Sulawesi Selatan sehingga sangat potensial untuk diandalkan sebagai sumber peningkatan PDRB; sedangkan pada sisi lain, industri kelautan merupakan salah satu andalan pengembangan ekonomi In do ne sia di masa depan. Dengan ber - kem bangnya industri itu di Sulsel berarti kontribusi Sulsel dalam memperkuat per - ekonomian In do ne sia akan semakin besar. Diproyeksikan bahwa pada akhir tahapan pembangunan ini, industri kelautan telah memiliki bentuk dan arah pengembangan yang semakin jelas.

Uraian pro gram-pro gram prioritas yang perlu dilaksanakan pada tahapan pem bangunan ini menunjukkan bahwa mo tor pendorong pengembangan ekonomi Su lawesi Selatan masih seperti pada tahapan pembangunan sebelumnya, tetapi de - ngan kapasitas yang semakin baik. Peningkatan kapasitas dimaksud terutama dipicu oleh ke ter kaitan in dus trial antar kawasan seiring dengan semakin berkembangnya per e ko no mian di berbagai kawasan andalan, dalam arti pola agribisnis dapat diprak - tik kan dengan semakin baik yang diikuti dengan pengembangan agro-industri, khu - sus un tuk ka was an andalan yang berbasis pada pertanian. Di samping itu, kebera - daan ber ba gai industri strategis memberikan kontribusi yang semakin signifikan terhadap pem bentukan PDRB Sulsel, secara langsung oleh kegiatan industri itu sen - diri, se dang kan secara tidak langsung memicu berkembangnya sektor jasa di Sula we - si Se la tan.

Rangkaian pro gram yang diuraikan di atas diharapkan akan semakin memicu laju pertumbuhan perekonomian propinsi yang berkualitas yang mewujud dalam ben tuk mening kat kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya ke sen jangan kese - jah teraan antardae rah, antarkelompok dan bahkan antarindividu, serta menu runnya ang ka pengang guran dan jumlah penduduk miskin.