• Tidak ada hasil yang ditemukan

Promosi Budaya Bahar

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2008

3. Promosi Budaya Bahar

Pengembangan budaya bahari melalui reinterpretasi, reaktualisasi, revitalisasi ni - lai- nilai bahari tradisional merupakan keniscayaan, karena di samping diperlu - kan untuk mem per kuat soft-in fra struc ture dari industri kelautan, juga untuk mem - be rikan kontri busi terhadap pengayaan budaya nasional yang pada gilirannya akan semakin memperkuat identitas nasional (identitas ke-In do ne sia-an).

Pada dasarnya, upaya-upaya yang dibutuhkan untuk melakukan reaktualisasi bu daya bahari telah diuraikan pada Agenda B. Oleh karena itu, kebijakan dan u - pa ya yang menjadi bagian dari agenda / pro gram ini difokuskan kepada kebi jak - an dan upaya yang bersifat promotif, seperti:

a. Memosisikan kota Makassar sebagai kota budaya yang memberikan pelayan an budaya bahari kepada derah-daerah di Kawasan Timur In do ne sia atau bahkan di seluruh Nusantara, yang dilakukan antara lain dengan merevitalisasi ob - yek- obyek budaya bahari, me nyelenggarakan secara periodik event- event na - sio nal dan bahkan internasional yang ber kait an dengan budaya bahari, peng - galakan pariwisata bahari, dan sebagainya;

b. Menjalin kerjasama, misalnya berupa sis ter-city, dengan kota-kota dunia yang telah berkembang pesat sebagai kota bahari, baik yang menonjol dari sisi bu da - ya maupun yang telah berkembang dari sisi industri bahari.

4.2 Tahapan dan Skala Prioritas

Pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan pokok yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Olehnya, tekanan ska la prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, namun semua urgensi saling terkait secara utuh dan bersifat berkesinambungan dari tahapan ke tahapan berikutnya dalam rangka me wujudkan visi pembangunan Sulsel 2028.

Tahapan dan skala prioritas disusun dengan mengacu kepada pertimbangan stra - tegis sebagai berikut.

Strategi pembangunan jangka panjang Sulawesi Selatan ditemukenali dengan meng acu kepada pen dekatan yang disebutkan pada bab 1, yaitu mening kat kan kualitas Kapasitas Swatata (Self-Or ga niz ing Ca pac ity)-- ditentukan oleh adanya identitas yang kuat serta kualitas keragaman dari tatanan in ter nal--Sulsel yang meru pa kan kata kunci untuk me miliki kemampuan Adaptasi- Kreatif ter ha dap per ubah an yang secara eksternal dipicu

oleh dinamika lingkungan stra tegis dan secara in ter nal oleh pergeseran aspirasi ma sya - rakat.

Kon disi Sulsel pada saat ini menunjukkan bahwa kualitas keragaman in ter nal, baik pada tataran komunitas mau pun pada tataran kelembagaan masyarakat fungsional, sa - ngat rendah. Bertitik tolak dari fakta ini, maka upaya pertama yang perlu dilakukan ada - lah me ning katkan kemandirian tatanan in ter nal. Untuk melakukannya, alternatif ter baik yang tersedia adalah penguatan kelembagaan pemerintah yang diharapkan akan ber pe - ran sebagai penggerak awal (prime mover) pembangunan kelembagaan masyarakat, ka re - na hampir tidak mung kin mengharapkan bangkitnya kelembagaan masya rakat se cara spon tan. Kelembagaan pemerintah yang kuat diharapkan akan mampu mendorong pe - ngembangan kelembagaan masyarakat an ta ra lain me la lui pencipta an lingkungan kon - dusif bagi pengembangan dimaksud. Dengan catatan bahwa pe merintah hanya ber fung - si sebagai fasilitator dan pendorong pra karsa ma sya rakat, bukan menyediakan blue print pengembangan yang harus menjadi acuan ma sya ra kat dalam pengembangan diri. De - ngan demikian, setiap tahapan RPJP perlu diisi dengan kebijakan dan pro gram pe nguat - an kelem baga an peme rin tah agar lebih mampu mandiri dan mampu mendorong keman - dirian kelemba gaan masyarakat diberbagai bidang kehidupan kemasyarakatan, dengan pe ran yang ber geser dari satu tahapan ke tahapan lainnya, yaitu sebagai pe nye dia dan pe nye lenggara (row ing) ke pengarah (streering).

Identitas Sulsel terutama ditentukan oleh adanya nilai-nilai dasar (core val ues) yang dianut bersama oleh sebagian besar masyakat Sulsel, di samping adanya ke sa maan visi dan misi. Kondisi sekarang menunjukkan bahwa nilai-nilai dimaksud semakin memudar atau bahkan terlupakan sama sekali. Oleh karena itu, pro gram-pro gram untuk menggali kembali dan melakukan reinterpretasi, revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai budaya tradisional agar setara dan sepa dan dengan spirit zaman (zeit geist) perlu diberi prioritas - kan. Nilai-nilai yang teraktuali sasi itu diharapkan akan menjadi core val ues dari identitas Sulawesi Selatan yang selanjut nya digunakan sebagai acuan, sekaligus diperkaya, oleh lembaga-lembaga masyarakat di semua bi dang kehidupan kemasyarakatan.

Di samping itu, upaya pembangunan manusia merupakan agenda pembangunan yang semestinya dijadikan prioritas utama pada setiap tahapan. Itu karena hakikat pem - ba ngunan adalah untuk meningkatkan kualitas manusia demi untuk kehidupan dan ke - ma nu siaan yang lebih beradab (berkesadaran), bukan untuk men capai tu juan lainnya. Wa lau pun, kualitas manusia yang lebih baik akan memberikan dampak positif bagi me - ning kat nya mobi litas manusia pada semua bidang serta meningkatnya daya tarik Sulsel sebagai tujuan investasi. Di samping itu, manusia berkualitas merupakan mo dal utama untuk mem bangun komunitas dan kelembagaan masyarakat yang tangguh dan mandiri. Desa perlu dijadikan lo cus dari semua, atau setidaknya mayoritas, agenda pem ba - ngunan. Itu karena sebagian besar masalah pembangunan memiliki akar dan mewujud pada tingkat desa. Oleh karena itu, pro gram-pro gram pemba ngun an pada setiap tahap - an pembangunan perlu diarahkan untuk menginisiasi tumbuhkembangnya kelembaga -

an desa yang menjadikan Desa sebagai suatu komunitas yang mampu menemukenali dan menyelesaikan sindiri masalahnya. Dalam arti praktis, mampu menemukenali dan memanfaatkan potensi desa dan mentransformasikannya menjadi keunggulan lokal yang selanjutnya akan menjadi ba sis dari pengembangan desa. Jika sasaran ini dapat di - capai, maka otomatis visi pembangunan Sulsel akan berhasil diwujudkan.