• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2008

D. Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai satu Kesatuan Sosial-Ekonomi yang Berkeadilan, Asri dan Les ta r

5. Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pembangunan perkotaan yang mengacu kepada sistem pembangunan perko ta an nasi o nal guna mencegah terjadinya pertumbuhan fisik kota yang tidak ter kendali (ur ban sprawl & con ur ba tion) diarahkan untuk meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan sosial ekonomi serta kesempatan kerja dan peluang usaha bagi sege - nap lapisan masyarakat yang merupakan syarat harus bagi terwujudnya peme ra - taan kesejahteraan.

Dengan demikian, percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah perlu ditingkatkan agar mampu melakonkan perannya sebagai pusat pelayanan sosial- ekonomi di kawasannya masing-masing--dalam suatu sistem hirarki perkotaan yang men jamin tersedianya pelayanan sosial-ekonomi yang propor sio nal sesuai dengan tipologi kota masing-masing--serta sebagai prime mover (penggerak awal) pembangunan wilayah sekitarnya.

Pembangunan perdesaan diarahkan sebagai kawasan produksi (lokal) yang meng andalkan sumberdaya dan keunggulan lokal yang dimiliki sebagai upaya u - ta ma untuk menanggulangi kemiskinan dan menciptakan distribusi pendapat an yang lebih berkeadilan. Di samping itu, kawasan perdesaan merupakan tar get u - tama bagi tersedia dan terselenggaranya pelayanan sosial-ekonomi sesuai de ngan standar pelayanan min i mal yang ditetapkan. Ketersediaan dimaksud pada gilir - an nya akan meningkatkan kualitas manusia dan kualitas kelembagaan yang ber - mua ra pada mewujudnya desa sebagai komunitas yang mandiri.

Di samping itu, pembangunan perkotaan dan pedesaan diarahkan untuk me wu - jud kan kawasan yang layak huni, berkeadilan, berbudaya dan wadah bagi pe - ning katan produk tivitas dan krea tivitas masyarakat serta mewujudkan pusat pe - la yanan so sial- eko no mi dan peme rintahan.

Arahan pembangunan perkotaan dan perdesaan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan pengelolaan kota di bidang pem biayaan prasa ra - na, sarana umum, pelayanan sosial--pendidik an, kesehatan, perumah an, pe - me liharaan keamanan dan penanggulangan kejahatan perkotaan--serta penge - lo laan tata ruang dan per ta nahan, melalui peningkatan kerjasama antar peme - rintah kota dan swasta dengan tetap membuka peluang bagi keterlibatan (par - ti sipasi) masyarakat. Peran pemerintah lebih difokuskan pada perumusan ke - bi jakan pem ba ngunan sarana dan prasarana, sementara peran swasta dalam penyediaan sarana dan pra sarana akan makin ditingkatkan terutama untuk pro yek-proyek yang ber si fat komersial. Kerja sama dengan swasta dalam pem - bangunan sarana dan pra sa rana diarahkan untuk: (a) menyediakan sarana dan prasarana trans por tasi untuk pela yanan distribusi komoditas perdagangan dan industri serta per ge rakan penumpang dan barang, baik dalam lingkup propinsi maupun na sional; (b) menghi langkan kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan serta efek tivi tas dan efisiensi tenaga listrik; (c) meningkatkan teledensitas pelayanan tele ma tika masyarakat peng guna jasa; dan (d) meme - nuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendu - kung bagi seluruh masyarakat guna mewujudkan ko ta tanpa permukiman kumuh.

b. Hakikat pembangunan desa adalah mewujudkan desa sebagai komu ni tas yang tangguh dan mandiri. Untuk maksud tersebut, maka penguatan dan pe - ning kat an kualitas kelembagaan masyarakat desa perlu diprioritaskan se hing - ga mampu melaksanakan semua pro gram pembangunan secara terpadu di de - sa. Dengan demikian, sasaran-sasaran agenda pembangunan se per ti pe ning - katan kualitas manusia, pemerataan kesejahteraan, penanggulangan ke mis - kinan, pengembangan kelembagaan masyarakat, penyebarluasan infor masi, dan lainnya dapat me wujud secara serentak pada tingkat desa.

c. Arah pemberdayaan masyarakat desa, sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan, difokuskan kepada: (a) pelayanan pen di dik - an dan kesehatan; perumahan, sanitasi dan air bersih; kesempatan kerja dan pe luang berusaha; serta pemenuhan hak dasar masyarakat lainnya; (b) me - ning katkan kemampuan ekonomi yang diarahkan pada per baik an akses pada sum berdaya pem biayaan, teknologi, pasar; (c) kebijakan harga dan per dagang - an yang berpihak ke produk pertani an, se hing ga dapat menjaga atau bahkan meningkatkan pang sa pasar nya, baik di ting kat lokal maupun global; dan (d) pe ngembangan kelem bagaan masya rakat sesuai dengan budaya lokal.

d. Meningkatkan asksesibilitas antara kota dengan desa melalui pengembangan jaringan infra struk tur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil ter dekat untuk menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan eko no - mi yang saling komple men ter dan saling menguntungkan, dan secara lebih khu sus melalui peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perko ta - an dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan yang antara lain diwu - judkan dalam suatu kawasan pengembangan ekonomi. Pening katan keter kait an ter sebut memerlukan adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas ekonomi dan perdagangan (nonper ta nian) di per de saan yang terkait dengan pasar di per kotaan.

e. Mengendalikan pertumbuhan kota Makassar dalam suatu sistem wila yah pem bangunan met ro pol i tan yang kompak, nyaman, efisien dalam pengelol a - an, serta mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan melalui: (a) penerapan mana jemen perkotaan yang meliputi optimasi dan pengendalian pe manfaatan ruang serta pengamanan zona penyangga di sekitar kota inti dengan penegakan hukum yang tegas dan adil, serta peningkatan peran dan fungsi kota-kota menengah dan kecil di sekitar kota Makassar agar kota-kota tersebut tidak hanya berfungsi sebagai kota tempat tinggal (dor mi tory town) saja, tetapi juga menjadi kota mandiri; (b) pengembangan kegiatan ekonomi kota yang ramah lingkungan seperti industri jasa keuangan, perbankan, asu - ransi, dan industri telematika serta peningkatan kemampuan keuangan daerah perkotaan; dan (c) revitalisasi kawasan kota yang meliputi pengembalian fung - si kawasan melalui pembangunan kembali kawasan; peningkatan kualitas ling kungan fisik, sosial, budaya; serta penataan kembali pelayanan fasilitas pub lik, terutama pengembangan sistem transportasi massal yang terintegrasi (antar moda).

E. Meningkatkan kualitas peran Sulawesi Selatan dalam memelihara Keta han