• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJM Pertama (2008 2013)

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2008

1. RPJM Pertama (2008 2013)

Tahapan pertama dari RPJP Sulsel 2008 - 2013 difokuskan kepada penataan ke - lembagaan pemerintah agar mampu berfungsi secara op ti mal untuk me lak sanakan fung si kepemerintahan, pelayananan, dan pemba ngunan, serta upaya-upaya untuk me lakukan reinterpretasi, revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai budaya tra disi onal yang diperlukan sebagai acuan bagi pengembangan kelembagaan masya rakat.

Fungsi kepemerintahan ditekankan pada upaya-upaya untuk menciptakan ling kungan kondusif bagi tumbuhkem bangnya kelembagaan masyarakat di berbagai bi dang kehidupan kemasyarakatan, dengan memberikan perhatian khusus kepada u pa ya pemberdayaan kelompok petani agar dapat terlibat langsung dalam kegiatan agri bis nis serta pemberdayaan kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu terlibat--dalam arti, antara lain membaiknya akses ke lom pok ini terhadap aset-aset produksi--dalam proses perekonomian yang dite kan kan pa da in tensifikasi sektor pertanian serta pengem bangan dan penda lam an struktur eko no - mi melalui pengem bang an agro-industri.

Di samping itu, perhatian perlu pula diberikan kepada kelembagaan sosial- po - litik dan sosial-budaya dengan tujuan agar proses demokratisasi, khususnya yang akan dipicu oleh Pilpres dan beberapa Pilkada, tidak membawa dampak negatif, te - tapi justru sebaliknya, memberikan kontribusi kepada proses pengayaan budaya de - mok ra si yang tetap sejalan dengan nilai-nilai kekerabatan yang menjadi core-val ues da ri bu da ya Sulawesi Selatan.

Fungsi pelayanan difokuskan kepada pelayanan pendi dik an dan kesehatan tan pa melupakan pelayanan lainnya yang menjadi hak dasar masyarakat. Kualitas pe layanan yang disediakan disesuaikan dengan standar min i mal pelayanan, yaitu be ru pa kemudahan akses bagi setiap anak usia sekolah untuk menikmati layanan pen didikan dasar dan menengah (setara SD dan SMP) secara gra tis. Sedangkan stan - dar pelayanan min i mal bagi layanan kesehatan pada tahapan pembangunan ini ada - lah pelayanan pada tataran Puskesmas dapat dinikmati oleh seluruh golongan ma - sya ra kat tanpa dipungut bayaran yang diiringi dengan upaya-upaya untuk me ning - katkan kualitas perumahan dan sanitasi serta ketersediaan air bersih, khu susnya di kawasan permukiman kumuh.

Hak dasar masyarakat seperti kepastian pemilikan dan penguasaan tanah perlu pula mendapat perhatian khusus, karena di samping berkaitan dengan upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga sangat terkait dengan pencapaian sa - sa ran dari agenda C, yaitu terciptanya lingkungan yang kondusif.

Pemanfaatan teknologi informasi untuk memperluas jangkauan pelayanan per - lu diinisiasi pada tahun-tahun awal tahapan pembangunan ini. Pembelajaran berba - sis elektronik (e-learn ing) dapat dimulai dengan tar get pertama peningkatan kualitas guru dan pengayaan isi atau konten (con tent) mata pelajaran. Di samping itu, si tus peme rintah propinsi dan pemerintah daerah semestinya tidak hanya berkaitan de - ngan informasi-in for masi yang berkaitan dengan tugas-tugas klasik pemerintahan, tetapi perlu dilengkapi dengan fasilitas untuk meningkatkan pengetahuan masyara - kat. Kiat ini berdimensi strategis karena merupakan upaya awal untuk men jem batani kesenjangan dig i tal (dig i tal devide) yang menjadi kendala utama un tuk bergeser ke per eko no mian berbasis pengetahuan (knowl edge-based econ omy).

Di samping itu, pemerintah perlu pula berupaya untuk terus menggalang par - tisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dan pelayanan kesehatan, se hing - ga kua litas dan distribusi pelayanan yang tersedia menjadi semakin baik (di atas stan - dar min i mal). Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kese hat - an perlu terus ditingkatkan sehingga penyelenggaraan pendidikan dan pela yanan ke se hat an menjadi semakin berkualitas tanpa menyita habis sumberdaya pemba - ngun an yang dimiliki pemerintah yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pem - bangunan lain.

Pada tahapan ini, pembangunan daerah difokuskan pula pada peningkatan struk tur tata ruang sebagai upaya awal untuk mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai satu entitas sosial-ekonomi yang berkeadilan, asri dan lestari. Untuk maksud ter se - but, maka prasarana transportasi perlu ditingkatkan, khususnya pada koridor yang menghubungkan Makassar-Parepare, koridor yang menjadi bagian dari Trans Sula - wesi, dan koridor Sulsel bagian Selatan (Makassar-Bantaeng-Bone). Keberadaan kori - dor ini akan mendukung pertumbuhan dan penguatan struk tur ekonomi yang diupa - ya kan melalui pengem bang an Kawasan Andalan. Pada ta hap an pembangunan ini, revitalisasi dan restrukturisasi kawasan andalan di propinsi Sulawesi Selatan dimulai kembali. Revitalisasi dimaksud me li puti upaya-upaya un tuk mentransfor masi kan po ten si spe si fik yang dimiliki kawasan bersangkutan men ja di keunggulan lokal, se - dang kan restrukturisasi ditekankan pada peningkatan inter ko neksitas antar ka wasan andalan yang pada gilirannya akan mendorong ter ja dinya sinergi antar ko mo ditas dan atau pelaku pembangunan pada masing-masing ka wa san.

Kegiatan pada setiap kawasan andalan yang berbasis per tanian ditekankan pa - da intensifikasi sektor pertanian, peremajaan tanaman, serta penerapan prinsip- prin - sip agrobisnis agar mam pu secara efisien menghasilkan produk-produk yang ber nilai tinggi di pasar lokal, na sio nal atau bahkan di pasar global, serta sebagai bahan baku yang berkualitas untuk proses industri (agro- in dustri). Di samping itu, pengembang - an komoditas khusus dan bernilai tinggi, seperti pangan hasil pertanian organik, u -

dang dan hasil perikanan lainnya perlu terus didorong. Upaya ini merupakan salah satu contoh untuk mentransformasikan potensi lokal menjadi keunggulan lokal. Upa - ya peningkatan kedaulatan pangan serta inisiasi pertanian untuk energi (bio-fuel) di - fo kuskan pula pada ka was an an dal an. Diupa yakan agar tarik-ulur (trade off) antara ke dua pro gram ini tidak akan bermuara pada semakin tidak terjang kaunya pa ngan ba gi kebanyakan masya rakat yang pada gi lir annya dapat bermuara pada me nurun - nya gizi masyarakat.

Inisiasi pengembangan kelembagaan masyarakat pada setiap kawasan telah di - la kukan pula pada tahapan pembangunan ini. Inisiasi ini diarahkan untuk mendu - kung berkem bangnya sektor sekunder dan tersier pada setiap kawasan yang pada gi - lir annya akan mentransformasikan kawasan menjadi entitas wilayah (komunitas) yang mandiri.

Pembangunan in fra-struktur wilayah dilaksanakan pula pada tahapan pem ba - ngunan ini. Selain untuk mendukung terwujudnya interkoneksitas antarkawasan an - dalan, sekaligus diarahkan untuk meningkatkan daya tarik Sulawesi Se la tan bagi pe - ngem bangan industri strategis (agenda E). Prioritas diberikan kepada pe ngem bang - an kawasan industri dan kawasan pergudangan, peningkatan jalan akses antara ka - wa san industri dan kawasan pergudangan ke Bandara dan ke Pelabuhan. Sarana dan prasarana kepelabuhanan dan bandara perlu pula ditingkatkan, demi ki an pula hal - nya dengan prasarana wilayah lainnya yang diperlukan untuk industri, seperti lis trik dan air baku. Percepatan pembangunan infrastruktur dimaksud lebih didorong melalui pe ning katan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan re - gu lasi ser ta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan yang meningkatkan daya ta - rik Sulsel ke pa da kelompok swasta dimaksud, nasional maupun asing.

Rehabilitasi kawasan kritis, terutama untuk mencegah berlanjutnya proses pen - dangkalan pada bendungan Saddang dan Bili-bili yang mengancam ketersediaan air, irigasi maupun air baku, perlu pula diberi perhatian khusus pada tahapan pem ba - ngunan ini. Perhatian yang sama perlu pula diberikan kepada beberapa kawasan kri - tis lainnya.

Penguatan Desa sebagai suatu komunitas (com mu nity de vel op ment) mulai diini - si asi pada tahapan pem bangunan ini yang dilakukan dengan memilih beberapa desa pada beberapa Kabupaten sebagai model percontohan. Pro gram ini berfungsi untuk mempercepat mewujudnya kelembagaan masyarakat desa, sehingga mereka da pat menemukenali dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan yang mereka bu - tuhkan secara mandiri. Dengan demikian, desa diharapkan dapat mentrans for masi - kan diri menjadi sentra produksi dan sekaligus mengentaskan kemiskinan yang ada. Setiap desa akan mewujud sebagai satu komunitas, bukan lagi hanya sebagai sa tu an ad ministrasi belaka. Agar lebih berhasil guna, maka perlu diupayakan untuk meng - in tegrasikan pro gram ini dengan Pro gram Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), serta dengan beberapa pro gram perbantuan teknik dan pendanaan dari lem ba ga do -

nor internasional. Pro gram pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, se per ti pelayanan pen didikan dan kesehatan, perbaikan permukiman, sanitasi dan air ber sih, semes - tinya dijadikan bagian in te gral dari pro gram pembangunan desa.

Rangkaian pro gram yang diuraikan di atas secara implisit menunjukkan bahwa aspek pertumbuhan ekonomi ditekankan pada peningkatan out put sekaligus permin - taan akhir (fi nal de mand). Peningkatan out put dilakukan melalui intensifikasi sektor pri mer dan pengembangan sektor industri, khususnya agro-industri. Sedangkan pe - ning katan permintaan akhir dilakukan dengan meningkatkan konsumsi, ekspor dan investasi, baik dari pemerintah maupun dari swasta nasional dan lembaga- lembaga multinasional. Konsumsi dipicu melalui peningkatan daya beli penduduk Sulawesi Selatan. Upaya peningkatan dimaksud tercermin pada pe mihakan kepada kelompok usa ha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta pelibatan petani dalam kegiatan agri bisnis. Ke bijakan ini secara langsung akan me ningkat kan pendapatan kelom pok dimaksud dan pada gilirannya akan mening katkan kon sumsi (fi nal de mand). Selain itu, peningkatan daya beli kelompok tersebut, yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Sula wesi Selatan, akan memper baiki kualitas hidup mereka, khususnya di lihat dari aspek pendidikan dan kesehat an. Semuanya itu, akan ber muara pada perce - pat an laju pe ning katan IPM Sulsel.

Pencapaian sasaran dari berbagai pro gram yang disebutkan di atas sangat ter - gantung kepada adanya sinergi pemanfaatan sumberdaya keuangan pemerintah pro - pinsi dan pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan kesepahaman antar ke dua pemerintah dalam penyusunan APBD masing-masing, khususnya dalam penyu sun - an prioritas pro gram pembangunan. Dikombinasikan dengan dukungan dari masya - rakat dan pihak ketiga (in ves tor), maka diharapkan rangkaian pro gram-pro gram itu akan men dorong per tum buh an (dan pergeseran) struktur ekonomi Sulawesi Selatan. 2. RPJM Kedua (2013 - 2018)

Berdasarkan capaian pembangunan pada tahapan sebelumnya, intensitas pe - nye lenggaraan pembangunan yang dilakukan masyarakat semakin meningkat, wa - lau pun masih jauh dari op ti mal. Oleh karena itu, peningkatan kualitas kelem bagaan pemerintah yang menjadi prioritas utama pada tahapan pembangunan sebe lumnya tetap dilakukan, dengan titik berat perhatian kepada peningkatan kualitas apa ratur pe me rintah. Pro gram ini akan bermuara pada peningkatan kualitas kinerja pemerin - tah propinsi dan pemerintah daerah sehingga semakin mampu menciptakan ling - kungan yang semakin kondusif yang pada gilirannya akan semakin men dorong pe - ngembangan dan peningkatan kualitas kelembagaan masyarakat di semua bidang ke hi dupan.

Perhatian tetap diberikan, malah dengan intensitas yang semakin tinggi, pada upaya-upaya untuk memperkuat identitas ke-Sulsel-an yang difokuskan pada upa - ya- upaya pengawaman visi dan misi pembangunan Sulsel 2008-2028 kepada seluruh

pemangku kepentingan, yang dibarengi dengan upaya berkesinambungan untuk me lakukan reinterpretasi, revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai budaya tradisional agar senantiasa sesuai dengan spirit zaman.

Secara lebih khusus, pemerintah telah mam pu menginisiasi keterlibatan dari lem baga-lembaga fungsional masyarakat untuk secara bersama-sama menemukenali dan men trans formasikan potensi spesifik yang dimiliki, baik berupa sumberdaya a - lam mau pun potensi budaya (indigeneous knowledge), menjadi keunggulan lokal yang a kan berfungsi sebagai ba sis dan identitas pembangunan dari setiap daerah kabupa - ten dan kota serta kawasan andalan.

Di samping itu, kualitas penyelenggaraan tugas pemerintah dalam me nye dia - kan fasilitas pela yanan untuk pemenuhan hak-hak dasar masyarakat diha rap kan se - makin membaik, yang antara lain mewujud dalam bentuk peningkatan standar pela - yan an min i mal untuk kesehatan dan pendidikan, termasuk untuk perumahan, sani - tasi dan air bersih. Peningkatan standar ini dapat dilakukan karena pada satu sisi ke - mam puan pemerintah di bidang manajemen sum berdaya pemerintah menjadi se - makin baik, antara lain didukung oleh aparat yang semakin berkualitas dan kebo cor - an anggaran yang dapat dikendalikan. Pada sisi lain, keterlibatan masyarakat da lam penyediaan fasilitas pelayanan dimaksud (khususnya pendidikan dan kese hat an) telah me ning kat pula. Masih seperti pada tahapan pembangunan sebelumnya, pe me - rintah diha rap kan terus mendorong dan memfasilitasi kelembagaan masya rakat se - hing ga mam pu ikut terlibat dalam penyelenggaraan dan penyediaan fasilitas pela - yan an di mak sud. Tataran kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh lembaga- lem ba - ga masya ra kat dan swasta diserahkan kepada mekanisme pasar. Kebijakan ini di ha - rap kan akan menumbuhkan pusat-pusat pelayanan di bidang pendidikan, kesehat - an, dan lainnya yang memenuhi persyaratan nasional atau bahkan inter na sio nal yang akan bermuara berkembangnya Makassar dan atau kota-kota lainnya seba gai Pusat Pela yanan Nasional (agenda E).

Di samping upaya-upaya yang disebutkan di atas, pemerintah perlu pula untuk terus memotivasi dan menyadarkan masyarakat akan perlunya pendidikan dan ke se - hatan. Tanpa adanya kesadaran dan motivasi dimaksud, maka sasaran pro gram pe - ningkatan kualitas manusia (agenda A) akan sulit dicapai.

Pemanfaatan teknologi informasi semakin digalakkan pada setiap pelaksanaan agenda pembangunan. Khusus untuk agenda A, pemanfaatan e-learn ing perlu men - da pat porsi yang semakin besar dibandingkan dengan porsi yang diberikan pada ta - hap an pembangunan sebelumnya. e-learn ing diharapkan telah menyentuh siswa se - ca ra langsung, sehingga sebagian besar siswa memiliki peluang untuk mengakses sum ber-sumber pengetahuan lain, seperti e-li brary, yang akan meningkatkan wawas - an dan kualitas pe ngetahuan yang bersangkutan. Kualitas informasi dan pengeta - huan yang tersedia pada si tus pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga masyarakat lainnya perlu terus diting kat kan agar mampu berperan sebagai pemasok

pengetahuan (knowl edge server) yang semakin baik dan semakin terjangkau oleh ma - sya rakat. Upaya-upaya ini diharapkan akan bermuara pada semakin meningkatnya kon ten pengetahuan (knowl edge con tent) pada produk-produk yang dihasilkan ma - sya rakat yang merupakan syarat harus bagi tumbuhkembangnya perekonomian ber - ba sis pengetahuan.

Pada tahapan pembangunan ini, upaya revitalisasi dan restrukturisasi Kawas - an Andalan terus dilanjutkan dengan penekanan yang sedikit berbeda. Tahap awal re vitalisasi diha rapkan telah diselesaikan pada tahapan pembangunan sebelum nya, sehingga pada tahapan ini kegiatan dapat semakin difokuskan kepada penguat an ke - ung gul an lokal yang dimiliki oleh setiap kawasan. Penguatan dimaksud memi liki spek trum yang lu as, mulai dari peningkatan proses dan manajemen produksi, aspek ke lem bagaan ka was an yang tidak saja berkaitan dengan sosial-ekonomi tetapi juga me nyentuh aspek sosial-budaya, serta aspek finansial. Tidak kalah pentingnya ada - lah pengembangan struktur ekonomi kawasan, yaitu dengan meningkatkan upaya- upa ya untuk mendorong tumbuhkembangnya sektor industri dan jasa.

Aspek kelembagaan perlu mendapat perhatian khusus, agar pada setiap ka - was an dapat berkembang kelembagaan masyarakat yang mampu berfungsi sebagai soft-struc ture pengembangan kawasan yang tetap mengedepankan kepen ting an dan ke terlibatan masyarakat lokal, dalam hal ini berupa kelompok-kelompok usaha mik - ro, kecil dan menengah (UMKM). Peluang bagi swasta nasio nal atau bahkan in ves tor manca negara untuk terlibat tetap harus dibuka selebar mungkin. Peran kelompok ini di perlukan terutama dari sisi finansial, introduksi teknologi dan manajemen, serta un tuk memperluas jaringan pasar. Tentu saja, peme rintah perlu melibatkan diri un - tuk memfasilitasi dan mengembangkan skema kerja sama antarkelompok dimak sud sehingga dapat tercipta sinergi dalam pe ngem bangan kawasan yang diharapkan ber - muara pada pertumbuhan yang berkua li tas. Keterlibatan perguruan tinggi jelas di - per lukan, terutama untuk menemu ke nali dan me nyuntikkan inovasi yang dibu tuh - kan untuk mempercepat laju pem ba ngunan ka was an.

Peningkatan produksi setiap kawasan andalan selain dibutuhkan untuk me - ning katkan pendapatan masyarakat lokal, juga diperlukan untuk menjaga konti nui - tas aliran barang di pelabuhan dan di bandara. Kontinuitas dimaksud pada gilir an - nya akan membuat skala pengoperasian pelabuhan dan bandara memenuhi per sya - ratan efisiensi ekonomi.

Restrukturisasi kawasan andalan pada tahapan pembangunan ini me ma suki ba bak baru, berupa penekanan pada upaya-upaya peningkatan kualitas inter ko nek - sitas fungsional antarkawasan--berupa keterkaitan in dus trial--yang mewujud dalam bentuk keterkaitan ke depan (fordward link age) dan atau keterkaitan kebela kang (back - ward link age).

Untuk maksud tersebut, penataan ruang wilayah, khususnya transportasi, me - rupakan keniscayaan, karena mempererat keterkaitan spasial antarkawasan merupa -

kan syarat harus bagi berkembangnya keterkaitan in dus trial dimaksud. Di samping itu, prasarana dan sarana transportasi dimaksud akan membuat jangkauan pelayan - an sosial-ekonomi menjadi semakin besar dan merata, yang berarti wujud Sulsel se - ba gai satu entitas sosial-ekonomi menjadi sema kin mendekati kenyataan.

Inisiasi yang dilakukan pada tahapan pembangunan sebelumnya, telah mem - buat struktur ekonomi Sulawesi Selatan menjadi semakin kuat, dalam arti kapasitas untuk berkembang menjadi semakin besar, antara lain berupa keberadaan beberapa industri strategis baru di Makassar dan di wilayah lainnya. Kecenderungan itu perlu diupayakan untuk terus diper ta han kan dengan meme lihara dan meningkatkan daya tarik Sulsel, di bidang kelem bagaan serta daya tarik wi layah, berupa prasarana wila - yah yang semakin baik serta ke tersediaan tenaga kerja trampil dan berpenge tahuan se bagai ha sil upaya pemba ngunan pada tahap-tahap sebe lum nya.

Pemerintah, melalui perusahaan daerah, semestinya dapat ikut berpartisi pa si da lam pengembangan industri strategis. Upaya ini, pada satu sisi akan memberi pe - lu ang kepada pemerintah untuk meningkatkan pendapatannya, sedangkan pada sisi lain, sebenarnya ini yang lebih penting, berfungsi sebagai "pionir" bagi pengem bang - an suatu industri yang sifatnya sangat membantu meningkatkan kualitas keter kaitan in dus trial, inter dan antar wilayah, tetapi belum diminati secara serius oleh ka lang an swasta.

Upaya-upaya untuk menjaga atau bahkan meningkatkan daya dukung ling - kung an terus dilanjutkan pada tahapan pembangunan ini, malah dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahapan sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh semakin membaiknya kemampuan pemerintah dalam mengelola sumberdaya - nya serta didukung oleh meningkatnya kesadar an, sikap men tal, dan perilaku ma - sya rakat serta semakin mantapnya ke lem bagaan dan kapasitas penataan ruang di se - luruh wilayah Sulawesi Selatan.

Pro gram pembangunan desa terus dilanjutkan, untuk memantapkan model pe - ngem bangan desa sebagai komunitas. Pro gram masih terus dilaksanakan pada be be - rapa desa, selain untuk semakin meningkatkan kualitas kemandirian desa ber sang - kutan juga untuk mendapatkan model pengembangan yang semakin baik dalam arti setara dan sepadan dengan kondisi Sulawesi Selatan. Pada akhir tahapan pemba - ngun an ini, diha rapkan pro gram itu telah menjangkau lebih dari 50% desa yang ada di Sulawesi Se la tan.

Uraian pro gram-pro gram prioritas yang perlu dilaksanakan pada tahapan pem bangunan ini menunjukkan bahwa mo tor pendorong pengembangan ekonomi Sulawesi Selatan masih seperti pada tahapan pembangunan sebelumnya, tetapi de - ngan kapasitas yang semakin baik. Kapasitas dimaksud terutama dipicu oleh ke ter - kaitan in dus trial antar kawasan seiring dengan semakin berkembangnya pere ko no - mi an di berbagai kawasan andalan, dalam arti pola agribisnis dapat dipraktikkan dengan semakin baik yang diikuti dengan pengembangan agro-industri, khusus un -

tuk ka was an andalan yang berbasis pada pertanian. Di samping itu, keberadaan ber - ba gai industri strategis memberikan kontribusi yang semakin signifikan terhadap pembentukan PDRB Sulsel, secara langsung oleh kegiatan industri itu sendiri, se - dang kan secara tidak langsung memicu berkembangnya sektor jasa di Sulawesi Sela - tan.

Rangkaian pro gram yang diuraikan di atas diharapkan dapat dilaksanakan de - ngan semakin efektif seiring dengan meningkatnya kesepahaman antar pemerin tah propinsi dan pemerintah daerah dalam pemanfaatan sumberdaya keuangan ma - sing- masing, yang diperkokoh oleh kemampuan pembiayaan masyarakat dan swasta yang semakin meningkat pula. Dengan demikian, rangkaian pro gram dimaksud di -