• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PROPINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2008

D. Mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai satu Kesatuan Sosial-Ekonomi yang Berkeadilan, Asri dan Les ta r

2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Wilayah

Jaringan sarana dan prasarana wilayah merupakan elemen utama dari struktur tata ruang yang mendukung me wu judnya Sulawesi Selatan sebagai suatu entitas sosial-ekonomi yang utuh, dalam arti memiliki keterkaitan spasial (spa tial link - age)--meliputi keterkaitan sosial (so cial link age), ke ter kaitan fisik (phys i cal link age) dan keterkaitan ekonomi (eco nom i cal link age)--yang handal, meliputi: jaringan trans portasi, irigasi dan air baku, listrik dan tele ko mu nikasi .

a. Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi guna mewujudkan Sulawesi Selatan sebagai satu kesatuan sosial- eko - nomi yang menjamin keseimbangan dan pemerataan pembangunan an tar - daerah dan senantiasa memperhatikan pertimbangan kelestarian fungsi ling - kungan hidup.

Pembangunan transportasi dilaksanakan dengan membangun jaringan trans - portasi yang handal dan terintergerasi satu sama lain yang meng hubungkan se mua pusat-pusat pelayanan dan pengembangan guna me ning katkan kua - litas distribusi akses fisik yang pada gilirannya mendukung keter kaitan sistem produksi dan distribusi dan pelayanan sosial ekonomi, ter masuk mobilitas pen duduk yang semakin merata, di seluruh wilayah Sula wesi Sela tan.

Untuk maksud tersebut, beberapa arahan kebijakan adalah sebagai berikut: (a) menyediakan pelayanan angkutan umum massal di daerah perkotaan yang di - du kung pelayanan pengumpan yang aman, nyaman, tertib, terjangkau dan ra - mah lingkungan, hemat energi, serta bersinergi dengan kebijakan tata guna la - han, dan didukung oleh budaya berlalu lintas yang tertib dan disiplin; (b) pe la - yan an trans portasi di wilayah perdesaan dikembangkan melalui sistem trans - portasi perintis yang berbasis masyarakat (com mu nity based) dan wilayah yang mem prioritaskan pengembangan keterkaitan ekonomi desa-kota, khusus ke - mu dah an akses ke pasar kota, karena merupakan saluran utama bagi pen - duduk perdesaan untuk memperoleh kebu tuhan mereka sebagai pengganti hasil per taniannya. Koordinasi yang baik terhadap sistem ini akan mem be - rikan dam pak yang luas serta menguntungkan petani yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Sula wesi Selatan; (c) mempercepat dan memperlancar perge rakan penumpang dan barang melalui perbaikan manajemen trans por - tasi an tar moda; meningkatkan pembangunan jalan bebas hambatan pada kori - dor- koridor strategis angkutan barang antarpulau dan angkutan laut konven - sional yang terintergrasi dengan ar mada nasional, serta angkutan komoditas khusus, seperti hasil perikanan dan pertanian (fresh good and high value) dengan moda transportasi udara; (d) mengembangkan sistem transportasi yang han - dal dan berkemampuan tinggi yang bertumpu pada aspek keselamatan, dan keter pa duan antarmoda, antarsektor, antarwilayah, aspek sosial budaya, dan pro fesio nalitas pelaku dan penyedia layanan transportasi serta menerapkan

dan me ngembangkan tekno logi transportasi yang tepat guna, hemat energi, dan ra mah lingkungan.

b. Kebijakan pembangunan jaringan listrik dan energi diarahkan untuk mening - kat kan kehandalan jaringan listrik tegangan tinggi dan menengah sehingga men jangkau seluruh wilayah Sulawesi Selatan, sebagai bagian dari jaringan interkoneksi Sulawesi, sehinggga pasokan tenaga listrik yang handal dan efi - sien sesuai dengan kebutuhan, termasuk elektrifikasi ru mah tangga dan elek - tri fi kasi perdesaan, dapat terpenuhi.

Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan diarahkan pada pengembangan sarana dan prasarana energi untuk meningkatkan akses dan pelayanan konsumen terhadap energi melalui (a) pengembangan kemam - puan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik secara memadai dan dapat memi - liki kehandalan yang tinggi melalui rehabilitasi dan repowering pembangkit yang ada serta pengadaan pembangkit baru; (b) pengembangan sistem penye - di aan tenaga listrik yang memiliki sistem tata kelembagaan yang terstruktur dengan meng op timalkan sistem dan proses pengelolaan ketenagalistrikan agar ber fungsi secara efisien, produktif, dan profesional, sehingga dapat mem - berikan peluang yang lebih luas dan kondusif bagi investasi swasta yang ter pi - sah dari misi sosial, serta mampu melibatkan secara luas peran pemerintah propinsi dan pemerintah daerah, khususnya untuk wilayah nonko mersial; (c) pengem bangan diversifikasi energi untuk pembangkit listrik yang baru ter u ta - ma pada pembangkit listrik yang berbasis batubara dan gas secara terbatas dan bersifat jangka menengah agar dapat menggantikan penggunaan bahan bakar minyak dan dalam jangka panjang akan mengedepankan energi terbarukan, khusus nya bioenergi, geo ther mal, tenaga air, tenaga angin, tenaga surya; (d) pengem bangan sistem ketenagalistrikan yang berwawasan lingkungan, dalam hal ini pembangunan PLTA baru perlu dikaji secara cermat; (e) pengembangan sarana dan prasarana pembangkit energi alternatif terbarukan, seperti mikro - hidro dan energi surya, khususnya untuk menyediakan energi listrik di wila - yah terpencil dan pulau-pulau kecil.

Pencarian sumber-sumber energi alter natif yang menjadi jembatan dari energi fosil ke energi yang terbarukan, seperti energi yang memanfaatkan nuklir dan panas bumi dan atau bahan substitusi yang terbarukan seperti biomassa, bio - gas, mikrohidro, energi mata hari, arus laut, panas bumi (geo ther mal) dan tena - ga angin yang ramah ling kungan, perlu terus diupayakan. Pengembangan sum ber-sumber energi alter natif itu disesuaikan de ngan kondisi masyarakat de ngan tetap memper tim bangkan kelestarian ling kung an, har ga energi yang memper hitungkan biaya produk si dan in ter nalisasikan biaya ling kungan, ser - ta memper timbangkan ke mam puan ekonomi masya rakat. Dengan demi ki an, pemba ngunan energi terus di arah kan kepada keragaman energi dan kon ser - vasi energi dengan memer ha tikan kelestarian fungsi ling kung an hi dup (RPJPN).

c. Kebijakan pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi diarahkan un - tuk mendorong terwujudnya Sulsel dalam satu kesatuan kawasan komunikasi yang handal, dalam arti kata seluruh wilayah Sulsel telah terjangkau oleh ja - ringan pelayanan telekomunikasi dengan band width yang memadai yang men - ja min hubungan in ter nal dan hubungan ke wilayah lain di In do ne sia dan ke luar negeri tanpa waktu tunggu yang berarti serta tingkat kegagalan yang se - ren dah mung kin, sehingga, secara khusus mampu mendukung ber kem bang - nya e- com merce, e-gov ern ment, e-learn ing, dan jenis pelayanan lainnya yang ber - ba sis komunikasi elektronik, dan secara umum mengatasi kesenj ang an dig i tal (dig i tal di vide) yang merupakan kendala utama berkembangnya ma sya rakat me nuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowl edge-based so ci ety).

Untuk maksud tersebut, pemerintah berupaya sebatas kemampuannya untuk membantu dan mem fa silitasi perusahaan penyedia jasa komunikasi dalam pe - ngem bangan sistem dan jaringan komunikasi serta mendorong terjadinya si - nergi antarperusahaan tersebut demi terwujud sistem dan jaringan yang han - dal serta terjangkau oleh masyarakat.

d. Kebijakan pembangunan sistem irigasi dan air baku diarahkan kepada ter wu - judnya sistem jaringan keairan yang handal yang berbasis pada pendekatan pe ngelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berkeadilan. Dalam hal ini, men ja min adanya manfaat bagi daerah- dae rah hulu (catch ment area) dan pa - sok an air yang cukup, baik untuk irigasi mau pun untuk air baku, pada daerah hilir.

Pembangunan prasarana sumber daya air diarahkan untuk mewujudkan fung - si air sebagai sumber daya sosial (so cial goods) dan sumber daya ekonomi (eco - nomic goods) yang seimbang melalui pengelolaan yang terpadu, efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan sehingga dapat menjamin kebutuhan pokok hidup dan dapat mening katkan kesejahteraan masyarakat. Keseimbangan an - ta ra pasokan dan kebutuhan diwujudkan melalui pendekatan pengelolaan ke - butuhan (de mand man age ment) yang ditujukan untuk meningkatkan efek tivitas dan efisiensi penggunaan, pengkon sumsian air, dan pendekatan penge lolaan pasokan (sup ply man age ment) yang ditujukan untuk meningkat kan ka pasitas dan keandalan pasokan air --> dari RPJPN

Selain itu, pengelolaan prasarana sumber daya air diarahkan untuk mewu - judkan pening katan keandalan layanan melalui kemitraan dengan dunia usa - ha tanpa mem bebani masyarakat, dan tanpa mengurangi aksesibilitas masya - rakat terhadap air bersih. Pene rap an sistem pemanfaatan terpadu (con junc tive use) antara air permukaan dan air tanah perlu digalakkan terutama untuk men - cip ta kan sinergi dan menjaga keber lanjutan ketersediaan air tanah. Pe ngen da - lian daya rusak air meng uta makan pende kat an nonkonstruksi mela lui konser - vasi sumber daya air dan keterpaduan pengelo la an daerah aliran su ngai. Pe -

ning katan partisipasi masya rakat dan kemitraan di antara pemang ku kepen - tingan terus diupaya kan tidak hanya pada saat bencana, tetapi juga pada tahap pencegahan serta pemulihan pascabencana.