• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLUB TAMANSARI BUKIT BANDUNG

Dalam dokumen Wika Realty AR for website lowres singlepg (Halaman 42-47)

negatif oleh pelaku industri ini. Selain itu juga terjadi perlambatan perizinandiakibatkan pergantian birokrasi. Namun, yang terjadi di 2014 sudah kami antisipasi sejak 2013. Jadi perlambatan ekonomi, perlambatan perizinan ini bisa kita hadapi.

Meskipun, relatif mengalami perlambatan, kondisi sektor bisnis properti masih positif. Penjualan properti residensial pada kuartal ketiga tahun 2014 berdasarkan data Bank Indonesia mampu tumbuh 33,69%. Harga properti residensial mengalami pertumbuhan kendati melambat dari kuartal sebelumnya. Harga properti residensial di kota besar hanya tumbuh 1,46%. Beberapa faktor yang memberi pengaruh pada pertumbuhan harga itu adalah kenaikan harga bahan bangunan 32,00% dan kenaikan upah pekerja 22,77%. Perlambatan nilai penjualan pasar perumahan secara umum masih berlanjut akibat dalam kondisi mencari keseimbangan harga baru. Nilai transaksi penjualan di kuartal III tahun 2014 diperkirakan sebesar Rp1,29 1triliun.

Sementara property apartemen dan kondominium masih mempertahankan kinerja yang cukup stabil, terutama dengan masih meningkatnya permintaan akan unit apartemen. Keseluruhan penjualan apartemen mencapai 86,6%. Jumlah pasokan apartemen kelas menengah di pasar primer memperlihatkan pertumbuhan yang cukup bagus, khususnya di daerah penyangga. Penjualan di pasar primer mencapai porsi hingga 50%.Pasar properti diperkirakan pada 2015 diprediksi mencapai 10% hingga 15%. Minat dan daya beli konsumen diyakini akan terus naik dan mengalami peningkatan pada 2015. Pasar domestik yang sangat besar, merupakan kekuatan yang akan memicu pertumbuhan.

process. nevertheless, the hurdles in 2014 have been anticipated in 2013 and we were able to prevail over economic slowdown and lengthy licensing process.

Despite the challenges, property sector overall remained positive. Sales of residential property in the third quarter 2014, based on Bank Indonesia data, grew by 33.69%. Prices also grew, although lower than the previous quarter. In major cities, prices of residential properties grew by only 1.46%. Several factors inluenced price growth, namely increase of material price by 32.00% and wage by 22.77%. In general, sales value of residential market continued its slowdown as the market was seeking for a new balance of price. In the third quarter of 2014, sales value was estimated at Rp1,291 trillion.

meanwhile, apartments and condominimums showed steady performance, especially with growing demands for apartments. In total, apartment sales reached 86.6%. Supply of middle-class apartments in primary markets also showed satisfying growth, particularly in satellite region. Sales in primary market reached 50%. In 2015, property market is projected to reach 10% to 15%. Consumers’ interests and buying power are estimated to rise and increase in 2015. The sizeable domestic market is the force that drives growth.

Mengenai pasar perhotelan Indonesia juga sempat mengalami penurunan pada 2014 ini. Pertumbuhan tingkat hunian hotel-hotel di Indonesia mencapai 8,1% dengan total tarif rata-rata harian 5,6 % dalam mata uang rupiah. Adalah Jakarta yang memimpin pertumbuhan tingkat hunian dengan angka 66%. Hal ini sekaligus menempatkan Jakarta sebagai urutan kota ketiga terbaik di Asia Pasiik dalam kategori kinerja pertumbuhan hotel. Posisi pertama dan kedua ditempati oleh kota Auckland di Selandia Baru dan Mumbai di India. Pasar hotel di Indonesia kedepannya bergairah dan belum menunjukkan titik jenuh, bahkan pasar perhotelan masih akan diperebutkan para penanam modal yang ingin masuk ke bisnis ini.

Diperkirakan arah perkembangan pasar perumahan dan properti nasional mulai menyasar Indonesia bagian timur dengan adanya semangat dari pemerintahan baru untuk meningkatkan perekonomian wilayah ini. Selain itu optimisme dari penanam modal asing dalam dunia industri meningkat khususnya dari negara-negara Asia Pasiik yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.Pasar mulai bergeser ke masyarakat menengah di tengah naiknya golongan masyarakat menengah perkotaan saat ini.

EXCEEDING THE EXCELLENCE

Di tengah kurang kondusifnya perekonomian domestik pada tahun 2014, namun tahun ini menjadi periode yang sangat membaik bagi Wika Realty dan memberikan pondasi yang kuat untuk melangkah di tahun berikutnya. Kami memiliki keunggulan melebihi dari apa yang telah kami rencanakan. Kami percaya, bahwa apa yang sudah dimiliki Wika Realty merupakan senjata bagi kami untuk menghasilkan sebuah kinerja yang bagus. Kami memiliki keunggulan dan kekuatan, karena kami telah memiliki beragam produk yang memberikan hasil bagi pertumbuhan perseroan. Khususnya, dari proyek High Rise Building telah menjadi kunci bagipertumbuhan proit yang cukup pesat.

Saat ini kami sedang mengembangkan 13 kawasan landed house dan 9 proyek high rise, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia yakni di Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sumatera. Sebagai pengembang kami juga memiliki unit usaha bidang property management berupa pengelolaan klub olah raga, perkantoran, perhotelan, apartemen serta kawasan industri dan unit usaha bidang konstruksi saat ini lebih difokuskan untuk menangani proyek-proyek high rise yang sedang dikembangkan Wika Realty. Inilah bentuk keunggulan Wika Realty, di samping kami mendapatkan tambahan modal dari Stakeholder sebesar Rp175,93 miliar. Adanya penambahan kepemilikan penyertaan modal Stakeholder kepada Wika Realty, tentu saja akan berdampak pada peningkatan dividen di kemudian hari. Selain itu penambahan modal ini akan berguna untuk menambah ekuitas dan menurunkan debt equity ratio, meningkatkan jaminan pinjaman, menambah kas, modal serta meningkatkan kemampuan investasi untuk menambah recurring income dan meningkatkan perolehan

Looking at hotel market in Indonesia, contraction happened in 2014. Contel (hotel-condo) growth in Indonesia reached 8.1% with average daily tarif of 5.6%, in rupiah. Jakarta led growth of occupancy rate with 66%, and making the capital city the third best city in Asia Paciic in terms of hotel growth performance, after Auckland in new Zealand and mumbai in India. going forward, hotel market in Indonesia will remain lucrative and has not showing signs of saturation. Further, hotels will be attractive for investors that have certain interests in the business.

nationally, residential and property industry is estimated to expand to the east of Indonesia, as the government wishes to accelerate economic development in this particular region. In addition, optimism of foreign investors in the industry has been increasing, especially from Asia Paciic countries looking to invest in Indonesia. The market is also shifting focus to the urban middle class society that is enlarging.

exceeDing the excellence

Amidst the less favorable domestic economy condition in 2014, the year was a notably auspicious period for Wika Realty and provided a strong foundation for our future steps. We were able to create excellence that exceeded our targets. We believe that the strengths of Wika Realty today would be our munition to achieve outstanding performance. We have the excellence and the strength with a variety of products that have contributed to the Company’s growth, especially High Rise Building projects that have been the main driver of swift proit growth.

Today, we are developing 13 landed house areas and involved in 9 high-rise projects located across Indonesia, namely in Sulawesi, Kalimantan, Java, Bali, and Sumatera. As developer, we also have property management business unit that manages sports clubs, oice buildings, hotels, apartments, and industrial complexes. Our construction business unit is at the moment focused on high-rise projects developed by Wika Realty.

These are the superiorities of Wika Realty. In addition, we also received additional capital from Stakeholder in total value of Rp175.93 billion. The additional capital from Stakeholder in our Company will impact dividend increase in the future. moreover, the additional capital will increase our equity and decrease our debt equity ratio, augment loan collateral, increase cash, capital, and investment capacity to expand recurring income and to acquire new contracts. The additional capital

kontrak baru. Dengan tambahan modal ini pula, maka akan dapat meningkatkan potensi perseroan untuk mendapatkan tambahan pendanaan dari pihak ketiga serta menumbuhkan kinerja yang lebih baik.

PERTUMBUHAN PERBANKAN INDUSTRI 2014

Sepanjang tahun 2014, perkembangan dan proil risiko di industri jasa keuangan secara umum berada dalam kondisi yang relatif stabil dan terkendali. Otoritas Jasa Keuangan sudah mencatat bahwa pertumbuhan aset dan Dana Pihak Ketiga perbankan kembali meningkat yang terjadi sejak Agustus 2014. Pertumbuhan aset dan Dana Pihak Ketiga sebesar 15,45% dan 13,93% yoy (September: 14,39% dan 13,32% yoy). Kondisi perbankan dari segi permodalan dan rentabilitas perbankan relatif baik dan stabil. Hal itu ditandai dengan CAR Oktober sebesar 19,63% (September 2014: 19,53%). Sepanjang tahun 2014, kinerja CAR perbankan selalu berada di atas 19%. Sedangkan kinerja rentabilitas dan eisiensi perbankan relatif stabil masing-masing sebesar 2,89% dan 4,24%.

Sementara untuk proil risiko, pada perbankan risiko likuditas tergolong relatif rendah. Loan to Deposit Ratio (lDR) Oktober turun menjadi 88,45% (September 2014: 88,93%). Penurunan lDR ini disumbang oleh penurunan kredit sebesar 0,09% (mtm) sementara DPK mengalami peningkatan sebesar 0,39% (mtm), namun masih terdapat potensi risiko likuiditas sejalan ketergantungan terhadap pendanaan non-inti serta rasio deposan inti yang masih cukup tinggi. Untuk tahun 2014, rata-rata bid-ask spread tercatat sebesar 3,82%, menyempit dibandingkan rata- rata tahun 2013 yang sebesar 4,18%.

Hingga akhir tahun ini, ada tiga sektor yang cukup prospektif bagi penyaluran kredit perbankan, yakni sektor jasa, sektor transportasi dan komunikasi, serta sektor konstruksi. Dari sektor jasa, industri pariwisata cukup prospektif bagi perbankan. Meningkatnya daya beli masyarakat dan pertumbuhan kelas menengah mendorong sektor pariwisata domestik. Di lain sisi, jumlah wisatawan mancanegara juga tetap naik. Kedua faktor ini akan mendorong sektor perhotelan dan pariwisata melakukan ekspansi usaha yang tidak hanya akan mendorong pertumbuhan kredit di sektor jasa, tapi juga sektor konstruksi. Sektor jasa dan sektor konstruksi masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,06% dan 19,67%.

KINERJA DAN POSISI KEUANGAN 2014

Sepanjang tahun ini, perseroan telah membukukan kinerja yang sangat baik. Tak kurang dari 24 proyek yang saat ini sedang dikerjakan, karena itu Perseroan berhasil mencapai pendapatan sebesar Rp1,30 triliun dan telah mendekati target yang ditetapkan, yakni sebesar Rp1,38 triliun. Perseroan berhasil meraih laba sebesar Rp120,97 miliar. Perseroan bisa meraih total kontrak sebesar Rp2,28 triliun. Pada 2014 ini, Perseroan meraih pertumbuhan laba sebesar 33,26% dibandingkan 2013.

will also boost the Company’s potential to obtain third-party funding and grow better performance.

groWth oF banKing inDuStry in 2014

In 2014, the inancial services industry was developing steadily with stable and well-controlled risk proile. The Financial Services Authority recorded that growt of assets and Third Party Funds rose since August 2014; assets and Third Party Funds grew by 15.45% and 13.93% year- on-year (September: 14,39% dan 13,32% yoy). In terms of capital and proitability, banking sector showed solid and sound condition, as evidenced with 19.63% CAR in October (September 2014: 19,53%). Throughout 2014, CAR has always remained above 19%. meanwhile, proitability and banking eiciency rate stood stable at 2.89% and 4.24%, respectively.

In terms of risk proile, liquidity risk was relatively low. Loan to Deposit Ratio (LDR) in October decreased to 88.45% (September 2014: 88,93%). LDR decrease was contributed by decrease of credit by 0.09% (mtm), while Third Party Funds increased by 0.39% (mtm). However, there was potential of liquidity risk, as dependence on non-core funding and ratio of core depositors were high. In 2014, the average bid-ask spread was 3.82%, or lower compared to 4.18% in 2013.

Until end of this year, there were three sectors that were prospective for banking loan – service, transportation and communication, and construction. In service sector, tourism industry was potential for the banking sector. Better purchasing power and growth of middle class supported domestic tourism sector. On the other hand, the volume of foreign visitors also increased. Both factors drove hotels and tourism sectors to expand their businesses, which would prompt not only lending growth in service sector, but also growth in construction sector. Respectively, service sector and construction sector achieved 19.06% and 19.67% growth.

Financial perFormance anD poSition in 2014

The Company recorded excellent performance in 2014. With no less than 24 projects undertaken, the Company was able to book Rp1.30 trillion in revenue, or close to initial target of Rp1.38 trillion. The Company retained Rp120.97 billion in proits and earned contract value in a total of Rp2.28 trillion. In 2014, the Company targeted 33.36% proit growth compared to 2013.

Secara umum, Wika Realty mencapai hampir semua yang ditargetkan pada 2014, kecuali terkait dengan jumlah kontrak yang dihadapi. Kontrak yang dihadapi ini adalah gabungan dari backlog atau kontrak lanjutan dan kontrak baru. Dari target kontrak lanjutan yang sebesar Rp2,72 triliun, hanya tercapai Rp2,28 triliun. Sampai Desember 2014, target kontrak baru memang tak tercapai, tapi target penjualan telah tercapai dengan nilai sebesar Rp1,30 triliun. Kontrak baru tak tercapai karena terkendala aturan baru suku bunga BI. Sejumlah pesanan gugur dan harus dibatalkan, karena permohonan kredit dari calon pembeli ditolak bank. Dari segi laba, pada 2014,Perseroan telah membukukan lebih dari yang direncanakan. Dari target Rp112,04 miliar, tercapai Rp120,97 miliar.

STRATEGI PERTUMBUHAN 2014

Untuk meningkatkan kinerja dan meraih pertumbuhan yang sangat bermakna, berbagai strategi telah kami jalankan. Kami pun fokus menjalankan berbagai strategi bisnis untuk mendapatkan hasil terbaik mencapai target perseroan, di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi. Perseroan juga merasakan efek dari perlambatan properti, walaupun tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan perseroan. Beberapa strategi penting telah kami ambil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan perseroan sepanjang tahun 2014. langkah-langkah tersebut adalah menyelesaikan proyek dengan lebih cepat, menambah proyek baru, mengembangkan strategi pemasaran dan mengembangkan pendapatan berulang.

In general, Wika Realty met all of its targets for 2014, save for target concerning contracts. Total contracts composed of deadlock or existing contracts and new contracts. Existing contracts achieved Rp2.28 trillion from the targeted Rp2.72 trillion. Until December 2014, although the target for continued contracts was not met, target for new contracts and sales of Rp1.30 trillion were accomplished. Contract target was not met due to new Bank Indonesia interest rate regulation that afected orders placed in 2013. A number of orders were canceled as consumers failed to pay following their denied loan application. In terms of proit, in 2014 the Company exceeded its target, recording Rp120.97 billion proit from targeted Rp112.04 billion.

groWth Strategy 2014

We undertake a number of strategies to improve performance and generate meaningful growth. We are focused on carrying out business strategies to get the best results and achieve Company’s targets despite economic slowdown. The Company was also afected by property downturn, even though it did not signiicantly impact our growth. Several important strategies have been taken to support growth and development in 2014, namely completing projects faster, engaging new projects, developing strategies, and aiming for recurring revenue.

Kami masih melihat adanya peluang dari pertumbuhan industri properti dan terus melakukan berbagai upaya untuk meraih pasar. langkah yang ditempuh, antara lain adalah menerapkan melakukan rebranding dengan menonjolkan merek Tamansari di seluruh proyek. Sebagai contoh apartemen dan kondotel The Hive@Tamansari  di Jl. DI Panjaitan, Jakarta Timur, diubah menjadi Tamansari The Hive. Di samping rebranding, tahun ini Perseroan juga melakukan diversiikasi dengan mendirikan 2 (dua) oice tower, yaitu Tamansari Hive Oice sebanyak 14 lantai  di samping apartemen Tamansari Hive di Jl. DI Panjaitan, Jakarta Timur, dan Tamansari Parama Oice sebanyak 16 lantai  di Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Sepanjang tahun ini, kami tetap melakukan ekspansi dengan membangun dan mempersiapkan proyek baru. Untuk ekspansi beberapa proyek, kami menganggarkan dana sebesar Rp600,00 miliar, yang berasal dari kas internal dan penerbitan surat hutang jangka menengah (medium term notes/MTN) sebesar Rp175,00 miliar. Dana tersebut akan dipergunakan untuk membangun tujuh proyek baru sekaligus menambah cadangan tanah (land bank). Ketujuh proyek tersebut adalah empat proyek baru berada di Jabotabek, tiga diantaranya adalah proyek perkantoran di Jl. DI Panjaitan (Tamansari Hive oice) yang bekerjasama dengan PT Bina Karya (Persero), di Jl. Wahid Hasyim (Tamansari Parama) yang bekerjasama dengan KPH. Hoedhiono Kadarisman dan di Jl.TB Simatupang (Tamansari Caraka) yang bekerjasama dengan PT Caraka. Satu proyek apartemen di Jl. Cut Mutia, Bekasi yang bekerjasama dengan PT Balai Pustaka (Persero), satu proyek perumahan di Bogor (Tamansari Cyber) bekerjasama dengan PT Cyberindo Persada Nusantara. Kemudian, dua hotel dan resort di Bali yakni di kawasan Ubud (Tamansari Payangan) dan di kawasan Tanah lot (Tamansari Gangga). Dalam membangun proyek, Perseroan tetapmenjaga komposisi proyek landed house dan high rise building, yakni 40% : 60%.

Perseroan juga konsisten melanjutkan pembangunan dan memasarkan dua proyek perumahan sederhana, dalam rangka mendukung program kepemilikan rumah bagi masyarakat. Proyek tersebut diantaranya Tamansari Pelabuhan Ratu di Pelabuhan Ratu dan Tamansari Manglayang di Desa Cinunuk, Jawa Barat. Proyek perumahan ini dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yakni berupa rumah sederhana

We see opportunities in the growth of property industry and we carry out eforts to secure the market. Among our strategies was Tamansari rebranding across all our projects. Apartment and contel The Hive @ Tamansari at Jl DI Panjaian, East Jakarta, was changed to Tamansari The Hive. Aside from rebranding, this year the Company also diversiied its business by constructing 2 (two) oice towers, namely Tamansari The Hive Oice, a 14 storey-building, next to Tamansari The Hive at Jl DI Panjaitan, East Jakarta; and Tamansari Parama Oice, 16 stories, at Jl Wahid Hasyim.

Throughout this year we continued our expansion by building and preparing new projects. no less than Rp600.00 billion was prepared for expansion of several projects. Funds derived from internal cash and issuance of medium term notes (mTn) in a value of Rp175.00 billion. The remaining funds was utilized to develop seven new projects and to enlarge land bank.

As many as four of the seven projects are situated in Jabotabek; three are oice area at Jl DI Panjaitan (Tamansari Hive), in collaboration with PT Bina Karya (Persero), at Jl Wahid Hasyim (Tamansari Parama) in collaboration with KPH Hoedhiono Kadarisman, and at Jl TB Simatupang (Tamansari Caraka), in collaboration with PT Caraka. One project is apartment building in Jl Cut mutia, Bekasi, in collaboration with PT Balai Pustaka (Persero), one landed house project in Bogor (Tamansari Cyber) in collaboration with PT Cyberindo Persada nusantara. The Company also undertakes the development of two hotels and resorts in Ubud (Tamansari Payangan) and Tanah Lot (Tamansari gangga), Bali. In developing projects, the Company maintains landed house and high-rise building composition at 40% : 60%.

The Company also consistently continues development and markets two low-cost housing projects in support of housing program for the people. The projects are Tamansari Pelabuhan Ratu in Pelabuhan Ratu and Tamansari manglayang in Cinunuk village, West Java. The low- cost landed house (RST) projects are aimed for low-income families

We will continue business expansion by developing and preparing new projects as well as committing Rp600,00 billion of our budget, derived

from internal cash and issuance of medium term notes (mTn)

Kami tetap melakukan ekspansif dengan

membangun dan mempersiapkan proyek baru serta

Dalam dokumen Wika Realty AR for website lowres singlepg (Halaman 42-47)