• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan sosialisasi manajemen perubahan dilaksanakan di 5 (lima) lokasi pada tahun 2012 yaitu Medan, Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Banjarmasin, dan di Papua. Kegiatan ini disisipkan pada kegiatan sosialisasi RBPU di beberapa kota lainnya.

Training of Trainer Agent of Change

Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Rumah Perubahan Rhenald Kasali, yang diikuti oleh seluruh Eselon II dan beberapa Eselon III. Kegiatan ini bertujuan membangun sense of ownership terhadap perubahan yang diprogramkan sehingga para pimpinan akan menjadi agen perubahan yang efektif untuk terus memaintain program perubahan.

Internalisasi Manajamen Perubahan •

Internalisasi manajemen perubahan dilakukan melalui beberapa cara dan media diantaranya adalah:

Penyusunan

ͳ Flash Budaya Kerja PU dan Reformasi Birokrasi.

Buku Saku RBPU. ͳ

Merchandise

ͳ Perubahan seperti kaos, sticker, ballpoint yang memiliki konten perubahan sehingga pegawai selalui diingatkan akan pentingnya perubahan.

Pemeliharaan Perubahan •

Dalam memelihara perubahan, mulai tahun 2012 telah dikelola facebook Reformasi Birokrasi Kementerian Pekerjaan Umum dengan agenda menginformasi sekaligus memberikan pemahaman terhadap progress pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian PU. Dalam pengelolaannya, disusun tema besar selama satu tahun yang diturunkan menjadi tema mingguan. Hal ini dilaksanakan agar kronologi penyampaian informasi dapat mengikuti pola tematik.

Laporan Akuntabilitas Kinerja

2.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian PU merupakan gambaran atas perwujudan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga oleh Kementerian PU.

100

Pencapaian

a. Outcome

Penyusunan LAKIP dievaluasi oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada setiap tahunnya dan ditujukan untuk menilai akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian PU dalam rangka mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented

government).

Pelaksanaan evaluasi AKIP mengacu pada Permen PAN dan RB No. 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja. Komponen-komponen yang dinilai dalam evaluasi AKIP yakni (1) Perencanaan Kinerja; (2) Pengukuran Kinerja; (3) Pelaporan Kinerja; (4) Evaluasi Kinerja; dan (5) Capaian Kinerja, yang mana masing-masing komponen memiliki bobot yang sudah ditetapkan. Kemudian, hasil evaluasi tersebut diinterpretasikan berdasarkan pada kategori-kategori hasil evaluasi yang digunakan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kategori tersebut adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

Kategori Penilaian Akuntabilitas Kinerja Tabel 4.2.

KATEGORI NILAI ANGKA INTERPRETASI

(1) (2) (3)

AA >85-100 Memuaskan

A >75-85 Sangat Baik

B >65-75 Baik, perlu sedikit perbaikan

CC >50-65 Cukup baik (memadai), perlu banyak perbaikan

yang tidak mendasar

C >30-50 Agak kurang, perlu banyak perbaikan,

termasuk perubahan yang mendasar

D 0-30 Kurang, perlu banyak sekali perbaikan &

perubahan yang sangat mendasar

Kementerian PU berhasil meningkatkan nilai evaluasi LAKIP dari tahun ke tahun, dan berikut adalah hasil evaluasi terhadap LAKIP Kementerian PU tahun 2010-2012:

Perkembangan Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tabel 4.3.

NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Perencanaan Kinerja 35 22.47 24.01 25.39

NO KOMPONEN YANG DINILAI BOBOT TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012

(1) (2) (3) (4) (5)

3 Pelaporan Kinerja 15 10.03 10.09 11.34

4 Evaluasi Kinerja 10 6.00 6.14 7.76

5 Capaian Kinerja 20 16.94 15.42 12.93

Nilai hasil evaluasi 100 68.22 68.99 73.34

Tingkat Akuntabilitas Kinerja B B B

Pembelajaran dan Langkah Tindak b.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian PU untuk meningkatkan penilaian Kementerian PAN dan RB terhadap LAKIP Kementerian PU. Upaya tersebut membuahkan hasil, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil evaluasi yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada kriteria “Perencanaan Kinerja”, Kementerian PU melakukan perbaikan melalui penyempurnaan Rencana Strategis Kementerian PU yang sebelumnya sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri PU No. 02 tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian PU. Adapun hasil penyempurnaan juga telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri PU yaitu No. 23 tahun 2010 tentang Perubahan Praturan Menteri Nomor 02/ Prt/M/2010, serta Peraturan Menteri PU No. 20 tahun 2012 tentang Rencana Strategis

(Midterm Review) Kementerian PU.

Selain hal tersebut di atas, upaya penyempurnaan SAKIP di lingkungn Kementerian PU diantaranya dilakukan dengan melakukan perubahan terhadap Peraturan Menteri PU No. 03 tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian PU, yang ditetapkan dalam Peraturan Meneteri P{U No. 22 tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri PU Nomor: 03/PRT/M/2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian PU. Review indikator kinerja juga telah dilakukan pada tahun 2013, namun demikian kriteria ini terus mengalami penurunan, hal ini anatara lain disebabkan informasi capaian kinerja unit Eselon 1 belum secara lengkap diungkapkan realisasi kinerja yang diperjanjikan dan lebih berorientasi output (kegiatan) daripada outcome.

Hal lain yang berkaitan dengan norma yang dilaksanakan Kementerian PU diantaranya adalah dengan menetapkan Peraturan Menteri PU No. 17 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Penetapan Kinerja di lingkungan Kementerian PU. Permen PU inilah yang digunakan oleh seluruh jajaran di lingkungan Kementerian PU dalam menyempurnakan Laporan AKIP Kementerian, satminkal, maupun unit kerja.

Upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas akuntabilitas kinerja selain melalui langkah-langkah penyempurnaan yang berkaitan dengan norma, juga dilakukan

102

langkah-langkah lain yang bersifat operasional namun memberikan dampak yang signifikan, diantaranya adalah:

Penyamaan Persepsi. Beberapa diskusi penyamaan persepsi dilaksanakan di •

tingkat kementerian maupun di masing-masing satminkal. Diskusi in difokuskan pada pemahaman hal-hal yang berkaitan dengan visi dan misi kementerian, strategi kebijakan, indikator kinerja utama, indikator kinerja, output, serta

outcome. Hal ini sebagai realisasi langkah perbaikan terhadap hal-hal yang

menjadi rekomendasi Kementerian PAN dan RB terhadap evaluasi LAKIP Kementerian PU;

Pendampingan. Kementerian PU melalui unit kerja yang menangani LAKIP, •

menyiapkan kegiatan pendampingan kepada seluruh satminkal dalam menyusun LAKIP, melalui pertemuan periodik konsultasi dan pemberian advice;

Penyiapan Struktur dan Format Baku laporan. Untuk memudahkan penyusunan •

laporan ini, Kementerian juga menyiapkan struktur outline laporan AKIP serta beberapa format baku, seperti format tabel, format narasi, dan format lainnya. Pembakuan ini memudahkan dalam penyusunan laporan, juga mudah dalam proses pendampingan dan penyamaan persepsi. Keseragaman ini juga menambah keindahan penampilan laporan;

Penyusunan Agenda Bersama. Kemudahan dalam menyelesaikan laporan ini •

juga dilakukan dengan menyusun agenda bersama yang menjadi kendali dalam penyusunan laporan, mengingat penyusunan laporan perlu dilakukan secara berjenjang dari Eselon 2, Eselon 1, dan kemudian kementerian. Dengan adanya agenda ini, tersedia waktu yang cukup untuk menyusun LAKIP Kementerian PU.

Laporan Keuangan