• Tidak ada hasil yang ditemukan

tingkat kementerian maupun di masing-masing satminkal. Diskusi in difokuskan pada pemahaman hal-hal yang berkaitan dengan visi dan misi kementerian, strategi kebijakan, indikator kinerja utama, indikator kinerja, output, serta

outcome. Hal ini sebagai realisasi langkah perbaikan terhadap hal-hal yang

menjadi rekomendasi Kementerian PAN dan RB terhadap evaluasi LAKIP Kementerian PU;

Pendampingan. Kementerian PU melalui unit kerja yang menangani LAKIP, •

menyiapkan kegiatan pendampingan kepada seluruh satminkal dalam menyusun LAKIP, melalui pertemuan periodik konsultasi dan pemberian advice;

Penyiapan Struktur dan Format Baku laporan. Untuk memudahkan penyusunan •

laporan ini, Kementerian juga menyiapkan struktur outline laporan AKIP serta beberapa format baku, seperti format tabel, format narasi, dan format lainnya. Pembakuan ini memudahkan dalam penyusunan laporan, juga mudah dalam proses pendampingan dan penyamaan persepsi. Keseragaman ini juga menambah keindahan penampilan laporan;

Penyusunan Agenda Bersama. Kemudahan dalam menyelesaikan laporan ini •

juga dilakukan dengan menyusun agenda bersama yang menjadi kendali dalam penyusunan laporan, mengingat penyusunan laporan perlu dilakukan secara berjenjang dari Eselon 2, Eselon 1, dan kemudian kementerian. Dengan adanya agenda ini, tersedia waktu yang cukup untuk menyusun LAKIP Kementerian PU.

Laporan Keuangan

3.

Laporan BPK terhadap laporan keuangan kementerian dapat diukur sebagai outcome pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian PU.

Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan a.

Pencapaian

1) Outcome

Hasil laporan BPK terhadap laporan keuangan Kementerian PU sejak 2005 •

hingga 2008 menyatakan tidak memberi opini atau disclaimer. Penyebab

disclaimer tersebut antara lain karena pencatatan dan pelaporan kas di

Bendahara Pengeluaran tidak menggambarkan nilai yang wajar, pencatatan dan pelaporan persediaan barang tidak memadai, inventarisasi dan penilaian aset tetap belum memadai sehingga penyajian saldo aset tetap tidak diyakini kewajarannya, serta nilai dalam Neraca belum mencerminkan nilai keseluruhan.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini bahwa laporan •

keuangan tahun 2009 Kementerian PU naik dari status Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) atau disclaimer menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP). BPK menilai masih ada kelemahan dalam sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan dalam peraturan perundangan, seperti antara lain: prosedur dan pelaksanaan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) belum memadai, penyajian persedian belum berdasarkan sistem pencatatan pelaporan yang baik, sistem pencatatan dan pelaporan aset tak memadai, aset belum disajikan berdasarkan harga yang wajar.

Pada Tahun 2010 BPK menilai Laporan Keuangan Kementerian (LKK) •

PU telah menyajikan secara Wajar Dengan Pengecualian (WDP) . Posisi keuangan Kementerian PU tanggal 31 Desember 2010 dan realisasi anggaran yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Pelaksanaan inventarisasi dan penilaian (IP), pada tanggal 30 Desember 2010, IP Barang Milik Negara (BMN) Kementerian PU telah memiliki nilai lebih dari Rp 115 triliun terhadap 630 satker objek IP (masih ada sebagian kecil aset yang akan dire-evaluasi). Penajaman hasil IP tersebut dilakukan melalui koordinasi dengan Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)/Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) setempat.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kembali memberikan opini Wajar Dengan •

Pengecualian (WDP) atas laporan keuangan Kementerian PU tahun 2011. Adanya peningkatan Nilai Aset Barang Milik Negara (BMN), dimana pada Tahun 2010 Nilai Aset BMN PU sebesar Rp 312 triliun dan pada Tahun 2011 meningkat menjadi Rp 555 triliun. Peningkatan Nilai Aset sebesar 43% tersebut bersumber dari perolehan DIPA Kementerian PU TA 2011 dan penambahan nilai aset disebabkan karena Kementerian PU menindaklanjuti rekomendasi BPK Tahun 2010, yakni mencatat aset tanah jalan nasional sejak jaman Daendles yang Nilai Asetnya mencapai Rp 130 triliun.

Perolehan opini WDP atas Laporan Keuangan Kementerian PU tahun 2011 disebabkan terdapat empat laporan yang belum didasarkan pada sumber yang memadai. Keempat laporan tersebut belum lengkap antara lain Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Persediaan, Aset Tetap dan Aset tak berwujud. Penilaian terhadap laporan keuangan Kementerian PU tahun 2012 meningkat •

dengan penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Hal Ini disebabkan karena Kementerian PU sudah berhasil melakukan inventarisasi dan penilaian yang sangat signifikan terhadap Saldo Akhir Aset Kementerian PU untuk Neraca Tahun 2011 Rp 555 triliun. Dan

104

Ada berapa hal yang masih perlu dibenahi antara lain:

Aspek kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, seperti ͳ

masih terdapat temuan-temuan yang terkait kelebihan pembayaran, pelaksanaan yang melampaui batas waktu pelaksanaan, aset PU yang dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak sesuai ketentuan;

Aspek Sistem Pengendalian

ͳ Internal Pemerintah (SPIP);

Aspek pelaporan Keuangan, masih diperlukan peningkatan kualitas ͳ

pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) agar lebih mudah ditelusuri, khususnya terkait selisih antara Nilai Belanja Modal dengan pencatatannya dalam neraca.

Peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian PU pada Tahun 2013 •

diharapkan dapat mencapai penilaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Nilai BMN gabungan Kementerian PU (intrakomptabel dan ekstrakomptabel) pada Tahun Anggaran 2013 mencapai sebesar Rp 776.244.204.728.199, yang merupakan nilai BMN berupa saldo awal laporan sebesar Rp 697.645.646.787.901 dan nilai mutasi yang terjadi selama Tahun Anggara 2013 sebesar Rp 78.598.557.940.298.

Nilai mutasi BMN tersebut berasal dari transaksi keuangan dan transaksi non-keuangan. Mutasi BMN yang berasal dari transaksi keuangan merupakan penambahan nilai BMN berasal dari perolehan dan/atau penambahan BMN yang berasal dari pembiayaan APBN selama periode tahun berjalan, transaksi non-keuangan transaksi penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari pembiayaan selain APBN periode tahun berjalan.

Selain memperoleh dana dari DIPA Kementerian PU, juga mengelola dana yang berasal dari BA 999.08 (Belanja Lain-lain) sebesar Rp 947.804.000.

Pembelajaran dan Langkah Tindak 2)

Beberapa kegiatan strategis telah dilakukan untuk meningkatkan laporan keuangan •

Kementerian PU pada Tahun 2008:

Tahun 2008 telah dibentuk unit pengelola BMN serta unit pelaksana teknis ͳ

pengelola BMN di Kementerian PU yang dituangkan dalam:

Peraturan Menteri PU No. 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja ͳ

Departemen Pekerjaan Umum telah dibentuk satu unit kerja setingkat Eselon II yang bertugas mengelola Barang Milik Negara Kementerian PU dengan nama Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dibawah koordinasi Sekretaris Jenderal.

Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang laporan ͳ

keuangan dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI), inventarisasi dan penilaian aset dilakukan bersama dengan Kementerian Keuangan sesuai dengan Keppres 17 tahun 2007 dan Keppres No 13 tahun 2008 dengan mengirim 137 pegawai mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah dari Kementerian Keuangan.

Beberapa langkah yang telah dilakukan untuk meningkatkan laporan keuangan •

Kementerian PU pada Tahun 2009:

Pertengahan 2009 Menteri PU menerbitkan Instruksi Menteri PU No. 2 ͳ

Tahun 2009 agar pejabat dan kepala Satuan Kerja (satker) di lingkungan PU mengambil langkah terintegrasi dan konsisten melaksanakan sistem akuntansi instansi.

Penyelesaian invetarisasi dan penilaian BMN sebelum tahun 2009. ͳ

Pendampingan BPKP untuk penyusunan laporan keuangan satker di daerah. ͳ

Diklat Standar Akuntansi Instansi (SAI) untuk eselon II dan kepala satker di ͳ

Indonesia agar memahami alur pembuatan neraca dan SIMAK BMN sebanyak 99 orang.

Langkah utama yang harus dilakukan Kementerian PU Tahun 2010 untuk mencapai •

peningkatan laporan keuangan adalah menyelesaikan masalah inventarisasi aset. Aset tanah dengan melakukan kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional ͳ

(BPN), agar menyelesaikan dan memberikan sertifikat kepada tanah-tanah milik PU. Disamping itu Kementerian PU (pusat) memberik.,an pelatihan kepada satker di daerah tentang pengendalian intern dan SAI dan Satker daerah didampingi dalam penyusunan laporan keuangan dengan melibatkan sekitar 400 auditor.

Peraturan Menteri PU No 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata ͳ

Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/ M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian PU, telah dibentuk unit kerja yang bertugas mengelola Barang Milik Negara (BMN) pada tiap satminkal, balai dan satker. Dalam rangka peningkatan penatausahaan dan penanganan BMN secara baik di masa mendatang, maka Kementerian PU juga telah membentuk unit eselon III di masing-masing Ditjen untuk menangani pengelolaan BMN dan harus menerapkan sistem pengendalian intern dalam penyusunan laporan keuangan.

Beberapa langkah yang telah dilakukan sampai dengan Desember 2011

:

Sampai dengan Desember 2011 telah disusun Laporan Barang Milik Negara ͳ

106

melakukan kegiatan pengamanan dan perkuatan hak atas tanah yaitu telah dilakukan pengumpulan dan proses sertifikasi sebanyak 2.908 sertipikat, dengan total luas sebesar 60.658.850 m2.

Disusun berbagai produk pengaturan terkait tertib pengelolaan Barang Milik ͳ

Negara yang antara lain:

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2009 tentang ¤

Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;

Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/IN/M/2011 tentang ¤

Pengamanan dan Penatausahaan Barang Persediaan di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum;

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 337/KPTS/M/2011 ¤

tentang Pelimpahan Wewenang Menteri Pekerjaan Umum kepada para Sekretaris, Kepala Balai, Kepala Biro, dan Kepala Pusat untuk dan atas nama Menteri Pekerjaan Umum Menandatangani Surat Permohonan Hak dan Surat Pernyataan Penguasaan Tanah dalam rangka Proses Pembuatan Sertipikat;

Surat Edaran Nomor 14/SE/M/2011 tentang Tata Cara Penyewaan ¤

Tanah dan Sarana/Prasarana Kementerian Pekerjaan Umum Untuk Penyelenggaraan Reklame.

Serta telah melakukan sertipikasi tanah, pendataan kembali terhadap ͳ

aset kelola, Rumah Negara, dan Kendaraan Dinas Operasional, serta Jalan Nasional.

Dalam rangka pembinaan Sumber Daya Manusia, dan peningkatan ͳ

pemahaman tertib pengelolaan BMN, menerapkan SIMAK, penghapusan, Inventarisasi dan Penilaian, empat belas sosialisasi dan pembinaan dan 4 (empat) kegiatan monitoring evaluasi Pengelolaan BMN yang dihadiri dari seluruh Satuan Kerja Kementerian PU

Beberapa langkah yang telah dilakukan padaTahun 2012 yaitu: •

Kementerian Pekerjaan Umum telah melakukan inventarisasi terhadap ͳ

seluruh aset/BMN dan melakukan penilaian atas aset perolehan sebelum tahun 2005 bersama dengan Kementerian Keuangan.

Hal ini berkaitan dengan hasil temuan BPK Rl atas Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2011 antara lain aset tanah jalan nasional senilai Rp 109.038.204.170.871.00 belum dapat diyakini kewajarannya.

Telah dilaksanakan penghapusan dan monitoring hasil IP sesu

ͳ ai ketentuan

Peraturan Menteri Keuangan No. 271/KMK.06/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Penertiban Barang Milik Negara Pada Kementerian/Lembaga antara lain:

Melakukan proses Penghapusan BMN berdasarkan BA-04 (BMN yang ¤

tidak ditemukan) di Ditjen Bina Marga pada 11 (sebelas) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dan 1 (satu) instansi pusat yang telah menyampaikan permohonan persetujuan penghapusan kepada Pengelola Barang dengan 202 usulan total nilai Rp 54.092 298 282,00. Melakukan

¤ monitoring tindak lanjut hasil IP dalam BA-04 pada Ditjen

Sumber Daya Air di 47 (empat puluh tujuh) satker dengan nilai BMN sebesar Rp 6.587.399 279.112.00.

Penelusuran tim

ͳ internal telah menemukan dan mengetahui keberadaan

BMN sebesar Rp 4.687.236.995.639.00 yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penilaian ulang. Sedangkan untuk BMN yang tidak ditemukan dari hasil penelusuran tim internal ditindaklanjuti dengan penghapusan sebesar Rp 1.794.222.936.00.

Telah dilaksanakan alih status penggunaan dan hibah BMN Kementerian ͳ

PU sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri PU No. 285.1/KPTS/ M/2010 tentang Pembentukan Tim Satgas Penajaman Hasil Inventansasi, Penilaian dan Percepatan Proses Penyelesaian Alih Status/Hibah BMN Kementerian PU senilai Rp. 1.142.707.080 724.00 (satu trilyun seratus empat puluh dua milyar tujuh ratus tujuh juta delapan puluh ribu tujuh ratus dua pulh empat rupiah) dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Rincian Alih Status/Hibah BMN Tahun 2010

NO URAIAN T/B UNIT NILAI (RP)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Alih status Rusunawa 22 2112 189.087.865.809

2 Hibah Rusunawa 85 8301 953.619.214 915

TOTAL 1.142.707.080.724

Telah dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan petunjuk pelaksanaan pengelolaan ͳ

BMN baik ditingkat kementerian dan satminkal terkait bekerjasama dengan Kementerian Keuangan selaku Pengelola Barang yang dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun anggaran dalam rangka meningkatkan pemahaman dan persamaan persepsi dalam pengelolaan BMN yang meliputi penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, pengamanan, penatausahaan dan

108

Dalam rangka Pengamanan dan Perkuatan Hak atas Tanah Kementerian PU ͳ

telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Penerbitan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2006 ¤

tentang Pengamanan dan Perkuatan Hak atas Tanah Departemen Pekerjaan Umum;

Melakukan Kesepakatan Bersama antara Menteri PU dengan Kepala ¤

Badan Perlanahan Nasional Rl tentang Pensertipikatan Tanah Aset Departemen Pekerjaan Umum No 07/PKS/M/2008-8-SKB-BPN RI-2008 tanggal 19 Desember 2008;

Penerbitan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 337/KPTS/M/2011 ¤

tentang Pelimpahan Wewenang Menteri Pekerjaan Umum Kepada Para Sekretaris, Kepala Balai, Kepala Biro, dan Kepala Pusat Untuk Dan Atas Nama Menteri Pekerjaan Umum Menandatangani Surat Permohonan Hak Dan Surat Pernyataan Penguasaan Tanah Dalam Rangka Proses Pembuatan Sertipikat.

Penerbitan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 426/KPTS/ ¤

M/2013 tentang Pembentukan Tim Pendataan Barang Milik Negara Berupa Tanah Kementerian Pekerjaan Umum Yang Digunakan Oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Dari hasil penertiban BMN berupa tanah di Kementerian Pekerjaan Umum ͳ

telah tercatat nilai tanah sebesar Rp. 376 Trilyun dan telah dilakukan sertifikasi sebanyak 4.500 bidang.

Kementerian PU dalam mencapai opini WTP untuk Tahun 2013 telah melaksanakan •

hal-hal sebagai berikut:

PBMN telah menyusun Rapermen Pekerjaan Umum tentang Juklak ͳ

Pengelolaan Barang Persediaan, karena sesuai dengan Opini BPK tentang Laporan Keuangan Tahun 2012 adalah Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP). Diharapkan dapat ditingkatkan menjadi WTP murni pada tahun 2014.

Telah disusun Laporan Barang Pengguna Kementerian Pekerjaan Umum ͳ

Tahun Anggaran 2013 yang merupakan laporan, mencakup seluruh aspek BMN yang ditatausahakan dan dikelola oleh Kementerian PU BMN dengan nilai netto saldo BMN per 31 Desember 2013 setelah penyusutan sebesar Rp. 677.484.452.433.368 (rekapitulasi gabungan intrakomptabel dan

ekstrakomptabel serta akumulasi penyusutan perincian per akun barang).

Ditindaklanjuti dengan penandatangan Nota Kesepakatan Angka Asersi Tahap ͳ

I (Sementara) Laporan Keuangan Kementerian PU Tahun 2013 yang dimasukan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2013 (Audited) pada

tanggal 17 April 2014 menyepakati dan menyetujui angka-angka sementara dalam Laporan Keuangan Kementerian PU).

Berkaitan dengan penatausahaan BMN maka Kementerian PU segera ͳ

menyusun dan mengumpulkan Asersi Final (audited) paling lambat 2 Mei 2014.

Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dalam Rangka Pemberantasan Tindak b.

Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Untuk mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Kementerian PU telah melakukan peningkatan kualitas laporan keuangan melalui pencapaian outcome di bidang peningkatan pengawasan sebagai berikut:

Pencapaian

1) Outcome

Peningkatan Peringkat Laporan Keuangan BPK •

Kondisi laporan keuangan pada tahun 2010-2011 dengan opini WDP. Pada tahun 2012 laporan keuangan Kementerian PU dengan opini WTP dengan paragraf. Peningkatan laporan keuangan Kementerian PU dari opini WDP menjadi opini WTP dengan paragraph melalui penyelesaian temuan BPK RI, melakukan pencatatan pada simak BMN, pendataan BMN yang tidak ditemukan dan melakukan iventarisasi dan penilaian (IP) atas asset yang belum mempunyai nilai perolehannya.

Penerapan pengawasan/ pengendalian intern melalui SPIP •

Dengan dikeluarkan Inmen PU No. 02/IN/M/2011 tentang penerapan Sistem Pengendalian Internal pemerintah (SPIP), sesuai dengan Diktum 1 bahwa para Pejabat Eselon I, Eselon II, Kepala Balai dan Satker untuk menerapkan SPIP melalui manejemen resiko, sesuai dengan Dictum 3 Inmen PU No. 02/IN/M/2011 Operasional WBK

Berdasarkan Permen PU No.21/PRT/M/2008 tentang Pedoman Operasionalisasi Wilayah Bebas Korupsi mengkhususkan pada pemograman anggaran dan pengadaan barang dan jasa.

Pelaksanaan program PIAK bekerjasama dengan KPK •

Sesuai dengan program PIAK dari KPK, Kementerian PU yang masuk dalam program PIAK adalah 3 Satminkal 1 (Sekretariat Jenderal, Bina Marga dan Sumber Daya Air). Program PIAK ini dimulai tahun 2009-2012 dan berdasarkan hasil penilaian dari KPK tahun 2012 Kementerian PU mendapatkan nilai 6,47 diatas rata-rata Kementerian lainnya sehingga mulai tahun 2012 Kementerian PU tidak dilakukan penilaian kembali oleh KPK pada program PIAK KPK.

110

Pembelajaran dan Langkah Tindak 2)

Kementerian PU telah melakukan pembelajaran dan langkah tindak sebagai berikut:

Deklarasi Penetapan Wilayah Bebas Korupsi Kementerian PU oeh Menteri •

PU pada tanggal Desember 2008, lingkup Pemograman dan Pengalokasian Anggaran dan Pelaksanaan dan Pengawasan Pengadaan Barang dan Jasa. Nota kesepahaman Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kepolisian •

Negara RI Nomor: 01/PKS/M/200; No. Pol.: B/7/IV/2007 tanggal 16 April 2009 tentang Pengamanan Penyelengaraan Infrastruktur Bidang pekerjaan umum secara efektif dan efisien serta berkualitas yang dilaksanakan para pihak di lingkungan Kementerian PU. Ruang lingkup Nota kesepahaman ini adalah: pertukaran informasi berkaitan dengan pengamanan dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan terhadap penyelenggaraan infrastruktur bidang pekerjaan umum, pencegahan dan/ atau penindakan terhadap penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran hukum, dan peningkatan kordinasi penanganan informasi, laporan dan pengaduan masyarakat. Nota kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung tanggal 16 April 2009.

Pedoman Kerja antara Kementerian Pekerjaan Umum dengan Kepolisian •

Negara Nomor: 390.1/KPTS/M/200; No. Pol B/18/VI/200 tanggal 3 Juni 200. Tujuan Pedoman Kerja ini adalah untuk memberikan acuan kerja dalam rangka operasionalisasi pengamanan penyelenggaraan infrastruktur bidang PU berdasarkan nota kesepahaman

Komitmen Implementasi Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik oleh Bapak •

Wakil Menteri PU dan Pejabat Eselon I pada Desember 2011.

Nota Kesepakatan Bersama antara Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi •

Keuangan dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Nomor: NK-56/1.02/PPATK/04/12; Nomor: NK-01/IJ/2012 tanggal 11 April dengan tujuan menetapkan upaya atau langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi, dengan tugas, fungsi dan kewenangan Inspektorat Jenderal Kementerian PU dalam melaksanan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pekerjaan PU.

Penandatanganan Pakta Integritas Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan •

Seluruh Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum menandatangani Pakta Integritas disaksikan oleh Bapak Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 14 November 2012.

Piagam pencanangan Pembangunan Zona Integritas oleh Menteri Pekerjaan •

Umum disaksikan oleh Kepala BPKP, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Menteri PAN dan RB dan Wakil Ketua Ombusdsman RI pada

tanggal 14 November 2012.

Pernyataan Komitmen Penerapan Pengendalian Gratifikasi oleh Menteri •

Pekerjaan Umum dan Wakil Ketua KPK pada tanggal 1 November 2013.

Peningkatan Pelayanan Publik