• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran mewujudkan birokrasi yang bersih dan bebas KKN pada tahun 2014 diukur melalui dua indikator keberhasilan. Indikator pertama adalah membaiknya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yaitu dari baseline tahun 2009 sebesar 2,8 menjadi 5,0 pada tahun 2004. Untuk mendukung indikator tersebut, kementerian PU melakukan kegiatan peningkatan operasionalisasi WBK, mengikuti program PIAK-KPK, dan melakukan penguatan pengawasan Internal dengan penerapan program SPIP secara baik.

Keberhasilan ketiga kegiatan tersebut menunjukkan keberhasilan kementerian mendukung sasaran dan indikator di atas. Indikator kedua dalam rangka sasaran mewujudkan birokrasi bersih dan bebas KKN adalah Opini BPK dengan target pada tahun 2014 semua instansi pusat telah mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kementerian PU pada tahun 2010 telah mendapat nilai Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Program kementerian PU mengenai Opini BPK merencanakan target laporan keuangan tahun 2012 untuk mendapat predikat WTP. Target yang optimis tersebut akan mendukung sasaran reformasi birokrasi nasional dalam pencapaian 100% peringkat WTP pada tahun 2014 untuk kementerian dan lembaga pusat.

Sasaran kedua meningkatkan integritas pelayanan publik yaitu dari baseline tahun 2009 sebesar 6,46 mejadi 8,0 pada tahun 2014 (berdasarkan Tabel 2.2). Dukungan terhadap sasaran ini adalah dengan memprogramkan penetapan dan penerapan standar pelayanan dan target kinerja pelayanan yang diturunkan dari IKU kementerian PU. Pada tahun 2011 direncanakan dilakukan pemetaan standar pelayanan kementerian.

Pada tahun yang sama akan ditetapkan standar pelayanan untuk melaksanakan quick win kementerian di tahun 2012. Pada tahun 2012 direncanakan telah ditetapkan 30% standar pelayanan, menjadi 60% pada tahun 2013, dan menjadi 100% pada tahun 2014. Program penerapan standar pelayanan pada tahun 2012 khusus untuk quick win. Pada tahun 2013 akan diterapkan 30% standar pelayanan, dan pada tahun 2014 mencapai 60% standar

pelayanan yang diterapkan. Pada sasaran peringkat kemudahan berusaha kementerian PU akan meningkatkan kualitas pelayanan perijinan jasa konstruksi asing.

Dukungan kepada sasaran meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi dilakukan melalui program-program terkait dengan SDM, Organisasi dan Tatalaksana yang menjadi fokus program reformasi birokrasi. Pada sasaran ini dukungan diarahkan untuk utamanya mencapai target indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi Nasional tahun 2014 tentang akuntabilitas instansi pemerintah. Pada indikator ini adalah nilai LAKIP kementerian PU direncanakan pada tahun 2012 dan 2013 mendapat peringkat B, dan mendapat peringkat A pada tahun 2014. Pada sasaran efektivitas pemerintahan tidak ada upaya khusus yang dilakukan oleh kementerian.

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pekerjaan Umum (RBPU) Tahun 2013 dapat dilihat baik dari target maupun pencapaian yang berbasiskan Kelompok Kerja (POKJA) Reformasi Birokrasi Kementerian Pekerjaan Umum yang meliputi Pokja Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang-Undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi dan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan

Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

Keberadaan Pokja masih dipandang perlu untuk memberikan dukungan melalui kajian dan evaluasi Reformasi Birokrasi Kementerian berdasarkan substansi masing-masing Pokja dan mempertajam isi Kertas Kerja Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Kementerian Pekerjaan Umum, sesuai dengan metode PMPRB yang diatur dalam Permen PAN dan RB Nomor 01 Tahun 2012 yang berbasis Satminkal.

Pada Bulan Juni tahun 2013 tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional telah melakukan Peer Review terhadap kesiapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pekerjaan Umum pada 9 program mikro RB dengan hasil penilaian sebesar 92 atau berada pada zona biru (level 4).

Adapun beberapa hal yang perlu menjadi perhatian untuk tahun 2014 adalah sebagaimana berikut:

POKJA penataan dan penguatan organisasi,dalam restrukturisasi/penataan tugas •

dan fungsi unit kerja pada kementerianhasilnya sebagai input penyusunan naskah akademis penajaman struktur organisasi pada tahun 2014.

POKJA Penataaan tatalaksana, dalam hal pembangunan atau pengembangan •

e-government membutuhkan evaluasi.

POKJA Monitoring, evaluasi dan pelaporan.Evaluasi menyeluruh belum dilaksanakan •

sampai dengan tahun 2014, namun saat ini sudah direncanakan untuk dilaksanakan pada semester kedua tahun 2014.

90

3. Penguatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja

Salah satu sasaran prioritas dari Reformasi Birokrasi Kementerian PU yakni penguatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja. Sasaran ini dicapai tentunya melalui program penguatan akuntabilitas kinerja. Berbagai hal telah dilaksanakan dalam rangka penguatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja diantaranya adalah melalui beberapa hal sebagai berikut:

Penguatan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah •

Dalam rangka penyusunan SAKIP dengan penerapan Manajemen Kinerja Organisasi dan Kinerja Individu, pada tahun 2012 telah dilakukan penyusunan Pedoman Penyusunan Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan dokumen Penetapan Kinerja (PK) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yang kemudian tertuang di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2012. Pedoman tersebut kemudian menjadi acuan bagi masing-masing unit Organisasi Eselon I dan Unit Kerja Eselon 2 di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyeragamkan dan memperbaiki kualitas penyusunan LAKIP dan PK.

Pada tahun 2013, telah dilakukan berbagai upaya dalam rangka penyempurnaan format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Penetapan Kinerja seperti fasilitasi yang meliputi kegiatan pendampingan penyusunan LAKIP dan PK, sosialiasi terkait penyusunan dokumen Rencana Aksi, review Rencana Strategis (Renstra), evaluasi penyusunan LAKIP Unit Kerja Eselon 2, dan workshop-workshop terkait kegiatan penyusunan LAKIP, dan PK. Dilakukan pula penguatan pengendalian melalui penyusunan rencana aksi di dalam dokumen LAKIP.

Pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi •

Dalam rangka meningkatkan nilai manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) terkait hasil evaluasi kinerja birokrasi yang dilakukan berdasarkan atas Permenpan PER/19/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Organisasi Pemerintah, pada tahun 2013 telah disusun dan dilakukan finalisasi Konsep Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian PU dalam rangka uji coba sistem pengembangan kinerja, dengan beberapa Satminkal menjadi pilot (Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, dan Sekretariat Jenderal (Biro Kepegawaian & Organisasi Tata Laksana, dan Pusat Kajian Strategis). Pedoman tersebut menjelaskan mengenai kaitan dan penyelarasan antara indikator kinerja organisasi dengan indikator kinerja individu di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.

Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Kementerian Pekerjaan Umum •

Kegiatan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian PU memiliki target/sasaran pada tahun 2013, yakni perumusan indikator kinerja organisasi dan individu. Dalam rangka hal tersebut, telah dilakukan review secara berkelanjutan terhadap dokumen Indikator Kinerja Utama, Indikator Kinerja Kegiatan, dan Output Penting di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.

BAB 4

KEBERHASILAN PENINGKATAN KINERJA