• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Upacara Religius dalam Kristen

Dalam dokumen Keragaman perilaku beragama (Halaman 94-99)

RITUAL KEAGAMAAN PERSPEKTIF TEORI

A. Teori-Teori Ritual Keagamaan

2. Makna Upacara Religius dalam Kristen

menjaga kekencangan kulit wajah. Beribadah secara kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.

2. Makna Upacara Religius dalam Kristen

1) Pentakosta

Pengertian nama “Pentakosta” sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari perkataan “Pentekoste” yang artinya hari yang kelima puluh. Karena itu pelaksanaan hari raya Pentakosta adalah dihitung 50 hari sejak hari raya Paskah. Umat Israel di Perjanjian Lama dan umat Kristen di Perjanjian Baru bersama-sama merayakan dengan sikap yang sangat khidmat kedua hari besar itu, yaitu hari raya Paskah dan Pentakosta. Pada satu segi umat Israel dan umat Kristen memiliki kesamaan teologis bahwa hari raya Paskah dan Pentakosta pada prinsipnya merupakan peringatan akan karya Allah di dalam sejarah umatNya.

Bagi umat Kristen di Perjanjian Baru, hari raya Pentakosta dirayakan setelah 50 hari atau 7 minggu sesudah hari raya Paskah yang bertepatan dengan hari kebangkitan Kristus. Selaku umat percaya, gereja mengenang karya Allah yang telah membangkitkan Kristus pada hari Paskah, dan kini mereka menunggu janji Kristus setelah Dia naik ke surga bahwa Dia

akan mengutus Roh Kudus. Itu sebabnya di Perjanjian Baru disaksikan:19

“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.

Dalam pemahaman iman umat Kristen, pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari raya Pentakosta dihayati sebagai buah sulung dari karya penebusan Kristus di atas kayu salib. Bagi gereja dan umat Kristen peristiwa salib bukanlah sekedar suatu tragedi dan tindakan sewenang-wenang penolakan manusia terhadap karya Allah. Tetapi juga melalui

seluruh ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan penolakan manusia tersebut oleh Allah telah diubah dan dipakai menjadi suatu kemenangan bagi Kristus untuk menebus seluruh dosa umat manusia. Sehingga bagi umat yang mau percaya kepada Kristus, mereka dikaruniakan keselamatan dan hidup kekal. Dalam rangka itulah Allah di dalam Kristus menganugerahkan dan mencurahkan Roh Kudus agar umat percaya makin diteguhkan, dikuatkan dan dibimbing oleh Roh Kudus di tengah-tengah dunia ini. Pada saat itulah persekutuan umat percaya mulai terbentuk. Jadi gereja Tuhan mulai hadir di atas muka bumi sejak pencurahan Roh Kudus yang terjadi pada hari Pentakosta.

2) Paskah

Dalam Perjanjian Baru, Paskah menunjukkan pengorbanan Tuhan Yesus disalib. Pengorbanan itu membebaskan manusia dari seluruh perbudakan dosa. Hal ini hanya terjadi bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Paskah bisa disebutkan sebagai tindakan Allah mengasihi manusia, dengan mengorbankan anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus.

Pengorbanan ini bertujuan menyelesaikan dosa dan memberi ke-selamatan. Dengan peristiwa kebangkitan dari antara orang mati, maka

Allah telah melakukan pekerjaan pendamaian dengan diri-Nya.20 Antara

manusia dengan Dia, tidak ada lagi permusuhan, tembok dosa yang

memisahkan kita dengan Dia, kini telah dirobohkan.21 Dengan

peristiwa-peristiwa ini maka umat Kristiani diterima sebagai anak-anak-Nya dan beroleh persekutuan dengan-Nya.

Perayaan Paskah yang dilakukan setiap tahun pada dasarnya bukanlah sekedar rutinitas gerejawi. Perayaan itu justru memiliki arti yang sangat penting. Beberapa hal yang dapat dicatat sebagai makna dari kebangkitan Yesus adalah:

a) Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang ber-kuasa atas maut. Alkitab memberikan bukti bahwa pagi-pagi benar ketika fajar menyingsing pada hari pertama minggu itu para wanita yang menengok kubur Yesus mengalami gempa bumi yang hebat dan malaikat Tuhan datang menggulingkan batu yang ada di kubur

20 Perjanjian Baru, II Korintus, 5: 18.

Yesus.22 Sejak peristiwa itu dari mulut ke mulut terdengar berita

bahwa Yesus hidup dan bagkit. Dari peristiwa ini umat Kristiani menarik makna yang sangat penting bahwa Yesus adalah Allah yang tidak dapat dikekang oleh maut. Ia adalah Allah yang berkuasa atas kuasa maut. Dia benar hidup.

b) Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa janji-Nya tidak pernah gagal atau diingkari. Sebelum Yesus mati di kayu salib dan dikuburkan, Dia telah memberitahukan kepada para murid- Nya bahwa Ia akan diserahkan ke tangan orang berdosa dan akan mati, namun pada hari

yang ketiga akan dibangkitkan.23 Peristiwa Paskah adalah pembuktian

janji Tuhan bagi semua umat manusia. Di samping itu kebangkitan- Nya merupakan peneguhan dari janji-Nya. Kristus bangkit dari kematian untuk menggenapi firman Tuhan, sejalan dengan itu Alkitab menjelaskan bahwa kebangkitan Yesus adalah penggenapan

janji kehidupan yang kekal.24

c) Paskah menunjukkan adanya pengharapan bagi orang percaya. Dengan kebangkitan Yesus dari kematian, maka sesuai dengan

Alkitab umat Kristiani dianugerahi hidup kekal.25 Paulus menekankan

pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus dalam iman Kristen. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan selalu bertumpu pada iman dan pengharapan, jadi dengan peristiwa Paskah iman dan harapan umat Kristiani makin diteguhkan.

3) Ekaristi

Bagi umat Kristiani, Ekaristi adalah sumber dan puncak orang beriman. Mengikuti Ekaristi bukan suatu kewajiban dan sebagai rutinitas semata, tapi Ekaristi adalah  sebagai kebutuhan hidup orang-orang beriman. Dasar Ekaristi adalah dari Alkitab Injil, dari perjanjian Lama, maupun perjanjian Baru, karena Ekaristi adalah menghadirkan Tuhan di tengah-tengah umat yang hadir dalam Ekaristi itu.

22 Perjanjian Baru, Matius, 28: 1-2.

23 Perjanjian Baru, Lukas, 24:7.

24 Perjanjian Baru, I Korintus, 15: 13-17.

Karena Tuhan mengasihi umatnya, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa manusia mengurbankan diri-Nya sendiri dan menumpahkan darahnya sebagai kurban terakhir demi keselamat umat Kristiani, sehingga tidak ada lagi kurban domba, karena dialah anak domba Allah yang tak bercacat itu, Ekaristi itu dilakukan Yesus disaat perjamuan malam sebelum paskah sebagai simbolis, yang Ekaristi nyata adalah disaat Tuhan Yesus dikurbankan dikayu salib. Yesus mengatakan roti sebagai tubuh-Nya yang dikurbakan untuk disantap bagi semua orang dan anggur sebagai darahnya, tada Perjanjian Baru, atau sebagai materai Perjanjian Baru yang harus dikenang dan dilakukan untuk menghadirkan Tuhan Yesus dalam Ekaristi.

4) Baptis

Baptisan adalah ritual pemurnian dengan menggunakan air. Kata

baptis berasal dari bahasa Yunani, βάπτειν, yang berarti “berendam atau

mandi”. Namun, lebih tepatnya kata tersebut berarti “berendam di air seluruhnya, sampai air menutupnya.”

Baptisan dikenal sebagai ritual inisiasi Kristen yang melambang kan pembersihan dosa. Baptisan juga melambangkan kematian bersama Yesus. Dengan masuk ke dalam air, orang yang dibaptiskan itu dilambangkan telah mati. Ketika ia keluar lagi dari air, hal itu digambarkan sebagai kebangkitannya kembali. Rasul Paulus dalam Surat Roma melukiskannya demikian:

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup

dalam hidup yang baru.”26

Baptisan itu mempunyai dua arti dan makna, yaitu: a) Baptisan Air

Baptisan dengan air yang dilaksanakan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan dan menurut katanya sendiri bahwa baptisan tersebut

adalah tanda pertobatan dari yang bersangkutan dalam artian yang bersangkutan telah menyesal atas semua dosa-dosa dan

kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya.27 Dan sejak ia dibaptiskan, ia

berikrar dan bertekad tidak mengulanginya lagi dan memulai hidup

baru dengan melaksanakan semua kehendak Allah.28 Baptisan air

secara umum dilakukan dan disaksikan oleh banyak orang pada waktu pelaksanaannya.

b) Baptisan Roh

Baptisan Roh yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis dengan kata-kata “Baptisan roh kudus dan api” baru diberikan kepada yang bersangkutan oleh Yesus bilamana dia setelah pertobatannya itu

benar-benar melaksanakan kehendak Allah,29 yaitu:

i. Dengan segenap hati dan jiwanya mengaku percaya bahwa Yesus

adalah Tuhan30 Mesias, Anak Allah yang hidup,31 karena yang

mampu menyelamatkan umat manusia adalah Yesus seorang.32

ii. Dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budinya mengasihi

Allah.33

iii. Mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri.34

Baptisan Roh ini, bisa dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Baptisan air itu sendiri dan dapat juga sesudahnya. Tegsanya kapan baptisan Roh itu terjadi tidak dapat dilihat/disaksikan oleh siapa pun karena pelaksanaanya bukan dilakukan oleh Pendeta melainkan oleh Allah sendiri yang roh itu.

27 Perjanjian Baru, Matius, 3: 11a.

28 Ibid., 7: 21.

29 Ibid., 3: 11b.

30 Perjanjian Baru, Yohanes, 13: 13.

31 Perjanjian Baru, Matius, 16: 16.

32 Perjanjian Baru, Kisah Para Rasul, 4: 12 & Yohanes, 14: 6.

33 Perjanjian Baru, Markus, 12: 30.

Dalam dokumen Keragaman perilaku beragama (Halaman 94-99)