• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maulid Nabi Muhammad

Dalam dokumen Keragaman perilaku beragama (Halaman 141-145)

PERAYAAN AGAMA-AGAMA

1) Maulid Nabi Muhammad

BAB V

PERAYAAN AGAMA-AGAMA

AGAMA memiliki peranan penting dan pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran saat menandai pergantian masa karena, itu tiap-tiap agama memiliki perayaan keagamaan dan ritual-ritual tertentu. Di bawah ini akan dibahas mengenai berbagai macam perayaan dan ritual dalam agama-agama.

A. Upacara Keagamaan dalam Berbagai Agama 1. Upacara Keagamaan dalam Islam

Ada beberapa upacara keagamaan dalam agama Islam, meskipun upacara-upacara tersebut tidak dijelaskan dalam al-Qur’an maupun hadith. Sebagian dari upacara-upacara keagamaan dalam Islam telah berpadu dengan budaya di mana agama Islam itu berkembang. Beberapa upacara keagamaan dalam Islam adalah:

1) Maulid Nabi Muhammad

Maulid Nabi Muhammad adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh raja Irbil (wilayah Iraq sekarang), bernama Muzhaffaruddin al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan maulid nabi

beliau telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama’ saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandang dan menganggap baik perayaan maulid Nabi yang

dibuat untuk pertama kalinya itu.1

Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.

Sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja’far ash-Shadiq.

Terdapat beberapa kaum ulama yang berpaham Salafi dan Wahhabi yang tidak merayakannya karena menganggap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah bid’ah, yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mereka berpendapat bahwa kaum muslim yang merayakannya keliru dalam menafsirkannya sehingga keluar dari esensi kegiatannya. Namun demikian, terdapat pula ulama yang berpendapat bahwa peringatan Maulid Nabi bukanlah hal bid’ah, karena merupakan pengungkapan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

2) Aqiqah

Aqiqah adalah menyembelih kambing pada hari ketujuh (dari kelahiran seorang bayi) sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Allah swt berupa kelahiran seorang anak. Aqiqah merupakan salah satu hal yang disyariatkan dalam agama islam. Ketentuan jumlah kambing yang disembelih dalam aqiqah adalah untuk anak laki-laki 2 ekor dan untuk

1 M. Ali, Gagasan Moeslim Abdurrahman tentang Pendidikan Islam Transformatif, Jurnal Smart; Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi, https://blasemarang.kemenag. go.id/journal/index.php/smart/article/view/487 (18 April 2017).

anak perempuan 1 ekor. Selain kambing, boleh juga mengganti kambing dengan unta ataupun sapi dengan syarat unta atau sapi tersebut hanya untuk satu anak saja, tidak seperti kurban yang mana dibolehkan untuk 7 orang. Tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa Aqiqah hanya boleh dengan menggunakan kambing saja, sesuai dalil-dalil yang datang dari Rasulullah saw.

Ada perbedaan antara Aqiqah dengan kurban, kalau daging kurban dibagi-bagikan dalam keadaan mentah, sedangkan Aqiqah dibagi-bagikan dalam keadaan matang. Ada beberapa hikmah syariat Aqiqah, yakni dengan Aqiqah, timbullah rasa kasih sayang di masyarakat karena mereka berkumpul dalam satu walimah sebagai tanda rasa syukur kepada Allah swt. Dengan Aqiqah pula, berarti bebaslah tali belenggu yang menghalangi seorang anak untuk memberikan syafaat pada orang tuanya. Dan lebih dari itu semua, bahwasanya Aqiqah adalah menjalankan syiar Islam.

3) Khitan

Khitan, adalah bentuk mashdar (kata dasar) dari khatana, yang artinya memotong. Al-Khitaan, Al-Ikhtitaan, adalah isim (kata benda) dari fi’il (kata kerja) al-khaatin, atau sebutan tempat yang dikhitan, yaitu kulit yang tersisa setelah dipotong. Khitan hukumnya wajib bagi orang Islam laki-laki. Upacara ini sudah disyariatkan sejak zaman nabi Ibrahim. Upacara khitanan dilakukan dengan cara yang berbeda-beda di tiap-tiap wilayah menyesuaikan dengan kebudayaan setempat.

Dalam Islam, ada alasan kenapa diwajibkan khitan. Alasannya adalah sebagai proses untuk menyucikan diri dari najis. Kulit pada ujung kemaluan atau yang dinamakan kulup akan dapat menampung kotoran yang berasal dari air seni dan keringat. Tentu saja ini menjadi najis, padahal orang Islam diwajibkan bersih. Jika seorang lelaki sampai usia baligh atau sekitar 12-15 tahun belum dilaksanakan khitan, maka ibadah sholatnya tidak sah karena ada kotoran dalam kemaluannya. Khitan juga menjadi acuan kedewasaan selain datangnya masa baligh itu. Dengan keadaan yang bersih, maka sholatnya akan diterima dan masuk dalam catatan amal baiknya.

4) Tahlilan

Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000.

Secara lughah (bahasa) tahlilan berakar dari kata hallala (

َلَّل َه

)

yuhallilu (

ُلِّلَهُي

) tahlilan (

ًلاْيِلْهَت

) artinya adalah membaca “Laila illallah.” Istilah ini kemudian merujuk pada sebuah tradisi membaca kalimat dan doa- doa tertentu yang diambil dari ayat al- Qur’an, dengan harapan pahalanya dihadiahkan untuk orang yang meninggal dunia. Biasanya tahlilan dilakukan selama 7 hari dari meninggalnya seseorang, kemudian hari ke-40, 100, dan pada hari ke-1000 nya. Begitu juga tahlilan sering dilakukan secara rutin pada malam jum’at dan malam-malam tertentu

lainnya.2 Di Indonesia, upacara tahlilan ini mayoritas dilakukan oleh umat

Islam dari organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama’.

5) Syukuran

Upacara syukuran diadakan oleh sebagian umat Islam sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Dalam upacara syukuran, dibacakan do’a-do’a tertentu, ayat-ayat al-Qur’an, maupun shalawat Nabi. Beberapa hidangan disajikan untuk orang-orang yang hadir dalam upacara tersebut. Ada beberapa macam syukuran bergantung pada hajat dariorang yang menyelenggarakan syukuran. Beberapa acara syukuran yang sering dilakukan adalah syukuran kehamilan, syukuran memasuki rumah yang baru, syukuran kenaikan pangkat, syukuran ketika akan melaksanakan ibadah haji, dan lain-lain.

2 Abdul Manan A.Ghani, “Tentang Tahlilan dan Dalilnya”, dalam http://www.nu.or. id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,37823-lang,id-c,ubudiyyah-t,Tentang+T ahlilan+dan+Dalilnya-.phpx (18 April 2017).

Dalam dokumen Keragaman perilaku beragama (Halaman 141-145)