• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia Sebagai Makhluk Terbaik Ciptaan Allah

Dalam dokumen Buku Isbd Baru (Halaman 53-56)

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

1. Manusia Sebagai Makhluk Terbaik Ciptaan Allah

Pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna kejadiannya. Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai perangkat kelengkapannya yang

kompleks. Kesempurnaan kejadian manusia difirmankan oleh Allah dalam Surat At Tiin ayat 5, yang artinya: “Sungguh Kami ciptakan manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Harus diakui dan disyukuri bahwa kejadian manusia dilihat dari dimensi apapun apabila dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah, maka keberadaan wujud manusia sungguh teramat baik. Selain unsur kelengkapan rohani yang berupa akal, rasa, dan kehendak, secara jasmani keberadaan tubuh manusia juga mengandung unsur-unsur nilai estetika (keindahan). Meurut teori keindahan suatu benda dikatakan indah kalau mengandung setidaknya 3 unsur, yaitu contrast (pertentangan), simetry/balance (keserasian/keseimbangan), dan unity (kesatuan)

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah memenuhi semua unsur tersebut. Secara anatomis mulai dari bentuk dan ukuran kepala badan, tangan dan kaki tidak ada yang terlepas dari unsur-unsur keindahan tersebut. Kepala dengan ukuran yang tentatif bagi setiap orang mengandung ketiga unsur keindahan, sehingga dapat menampakkan wajah seseorang memiliki daya tarik pada orang lain. Unsur kontras atau pertentangan ditampakkan antara lain dalam: rambut, mata, gigi, bahkan bentuk wajah. Sedangkan simetri dan keseimbangan terdapat pada keberadaan mata, telinga, hidung, dan lainnya.

Bentuk kontras dari rambut misalnya, masing-masing rambut yang tumbuh di tubuh manusia ternyata memiliki tingkat pertumbuhan yang kontras antara satu dan lainnya. Rambut di kepala ternyata bisa tumbuh dengan subur dan bisa memanjang. Sementara rambut lainnya seperti, alis, bulu mata, kumis, dan jenggot tidak bisa tumbuh memanjang sebagaimana rambut di kepala. Hal ini merupakan indikator dari kekontrasan rambut manusia, sehingga membuat penampilan manusia menjadi indah. Kita bisa bayangkan seandainya rambut alis, bulu mata bisa memanjang seperti rambut di kepala, maka hal ini tentu akan mengurangi kualitas keindahan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah.

Mata manusia mengandung unsur kekontrasan pula, yaitu dengan bola mata yang berwarna-warna. Manusia Indonesia dianugerahi oleh Allah bola mata berwarna putih dan hitam. Dengan kekontrasan warna bola mata seperti ini menjadikan penampakan wajah manusia menjadi indah pula. Bisa dibayangkan bagaimana seandainya bola mata manusia itu tidak mengandung kekontrasan, misalnya hanya berwarna hitam saja, atau sebaliknya hanya berwarna putih saja ?. Kalau ada manusia yang memiliki bola mata dengan hanya satu warna saja, maka penampilannya tidak lagi akan memiliki nilai keindahan,

mungkin sebaliknya yaitu bisa menakutkan kepada manusia lainnya.

Nilai keindahan seperti dicontohkan di atas akan menjadi lebih konkrit jika ditambah dengan adanya unsur simetri dan keseimbangan. Bola mata ada dua biji, telingga juga dua bagian seimbang dan simetry, hidung walaupun satu tetapi lobangnya dua dan menghadap ke bawah, kesemuanya melengkapi betapa manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang indah. Keberadaan tangan dan kaki juga demikian. Unsur keindahannya berupa kontras sangat tampak sekalipun banyak manusia yang kurang menyadari. Coba perhatikan bagaimana pertentangan yang terjadi antara langkah kaki dan ayunan tangan ketika seseorang sedang berjalan?. Ketika kaki kanan melangkah ke depan, ternyata secara reflektif diikuti oleh ayunan tangan kiri yang ke depan, dan sebaliknya. Dengan gerakan reflektif seperti ini menjadikan penampilan manusia dalam berjalanpun tampak serasi dan indah.

Unsur unity atau kesatuan sebagai bagian dari sifat keindahan yang juga terdapat pada diri manusia ditampakkan dalam wujud keberadaan manusia secara totalitas. Artinya semua sifat-sifat keindahan yang dimiliki oleh manusia baik secara fisik maupun psikis akan memiliki arti indah apabila unsur unity sebagai suatu sistem juga terpenuhi. Secara anatomis yang disebut sebagai manusia adalah wujud utuh adanya fisik dan psikis atau jasmani (badan) dan rohani (ruh). Manusia memiliki sifat indah tersebut apabila kedua unsur ini yaitu badan dan ruh berada dalam satu sistem, tidak hanya salah satu fisik saja, atau dalam kondisi tidak utuh. Sebab bagaimanapun baiknya bentuk fisik manusia dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah apabila tidak dalam kondisi utuh (sistem), maka nilai keindahannya akan berkurang, bahkan hilang atau tidak ada sama sekali. Wajah misalnya dikatakan cantik atau tampan apabila wajah tersebut berada dalam satu sistem dengan bagian-bagian tuhuh yang lain. Coba bayangkan kira-kira bagaimana cantiknya wajah seseorang kalau ternyata hanya tampak kepalanya saja di hadapan kita tanpa ada bagian tubuh lainnya ? 2. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Manusia sebagi makhluk individu memiliki identitas tersediri yang berbeda dengan manusia lainnya. Perbedaan ini meliputi berbagai aspek kehidupan yang melekat kepadanya. Mulai dari ukuran bentuk fisik, wajah, sifat, sampai pada identitas yang paling umum yaitu nama. Kalau ada nama yang sama antara satu individu dengan individu lainnya itu bukan berarti bahwa di antara kedua manusia tersebut benar-benar sama atau

identik. Nama yang sama yang dimiliki oleh masing-masing individu sifatnya hanyalaha kebetulan saja.

Adakalanya seseorang agak sulit membedakan di antara dua orang yang kembar siam. Mana yang lebih tua atau sebaliknya. Sepintas kalau diamati mungkin di antara keduanya sepertinya tidak terdapat suatu perbedaan yang signifikan. Namun sebagai makhluk individu yang merupakan sunnatullah, pasti di antara keduanya memiliki perbedaan. Kondisi seperi ini sebenarnya sekaligus juga mengingatkan kepada manusia bahwa Allah itu betapa maha kuasa, maha besar, maha hebat mencipta makhluk tak pernah kehabisan bentuk-bentuk wajah baru. Bisa dibayangkan manusia di dunia yang sudah hampir mencapai dua milliard, tidak ada satupun yang memiliki wajah sama, baik di antara sesam lelaki maupun perempuan. Ketidak samaan tersebut juga sebagai kodrati yang membuat kehidupan manusia menjadi harmoni dan serasi dalam keseimbangan. Bagaimana kira-kira kehidupan di dunia ini seandainya ada manusia yang benar-benar sama antara satu dengan lainnya, terlebih lagi jika berjumlah banyak. Mungkin bisa terjadi istri orang akan diakui sebagai istrinya, dan sang istripun tidak menolak karena yang mengaku tersebut benar-benar seorang lelaki yang identik dengan wajah suaminya.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki karakteristik atau sifat-sifat seagai berikut.

1) Satu kesatuan yang utuh, terorganisir yang beraksi dan bereaksi

2) Dinamis, selalu berkembang baik karena pengaruh internal maupun eksternal.

3) Berbeda dengan pribadi-pribadi lainnya.

4) Memiliki nilai tersendiri, prilakunya tunduk dan menggambarkan nilai yang diakuinya.

5) Sulit dinilai, yang dapat diamati hanya manifestasinya dalam bentuk perbuatan.

Dalam dokumen Buku Isbd Baru (Halaman 53-56)