• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan dan Perkembangan Ipteks

Dalam dokumen Buku Isbd Baru (Halaman 130-135)

Selamat Bekerja

4. Pembangunan dan Perkembangan Ipteks

Pengaruh IPTEK pada tatanan kehidupan masyarakat

Perkembangan IPTEK yang sedemikian pesatnya mampu menciptakan perubahan-perubahan yang mempengaruhi langsung pada tatanan kehidupan masyarakat, khususnya dalam empat bidang berikut :

a. perubahan dibidang intelektual, masyarakat meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama atau kepercayaan-kepercayaan tradisional dan mengambil kebiasaan dan kepercayaan baru, setidaknya melakukan reaktualisasi b. perubahan dalam organisasi-organisasi sosial yang mengarah pada

kehidupan politik

c. perubahan dan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata lingkungannya

d. perubahan di bidang industri dan kemampuan di medan perang.

Alvin Tofflercxiv menyatakan saat ini negara-negara teknologi maju telah memasuki tahap superindustrialisme, melalui inovesi teknologi tiga tahap, yaitu ide kreatif, penerapan praktisnya, dan difusi atau penyebarannya dalam masyarakat. Ketiga tahap ini merupakan siklus yang menimbulkan bermacam-macam ide kreatif baru sehingga merupakan reaksi berantai yang disebut proses perubahan.

Dengan semakin meningkatnya teknologi, tempat proses perubahan itu tidak dapat dipandang normal lagi, dan tercapailah akselerasi ekstern maupun intern (psikologis) yang merupakan kekuatan sosial yang kurang mendalam dipahami.

Accelerasi dan Trancience

Dalam hal akselerasi, apabila masa depan itu menyerbu masa kini dengan kecepatan yang terlampau tinggi, maka masyarakat atas dapat mengidap penyakit ‘progeria’, yakni tingkat menua yang lanjut sekalipun secara kronologis usianya belum tua. Bagi masyarakat semacam itu, perubahan tersebut seolah-olah tidak dapat dikendalikan lagi, kemudian dicari semacam kekebalan diplomatic

terhadap perubahan. Tak mustahil pula akan timbul future shock atau kejutan masa depan, yaitu suatu penderitaan fisik dan atau mental yang timbul apabila sistem adaptif fisik dari organisme manusia itu, beserta proses pembuat keputusannya, terlampau banyak dilewati daya dukungannya.

Akselerasi perubahan secara drastic dapat mengubah mengalirkan situasi. Dalam hal ini situasi dapat dianalisis menurut lima komponen dasar, yaitu benda, tempat, menusia, organisasi, dan ide. Hubungan lima komponen itu, ditambah dengan factor waktu, membentuk kerangka pengalaman sosial.

Toffler juga menyatakan ada kekuatan lain yang dapat mengubah wajah dan eksistensi manusia selain akselerasi, yaitu transience (keadaan bersifat sementara). Transience merupakan alat kasar yang berguna dalam mengukur laju mengalirnya situasi, dan menjembatani teori-teori sosiologis tentang perubahan psikologi insasi perseorangan. Masyarakat menurut transience, dibagi kedalam dua kelompok, high transience dan low transience. Eksplorasi mengenai kehidupan masyarakat high transience menghasilkan :

1. Benda : hubungan “manusia-benda” tidak awet dan masyarakatnya merupakan masyarakat pembuang. Bandingkan misalnya vulpen yang bertinta yang permanent dengan ball point yang dibuang setelah habis. 2. tempat : hubungan “manusia-tempat” menjadi lebih sering, lebih rapuh,

dan lebih sementara, jarak fisik semakin tidak berarti, masyarakat amat mobil dengan ‘nomad baru’. Secara kiasan tempat pun seolah-ilah cepat terpakai habis, tidak berbeda dengan minuman atau makanan dalam kaleng.

3. manusia, hubungan ‘manusia-manusia’ pun pada umumnya menjadi sangat sementara dan coraknya fungsional. Kontak antar manusia tidak menyagkut secara keseluruhan personalitas, melainkan bersifat dangkal dan terbatas’ secara kiasan terdapat ‘orang yang dapat dibuang’.

4. organisasi, organisasi ada kecenderungan menjadi superbirokrasi di masa depan. Manusia dapat kehilangan individualitasnya dan personalitasnya dalam mesin organisasi yang besar, namun hakekat sistemnya sendiri telah banyak mengalami perubahan. Hubungan ‘manusia-organisasi’ pun seolah-olah mengalir dan beraneka ragam, menjadi sementara, baik hubungan formalnya maupun informalnya.

5. ide, hubungan ‘manusia-ide’ bersifat sementara karena ide dan image timbul dan menghilang dengan lebih cepat. Gelombang demi gelombang ide menyusupi hampir segala bidang aktifitas manusia.

Counter play normative

Untuk itu semua diperlukan counter play yang bersifat normative bagi manusia. Tuhan, keadilan, dan perikemanusiaan, hendaklah mulai berfungsi dalam situasi manusia yang kongkret, artinya jelas, langsung dapat dilihat, menyangkut hal urgen, berpijak pada kenyataan. Demikian pula pandangan terhadap teknologi harus menekankan pada keserasian antara teknologi dengan kepentingan manusia dan integritas ekosistem. Hal ini dapat berlangsung dengan cara :

- memberikan banyak alternative pilihan teknologi

- adanya interaksi yang serasi antara manusia, mesin-mesin, dan biosfer agar ekosistem terpelihara.

- Teknologi harus baik secara termodinamis demi tercapainya keseimbangan energi, ekonomi, dan ekologi.

- Teknologi harus menopang hidup manusia, bukan sebaliknya.

IPTEK, Globalisasi dan Kemiskinan Wajah Mendua Teknologi

Ketika teknologi belum dikenal dalam alam budaya tradisional, orang hidup hanya kawatir akan resiko yang berasal dari alam (eksternal), seperti banjir, gempa bumi, tsunami, yang disebut sebagai resiko alamiah. Namun ketika teknologi menjadi bagian dari hidup manusia modern, ada resiko lain yang muncul, yaitu, bobolnya rekening bank, hilangnya file karena virus, kecelakaan mobil, pesawat, sampai meledaknya reactor nuklir. Giddens (1999) menyebutnya sebagai manufactured risk, yaitu resiko yang melekat pada teknologi.cxv Demikian kompleksnya resiko ini, hingga kadang nampak alamiah seperti pemanasan global yang kini diributkan, atau banjur dan tanah lonsor yang penyebabnya bukanlah bencana alamiah semata.

Ketika teknologi mendorong menggelindingnya roda globalisasi, roda itu melindas sisi-sisi yang lain. Satu sisi adalah manufactured risk, sisi lainnya adalah keterasingan (alienasi) yang semakin besar antara manusia dengan teknologi yang diciptakannya sendiri. artinya, walaupun bisa menggunakannya, kita tidak kemudian berarti paham bagaimana sebenarnya teknologi itu brkrtja dan apa dampak-dampaknya, baik langsung maupun tudak langsung, baik bagi penggunanya maupun orang lain, juga bagi lingkungan.

Pada 19 Mei 1994, Calgene Inc., satu perusahaan bioteknologi modern, diberi ijin oleh badan pengawas obat dan makanan AS (FDA) untuk memasarkan sayuran jenis baru bernama Falvr Savr. Flavr Savr adalah tomat yang sudah dimodifikasi secara genetic, sehingga menjadi lebih awet. Caranya dengan ‘membalik’ rengkaian rantai genetic sehingga tomat ‘diperintah’ untuk tetap awer. Sayangnya gen yang dibalik ini tidak stabil. Untuk menstabilkan, disisipkanlah satu gen bakteri. Itulah kenapa ia disebut ‘transgenik’ karena secara genetic, gen yang dipunyai sudah melintasu gen tumbuhan. Fakta adanya gen bakteri dalam tomat itu membuat tomat tidak bisa lagi sepenuhnya dikatakan ‘tumbuhan’, tetapi jelas pula bahwa ia bukan ‘hewan’ atau ‘bakteri.

Donna Haraway (1997)cxvi mencatat tangga 19 Mei itu sebagai hari yang akan mengubah perjalanan hidup ilmu pengetahuan dan masyarakat. Dia menempatkan tomat transgenic dalam satu deret bersama nilon dan plutonium yang terbukti sudah mengubah sejarah manusia dalam menggunakan bahan-bahan sisntetis. Sesudah pakaian (nilon) dan barang produksi (plutonium), kini pangan (tomat transgenic) yang disintetiskan.

Ada argument bahwa Bioteknologi mencakup budidaya selektif, hybrid, hingga tumbuhan dan organisme yang dimodifikasi secara genetic. Kelebihannya adalah bahwa prose situ memungkinkan produksi lebih tinggi, namun diharapkan tetap akarab dengan lingkungan, penggunaan m,inim pestisida, pupuk kimia, dan efek rumah kaca. Argument lainnya adalah penyelamatan keragaman hayati dan

percepatan proses evolusi tumbuhan lewat seleksi karakteristik gen yang baik dan dominant.

Tentu saja hal positif ini hanyalah separuh dari cerita karena ada hal lain yang tidak bisa diabaikan. Pertama, pertanian modern yang bersifat monokultural sangat rawan terhadap masalah lingkungan. Keanekaragaman hayati treancam hilang. Demikian juga dengan bahaya kerusakan dan pencemaran tanah, ait, dan udara. Ekosistem menjadi lebih rentan pada hama dan penyalut. Muncullan efek domino manufactured risk yang makin hari makin bertambah panjang proses genetisasi memang mencakup lokalisasi mutasi gen, tetapi tetap tak terelakkan proses perpindahan dan bahkan mutasi gen antar tumbuhan transgenic

Kedua, perkembangan bioteknologi ini sebagian besar didominasi oloeh perusahaan besar multinasional seperti halnya industri software. Perusahaan-perusahaan ini mendominasi pasar dan tentu busa dipahami jika mereka membangun visi global di industri pertanian dan pangan. Para pakar bioetika boleh saja terus mempertanyakan klaim alamiah vs non alamiah dari tumbuh-tumbuhan sejenis Flavr Savr dan bahkan binatang yang dikloning.

Bioteknologi pada ujungnya memang mengubah pertanian dari ‘proses produksi untuk konsumsi’ menjadi ‘produksi untuk perdagangan’. Untuk itulah dibutuhkan tomat dan sayuran lain yang awet, dibutuhkan ayam potong yang lebih besar, sapi perah yang menghasilkan susu lebih banyak, juga tanaman dan ternak yang lebih cepat menghasilkan panenan. Untuk tujuan-tujuan itulah Fukuyamacxvii

menyebut bahwa bioteknologi nampaknya lebih mengabdi kepada kepentingan dagang daripada sains.

Teknologi informasi.

Sosiolog ternama Anthony Giddenscxviii pernah berujar ‘……..teknologi komunikasi elektronik yang serba segera ini bukan sekedar alat untuk menyampaikan berita dan informasi secara cepat. Ia mengubah selueuh hidup kita sampai yang sekecil-kecilnya.’

Globalisasi serta perkembangan Iptek yang luar biasa telah membuat dunia serba terbuka. Namun hanya yang siap yang bisa meraih kesempatan. Singapura yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam misalnya, telah sejak lama memilih mengembangkan sumber daya manusia dan bidang jasa. Salah satunya lewat sistem pendidikan yang tidak hanya dwibahasa, tapi juga dwikultural sejak SD. Mereka sadar betul, dalam dunia datar dimana manusia sedemikian mudah bermigrasi yang diperlukan adalah manusia yang bisa mengelola, memimpin, sekaligus mudah beradaptasi dalam budaya berbeda.

Contoh lain adalah India yang sudah lama menguasai pangsa pasar sumberdaya di bidang teknologi informasi, dan Filipina dibidang akuntansi. Bandingkan dengan Indonesia yang sampai sekarang hanya mampu mengirim sumberdaya manusia tingkat pembantu dan buruh.

Disamping persiapan sumber daya manusia, Hollywood melalui film-film futuristiknya juga berulangkali menggambarkan kondisi masa depan dimana robotpun bisa berperasaan dan berpikiran independent. Demikian pula Michael Chricton yang terkenal dengan fiksi ilmiahnya, membuat novel berjudul Prey (2002) tentang sisi lain kemajuan teknologi nano. Kelalaian menjalankan prosedur operasional di laboratorium ternyata mengubah teknologi yang dipuja menjadi bencana.

Teknologi nano

Teknologi nano sebenarnya merujuk pada suatu materi yang berukuran -9 meter atau satu dibagi semiliar meter. Ibaratnya sehelai rambut ukuran materi nano dibayangkan sebagai rambut yang dibelah 50.000. dengan kemampuan manusia merekayasa materi sekecil itu tentu saja banyak sekali dampak perubahannya.

Tahun 2006-1008, misalnya dikembangkan superchip yang bila dipasang pada ban atau kulkas, sehingga ban yang kurang angin atau kulkas yang terlalu penuh akan memberi tanda. Kehadiran kawat nano juga membuat computer makin kecil, makin hemat energi, namun dengan kemampuan 10 – 100 kali lipat sekarang. Tahun 2013 -2019 teknik pengobatan akan berubah total d berkat teknologi nano dalam wujud biologi molekuler. Tahun 2030 berbagai penyakit bisa disembuhkan sehingga hidup manusi diasumsikan kian sejahtera.

Teknologi nano pula yang telah mempengaruhi empat ilmu pengetahuan dan teknologi yang disebut Joseph F Coates, John B Mahaffie, dan Andy Hines dalam bukunya 2025 : Scenarios of US and Global Society Reshaped by Science and Tecnology yang diterbitkan Oakhill Press (1996) sebagai kunci pendorong perubahan sampai 2025. keempatnya adalah teknologi informasi, material, genetika dan energi.

Ditengah gegap gempita perkembangan inilah bangsa Indonesia harus siap berkompetisi. Meski kondisinya terngah terpuruk saat ini, namun perjalanan sejarah menunjukkan masih ada jalan terang. Kamboja misalnya, tahun 1200 termasuk negara terkaya. Demikian juga Peru dan Meksiko yang sangat mencengangkan pada tahun 1500, atau Lebanon yang makmur pada tahun 1960-1n. sebaliknya Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura yang dulu miskin kini menjadi negara kaya yang mempengaruhi dunia. Mengapa?

Jawabannya pengelolaan sumber daya manusia. Kamboja, Peru, Meksiko, dan Lebanon mengabaikan sumber daya manusia, sedangkan Jepang, Amerika dan Singapura terus mengembangkannya.

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pula yang kini ditempuh Taiwan, Irlandia dan China. Begitu Taiwan berupaya menghapus buta sains dan membebaskan ujian masuk universitas, massa kritikal yang berpendidikan berkembang pesat. Irlandia dalam waktu kurang dari satu generasi berhasil menjadi negara kaya di Eropa. Caranya dengan menggratiskan sekolah menengah awal 1960-an sehingga anak-anak kelas bawah bisa mengakses pendidikan dan kemudian menggratiskan pendidikan tinggi sejak tahun 2996. Kini sembilan dari sepuluh perusahaan farmasi terbesar dunia memiliki pabrik disana, juga 16 dari 20 industri peralatan medis dan 7 dari 10 perusahaan piranti lunak.

China pada tahun 1980-an menyeleksi mahasiswa-mahasiswanya yang berbakat fisika. Mereka dikirim keluar negeri melalui program yang dipelopori oleh Tsung Dao Lee, peraih nobel Fisika dari China. Dalam waktu hamper 10 tahun sudah 915 mahasiswa dikirim untuk program doctor, lalu membangun sistem pendidikan dan riset begitu pulang ke negaranya. Disamping fisikan negara ini juga mengirim ribuan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu ke berbagai negara.

Dengan standar pengajaran yang masih buruk karena kurangnya pelatihan, rendahnya gaji guru, dan terutama rendahnya pemahaman untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Indonesia sebenarnya pantas bersyukur karena msih saja ditemukan manusia unggulan. Tim olimpiade fisika Indonesia misalnya, dalam kurun waktu 12 tahun telah mengirim 70 siswa yangberasal dari berbagai daerah. Dari jumlah itu sudah diperoleh 22 medali emas, 11 perak dan 34 perunggu.

Para pemenang olimpiade ini sekarang tersebar diberbagai perguruan tinggi terbaik dunia dan menunjukkan prestasi luar biasa. Ada yang PhD pada usia 23 tahun, lulus S1 pada usia 16 tahun, dan menjadi professor usia 25 tahun. Semua itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yng tinggi.

Sayang sekali potensi yang baik ini belum dieksplorasi dengan baik. Padahal, bila jumlah penduduk Indonesia diasumsikan 250 juta, akan ada 12,5 juta (5% dari populasi) yang memiliki IQ superior diatas 120. mereka ini berpotensi menjadi manajer atau professor. Selain itu seharusnya masih ada 250.000 (0,1%) yang ber-IQ diatas 150 sehingga berpotensi menjadi pemimpin besar sekaliber Abraham Lincohn dan Thomas Jefferson, serta 25.000 (0,01 %) yang ber-IQ diatas 160 sekelas Albert Einstein.

Masalahnya, bagaimana mencari dan mengasah mereka?

Yang pertama, perlu sistem seleksi yang ketat namun transparan dan terorganisasi baik sehingga anak-anak yang berbakat dapat diidentifikasi sedini mungkin. Pencarian anak berbakat juga bisa dilakukan dengan memperbanyak kegiatan lomba sain dan matematika. Mereka yang menang ditampung di pusat-pusat pelatihan khusus sehingga kemampuannya makin terasah.

Kedua, menyiapkan sekolah unggulan dengan guru-guru yang kompeten dan kurikulum yang mengoptimalkan kemampuan anak. Semua ini untuk mengarahkan mereka menjadi pemimpin di berbagi bidang. Ketiga, mengirim siswa-siswa unggul keluar negeri. Indonesia bisa mencontoh Kazakhtan yang tiap tahun mengirim 3000 siswanya keluar negeri. Merekalah yang 10-20 tahun lagi diharapkan membangun negaranya setelah pulang.

Keempat , memperbaiki kesejahteraan guru dan memberi kesempatan belajar seluas-luasnya sehingga bisa mendoromg anak-anak pintar memilih profesi guru. Di Taiwan misalnya, menjadi guru sangat diminati karena gaji guru yang bekerja hingga pukul 15.00 sama dengan insinyur yang bekerja hingga pukul 21.00.

Kelima menterjemahkan berbagai buku ilmiah popular, menyebarkan hingga ke pelosok, dan menjualnya dengan harga sangat murah. Karena hnya dengan buku yang baik para siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya.

Dalam dokumen Buku Isbd Baru (Halaman 130-135)